Anda di halaman 1dari 32

OLEH:

KOMANG AYU PURNAMA DEWI


SINGLE PARENT
Definisi
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada
satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja.
Keluarga yang terbentuk bisa terjadi pada keluarga
sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah
secara hukum, baik hukum agama maupun hukum
pemerintah.
• Sebab-sebab terjadinya single parent
• Perceraian.
Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang
disebabkan adanya perbedaan persepsi atau
perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, spt:
√ masalah ekonomi/pekerjaan
√ salah satu pasangan selingkuh
√ kematangan emosional yang kurang
√ perbedaan agama
√ aktifitas suami istri yang tinggi di luar rumah sehigga
kurang komunikasi
√ problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya
perceraian.
Orang tua meninggal
Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antara
lain:
 kecelakaan
 bunuh diri

 Pembunuhan

 musibah bencana alam

 kecelakaan kerja

 Keracunan

 penyakit dan lain-lain.


Orang tua masuk penjara.
Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan
tindak kriminal seperti:
 perampokan
 Pembunuhan

 pengedar narkoba

 perdata seperti hutang, jual beli

 pidana korupsi sehingga sekian lama tidak berkumpul

dengan keluarga.
Study ke pulau lain atau ke negara lain
Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan study
sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus,
berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu
Kerja di luar daerah atau luar negeri
Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik
lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan
daerah, terkadang ke luar negeri.
Dampak negative
 Perubahan perilaku anak
Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang tuanya
bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku,
menjadi pemarah, berkata kasar, suka melamun, agresif,
suka memukul, menendang, menyakiti temannya.
Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku yang
baik sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis.
Anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak
jalanan, terpengaruh penggunaan narkoba untuk
melenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya, terutama
anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang
tuanya.
Perempuan merasa terkucil.
Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau
yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang
mendapatkan cemooh dan ejekan.
Psikologi anak terganggu.
Anak sering mendapat ejekan diri teman sepermainan
sehingga anak menjadi murung, sedih. Hal ini dapat
mengakibatkan anak menj adi kurang percaya diri dan
kurang kreatif.
Dampak positif
Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari
orang tua, tidak akan terjadi komunikasi yang
berlawanan dari orang tua, cth: ibunya mengijinkan
tetapi ayahnya melarangnya.
Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah diterima penuh
karena tidak terjadi pertentangan.
Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan
Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena
terbiasa tidak selalu didampingi, terbiasa
menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Penanganan single parent
Memberikan kegiatan yang positif
Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak
untuk lebih bisa mengaktualisasikan diri secara positif
antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga
menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif.
Memberi peluang anak belajar berperilaku baik.
Bertandang pada keluarga lain yang harmonis
memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani
figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan
keluarga sendiri.
Dukungan komunitas
Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang
tua tunggal dapat memberikan dukungan karena anak
mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga
tidak merasa sendirian.
Upaya pencegahan single parent dan pencegahan
dampak negatif single parent
Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan
perkawinan dengan baik dalam segi psikologis, ke-
aangan, spiritual.
Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi
informasi.
Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
Peningkatan spiritual dalam keluarga.
Perkawinan Usia Muda dan Tua
Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk 
keluarga/ rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan
No 1 Thahun 1974)
Perawinan usia muda
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7
bahwa perkawinan diij inkan bila laki-laki
berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun.
kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia
UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan
bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya
penyelenggaraan Keluarga Berencana, banyaknya
resiko kehamilan ; perkawinan diijinkan bila laki-
laki berumur 21 tahun dan perempuan berumur 19
th
Sehingga perkawinan usia muda adalah
perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari
21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
Perkawinan usia tua
Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan
berumur lebih dari 35 tahun.
Kelebihan perkawinan usia muda
Terhindar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan
seksual terpenuhi.
Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang
masih kecil.
Kelebihan perkawinan usia tua
Kematangan fisik, psikologis, sosial, financial
