Anda di halaman 1dari 62

PERANGKAT PEMBELAJARAN

(ALAT EVALUASI)

OLEH :

UJANG SUDRAJAT

FAKULTAS PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN


REKREASI UNISMA 45
2018-2019
PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani
Pendidikan dengan menggunakan aktivitas gerak jasmani untuk
mencapai tujuan pendidikan menyeluruh (kognitif, afektif,
psikomotor)

Evaluasi adalah suatu proses pemberian penghargaan atau


keputusan (makna) terhadap data/informasi yang diperoleh
melalui proses pengukuran dan berdasarkan suatu kriteria.
Dalam kaitannya dengan pendidikan yang kontemporer,
evaluasi merupakan suatu proses dinamis, dalam membuat
keputusan, yang memberikan perubahan-perubahan
Hakekat Evaluasi

Evaluasi dalam pendidikan jasmani bertitik tolak dari


tujuan pendidikan jasmani itu sendiri

Hakekat evaluasi dalam pembinaan olahraga


merupakan bagian integral dari sistem pembinaan
untuk mencapai prestasi optimal (peak
performance)

• Tujuan yang ingin dicapai


• Kriteria yang dicapai.
Mengapa Melakukan Evaluasi?

Perlunya Guru Mengadakan Evaluasi


Program
Evaluasi adalah proses yang memberikan
gambaran terhadap pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan terpenting dari evaluasi adalah
membuat keputusan untuk menyempurnakan
program pendidikan.
Untuk mengetahui keberhasilan:
 mengajar (metode, gaya mengajar yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
siswa),
 penguasaan tugas gerak yang mencakup aspek
kognitif, apektif dan psikomotor yang dilakukan
siswa, dan
 keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Objek Atau Sasaran Dalam Evaluasi Program

 Perkembangan Organik
kesegaran jasmani dan komponen dasar yang meliputi
kekuatan, power dan daya tahan otot, dan daya tahan
kardiovaskular.
 Perkembangan Neuromuskular
perkembangan keterampilan, dan keterampilan olahraga,
termasuk keseimbangan, fleksibilitas, agilitas, koordinasi, dan
kecepatan.
 Perkembangan Interpretif
mencakup perkembangan domain kognitif, meliputi
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan permainan,
tata krama, dan perlengkapan, kemampuan intelektual,
seperti kecepatan dan kecermatan memecahkan masalah
atau membuat keputusan.
 Perkembangan Sosial dan Emosional
mencakup sifat-sifat psikologis yang dipandang penting,
seperti pengendalian diri, ketekunan, berempati terhadap
orang lain, tanggung jawab, disiplin, menerima
evaluasi dapat mencakup tiga wilayah
 Lingkungan belajar
Evaluasinya dapat meliputi faktor-faktor : kuantitas dan kualitas
tempat mengajar, penyediaan alat-alat, staf pengajar, besar kelas.
Kondisi lingkungan belajar yang memuaskan memang dibutuhkan,
tetapi belum pasti menjamin berubahnya tingkah laku anak didik
seperti yang diharapkan.
 Pelajar (siswa)
Evaluasi ini berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan tentang
“kelebihan” dan “kelemahan” dalam suatu segi tertentu. Tujuan evaluasi tidak
hanya sampai pada penentuan “baik” atau “buruk”, tetepi data ini data
dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, misalnya menemukan alternatif
metode sebagai solusi dalam menanggulangi kelambatan penguasaan gerak
pada sekelompok anak.
 Proses belajar
Adalah evaluasi perubahan relatif pada tingkah laku anak sebagai hasil
pengalaman belajar. Dari segi proses dapat dilihat melalui salah satu tolak
ukurnya yaitu academic learning time (ALT) untuk mengetahui berapa waktu
aktif belajar dari sautu aktivitas kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan
oleh pemanfaatan waktu oleh peserta didik untuk melaksanakan tugas gerak
sesuai intruksi gurunya.
Pengantar

Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan bagian yang


tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan manusia, demikian
pula halnya dalam kegiatan pengajaran.

Semakin teliti informasi yang diperoleh (melalui tes dan


pengukuran) akan semakin baik keputusan yang diambil.

