Anda di halaman 1dari 27

BLO K 1.

I LM U KE DOKTERAN GI GI TE RPADU
I II .M O DU L 2. ORAL IMUNOLOGI
P R E SEN T E D BY D KK 3
DIS USUN OLEH K ELOM POK 3 :
1.    YOGA DARMA UTAMA                              
 20180710044
2.    JAUHAROTUN NISA' ARDANINGTYAS 
       20180710002
3.    THIO JESSLYN ANGELINA RAKSHITA      
 20180710020
4.    ADELINE NOVELLA HAMBALIE                  
 20180710031
5.    SAGITA DYAH PUSPITASARI                    
 20180710035
6.    ZULFA KURNIAWAN ABDILLAH                  
 20180710014
7.    NINDITA DIARESTI SURYANI                      
20180710060
PE M I CU 1
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang
ke RSGM dengan keluhan rasa gatal dan
panas pada mulutnya sejak 1 bulan
yanglaluterutama setelah makan-makanan
panas dan pedas. Anamnesis pasien
merupakan perokok aktif sejak 20 tahun
lalu. Pemeriksaan intraoral tampak adanya
plak putih tebal pada komisura dalam
memanjang hingga mukosa bukal regio 6
kanan dan kiri ,tidak dapat dikerok,tepi
kemerahan. Dokter gigi melakukan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis.
TERMINOLOGI ISTILAH
1 Anamnesis : Kegatan komunikasi antara dokter
dengan pasien yang bertujuan untuk mendapat RU M U S AN
informasi sebanyak-banyaknya mengenai penyakit
yang diderita pasien sehingga dokter dapat IDE NTIFIKASI MAS pasien
1.    Mengapa AL AHmengeluh
mengarahkan diagnosis penyakit.
2 Perokok Aktif : Orang yang mengkonsumsi rokok
secara rutin dengan sekecil apapun walau hanya 1
M AS AL AH I terdapat rasa panas dan gatal
pada mulutnya sejak 1 bulan
batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap 1.   Pasien laki-laki berusia 34 tahun
rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar datang ke RSGM dengan keluhan rasa yang lalu terutama setelah
coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk ke
gatal dan panas pada mulutnya sejak makan-makanan panas dan
paru-paru.
1 bulan yang laluterutama setelah
pedas?2.    Apa hubungan
3 Pemeriksaan Intra Oral : Pemeriksaan yang makan-makanan panas dan pedas.
dilakukan di dalam mulut baik pada jaringan lunak 2. Anamnesis pasien merupakan antara kebiasaan merokok
atau keras dengan menggunakan bantuan perokok aktif sejak 20 tahun lalu. psien dengan penyakit yang
instrument.
3.   Pemeriksaan intraoral tampak
4 Komisura : Pertemuan atara bibir atas dan bawah diderita pasien?3.    Mengapa
di sudut mulut. adanya plak putih tebal pada komisura
5 Mukosa Bukal : Lapisan dalam pipi dan dasar dalam memanjang hingga mukosa timbul plak putih tebal pada
mulut bagian dari lapisan mukosa. bukal regio 6 kanan dan kiri ,tidak komisura dalam memanjang
6 Tidak Dapat Dikerok : Tidak dapat dihilangkan dari dapat dikerokdan tepi kemerahan.
dasarnya. hingga mukosa bukal regio 6
4.   Dokter gigi melakukan
7 Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan yang
dilakukan oleh ahli medis atau dokter untuk pemeriksaan penunjang yang kanan dan kiri ,tidak dapat
menentukan diagnosis penyakit.8 Diagnosis diperlukan untuk menegakkan dikerokdan tepi kemerahan?
Penentuan jenis penyakit berdasarkan anamnesis, diagnosis.
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. 4.    Apa saja pemeriksaan
8. Diagnosis : Penentuan jenis penyakit berdasarkan penunjang yang diberikan?
anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang.
Hipotesis I
1.    Rasa panas dan gatal yang timbul setelah makan-makanan panas dan
pedas disebabkan oleh karena adanya jamur dan diperparah dengan
