a te /20
p d 76
U K.
PM
11/03/20 4
Pengelompokan
Pengelompokan diagnosis
diagnosis dan
dan
prosedur
prosedur dikaitkan
dikaitkan biaya
biaya
perawatan
perawatan
ICD-10
ICD-9CM
14.500 8.500
Grouper
30
30 CMG
CMG (Casemix
(Casemix Main
Main Group)
Group)
1075
1075 kode
kode INA-CBG
INA-CBG
786
786 kode
kode rawat
rawat inap
inap
289
289 kode
kode rawat
rawat jalan
jalan
11/03/20 5
2. PROSES KODING DI RS
Proses Manajemen Klaim di RS
Rekam Medis
Pengecekan
Bagian
kelengkapan rekam
Rekam Medis
medis
1. Tim Audit
2. Tim Rekam
Medis Audit Tidak di audit :
1.LOS < 3 hari
2.Bayi lahir sehat
Koder Koding
Tim
Klaim Klaim
Proses Klaim Pasien JKN
BPJS
Proses verifikasi
Pembayaran
Klaim BPJS
Fungsi Verifikasi :
Alur INACBG di RSCM Deteksi dini salah
koding
Online (ehr)
25 15
Kode Kode
r r
Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan
Jika tidak terdapat diagnosis yang dapat ditegakkan pada akhir episode
komplikasi.
11/03/20 12
Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang
sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan pelayanan kesehatan
Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan
pelayanan tambahan sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi
yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
Contoh : 2
Diagnosis Utama : Letak lintang
Diagnosis Sekunder : Persalinan SC
Anemia
Spesialisasi : Obgyn
Dikode : Letak lintang (O32.2) sebagai diagnosis utama, Persalinan
SC (O82.9), Anemia (O99.0), dan Anemia (D64.9) sebagai diagnosis sekunder.
b. Pengkodean sistem dagger (†) dan asterisk
(*)
Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter
dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan
asterisk maka yang dikode sebagai diagnosis
utama adalah kode dagger, sedangkan kode
asterisk sebagai diagnosis sekunder.
Namun jika diagnosis sekunder yang ditegakkan
dokter dalam ICD 10 menggunakan kode dagger
dan asterisk, maka kode tersebut menjadi
diagnosis sekunder.
11/03/20 19
Contoh :
diagnosis sekunder
D63*, D77*, E35*, E90*, F00*, F02*, G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*,
G55*, G59*, G63*, G73*, G94*, G99*, H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*,
H45*, H48*, H58*, H62*, H67*, H75*, H82*, H94*, I32*, I39*, I41*, I43*, I52*, I68*, I79*, I98*, J17*,
J91*, J99*, K23*, K67*, K77*, K87*, K93*, L14*, L45*, L54*, L62*, L86*, L99*, M01*, M03*, M07*,
M09*, M14*, M36*, M49*, M63*, M68*, M73*, M82*, M90*, N08*, N16*, N22*, N29*, N33*, N37*, N51*, N74*, N77*,
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
c.Pengkodean dugaan kondisi, gejala, penemuan
abnormal, dan situasi tanpa penyakit
Jika pasien dalam episode rawat, koder
harus hati-hati dalam mengklasifikasikan
Diagnosis Utama pada Bab XVIII (Kode R) dan
XXI (Kode Z).
Jika diagnosis yang lebih spesifik belum
ditegakkan sampai akhir episode perawatan
atau tidak ada penyakit atau cedera pada
saat dirawat yang bisa dikode, maka kode
dari Bab XVIII dan XXI dapat digunakan
sebagai kode diagnosis utama (lihat juga
Rules MB3 dan MB5).
11/03/20 23
Contoh :
Diagnosis Utama : Dugaan neoplasma ganas serviks –
setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan didapatkan
hasil bukan neoplasma ganas serviks
Diagnosis Sekunder : -
Dikode observasi dugaan neoplasma ganas (Z03.1)
sebagai DU
11/03/20 24
d. Pengkodean kondisi multiple
Jika kondisi multiple dicatat di dalam
kategori berjudul “Multiple ...”, dan
tidak satu pun kondisi yang menonjol,
kode untuk kategori “Multiple ...”, harus
dipakai sebagai kode diagnosis utama, dan
setiap kondisi lain menjadi kode
diagnosis sekunder.
Pengkodean seperti ini digunakan terutama
pada kondisi yang berhubungan dengan
penyakit HIV, cedera dan sekuele.
11/03/20 25
Contoh :
Diagnosis Sekunder :
11/03/20 30
Contoh :
Diagnosis Utama : Dysphasia akibat infark otak lama Diagnosis
Sekunder : -
Dikode Dysphasia (R47.0) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of
cerebral infarction’ (I69.3) sebagai diagnosis sekunder.