Dengan melaksanakan ketiga hal tersebut (tes,


pengukuran, dan evaluasi) kita dapat mengetahui
perkembangan dan kekurangan, sehingga akhirnya dapat
membuat suatu keputusan yang tepat.
Pengertian Tes, Pengukuran, dan Evaluasi
 TES :
o Suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk
memperoleh informasi / data tentang seseorang atau obyek
tertentu.

o Suatu alat ukur atau prosedur yang digunakan untuk


mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
(Suharsimi,1995).

o Alat untuk mengukur dalam rangka memperoleh informasi


atau data tentang sampel sifat sesuatu objek atau manusia.
Data hasil pembelajaran penjas yang terhimpun
meliputi ranah kognitif, afektif, dan motorik.

o Data yang bersifat kognitif : dijaring melalui tes tulis dan lisan.
Tes tulis bisa berbentuk tes essay, obyektif (benar-salah, pilihan
ganda, menjodohkan, dan isian pendek).
Tes lisan dilakukan tanya jawab secara berhadapan antara tester
dengan testee. Jawaban dikemukakan langsung secara lisan.

o Data bersifat afektif : dapat dihimpun melalui tes bentuk skala


sikap, angket, dan obeservasi secara langsung terhadap obyek
yang akan diukur.

o Data yang bersifat motorik : dapat dihimpun misalnya melalui tes


kemampuan dan gerak dasar, fungsional, dan tes keterampilan
cabang olahraga
Pengumpulan Data Aspek Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkenaan
dengan keterampilan pekerjaan tangan dan keterampilan
motorik (Simpson, 1966 dan Kibler dkk., 1970).
Tujuan pendidikan yang termasuk dalam domain ini adalah:
a. Peniruan suatu kegiatan atau gerakan.
b. Manipulasi suatu tindakan. Pembedaan gerakan yang
berbeda- beda, kemudian memilih gerakan yang sesuai.
c. Kecermatan dalam memperagakan kembali gerakan yang
diminta untuk dilakukan.
d. Artikulasi di antara tindakan yang berbeda-beda.
Hal ini mencakup koordinasi, dan keharmonisan beberapa
gerakan.
e. Naturalisasi. Para siswa memperoleh tingkat keterampilan
yang paling tinggi dengan pengeluaran energi yang hemat /
efisien.
 Pengukuran :

o Proses pengumpulan data / informasi tentang individu


maupun obyek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan
alat ukur yang digunakan sampai diperolehnya hasil
(misalnya; frekuensi, jarak, waktu, dan satuan ukuran
suhu). Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.

o Suatu proses untuk memperoleh data obyektif dan


kuantitatif yang hasilnya dapat diolah secara statistika
(Nurhasan, 2007)
 Asesmen

o Asesmen adalah proses untuk memperoleh informasi yang


dapat digunakan pada evaluasi (Dali S. Naga, 2003)

o Menurut Adang Suherman (2001) Istilah asesmen dan


pengukuran keduanya mengandung pengertian yang
hampir sama. Kesamaan ciri-ciri dari kedua istilah ini yaitu:

Keduanya merupakan proses pengumpulan informasi,

Keduanya merupakan salah satu tahap dalam proses


evaluasi. Keduanya sering kali diikuti oleh proses
penilaian
Evaluasi

o Evaluasi berasal dari kata evaluation. Menurut kamus


Inggris-Indonesia dari Echalos dan Shadily (1981) bahwa
“evaluation berarti evaluasi, penilaian, penaksiran”.

o Menurut Scott dan French (1959), Evaluasi adalah “suatu


proses untuk memberikan gambaran terhadap pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan”.

o Johnson dan Nelson (1969) mengemukakan bahwa


“evaluasi memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada
pengukuran. Penilaian dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh dari proses pengukuran”.

o Proses penilaian secara kualitatif data yang telah diperoleh


melalui pengukuran.
Tujuan Mengadakan Evaluasi Pembelajaran

1. Mengadakan Klasifikasi Siswa : Kedudukan siswa dalam


kelompoknya.

2. Menentukan Status Siswa : Mengetahui perkembangan anak didik.

3. Mengadakan diagnosa dan bimbingan : Melihat kelemahan dan


kekurangan siswa

4. Pemberian motivasi : Merangsang mengikuti kegiatan yang


diprogramkan.

5. Perbaikan mengajar : Koreksi dalam PBM.

6. Menilai guru dan bahan : Melihat efektivitas dan efisiensi proses


pendidikan.

7. Memberikan Penilaian dan Tindak lanjut / Rekomendasi.


Dalam Pelakasanaannya Evaluasi dapat
dilakukan secara Informal dan Formal:
 Evaluasi Informal atau tidak resmi, tidak menggunakan alat
instrumen yang baku, misalnya melalui percakapan/ dialog dengan
siswa saat istirahat atau obsaervasi terhadap perilaku siswa ketika
sedang bermain di halaman. Dilakukan kapan saja.