kebiasaan merokok pasien.
2.    Hubungan antara kebiassaan merokok dengan penyakit pasien yaitu
merokok dapat menyebabkan produksi saliva menurun dan imun didalam
rongga mulut juga menurun sehingga Candida mudah tumbuh dan
berinvasi.
3.    Timbulnya plak putih tebal pada komisura dalam memanjang hingga
mukosa bukal regio 6 kanan dan kiri ,tidak dapat dikerokdantepi
kemerahankarena adanya perubahan pada sel epitel rongga mulut
sehingga Candida invasi ke dalam epitel.
4.    Pemeriksaan penunjang yang digunakan yaitu biopsi.
PEMICU I I
Hasil pemeriksaan biopsy dengan
pengecatan PAS menunjukkan
adanya hyphae dari candida.
Dokter gigi mendiagnosis pasien
menderita oral candida
leukoplakia atau chronic
hyperplastic candidiasis dan
melakukan KIE (Komunikasi
Informasi Edukasi) kepada pasien,
memberikan resep obat
antijamur, meminta kontrol
T ER MI NOLOGI I ST I L AH
II
• Pemeriksaan Biopsi : Pengambilan jaringan tubuh untuk mendeteksi adanya penyakit atau
mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ.
• Pengecatan PAS : Teknik pewarnaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan
mukopolisakarida netral pada suatu jaringan dan akan memberikan warna magenta.
• Hyphae : Struktur fungi berbentuk seperti tabung yang terbentuk dari pertumbuhan spora
atau konidia.
• Candida : Genus ragi dan merupakan penyebab paling umum infeksi jamur di seluruh dunia.
• Oral Candida Leukoplakia : Bercak putih atau plak yang meerkat pada rongga mulut, tidak
dapat dikerok yang merupakan reaksi protektif terhadap iritasi kronis seperti tembakau.
• KIE : Komunikasi, informasi dan edukasi.
• Resep Obat Antijamur : Daftar senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh jamur.
• Terapi : Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit.
RU MU S AN
IDE NTIF IKASI MAS AL AH II H IP OTE SIS II
MA S AL A H II 1.    Apa yang dimaksud 1.    Maksud dari hasil pemeriksaan biopsy
1. Hasil pemeriksaan biopsy dengan hasil pemeriksaan dengan pengecatan PAS menunjukkan
adanya hyphae dari candida menunjukkan
dengan pengecatan PAS biopsy dengan pengecatan adanya keterlibatan jamur Candida pada
menunjukkan adanya PAS menunjukkan adanya penyakit pasien.
hyphae dari candida.  2.    Dokter gigi mendiagnosis pasien
hyphae dari candida?
menderita oral candida leukoplakia atau
2.    Dokter gigi 2.    Mengapa dokter gigi chronic hyperplastic candidiasis karena
mendiagnosis pasien mendiagnosis pasien berdasarkan anamnesis, pemeriksaan intra
oral dan hasil biopsy menunjukkan tanda
menderita oral candida menderita oral candida
dari Oral Candida Leukoplakia.
leukoplakia atau chronic leukoplakia atau chronic 3.    KIE yang diberikan yaitu menjelaskan
hyperplastic candidiasis. hyperplastic candidiasis? kepada pasien mengenai penyakit yang
diderita, penyebab, rencana perawatan
3.    Dokter gigi memberikan 3.    Bagaimana KIE yang dan hal-hal yang harus dihindari.
KIE. diberikan? 4.    Obat antijamur yang diberikan yaitu
4.    Dokter gigi memberikan obat antijamur topical.
4.    Apa obat antijamur yang
5.    Dokter gigi meminta pasien kontrol
resep obat antijamur. diberikan? kembali setalah 2 minggu terapi untuk
5.    Dokter gigi meminta 5.    Mengapa dokter gigi melihat perkembangan dari efek terapi
yang diberikan dokter kepada pasien.
pasien untuk kontrol kembali meminta pasien untuk
setelah 2 minggu terapi. kontrol kembali setelah 2
Learning Issue
1. Rokok 5. Oral Candida Leukoplakia
a. Kerusakan epitel karena rokok a. Definisi
Peta Konsep

