Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KRITIK TENTANG KAMPUS MERDEKA

Mata Kuliah :
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
 
 
Dosen :
Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M. Pd
Dr. Darmansyah, ST, M. Pd
Dr. Ridwan, M.Sc. Ed
 

Oleh :
 
DEDI ROBANDI
ERIKA SARI
 

PROGRAM DOKTOR (S.3)


ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


ANALISIS KRITIK TENTANG KAMPUS MERDEKA

a) Desentralisasi Pembukaan Prodi dan Implikasinya terhadap Mutu


serta Relevansi Pendidikan
b) Peningkatan Status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum (PTNBH) dengan Persyaratan Mudah dan Impilkasinya
terhadap Pengelolaan Perguruan Tinggi (PT)
c) Desentralisasi Akreditasi dan dampaknya terhadap mutu Perguruan
 
Tinggi
d) SKS ditukar Magang dan Pengaruhnya terhadap Penguasaan
Kompetensi serta Pemerataan Pendidikan
Mengenal Merdeka Belajar - Kampus Merdeka

“Memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan


merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit
serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka
sukai.“

  Nadiem Anwar Makarim


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
DASAR HUKUM MERDEKA
BELAJAR – KAMPUS MERDEKA
Pembukaan Perguruan Tinggi Negeri
Program Studi Baru Badan Hukum
Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Permendikbud No. 4
tentang Pendirian, Perubahan, Tahun 2020
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri
dan Pendirian, Perubahan, menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Pencabutan Izin Permendikbud Nomor 6 Tahun 2020
Perguruan Tinggi Swasta tentang Penerimaan Mahasiswa Baru
Program Sarjana pada Perguruan
Tinggi Negeri
Permendikbud No. 5 Tahun 2020
tentang Akreditasi Program Studi
dan Perguruan Tinggi

Sistem Akreditasi Hak Belajar Tiga Semester


Perguruan di Luar Program Studi
Tinggi
Permendikbud No. 3 Tahun
Permendikbud No. 5 Tahun 2020 2020
tentang Akreditasi Program Studi tentang Standar Nasional
dan Perguruan Tinggi Pendidikan Tinggi
Dalam rangka memenuhi tuntutan, arus perubahan dan
kebutuhan akan link and match dengan dunia usaha dan dunia
industri (DU/DI), dan untuk menyiapkan mahasiswa dalam
dunia kerja, Perguruan Tinggi dituntut agar dapat merancang
dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar
mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal.

Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan


dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus
Mengapa Perlu Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi
Merdeka Belajar – yang otonom dan fleksibel sehingga terciptanya kultur
belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan
Kampus Merdeka ? kebutuhan mahasiswa.

Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka meliputi empat


kebijakan utama yaitu: kemudahan pembukaan program
studi baru, perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi,
kemudahan perguruan tinggi menjadi badan hukum, dan hak
belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa
diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi,
tiga semester yang di maksud dapat diambil untuk
pembelajaran di luar prodi dalam PT dan atau pembelajaran
di Luar PT.
Kegiatan Pembelajaran di Luar PT meliputi kegiatan magang/praktik kerja, proyek di desa,
mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian, kegiatan kewirausahaan, studi/proyek
independen, dan proyek kemanusisaan yang semuah kegiatan harus di bimbing oleh dosen.
Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan
meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh dan siap kerja.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran
yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran
dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan
kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan
kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika
lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan ril, interaksi sosial, kolaborasi,
manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Melalui Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan
Tinggi untuk menghasilkan lulusan sesuai perkembangan IPTEK dan tuntutan dunia usaha
dan dunia industri.

Tujuan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka


Mendorong proses pembelajaran di Perguruan Tinggi yang semakin otonom dan fleksibel.

Menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
DESENTRALISASI PEMBUKAAN PRODI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
MUTU SERTA RELEVANSI PENDIDIKAN

 Permendikbud No. 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan,


Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan,
Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

 Permendikbud No. 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program


Studi dan Perguruan Tinggi

 Apabila pembukaan Program Studi (Prodi) diberikan secara


otonom kepada kampus masing-masing (Desentralisasi)
dikhawatirkan akan terjadi pembukaan prodi secara besar-
besaran dan tidak dibarengi dengan perencanaan yang matang
sehingga bisa berdampak pada kualitas lulusan dan
kemungkinan bias tidak diterima oleh perusahaan/instansi
DESENTRALISASI PEMBUKAAN PRODI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
MUTU SERTA RELEVANSI PENDIDIKAN

PTN dan PTS diberikan otonom untuk membuka prodi baru jika
1. Perguruan Tinggi tersebut berakreditasi A dan B