 Evaluasi Formal atau resmi, terjadwal dengan prosedur yang telah


ditetapkan, misalnya UTS, UAS.

Bentuk / Jenis Evaluasi :


o Evaluasi Formatif : Dilakukan untuk kebutuhan monitoring,
memperoleh umpan balik, dan diselenggarakan di sela-sela program
yang masih berlangsung, misalnya ulangan harian, UTS.

o Evaluasi Sumatif : Dilaksanakan setelah program selesai seluruhnya,


misalnya UAS, untuk menentukan nilai.
EBEL 1961 mengemukakan beberapa faktor penting bagi seorang
guru dalam melaksanakan evaluasi pendidikan jasmani :
 Cara menggunakan tes/instrumen.
 Kriteria yang dipakai untuk menilai suatu tes.
 Bagaimana merencanakan suatu tes.
 Bagaimana memilih sebuah tes.
 Bagaimana mengadministrasi suatu tes.
 Menafsirkan skor tes.

Tantangan Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Jasmani di Sekolah


 Jumlah siswa yang terlalu banyak
 Alokasi waktu yang tersedia
 Pengetahuan statistika yang kurang
 Kurangnya pemahaman akan model asesmen
 Tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang instrumen

Pelaksanaan evaluasi sebaiknya menggunakan instrument / tes


yang mengutamakan pada penilaian performa. Hal ini dilakukan,
mengingat tujuan yang dirumuskan biasanya mengarah pada
kemampuan melakukan sebuah keterampilan.
Pengertian
• Penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar Peserta Didik
• Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan
• Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah
pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian
hasil/produk)
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Prinsip dan Pendekatan
Penilaian
Prinsip Pendekatan
1. Sahih 1. Pendekatan penilaian yang
2. Objektif digunakan adalah penilaian
3. Adil acuan kriteria (PAK)
4. Terpadu 2. PAK merupakan penilaian
pencapaian kompetensi
5. Ekonomis
yang didasarkan pada
6. Transparan kriteria ketuntasan minimal
7. Menyeluruh dan (KKM).
kesinambungan
3. KKM Pengetahuan dan
8. Sistematis Keterampilan : > 2.66
9. Akuntabel 4. KKM Sikap : Baik
10.Edukatif

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Sistem Penilaian Kurikulum 2013
N Jenis Penilaian Pelaku Waktu
o
1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan
2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan
harian.
3 Penilaian projek Guru tiap akhir bab atau
tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat Guru terintegrasi dengan proses
berbentuk penugasan) pembelajaran
5 Ulangan Tengah dan Akhir Guru (di bawah Semesteran
Semester koord. satuan
pendidikan)
6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi Tiap tingkat kompetensi yang
dari Pemerintah) tidak bersamaan dengan UN
7 Ujian Mutu Tingkat Pemerintah Tiap akhir tingkat kompetensi
Kompetensi (yang bukan akhir jenjang
sekolah)
8 Ujian Sekolah Sekolah (sesuai Akhir jenjang sekolah
dengan peraturan)
9 Ujian Nasional sebagai Ujian Pemerintah (sesuai Akhir jenjang sekolah
Tingkat Kompetensi pada dengan peraturan)
akhir jenjang satuan
pendidikan.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
1. Ujian Tingkat Kompetensi
1. Penilaian Otentik (yang bukan UN)
Waktu: terus menerus
2. Penilaian Projek
Waktu: Tiap tingkat
Waktu: Akhir Bab/Tema kompetensi
3. Ulangan Harian 2. Ujian Sekolah
Waktu: Sesuai rencana Waktu: Akhir jenjang
4. UTS/UAS sekolah
Waktu: Semesteran

Guru Sekolah

Pemerintah Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi
(UN)
Waktu: Akhir jenjang Penilaian Diri
sekolah
2. Ujian mutu Tingkat Waktu: Sebelum ulangan
Kompetensi harian
Waktu: Tiap akhir tingkat
kompetensi

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Ruang Lingkup Penilaian

 Observasi  Tes Tulis


 Penilaian diri  Tes Lisan
 Peni. antarpeserta  Penugasan
didik
 Jurnal Pengetahua
Sikap
n

Keterampilan

• Tes Praktek
• Projek
• Portofolio
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik dan Instrumen
Penilaian
Kompeten Teknik Bentuk Instrumen
si
Observasi (langsung Pedoman observasi
atau tidak langsung) Daftar cek dan skala
penilaian
disertai rubrik
Penilaian Diri Lembar Penilaian Diri
Sikap
Penilaian Lembar Penilaian
Antarpeserta didik Antarpeserta didik
Jurnal Lembar Jurnal

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Pedoman Observasi Sikap Spiritual

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada
kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan
saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan
Jumlah Skor

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

PETUNJUK
• Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
• berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban
teman yang lain

Keterangan :
• SL = Selalu , apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
• SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
• KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
• TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Jurnal
Nama : ……………….
Kelas : ……………….