2. Turunnya saliva dan komponen b. Etiologi


imun rongga mulut c. Pathogenesis
a. Saliva d. Manifestasi klinis
b. Komponen imun rongga mulut 6. Terapi antijamur
c. Hubungan rokok dengan saliva e. Macam obat pada
dan komponen imun rongga kasus
mulut f. Menulis resep
3. Jelaskan mengenai Candidiasis 7. KIE pada kasus
a. Definisi dan etiologi 8. kontrol
b. Klasifikasi Candidiasis  

4. Jelaskan pemeriksaan penunjang


infeksi jamur
a. Macam pemeriksaan
penunjang infeksi jamur secara
umum
b. Pemeriksaan penunjang infeksi
jamur pada kasus
JABARAN LEARNING ISSUE
• R OKOK
a.) kerusakan epitel karena rokok
Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran
tembakau menyebabkan perubahan vaskularisasi
dan sekresi kelenjar saliva, hipertropi papilla
filiformis dan  penebalan menyeluruh pada
jaringan epitel rongga mulut hingga dapat
menimbulkan bercak putih keratotic yang
menandai leukoplakia dan kanker mulut (Kusuma,
2019). Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari
asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel
mukosa sehingga aktivitasnya meningkat. Gejala
ini baru terlihat bila aktivitas seluler bertambah
dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada
mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi)
dan pada dasar mulut.
2. Turunnya saliva dan komponen imun rongga
mulut
B. KOM PONE N IMU N
A. S AL IVA
RONGGA M U LU T
Saliva merupakan cairan sekresi eksokrin
Kelenjar saliva yang mengandung sel
di dalam mulut yang berkontak dengan
plasma dan limfosit, terdiri atas 6 kelenjar
mukosa dan gigi, terutama berasal dari 3
saliva utama dan beberapa kelenjar saliva
pasang kelenjar saliva mayor dan kelenjar
kecil yang tersebar di bawah mukosa
saliva minor pada mukosa oral. Saliva
mulut. Kelenjar saliva ini memproduksi IgA
dihasilkan oleh kelenjar saliva, terdapat 2
yang akan disekresikan ke dalam rongga
macam kelenjar saliva yaitu kelenjar saliva
mulut dalam bentuk sIgA. Pada jaringaan
mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor gusi ditemukan berbagai komponen selular
terletak diluar rongga mulut dihubungkan dan humoral, seperti PMN neutrofil,
dengan suatu sistem saluran (duktus) makrofag, limfosit dan
sehingga sekresi kelenjar memasuki sel  plasma yang penting dalam respon imu
rongga mulut. Saliva diproduksi oleh n terhadap plak bacterial. Pada daerah sub
setiap pasang kelenjar saliva mayor yang mukosa jugaa tersebar sel limfoid yang
masing-masing memiliki perbedaan dalam akan berproliferasi bila barier
jumlah dan komposisi saliva yang pertahanan  pertama pada permukaan
dihasilkan (Kasuma, 2015). mukosa dapat ditembus antigen (Kasuma,
C. Hubungan rokok dengan saliva dan komponen
imun rongga mulut

• Asap yang dihasilkan dari hisapan rokok dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah pada gusi.
Perubahan aliran darah akan mengakibatkan penurunan air ludah (saliva) yang berada didalam
rongga mulut. Ketika saliva mengalami penurunan otomatis mulut cenderung kering. Saliva
merupakan pelindung alamiah rongga mulut. Jika saliva mengalami penurunan fungsi
perlindungannya, maka bakteri akan berkembang biak dengan cepat.
• Asap rokok menurunkan aktivitas PMN leukosit hingga kadar 50% dengan adanya system pertahanan
ini pergerakan PMN leukosit lebih banyak ke rongga mulut (Sumerti,2016).
• Merokok juga menyebabkan penurunan antibody dalam saliva yang berguna untuk menetralisir
bakteri dalam rongga mulut sehingga terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh.
• Penurunan potensial reduksi-oksidasi (Eh) pada region gingiva dan rongga mulut berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah bakteri anaerob dalam rongga mulut.
• Perubahan vaskularisasi, dilatasi pembuluh darah kapiler, infiltrasi agen-agen inflamasi dan diikuti
dengan bertambahnya jumlah limfosit dan makrofag (Kusuma ARP).
3. Mengenai Candidiasis
A. D EFI NIS I
- Kandidiasis merupakan sekelompok infeksi yang disebabkan
oleh Candida albicans ataupun spesies lain dari genus kandida.
Organisme ini khususnya menginfeksi kulit, kuku, membran
mukosa, dan traktus gastrointestinal, tetapi organisme ini juga
dapat menyebabkan penyakit sistemik (Janik, et al., 2008).

Etiologi
Penyebab kandidiasis adalah infeksi oleh genus kandida, yang
merupakan kelompok heterogen dan jumlahnya sekitar 150
spesies jamur (ragi).Candida albicans adalah jamur dismorfik
yang bertanggung jawab pada 70-80% dari seluruh infeksi
kandida, ehingga Candida albicans merupakan penyebab
tersering dari infeksi kandida yang superfisial dan sistemik
(Klenk, et al., 2008).
KA N D I DI A SIS E R I T E M AT O S A
B. Klasifikasi Candidiasis penderita kandidiasis eritematosa tidak ditemui
adanya plak-plak putih. Tampilan klinis yang terlihat
pada kandidiasis ini yaitu daerah yang eritema atau
kemerahan dengan adanya sedikit perdarahan di
KAN D IDI AS I S daerah sekitar dasar lesi.
PS EU D OM E M B RA N OS A KA NDI DIA SI S Kandidiasis eritematosa dapat diklasifikasikan