sehingga harapan membentuk keluarga sejahtera
berkualitas terbentang.
Kekurangan pernikahan usia muda
Meningkatkan angka kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk semakin meningkat.
Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda
meningkatkan angka kematian bayi dan ibu, risiko
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu
bagi perempuan meningkatkan risiko cacerviks, bagi
bayi risiko terjadinya kesakitan dan kematian
meningkat.
Kematangan psikologis belum tercapai sehingga
keluarga mengalami kesulitan dalam mewujudkan
keluarga yang berkualitas tinggi.
Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan
mengurangi kebebasan pengembangan diri,
mengurangi kesempatan melanjutkan pendidikan
jenjang tinggi.
Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang
untuk mencari pelarian pergaulan di luar rumah
sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum
alkohol, narkoba dan seks bebas.
Tingkat peceraian tinggi
Kegagalan keluarga dalam melewati berbagai macam
permasalahan meningkatkan risiko perceraian.
Kekurangan pernikahan usia tua
Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan bayi. Kemungkinan/risiko tejadi ca mammae
meningkat.
Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak
kelainan bawaan, misalnya terjadi kromosom non
disjunction yaitu kelainan proses meiosis hasil
konsepsi (fetus) sehingga menghasilkan
kromosom sejumlah 47 (Aneuploidy), yaitu ketika
kromosom hasil konsepsi tidak tepat 23 pasang.
Contohnya: trisomi 21 (down syndrome), trisomi
13 (patau syndrome) dan trisomi 18 (edwards
syndrome).
Penanganan Perkawinan Usia Muda
Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan
kontrasepsi sehingga kehamilan pada waktu usia
reproduksi sehat.
Bimbingan psikologismembantu pasangan dalam
menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai
cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan,
tidak mengedepankan emosi.
Dukungan keluarga
Peran keluarga sangat banyak membantu keluarga
muda baik dukungan berupa material maupun non
material untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih
tahan terhadap hambatan­hambatan yang ada.
Peningkatan kesehatan dengan peningkatan
pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang
mengalami kurang gizi.
Penanganan Perkawinan Usia Tua
Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada
tenaga kesehatan.
Peningkatan kesehatan dengan peningkatan
pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri
yang mengalami kurang gizi.
Pencegahan:
Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia
reproduksi sehat.
Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri
yang tidak mendukung.
Meningkatkan kegiatan sosialisasi.
Wanita Di Tempat Kerja
Alasan wanita bekerja
Aktualisasi diri.
Wanita yang bekerja akan memperoleh
pengakuan dari lingkungan  karena produktifitas
dan kreatifitas yang telah dihasilkan.
Mata pencaharian
Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi
kebutuhan sehari-hari agar meningkat kualitas hidup
keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan primer
seperti pangan, sandang, papan, atau kebutuhan
sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil,
jaminan kesehatan, dll.
Relasi positif dalam keluarga
Pengetahuan yang luas dan pengalaman mengambil
keputusan saat bekerja dalam memecahkan suatu
masalah ditempat kerja, pola pikir terbuka
memungkinkan jalinan saling mendukung dalam
keluarga.
Pemenuhan kebutuhan sosial
Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi, teman
sehingga dapat memperkaya wawasan bagi wanita.
Peningkaan keterampilan/kompetensi
Dengan bekerja wanita terus terpacu untuk selalu
meningkatkan keterampilan atau kompetensi
sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
prestasi yang lebih sebagai karyawan.
Pengaruh lingkungan
Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja
akan memberikan motivasi bagi wanita lain untuk
bekerja.
Dampak wanita bekerja
Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi
kesehatan dan infertilitas, spt: Asap rokok, bahan
radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan
organo Morin untuk racun hewan perusak.
Resiko pelecehan seksual
Pelaku pelecehan seksual bisa teman sejawat,
supervisor, manager atau atasan. Wanita terkadang
tidak kuasa menolak karena ketakutan atau ancaman
di PHK.
Penundaan usia nikah
Wanita yang sibuk mengejar prestasi karirnya
menyebabkan tidak mempunyai banyak waktu Luang
untuk memperhatikan pernikahannya.
Keharmonisan rumah tangga terpengaruh Kesibukan
aktifitas yang berlebihan memungkinkan wanita tidak
mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena
pusat perhatiannya pada kesuksesan karirnya,
sehingga bisa menelantarkan peran sebagai istri dan
sebagai ibu.
Upaya pemecahan
Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker,
sarung Langan, baju khusus untuk proteksi radiasi.
Cek kesehatan secara berkala.
Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu
pria misalnya bila lembur, dinas luar.
Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain,
sekalipun ditawari oleh atasan.
Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada
atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat.
Menetapkan target menikah.
Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan
perhatian khusus pada keluarga pada hari libur
dengan kualitas yang maksimal
mengagendakan kegiatan bersama keluarga,
memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran
dengan suami dan selalu menghargai suami.

Anda mungkin juga menyukai