Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN DAN FUNGSI AKAL DAN

WAHYU DALAM MEMAHAMI ISLAM



Kelompok 2
-Vinoza Amri Dhaisy (F100180100)
-Nur Amalia Fino (F100180110)
AKAL

Qalbu :
Daya pikir :
menangkap
menjangkau
makna-makna
wilayah fisik dan
yang bersifat
masalah-masalah
metafisik dan
yang relative.
mutlak.
KEDUDUKAN DAN
FUNGSI AKAL
1. Alat untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran
yang terkandung dalam al-Quran dan as-Sunnah,dimana
keduanya adalah sumber utama ajaran Islam.
2. Potensi dan modal manusia untuk mengetahui maksud
dari pengertian al-Qur’an dan as-Sunnah.
3. Alat menangkap pesan dan semangat al-Qur’an dan as-
Sunnah untuk dijadikan acuan mengatasi persoalan umat
dalam ijtihad.
4. Menjabarkan pesan-pesan al-Qur’an dan as-Sunnah
dalam kaitan manusia sebagai khalifah Allah,untuk
mengelola dan memakmurkan bumi.
SIFAT NILAI KEBENARAN
AKAL

Relatif
Partikular
Tentatif
Ittiba’ adalah mengikuti pendapat
orang lain dengan mengetahui dalil
dan argumentasinya
WAHYU

Tidak Langsung (As-


Langsung (Al-Qur’an)
Sunnah)
yaitu firman Allah yang
yaitu firman Allah yang
disampaikan kepada
disampaikan kepada
Rasulullah secara lafdzi
Rasulullah secara
maknawi atau irsyadi

Kedudukan sama
Keakuratan berbeda
Keakuratannya dipengaruhi oleh proses
pembukuan dan pembakuan.

Al-Quran langsung ditulis dan dibukukan


pada masa pemerintahan Abu Bakar.

Al-Hadis atau As-Sunnah ditulis dan


dibukukan pada masa Khalifah Umar bin
Abdul Aziz.
FUNGSI DAN
KEDUDUKAN WAHYU

1. Sebagai dasar dan sumber pokok ajaran


Islam
2. Sebagai landasan etik. Jadi dalam
memahami wahyu melalui akal harus
selalu sesuai dengan prinsip etik yang
diajarkan oleh wahyu.
SIFAT NILAI KEBENARAN
WAHYU

 Mutlak dan Mengikat


 Universal
 Lestari
‫الم‬

Al-Kitab itu (al-Qur’an) tidak ada keraguan di


dalamnya. Dialah petunjuk bagi orang-orang
yang Muttaqin (Q.S. al-Baqarah /2:1-2)

َ ‫ِّك ۖ َفاَل َت ُكو َننَّ ِم َن ْال ُم ْم َت ِر‬


‫ين‬ َ ‫ْال َح ُّق ِمنْ َرب‬

Kebenaran itu dari tuhanmu,maka janganlah


kalian meragukannya (Q.S. al-Baqarah/2:147)
Islam mengajarkan untuk
memahami dan mengamalkan Dinul
Islam dengan rujukan yang jelas,
dengan cara ijtihad atau minimal
ittiba dan mengharamkan taqlid.
o Ijtihad: mencurahkan segala kemampuan akal
untuk memahami wahyu dengan bimbingan niat
ibadah dan ikhlas lillahi ta’ala dan didukung
dengan perngkat dan persyaratan yang
memadai.

o Ittiba: mengikuti hasil pemikiran atau pendapat


orang lain dengan berusaha kritis dan memahami
dasar dalilnya.

o Taqlid: mengikuti pendapat (hasil) pemikiran


orang lain secara membabi buta.
TINDAKAN YANG TEPAT
SEBAGAI MUSLIM
Memahami dan meyakini kebenaran yang
mutlak sebagai mutlak dan yang relative
sebagai relatif. Dan hal tersebut dapat
dicapai dengan ijtihad dan ittiba.
Manusia diciptakan Allah SWT dengan
tujuan menjadi hamba dan khalifah Allah
SWT ,dan dengan tujuan tersebut
manusia dibekali akal dan wahyu.

Anda mungkin juga menyukai