Kandidiasis pseudomembranosa secara umum


HI PER PL ASTI K dalam 3 tipe, yaitu :
Tipe 1 : inflamasi sederhana terlokalisir atau
diketahui sebagai thrush, yang merupakan Kandidiasis hiperplastik dikenal juga
dengan leukoplakia kandida. pinpoint hiperemia.
bentuk yang sering terdapat pada
Kandidiasis hiperplastik ditandai Tipe 2 : eritematosa atau tipe sederhana yang
neonatus.Kandidiasis pseudomembran
dengan adanya plak putih yang tidak umum eritema lebih tersebar meliputi sebagian
memiliki presentasi dengan plak putih yang
dapat deibersihkan. Lesi harus atau seluruh mukosa yang tertutup gigi tiruan.
multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih
disembuhkan dengan terapi Tipe 3 : tipe granular (inflamasi papila hiperplasia)
tersebut merupakan kumpulan dari hifa. umumnya meliputi bagian tengah palatum durum
antifungal secara rutin
Mukosa dapat terlihat eritema. Ketika gejala- dan alveolar ridge.
gejala ringan pada jenis kandidiasis ini pasien
akan mengeluhkan adanya sensasi seperti
tersengat ringan atau kegagalan dalam KEILIT IS A DA PU N LES I
pengecapan..
KANDIDIASIS AT ROP IK Keilitis AN GU
angular L A Rdengan
ditandai TA M BA H A N
pecahpecah, mengelupas - Sitologi
Kandidiasis atropik ditandai dengan adanya
kemerahan difus, sering dengan mukosa yang
maupun ulserasi yang mengenai eksfoliatif -
relatif kering. Area kemerahan biasanya bagian sudut mulut. Gejala ini
kultur
terdapat pada mukosa yang berada dibawah biasanya disertai dengan
-Biopsi jaringan
pemakaian seperti gigi palsu. Hampir 26% kombinasi dari bentuk infeksi
(Hakim dan
pasien dengan gigi palsu terdapat kandidiasis kandidiasis lainnya, seperti tipe
Ramadhian.
erimatosa.
4. Pemeriksaan penunjang infeksi jamur
A. Secar
a 2)    PEMERIKSAAN KULTUR
umum ME D IA KULTU R YAN G D IPAKAI U NTU K B IA KAN  C .
A LB IC A NS A DA L AH  S ABO URAU D D E XTRO SE AGAR/ SDA D E N GAN
ATA U TAN PA ANTIB IO TIK. PE ME RIKS A AN KU LTU R D IL A KU KA N
1)    PEMERIKSAAN LANGSUNG D EN GAN MEN GAMBIL S A MPEL C A IRAN ATAU KE ROKA N S AMPE L
PA DA T EMPAT IN FE KSI, KE MUD IA N D IPE RIKS A SE C ARA
- D E NGA N L ARU TAN KOH B E RTU RU TAN ME NGG UN AKA NS ABOU RAU D ’S D E XT RO SE
PE ME RIKS A AN L AN GSUN G D E NGAN L ARU TAN B RO THKE MU D IAN  S ABOU RAU D ’S D E XT RO SE AGA R PL ATE .
KO H DA PAT BE RHA SIL BIL A JU ML AH JAMU R S A BO U RA U D ’S D EXT ROS E BROT H/ SD B BE RGU NA U NTU K
C U KUP BA NYAK . K EU N T U NGAN PE ME RIKS A A N ME MB E DA KAN  C . AL BIC ANSD E N GAN SPE SIE S JA MU R L AIN
INI DA PAT D IL AKUKAN D E NG AN C ARA SE PE RTI C RYPTO C OC C U S, HASE NU L A ,
SE D E RHAN A, DA N T E RLIH AT HU BU NG AN MAL A E SEZ ZIA.PE MBU ATAN SD B DA PAT D IT E MPAT DA L AM
A NTARA JU ML AH DAN BE NT U K JAMU R D E N GAN TA BU NG ATAU PL ATE DAN D IINKU B ASI PA DA SU HU 37°C
RE AK SI JARING AN. PE ME RIK S A AN L A NGSU NG SEL AMA 24-48 JAM, SE T E L AH 3 H ARI TAMPA K KO LO NI C .
H ARU S SE GERA D IL AKU KAN SE T E L A H B AH AN AL BIC AN SSE B ES AR KE PAL A JARU M PEN TU L, 1-2 H ARI
KLINIS D IPERO LE H SE B AB  C . KEMU D IAN KOLONI DAPAT D IL IH AT D EN GAN JEL AS. KOLON I C .
A LB IC A NSBE RKE MBA NG C E PAT DAL A M SU H U AL B IC AN S BE RWARNA PU TIH KE KU N IN GAN, ME NIMB U L D I ATAS
KA MA R SE H INGG A DA PAT MEMBE RIKAN PE RMU KA AN ME D IA, ME MPU NYA I PERMU KA AN YA NG PA DA
GA MB ARAN YANG T IDAK SESU A I D EN GAN PE RMUL A AN HA LU S DA N LIC IN DAN DA PAT AGAK KE RIPUT
KEA DA AN KL INIS. D E NGAN B AU RAGI YANG KH AS. PE RT UMB UH A N PA DA SD B
- PE WARNA A N GRA M BA RU DA PAT D IL IHAT SE TE L AH 4-6 MIN GGU , SEB E LU M
PE ME RIKS A AN L AN GSUN G D EN GAN D IL A PO RKAN SE BAGAI HASIL NE GATIF. JA MUR D IMU RNIKAN
PE WARNA A N GRA M SE D IKIT ME MBU TU H KAN D E NGAN ME NGA MB IL KO LO NI YAN G TE RPIS A H, KE MU D IA N
WA KT U D IB AND INGKA N PE ME RIKS A A N D E N GAN D ITAN AM SE U JUN G JA RU M B IA KA N PA DA ME D IA YA NG B ARU
KO H. PE ME RIKS A AN INI DAPAT ME L IHAT U NTU K SE L A NJU TN YA D IL AKU KAN ID EN TIFIKA SI JAMU R.
JA MU R  C . AL BIC ANSB E RDAS A RKAN
MORFO LOGINYA , T E TA PI T IDA K DA PAT
ME NGID E NT IFIKASI SPE SIE SNYA.
4 ) P EM ER I KS A AN
AKTI VI TAS FOS FOLI PA SE