Hari, Tanggal Kejadian Keterangan

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Teknik dan Instrumen
Penilaian
Kompeten Teknik Bentuk Instrumen
si
Tes Tulis PG, Isian, Jawaban
singkat, menjodohkan,
benar salah, uraian
Pengetahua
Tes Lisan Daftar pertanyaan
n

Penugasan Lembar penugasan (PR,


kliping)

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Contoh Instrumen Penilaian
Pengetahuan
Sesuai Mata Pelajaran

Tes
Tes Lisan
Tertulis

Penugasan

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Teknik dan Instrumen
Penilaian
Kompe Bentuk
Teknik Contoh
tensi Instrumen
Tes Praktik Daftar cek, skala Bermain peran,
penilaian IPA, Shalat, Olah
raga, Membaca,
Menyanyi
Projek Daftar cek, skala Bakti sosial,
Ketera penilaian pentas seni,
mpilan Penghijauan
Portofolio Daftar cek, skala Makalah,
penilaian Piagam,
Kumpulan Puisi,
Laporan
Penelitian
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian Keterampilan
• Penilaian mencakup :
1. Penilaian Proses
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Penyajian
2. Penilaian Hasil
a. Isi laporan
b. Bahasa
c. Estetika
• Pedoman Penskoran dan Rubrik

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Contoh Instrumen
Sesuai Mata Pelajaran

Tes Praktik

Projek

Portofolio

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Pemilihan Instrumen yang Layak Pakai

1. Validitas
Sebuah instrumen atau tes dikatakan valid, apabila tes
tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang
semestinya diukur. Dengan kata lain, validitas berkaitan
dengan ketepatan instrumen tersebut terhadap konsep,
obyek, atau variabel yang hendak diukur. Persamaan istilah
lain yang digunakan untuk kata valid adalah sahih/sangkil.
Validitas suatu tes terdiri dari empat jenis, yaitu: validitas
isi, validitas bangun pengertian, validitas ramalan dan
validitas kesamaan.

Untuk mencari validitas, yaitu menggunakan pendekatan


korelasi. Mengkorelasikan skor hasil tes dengan kriteria :
(Composite skor, Tes yang baku, Round Robin,
Kelompok yg kontras).
a. Validitas isi (content validity)
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan tes dalam mengukur isi
(content) yang semestinya diukur. Butir-butir tes disusun
berdasarkan seluruh materi yang telah diberikan.

b. Validitas bangun pengertian (construct validity)


Validitas bangun atau validitas bangun pengertian (construct validity)
berkenaan dengan kesanggupan suatu tes untuk mengukur konsep
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang hendak
diukurnya.

c. Validitas prediksi (predictive validity)


Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu berhubungan
dengan suatu yang akan terjadi pada masa mendatang. Misalnya
butir-butir tes SNMPTN.

d. Validitas kesamaan (concurrent validity)


Validitas kesamaan suatu tes artinya membuat tes yang memiliki
persamaan dengan tes sejenis yang telah ada atau tes yang telah
dibakukan (standardized).
Untuk mencari derajat/tingkat validitas suatu tes menggunakan pendekatan
statistika, dengan rumus statistika sebagai berikut:

a. Korelasi Product Moment dengan simpangan :

σ X1Y1
rxy =
ට (σ X 21 ) (σ Y 21 )

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X1 = Perbedaan skor variabel X dengan nilai rata-rata dari variabel X

Y1 = Perbedaan skor variabel Y dengan nilai rata-rata dari variabel Y

σ X1 Y1 = Jumlah dari hasil perkalian antara X1 dengan Y1

X12 = Nilai X1 yang dikuadratkan

Y12 = Nilai Y1 yang dikuadratkan


Contoh penghitungan: Kita akan menghitung validitas tes keterampilan bermain bola
basket yang dinotasikan sebagai variabel X. Sebagai kriteria diambil tes standar dari
Johnson Basketball Test, yang dinotasikan sebagai variabel Y. Selanjutnya kita buat
tabel persiapan sebagai berikut:

Hasil Tes Hasil Tes


Subyek X1 Y1 X1 2 Y12 X1 Y1
X Y
A 56 34 5 6 25 36 30
B 43 25 -8 -3 64 9 24
C 50 25 -1 -3 1 9 3
D 45 20 -6 -8 36 64 48
E 36 25 -15 -3 225 9 45
F 58 30 7 2 49 4 14
G 55 31 4 3 16 9 12
H 61 30 10 2 100
4 20
I 46 28 -5 0 25
0 0
J 60 32 9 4 81
16 36

∑ 510 280 622 160 232


51 28

σ X1Y1
rxy =
ට (σ X 21 ) (σ Y 21 )

232 232 232


rxy = = = = 0.7354 = 0.74
ξ 622 x 160 ξ 99520 315 .467
b. Korelasi Pruduct Moment dengan angka kasar :
N.σ XY − ሺσ X ሻሺσ Y ሻ
rxy =
ඥሼN.∑x 2 − ሺ∑X ሻ2 ሽሼN.∑Y 2 − ሺ∑Y ሻ2 ሽ

rxy = Korelasi antara variabel X dan Y (kriteria)


N = Jumlah subyek
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor variabel Y
2
∑X = Jumlah dari kuadrat skor-skor X
2
∑Y = Jumlah dari kuadrat skor-skor Y
∑XY = Jumlah dari perkalian skor X dengan Y
∑(X)2 = Jumlah skor X dikuadratkan
∑(Y)2 = Jumlah skor Y dikuadratkan
Kemudian kita buat tabel persiapan penghitungan sebagai berikut:
Subyek Hasil Tes Hasil Tes
X2 Y2 XY
X Y
A 56 34 3136 1156 1904
B 43 25 1849 625 1075
C 50 25 2500 625 1250
D 45 20 2025 400 900
E 36 25 1296 625 900
F 58 30 3364 900 1740
G 55 31 3025 961 1705
H 61 30 3721 900 1830
I 46 28 2116 784 1288
J 60 32 3600 1024 1920
∑ 510 280 26632 8000 14512
260100 (X)2 78400 (Y)2
(10 x 14512 )−(510 x 280)
rxy =
ඥሼሺ
10 x 26632 ሻ−260100 ሽ{ሺ10 x 8000 ሻ− 78400

145120 −142800 2320


=
ඥሺ
266320 −260100 ሻ(80000 −78400 ) ξ 6220 x 1600

2320 2320
= = 0.7354 = 0.74
ξ 9952000 3154 .68
Selanjutnya, untuk menguji tingkat validitas suatu tes dihitung signifikansi koefisien
korelasi yang diperoleh menggunakan uji-t dengan rumus sbb:

r ξ n−2
thitung =
ξ 1− r 2
Arti dari rumus tersebut:

t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden

Distribusi tabel t untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), maka:
Jika t hitung ≥ t tabel berarti valid, sebaliknya
Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.
Apabila instrumen atau tes itu valid, maka kriteria penafsiran indeks korelasinya (r)
adalah sebagai berikut:
Antara 0.800 sd. 1.000 = sangat tinggi
Antara 0.600 sd. 0.799 = tinggi
Antara 0.400 sd. 0.599 = cukup tinggi
Antara 0.200 sd. 0.399 = rendah
Antara 0.000 sd. 0.199 = sangat rendah (tidak valid).
2. Reliabilitas
Kata reliabilitas berasal dari kata relia-bility (bahasa Inggris, berasal dari kata
dasar reliable) yang berarti dapat dipercaya.

Sebuah tes dikatakan reliabel (memiliki reliabilitas) apabila hasil-hasil penggunaan


tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, apabila kepada para siswa
diberikan tes yang sama pada waktu yang berbeda-beda, maka setiap siswa akan
tetap berada dalam peringkat (rangking) yang sama dalam kelompoknya.

Untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas dapat menggunakan rumus


korelasi product moment sbb:

a. Korelasi Pruduct Moment dengan angka kasar :

N.σ XY − ሺσ X ሻሺσ Y ሻ
r =
ඥሼN.∑X 2 − ሺ∑X ሻ2 ሽሼN .∑Y 2 − ሺ∑Y ሻ2 ሽ

b. Korelasi Product Moment dengan simpangan :


σ X1Y1
r =
ට(σ X 21 ) (σ Y 21 )
Adapun metode yang dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas suatu tes
antara lain adalah:
1. Metode tes ulang (test and retest method)
Metode tes ulang adalah penggunaan tes terhadap subyek yang sama,
dilakukan dalam waktu yang berlainan. Misalnya tes push ups, dilakukan 2 kali
kesempatan. Hasilnya antara tes I dengan tes ke II (ulangannya) dikorelasikan.