2. Prodi baru dapat diajukan jika ada mitra dengan perusahaan,


institusi multilateral
3. Prodi tersebut bukan dari bidang kesehatan dan pendidikan

Prodi baru otomatis akan berakreditasi C artinya prodi baru yang


diajukan oleh PT yang berakreditasi A dan B akan diberikan
akreditasi C oleh BAN PT
PENINGKATAN STATUS MENJADI PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM (PTNBH) DENGAN
PERSYARATAN MUDAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI (PT)

 Permendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan


Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum

 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penerimaan


Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri

 Apabila peningkatan status perguruan tinggi menjadi PTNBH


dipermudah, dikhawatirkan kualitas dan kemampuan perguruan
tinggi tersebut tidak sesuai dengan fakta dilapangan sehingga
pengelolaan perguruan tinggi akan menjadi tidak professional dan
hanya mengejar status PTNBH saja
PENINGKATAN STATUS MENJADI PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM (PTNBH) DENGAN
PERSYARATAN MUDAH DAN IMPILKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI (PT)

Persyaratan untuk menjadi badan hukum akan dipermudah

PTN BLU dan Satker dapat mengajukan perguruan tingginya


berbadan hukum tanpa ada akreditasi minimum

PTN mengajukan permohonan manjadi badan hukum kapanpun


jika sudah merasa siap
DESENTRALISASI AKREDITASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MUTU PERGURUAN
TINGGI

 Permendikbud No. 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program


Studi dan Perguruan Tinggi

 Apabila Akreditasi diberikan secara otonom kepada kampus


masing-masing (Desentralisasi) dikhawatirkan akan terjadi
penurunan kualitas karena akan terjadi konflik kepentingan
didalam institusi perguruan tinggi sehingga pengelola akan
menggunakan berbagai cara untuk mengurus akreditasi kampus
dan prodi masing-masing
DESENTRALISASI AKREDITASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MUTU PERGURUAN
TINGGI

 Akreditasi yang sudah di tetapkan oleh BAN PT tetap berlaku


selama 5 tahun akan diperbaharui secara otomatis,
 Peninjauan kembali akreditasi akan dilakukan oleh BAN PT jika
ada indikasi penurunan mutu perguruan tinggi tersebut
 Akreditasi A dapat diberikan pada prodi yang berhasil
mendapatkan akreditasi International, akreditasi international
diakui dan ditetapkan oleh keputusan mentri
 Pengajuan re-akreditasi PT dan prodi paling cepat 2 tahun
setelah mendapatkan akreditasi yang terakhir.
SKS DITUKAR MAGANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGUASAAN
KOMPETENSI SERTA PEMERATAAN PENDIDIKAN

Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi : Perguruan
Tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela (dapat diambil atau
tidak):
Dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi sebanyak 2
semester (setara dengan 40 sks).
Ditambah lagi, dapat mengambil sks di prodi yang berbeda di PT yang sama sebanyak 1 semester
(setara dengan 20 sks).

Oleh karena itu, Perguruan Tinggi harus memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban
belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan pilihan alternatif :

Seluruh proses pembelajaran dalam program studi dilaksanakan pada PT sesuai masa dan
beban belajar mahasiswa;
Proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban
belajar dan memberikan kesempatan keada mahasiswa untuk mengambil sisanya dengan
mengikuti proses pembelajaran di luar program studi dan di luar PT.
Dengan kata lain sks yang wajib diambil di prodi asal adalah sebanyak 5 semester dari total semester
yang harus dijalankan (tidak berlaku untuk prodi Kesehatan).
MERDEKA BELAJAR – KAMPUS
MERDEKA

Mahasiswa mendaftar Mahasiswa mengikuti Mahasiswa LULUS Mahasiswa Magang/


Magang (memilih MK Seleksi administratif dan Seleksi yang dilakukan Kuliah di PT Lain/Prodi
pada sistem KRS yang akademik sesuai dengan oleh Industri/PT Lain Lain
bisa diambil di Luar Mekanisme
PT/Magang/Luar Prodi) Perusahaan/ PT Lain
Proses Penilaian dilakukan oleh
Dosen Pembimbing bersama dengan
Pembimbing Industri/Dosen dari
PT Penerima/Prodi Penerima

KHS

PT Asal melaporkan Nilai diinput dalam Konversi nilai dan Mahasiswa mendapatkan
ke PDDikti KHS Pengakuan SKS nilai dari PT/Prodi lain/
Industri dan dapat
Sertifikat Magang

Anda mungkin juga menyukai