Pemeriksaan ini mengukur


enzim hidrolitik yang
3) P E MER I K S A AN disekresi pada infeksi yang
DENG AN UJ I disebabkan oleh C.albicans,
BI OKI MI AWI
Carbohydrate assimilation testYaitu dan juga dapat diukur E NVIRONME NTAL
mengukur kekuatan yeast dalam
memaksimalkan karbohidrat
aktivitasnya adalah IMPACT
proteinase. Kedua enzim ini
tertentu sebagai bahan dasar Start with an outline of
karbon dalam oksigen. Hasil reaksi menyebabkan destruksi
topics and identify
positif mengindikasikan adanya membran ekstraseluler dan
highlights, which can be
pertumbuhan/ perubahan pH yang berperan pada proses
terjadi pada media yang diuji applied to whatever subject
infeksi C. albicansketika
dengan memanfaatkan gula you plan on discussing.
sebagai bahan dasar. Pemeriksaan terjadi invasi melalui mukosa
ini membutuhkan waktu inkubasi membran sel epitel. Sampel
selama 10 hari pada suhu 37ºC. yang dipakai pada
Hasil produksi berupa gas
pemeriksaan ini adalah
dibandingkan pH standar
merupakan indikasi adanya proses strain C.albicansdari isolat
fermentasi yang sudah diketahui,
3 ) P EM ER I KS A A N DE N GAN U J I
B I OKI M I AW I
Carbohydrate assimilation testYaitu mengukur kekuatan
4 ) PE M ER I KS A A N A KTI V I TAS FOSFO LI PA SE
yeast dalam memaksimalkan karbohidrat tertentu sebagai Pemeriksaan ini mengukur enzim hidrolitik yang
bahan dasar karbon dalam oksigen. Hasil reaksi positif disekresi pada infeksi yang disebabkan oleh C.albicans,
mengindikasikan adanya pertumbuhan/ perubahan pH yang dan juga dapat diukur aktivitasnya adalah proteinase.
terjadi pada media yang diuji dengan memanfaatkan gula
Kedua enzim ini menyebabkan destruksi membran
sebagai bahan dasar. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu
ekstraseluler dan berperan pada proses infeksi C.
inkubasi selama 10 hari pada suhu 37ºC. Hasil produksi
albicansketika terjadi invasi melalui mukosa membran
berupa gas dibandingkan pH standar merupakan indikasi
sel epitel. Sampel yang dipakai pada pemeriksaan ini
adanya proses fermentasi
adalah strain C.albicansdari isolat yang sudah
diketahui, kemudian ditanam pada media agar yang
mengandung SDA.

5) P EM ER I KS A A N SER OLOGI DAN


B I OLOGI MOLEKULER
Pemeriksaan serologi terhadap Candida albicans dapat
6) PEM ER I KS A A N P EN UN JAN G
menggunakan metode imunofluoresen/fluorecent
antibody testyang sudah banyak tersedia dalam - Sitologi ekspoliatif : pengambilan
bentuk rapid test. Hasil pemeriksaan harus sejalan
jaringan dengan teknik
dengan keadaan klinis penderita, ini disebabkan karena
tingginya kolonisasi. Pemeriksaan dengan metode scraping/dikerok.
serologis sangat berguna untuk kandidiasis -Biopsi jaringan : pengambilan
sistemik.Pemeriksaan biologi molekuler
jaringan dengan teknik biopsi atau
untuk C.albicansdilakukan dengan polymerase chain
reaction/PCR, restriction fragment length pengambilan saat operasi dilakukan
polymorphism/RFLP, peptide nucleic acid fluorescence in (Mutiawati, 2016)..
B. Pada
Kasus

Pada kasus ini kita menggunakan pemeriksaan penunjang biopsy


atau histopatologi. Biopsi khusus dilakukan untuk pemeriksaan
penyakit jamur golongan mikosis dalam. Dengan pewarnaan
khusus dari suatu jaringan biopsi, dapat dicari elemen jamur
dalam jaringan tersebut. Pewarnaan khusus seperti pewarnaan
Gram, HE, dan PAS dapat mewarnai elemen jamur dalam
jaringan sehingga tampak lebih jelas. Selain itu, pemeriksaan
histopatologi sangat penting untuk melihat reaksi jaringan akibat
infeksi jamur (Mutiawati, 2016).
5. Oral Candida Leukoplakia