2. Metode paralel (equivalent method)


Mengukur reliabilitas dengan metode paralel, dilakukan dengan cara
menggunakan hasil dari bentuk tes yang setara (paralel) misalnya A dan B yang
dianggap sama bobotnya. Hasil tes bentuk A dikorelasikan dengan hasil tes bentuk
B.

3. Metode belah dua (split half method).


Setelah dilakukan pengetesan, hasilnya dipisahkan antara perolehan skor
dari butir-butir soal yang bernomor gasal dengan butir-butir soal yang bernomor
genap, kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Hasil penghitungan korelasinya merupakan koefisien reliabilitas separuh
tes. Oleh karena itu, untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan
maka koefisien reliabilitas belah dua perlu dikonversikan ke dalam rumus
Spearman Brown sebagai berikut :
2 . r 1/2
r11 =
(1+r 1/2)
r11 = Koefisien korelasi yang dicari
r ½ = Hasil korelasi antara belahan genap dengan yang gasal.
Contoh Soal : Dari hasil tes pelajaran IPS sebanyak 20 butir soal terhadap 10 orang
siswa adalah sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

NAMA NO. GASAL NO. GENAP

A 8 7
B 7 5
C 6 8
D 5 6
E 4 7
F 8 9
G 3 4
H 4 3
I 9 8
J 6 7
Subyek Hasil Tes Hasil Tes
2 2
No. Gasal No. Genap X Y XY
X Y
A 8 7 64 49 56
B 7 5 49 25 35
C 6 8 36 64 48
D 5 6 25 36 30
E 4 7 16 49 28
F 8 9 64 81 72
G 3 4 9 16 12
H 4 3 16 9 12
I 9 8 81 64 72
J 6 7 36 49 42
∑ 60 64 396 442 407
3600 (X)2 4096 (Y)2

N .σ XY − ሺ
σ X ሻሺ
σ Yሻ
r =
ඥሼN .∑x 2 − ሺ
∑X ሻ2 ሽሼN .∑Y 2 − ሺ
∑Y ሻ2 ሽ

ሺ10 x 407 ሻ− ሺ60 ሻ(64) 4070 −3840


=
ඥሼሺ10 x 396 ሻ−3600 ሽ {ሺ10 x 442 ሻ− 4096 )} ξ 360 𝑥 324
230 230
= = = 0.6734 = 0.67 (korelasi parohan tes)
ξ 116640 341 .5259
Hasil penghitungan korelasi antara belahan yang gasal dan genap adalah sebesar :
r = 0.67 maka korelasi seluruh tesnya adalah sebagai berikut;

2 . r 1/2 2 x 0.67
r11 = (1+r 1/2)
= (1+0.67 )
= 0.80
3. Objektivitas ( = Reliabilitas Antar Penilai).
Obyektivitas adalah derajat kesamaan hasil dari dua orang testor
atau lebih terhadap obyek dan subyek yang sama. Dalam pengertian
sehari-hari telah diketahui bahwa obyektif berarti tidak ada unsur pribadi
yang mempengaruhi. Kebalikan dari obyektif adalah subyektif, yang
berarti terdapat unsur pribadi yang masuk mempengaruhi.
Untuk meningkatkan obyektivitas dalam pengukuran, hal-hal berikut
seharusnya terus diupayakan, yaitu:
a.Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan
kata- kata yang tepat dan terperinci.
b.Prosedur pengukuran diupayakan agar mudah dan bersifat
operasional.
c.Apabila mungkin, dapat dipergunakan alat pengukur mekanik.
d.Memilih penguji yang telah berpengalaman (qualified).
e.Para penguji harus menjunjung tinggi sikap-sikap atau kode etik
ilmiah.

Selain hal-hal tersebut di atas, untuk melihat tingkat objektivitas dari


tester, dapat menggunakan rumus korelasi product moment.
Tinggi rendahnya derajat validitas, reliabilitas, dan objektivitas suatu
tes dinyatakan dengan koefisien korelasi, yaitu ; r = ± 1.