Contoh :
11/03/20 32
h. Pengkodean kondisi pasca-prosedur dan komplikasinya
Pada Bab XIX (T80-T88) tersedia kategori untuk komplikasi yang berhubungan
dan lainnya.
kondisi tersendiri sehingga dikode seperti biasa, namun bisa diberi kode
Jika kondisi dan komplikasi ini dicatat sebagai Diagnosis Utama, perlu dilakukan
11/03/20 33
Contoh :
yang lalu.
Diagnosis Sekunder : -
utama.
Diagnosis Sekunder : -
11/03/20 34
Dikode Perdarahan akibat suatu prosedur (T81.0) sebagai diagnosis
RULE MB1- MB5
RULE MB1
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi
yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition)
Contoh : DU: Dyspepsi; DS: Appendicitis ; Px: Appendectomy
RULE MB2
Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
DU : Osteoporosis,Candida, bronchopneumonia, Rheumatism
DPJP : Sp Paru
RULE MB3
Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu
gejala (R) DU:Hematemesis, DS: Varices esopagus, DPJP : Sp PD
RULE MB4
• Spesialisitas
DU : DM tanpa terapi insulin DS: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.
RULE MB5
Alternatif diagnoses utama
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik
sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
DU : Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
J.1 : HIV (B20-B24)
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,
HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual
dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0)
Jika Ca. Primer sudah tidak ada lagi maka sbg D.U nya
40
Kode PERSALINAN (O80 – O84)
41
Pengkodean untuk persalinan :
Contoh :
DU : KPD
DS : Persalinan SC, Anemia
Maka di kode sbg DU : KPD (O42.1)
DS : SC (O82.9), Anemia (O99.0 dan D64.9),
Outcome Delivery (Z37.-)
OMIT CODE
Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet maka prosedur
tersebut adalah bagian dari kode prosedur lain yang berhubungan dan
tidak dikode.
Contoh :
# Craniotomy 01.24
- as operative approach – omit code
fetal 73.8
for decompression of fracture 02.02 reopening of
site 01.23
# Laparatomy NEC 54.19
as operative approach --omit code
# Laminectomy (decompression) (for exploration) 03.09
11/03/20
as operative approach --omit code 43
4. UP-DATE ICD 10 & 9 CM
Dx utama : Hepatitis viral acut
B98 di ICD
2008
belum ada
Up-date ICD 9CM
5. ATURAN KODING LAINNYA
1.Bayi Lahir dengan Kode P03.0 – P03.6 di
Klaim terpisah dengan ibunya.
2.Kontrol ulang RJ dengan diagnosis yg sama
gunakan kode “Z”
3.Terapi Berulang (Rehab Medik, Rehab
Psikososial, Radioterapi, Chemoterapi,
Hemodialisa) gunakan Kode “Z”
4.Pasien RJ dan mendapatkan khemo oral,
Kode utamanya Z51.1
5.Riwayat neoplasma ganas menggunakan kode
Z85.0 – Z85.9
6.karena riwayat keluarga dengan neoplasma
ganas menggunakan kode Z80.0 – Z80.9
11/03/20 52
7.Anemia dengan neoplasma dan perawatan
hanya untuk anemia, Maka Kode Utamanya : Ca
(C--) dan Anemia (D63.0) sbg sekunder
8.Penggunaan kode Z29.0 Isolasi
9.Pasien melahirkan di FKTP, dirujuk untuk
tubektomi interval di FKRTL maka dikode
Sterilization (Z30.2) sebagai diagnosis
utama.
10. Pasien Thalasemia Mayor kontrol ulang
diberikan obat kelasi besi maka diinputkan
sebagai rawat jalan dengan kode D56.1
sebagai diagnosis utama
11.Pemasangan infus pump hanya menggunakan
kode 99.18
12.Educational therapy menggunakan kode
11/03/20 53
Episode
1. Prosedure Rawat Inap Group-1
2. Prosedur Besar Rawat Jalan Group-2
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan Group-3
4. Rawat Inap Bukan Prosedur Group-4
5. Rawat Jalan Bukan Prosedur Group-5
6. Rawat Inap Kebidanan Group-6
7. Rawat Jalan kebidanan Group-7
8. Rawat Inap Neonatal Group-8
9. Rawat Jalan Neonatal Group-9
X. Error Group-10
• Sub-group ke-3 menunjukkan spesifik CBGs (kode
CBGs)
Pasal 1
Ayat (2)
Contoh Kasus
2. Kelas 2 naik ke VIP
Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000
Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000
Total iur pasien = Rp. 9.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (3)
Contoh Kasus
3. Kelas 3 naik ke VIP Non PBI
Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000
Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000
Tarif INA-cbg kelas 3 = 6.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA-
CBG sebesar = Rp. 7.500.000
Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000
Selisih Tarif Kelas 2 dan 3 = Rp. 2.000.000
Total iur pasien = Rp. 11.500.000
Contoh Kasus
4. Kelas 1 naik ke VIP
Tarif INA-CBG Kelas I = 10.000.000
Biaya RS = 7.500.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Poli Ekskutif
Pasal 1
Ayat (1)
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (6)
Terima kasih