A. DE F INISI B. E TIOLOG I C. PATOGE NE SIS


Oral Candida Leukoplakia Ketika sel jaringan epitel mukosa rongga
Penyebab utama
mulut terpapar karsinogen, maka sel akan
adalah infeksi Candida yang Candidiasis leukoplakia berusaha untuk beradaptasi. Sel akan
ditandai dengan plak putih adalah infeksi dari jamur berproliferasi, menyempitkan kapasitas
tidak dapat dibersihkan atau Candida albicans yang sitosoliknya dan emnggabungkan beban
merupakan lesi putih berupa organel-organelnya dalam adaptasi
dipengaruhi oleh faktor
bercak atau plak pada tersebut.Dalam kaitannya dengan epitel
intrinsic maupun faktor
mukosa mulut. Secara rongga mulut, adaptasi ini dilakukan dengan
ekstrinsik. Faktor yang memperbesar ruang progenitor
histopatologi, leukoplakia
tampak sebagai bercak putih
paling sering (hyperplasia). Hyperplasia ini menjadi tanda
dihubungkan yaitu yang paling awal muncul. Ketika iritan
pada mukosa dengan epitel
bertahan lebih lama, epitel akan
mengalami hyperkeratosis merokok, konsumsi
menunjukkan bentuk degenerasi seluler
dengan dasar yang terdiri alcohol, iritasi kronis, sehingga mengalami atrofi. Ketika fase
dari sel spinosum (Hakim kekurangan vitamin, adaptasi dan kerusakan sel reversible
dan Ramadhian, 2015 ; gangguan endokrin serta selesai, sel akan memasuki tahapan
Prasetya, 2018). kerusakan yang irreversible, yang berupa
serangan virus (Hakim
terjadinya apoptosis atau transformasi
dan Ramadhian, 2015). malignan. Sebagai respon adaptasi, terjadi
D . MANIFESTASI K LINI S
Leukoplakia ditandai dengan adanya plak 2. Leukoplakia non homogen    
- Lesi putih disertai merah (eritroplakia).   
putih dan tidak bisa dikerok dan sering
-  Permukaan lesi irregular, bisa rata, noduler atau
ditemukan pada daerah alveolar, mukosa exophytic.   
lingual, labia, palatum, daerah dasar cavum -  Disertai dengan keluhan ringan berupa
oris, gingiva, mukosa lipatan bukal serta ketidaknyamanan atau nyeri terlokalisir.
mandibular alveolar ridge.Terdapat beberapa
3. Proliferative verrucous leukoplakia   
tipe klinis leukoplakia antara lain : - Permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna
putih tapi tidak mengkilap.  
• Leukoplakia homogen   -   Tipe leukoplakia agresif, hamper selalu
berkembang menjadi malignansi.   
- dapat menjadi semakin luas dan
-  Ditandai dengan manifestasi multifocal dan
menebal.     menyebar luas (Prassetya, 2015).
- Berupa lesi putih datar dan tipis.   
- Dapat terlihat sebagai retakan yang dangkal
dengan permukaan yang halus atau berkerut.
 
- Teksturnya konsisten.    
6. Terapi Anti Jamur
A.     M AC A M O BAT PA DA KA SU S
Adapun manajemen terapi yang dilakukan pada kandidiasis oral adalah dengan
pengobatan secara topikal. Setelah dilakukan pengobatan topikal maka dilanjutkan
pengobatan selama dua minggu setelah terjadinya resolusi pada lesi. Ketika terapi
topikal mengalami kegagalan maka dilanjutkannya terapi sistemik karena gagalnya
respon obat adalah merupakan pertanda adanya penyakit sistemik yang mendasari.
Follow up setelah 3 sampai 7 hari pengobatan untuk mengecek efek dari obat-
obatan. 