Acuan koefisien korelasi suatu tes (Mathews : 1963) adalah sbb :


r = 0.90 - 0.99 berarti Sempurna / Sangat tinggi
r = 0,80 - 0.89 berarti Tinggi
r = 0.70 - 0.79 berarti Sedang / Cukup
r = 0.60 - 0.69 berarti Kurang
r = di bawah 0.59 berarti Sangat Kurang

Arti Angka Korelasi: Angka korelasi yang diperoleh dapat bersifat


positif (misal + 0.75) atau negatif (misal - 0.75).

Angka korelasi positif (+) menunjukkan kesejajaran (orang yg


paling tinggi badannya, juga paling tinggi lompatannya).
 Angka korelasi negatif (-) menunjukkan hubungan kebalikannya
(makin berat badan seseorang, semakin pendek jarak lompatannya).
4. Praktikabilitas

Meskipun kriteria validitas dan reliabilitas tes


merupakan hal yang terpenting dari kriteria yang lainnya,
namun sejumlah pertimbangan yang bersifat praktis dan
dapat mempengaruhi tes perlu dipertimbangkan juga.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain meliputi;
kemudahan dalam administrasi pelaksanaan tes dan
interpretasi, waktu, tenaga, peralatan/fasilitas, serta
ekonomis.
Prinsip – Prinsip Evaluasi :

A. Prinsip Pelaksanaan : yaitu prinsip tentang bagaimana evaluasi


dilakukan.
1. Evaluasi harus dilakukan secara obyektif
2. Evaluasi dilakukan secara kontinue
3. Evaluasi dilakukan secara komprehensif (integralitas).

B. Prinsip Dasar : yaitu sebagai pedoman kerja dalam melakukan


evaluasi
4. Evaluasi adalah alat komunikasi
5. Membantu anak didik untuk mencapai perkembangan
potensinya semaksimal mungkin
6. Jangan hanya membandingkannya dengan orang lain saja
7. Memanfaatkan berbagai macam alat / teknik evaluasi
8. Menyarankan langkah-langkah / tindak lanjut yang perlu diambil
Langkah-Langkah dalam Melakukan Evaluasi :
1. Perencanaan :
1.1. Kriteria yang akan digunakan
1.2. Bentuk tes / alat ukur yang akan digunakan
1.3. Menentukan frekuensi evaluasi
1.4. Fasilitas dan Perlengkapan
1.5. Waktu pelaksanaan pengambilan data
1.6. Para pembantu dalam pelaksanaan pengambilan data.
2. Pengumpulan Data
3. Penelitian data
4. Pengolahan data
5. Penafsiran data.

Kemungkinan-Kemungkinan Kesalahan dalam Evaluasi :


6. Kesalahan dalam pengamatan atau observasi
7. Kesalahan pada alat pengukur
8. Kesalahan dalam proses analisis data
9. Pengaruh pekerjaan-pekerjaan yang mendahului
10. Kecenderungan untuk menilai lebih tinggi atau lebih rendah
11. Pengaruh kesan-kesan luar
Pemberian Makna (pendekatan evaluasi) dapat dilakukan dengan :

o Kriteria Absolut atau Criterion-Referenced Standard, sering juga


disebut Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pendekatan acuan patokan
(PAP) ini merupakan pendekatan evaluasi yang membandingkan
proses dan hasil belajar siswa dengan suatu patokan atau kriteria
tertentu yang biasanya telah ditetapkan sebelumnya (misalnya;
KKM). Apabila siswa berhasil mencapai atau melewati patokan
tersebut, maka ia dianggap berhasil atau lulus.

o Kriteria Kelompok atau Criterion-Referenced Norm, sering juga


disebut Penilaian Acuan Norma (PAN). Penilaian menggunakan
acuan normatif ini dilakukan yaitu membandingkan skor siswa
dengan rerata skor kelompoknya sebagai norma. Pendekatan ini
pada dasarnya bertitik tolak dari penggunaan kurva normal, rerata
(Mean) kelompok dan simpangan baku yang menjadi acuannya.

o Gabungan antara PAN dan PAP. Terlebih dahulu ditetapkan


passing grade, kemudian siswa yang lulus saja ditentukan kategori
nilainya.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
a. Norma penilaian PAP Menggunakan skala 1 – 10
Misal skor maksimum 80. Batas penguasaan minimumnya = 50 % - 60 % dengan nilai 6.
Prosentase Penguasaan Rentang Skor Nilai