Adapun tujuan utama dari pengobatan adalah  


• Untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang berkontribusi.
• Untuk mencegah penyebaran sistemik. vUntuk mengurangi kekurangnyamanan
yang terjadi.
• Untuk mengurangi perkembangbiakan kandida. Pengobatan pada kandidiasis
terdiri atas lini pertama dan pengobatan lini kedua.
PENGOBATAN KANDIDIASIS ORAL ADAPUN PENGOBATAN KANDIDIASIS
LINI PERTAMAYAITU : LINI KEDUAYAITU :
NI S TAT I N K E T OKON AZO L
NI STATI N ME R U PA KA N O BAT LI NI P E RTA MA K E T OKON A ZOL ME M B LOK SIN TE SIS E R GOST E RO L
PA DA KA ND I D I A SI S ORA L YA NG TE R DA PAT PA DA M E M B RA N S E L FU N GAL DAN D ISE RAP DARI
DA L A M BE NT UK TOP I KA L. O BAT N I STATI N G A S T R O IN T E S TI N AL DAN D IM E TABO LIS M E D I
T E RSE D I A DA L A M I NO KU L A SI BE NT UK K R I M H E PA R. D O S I S YA N G D IAN J URKAN ADAL AH 2 00-
DA N SU SP E NSI O RA L. TI DA K TE R DA PAT 400 M G TA B L E T YAN G D IB E RIKAN S AKALI ATAU
INT E RA K SI O BAT DA N E F E K S A MP I NG YA NG D UA KAL I DA L A M S E H ARI SE L AM A D UA M IN GGU .
SI G NIF I KA N PA DA P E N G G UN A A N O BAT NI STATI S E FE K S A M P I N G ADA L AH M UAL , MU N TAH ,
K E R U S A KA N H E PAR DAN JU GA IN T E RAK SIN YA
SE BAG A I A NT I KA ND I D I A SI S.
D E N G AN AN TIKOAGUL AN .
A MP O TE R I SI N B
FLUKO N AZOL
O BAT I NI D I K E NA L D E NG A N LOZ E NG E OB AT I N I ME N GIN H IB IS I SIT OK R OM P 45 0
(FUNG I LI N 10 MG ) DA N S USP E NSI ORA L 100 FU N G A L. OB AT IN I D IGU N AKAN PADA
MG / ML D I MA NA D I BE R I KA N T I G A S A MPA I E MPAT KA N DI D I A S I S O R OFARIN GE AL D E N GAN D OSIS 50 -
KA LI DA L A M SE H A R I . A MP OT E R I SI N B 1 00M G KA P S U L SE KAL I DAL AM SE H ARI DAL AM
ME N G I NH I BI S I A D H E SI DA R I JA MUR KA ND I DA D UA S A MPA I T I GA M IN GGU . E F E K S AM P IN G
PA DA SE L E P I T E L. E F E K S A MP I NG PA DA OBAT U TA M A PA DA P E N GO B ATAN D E N GAN
IN I A DA L A H E F E K TO K SI SI TA S PA DA G I NJA L. M E N G G U N A KA N FLU KO N AZO L ADAL AH M UAL ,
M U N TA H DAN N YE RI K E PAL A.
K LOT R I MA Z OL
OBAT I N I ME N G URA N G I P E RT UM BUH A N JA M UR
DE N G A N ME N G I NH I BI SI E R G O STE R OL. IT RAKON AZOL
K LOTR I MA Z O L D I KON TRA I ND I KA SI KA N PA DA IT RA KON A ZO L M E RUPAKAN S A L AH S AT U
INFE K SI SI STE MI K . O BAT I NI TE R SE D I A DA L A M A N T I FU N GA L SP E KT RU M LUAS DAN
BE NTU K K R I M DA N TA BLE T 10 MG . E F E K U TA M A D I KO N TRA I N D I KASIKAN PADA K E H AM IL AN DAN
PA DA O BAT I NI ADA L A H RA S A SE NS A SI TI DA K P E N YA K IT H AT I . D O SIS OB AT ADAL AH 100 M G
N YA MA N PA DA MU LU T, P E NI NG KATA N LE V E L DA L A M B E N T UK KAP SU L SE H ARI SE KAL I SE L AM A
B. Menulis Resep
7. K IE
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit candida leukoplakia yaitu
infeksi jamur di ronnga mulut yang mana disebabkan oleh kebiasaan
merokok sehingga dapat terjadi penurunan pada respon imun dan
penurunan saliva dan terjadi hiperkeratinisasi pada epitel rongga mulut.

Mengedukasi pasien bagaimana cara menjaga OH yang baik dan juga cara
menangani penyakit yang diderita dimana pasien harus menggunakan
obat antijamur topical secara rutin (Pedraz, 2008).
8. KO NT R O L
PA S I E N DAPAT DI M I NTA U NT U K DAT I NG C O NT R O L
S ET EL AH 3 -7 H AR I PE N GOB ATAN U NT U K MEN G EC EK
EF E K DA R I PEN G OB ATAN YAN G T E L AH D IB E R I KAN
DA N P E ME R I KS A AN F I SI K SE C ARA B ER KAL A DI U L A NG
S E T E L A H 2 - 3 M I NG G U U N T U K M E NI L AI U KURA N
L E S I . PADA C ON T R OL P ERTAM A, H AS I L PE ME R I KS A A N
S UB J E KT I F YA I T U RAS A S AKI T YANG DI RAS AKAN O L EH
PAS I EN B ER KU RANG , HAS IL PEM ER I KS A AN O B JE KT I F
YAI T U L A P I S AN PU T I H KEKUN I NG AN PADA D OR S U M
L I DA H PA S I E N B ER KU RAN G. PAS I EN D I I NS T R U KS I KA N
ME L A NJ U T KAN P EMAKAI AN O B AT AN T I JAM UR DA N
ME NJAG A O RAL H Y GI E NE . PADA C O NT R OL K ED U A,
H A S I L P EME R I KS A AN S UB J E KT I F YAI T U T I DAK ADA
K ELU H AN DAN DAR I H AS I L PE ME R I KS A AN OB J EKT I F
TAM PA K L AP IS AN PU T I H K EKU N I NG AN PADA D O R S U M
L IDA H M A S I H ADA T E TAPI TAMPAK LEB I H T I P I S DAR I
S E B ELU MN YA. PAS I EN DI I NS T R U KS I KAN UN T U K T E TA P
M ENJAGA O RAL HY G IE NE DAN T E TAP ME L ANJ U T KA N
P E MA KA I AN OB AT ANT I JAM U R ( H AKI M DAN
RAMADH I AN , 2 01 5) .
K ESI MPUL AN
Oral candida leukoplakia adalah infeksi jamur Candida
albicans dan dipengaruhi oleh kebiasaan merokok. Gejala
klinis yang tampak yaitu adanya plak putih tebal dan tidak
dapat dikerok pada mukosa mulut. Merokok dapat
merusak DNA pada sel epitel rongga mulut karena
kandungan zat karsinogenik dalam rokok. Perawatan yang
diberikan pada kasus yaitu obat antijamur topical berupa
nystatin dan pasien diharapkan untuk control kembali
untuk mengevaluasi hasil perawatan.
daftar pustaka
• H I DAYAT, R. 2016. “K E SE H ATA N G I G I DA N MULU T-A PA YA NG SE BA I K N YA A N DA
TA H U? ” . 1ST E D . YO GYA KA RTA: P E N E R BI T A ND I . H A L : 58- 59.
• KA S UMA , N. 2 015. ‘ F I SI O LO G I DA N PAT OLOG I S A LI VA ’ . A NDA L A N UN I V E R S I TY
P R E SS. PA DA NG . H A L : 1.
• KU SUM A , A. R. P. 2019 . ‘ P E NG A R UH ME R OKO K T E R H A DA P K E S E H ATA N G I G I DA N
R O NG G A MU LU T’ .   MA JA L A H SULTA N AG U NG .   FA KULTA S K E D O KTE RA N GIGI
U NI V E R SI TA S I SL A M S ULTA N AG U NG . AVA I L A BLE AT   H TT P : // W WW. U NI SSU L A. AC . I D
• JA NI K , M. P DA N MI CH A E L, P. H. , 2008 . ‘ YE A ST I N F E CT I O N: CA ND I D I A SI S A ND TI N E A
V E R S I C OLO R. I N: F I T Z PAT R I CK TB’ . D E R M ATO LOGY I N G E NE RA L ME D I C I NE 4 TH   E D .
NE W YOR K : M C. G RAW H I LL. I NC . H A L : 182 2-24
• K LE N K A S E T A LL. ‘ Y E A ST I NF E C TI O N : C A ND I D I SI S. P I TY R I A SI S (T I NE A )
V E R S I C OLO R ’ . DA L A M F R E E D BE R G I M, E I SE N A Z , W OLF F K E T A LL. F I TZ PATR I C K ’ S
D E R MATO LOGY I N G E NE RA L ME D I CI NE , E D I S I K E - 7. NE W YOR K : MCG RAW-H I LL;
200 8. H A L : 182 2-30
• WO NG SOH A R D J O NO SB. , SU BAGYO G . , 2011. KA N DI D I A SI S D I MU LUT A K I BAT
K H E MOT E RA P I DA N P E N ATA L A K S A NA A NNYA. MA J K E D G I UNI V G A JA H M A DA.
18(2) : 173- 177
• H A K I M, L DA N RA M A D H I A N, M . R. M. 2015 . ‘ C A ND I D I A SI S ORA L, .   MA J O R I T Y. VO L. 4
(9). H A L : 53- 57.
• MU TI AWAT I , V K. 201 6. ‘PEMERIKSAAN M I K R O BI O LO G I PA DA   CA ND I DA
A LBI CA NS ’ .   J U R NA L K E D O KT E RAN SY I A H KUA L A. VO L : 1 6 (1 ) . H A L : 5 4- 63 .
AVA I L A BLE
AT:   H TTP : / / WW W. J U R NA L. UNS YI A H. AC. I D/ J K S/ A RT I C LE / V I E W F I LE / 5013 /4 444
• P E D RA Z , J . , J I E MNE Z , D . , G A L A , S. P. , C H A , S. N. 2008. ‘ C UTA NE O U S EX P R E SS I O N
O F SYS TE MI C C A ND I D I A S I S’ .   J O F CLI N A ND E X P D E R M ATO L.   VO L : 34 . H A L : 106-
110 .
• P RA SE T YA , M. A. 2018. ‘ LE UKO P L A K I A O RA L’ . LI TE RAT UR E R E V I E W. FA KULTA SS

Anda mungkin juga menyukai