91 % - 100 % 73 – 80 10
81 % - 90 % 65 – 72 9
71 % - 80 % 57 – 64 8
61 % - 70 % 49 – 56 7
50 % - 60 % 40 – 48 6

40 % - 49% 32 – 39 5
30 % - 39 % 24 – 31 4
20 % - 29 % 16 – 23 3
10 % - 19 % 8 – 15 2
0% - 9% 0 – 7 1

b. Norma Penilaian PAP Menggunakan 5 Standar (A,B,C,D,E)


Tingkat
Rentang Skor Nilai Kategori
Penguasaan
80% - 100% 64 ke atas A Baik Sekali
60% - 79% 48 - 63 B Baik
40% - 59% 32 - 47 C Cukup
20% - 39% 16 - 31 D Kurang
19% Ke bawah 0 - 15 E Sangat Kurang
Penilaian Acuan Norma (PAN)
a. Penggunaan Kurve Normal dengan 5 Kategori Nilai (A - E )
Batas daerah dalam Kurve Nilai Kategori
M + 1.8 S atau lebih A Sangat Baik
Antara M + 0.6 S dan M +1.8 S B Baik
Antara M – 0.6 S dan M + 0.6 S C Cukup
Antara M – 1.8 S dan M – 0.6 S D Kurang
Kurang dari M – 1.8 S E Sangat Kurang

. b. Penggunaan Kurve Normal dengan skala nilai 1 - 10


Misal: Rerata Skor (M) = 30 dan simpangan bakunya (S) = 5
Skala Batas Skor Rentang Skor Nilai
M + 2.4 S 30 + 2.4 (5) = 42 42 - ke atas 10
M + 1.8 S 30 + 1.8 (5) = 39 39 – 41 9
M + 1.2 S 30 + 1.2 (5) = 36 36 – 38 8
M + 0.6 S 30 + 0.6 (5) = 33 33 – 35 7
M + 0.0 S 30 + 0.0 (5) = 30 30 – 32 6
M – 0.6 S 30 – 0.6 (5) = 27 27 – 29 5
M – 1.2 S 30 – 1.2 (5) = 24 24 – 26 4
M – 1.8 S 30 – 1.8 (5 ) = 21 21 – 23 3
M – 2.4 S 30 – 2.4 (5) = 18 18 – 20 2
17 - ke bawah 1
σX
Rumus Rata-rata ሺഥ
Xሻ =
N
Rumus Simpangan Baku (S) =

s = Simpangan baku
X = Skor yang dicapai seseorang

X = Nilai rata-rata
n = Banyaknya jumlah orang

Subyek Skor (X)


A 11 3 9
B 10 2 4
C 8 0 0
D 7 -1 1
E 4 -4 16
∑ 40 - 30
8 - -
ഥ)𝟐
σ (𝐗 − 𝐗 𝟑𝟎 𝟑𝟎
𝐬 =ට s = ට = ට = ξ 𝟕. 𝟓 = 2.74
𝐧−𝟏 𝟓−𝟏 𝟒
Sinkronisasi SK.KD dan Bahan Yang akan
Dievaluasi

STANDAR KOMPETENSI DAN


KOMPETENSI DASAR (SKKD)
KOGNITIF

ALAT
AFEKTIF
EVALUASI/INSTRU
MEN
PSIKOMOT
OR

PENGUKURAN

PENGOLAHAN
DATA/ANALISIS
Memilih Alat Evaluasi Pembelajaran
Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Kelas/Semester VII/1/Permainan dan Olahraga
Standar Kompetensi Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, serta
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu
permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi
yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan**)

KOMPETENSI YANG
MEDIA PRAKTIK DESKRIPSI PRAKTIK
DIPRAKTIKKAN
 variasi teknik dasar?
 kombinasi teknik dasar?
 koordinasi yang baik?
 kerjasama, SALAH SATU SEBUTKAN NAMA
 toleransi, PERMAINAN DAN PERMAINANNYA DAN
 percaya diri, OLAHRAGA BEREGU DESKRIPSI
 keberanian, BOLA BESAR LANJUTAN PELAKSANAANNYA?
 menghargai lawan,
 bersedia berbagi tempat dan
peralatan
Latihan
Jenjang Pendidikan SD
Kelas/Semester IV/1/Aktivitas Pengembangan
Standar Kompetensi Mempraktikkan gerak dasar ke dalam
permainan sederhana dan olahraga serta
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar Mempraktikkan aktivitas permainan sederhana untuk
melatih daya tahan dan kekuatan otot, serta nilai kerja
keras, dan disiplin

KOMPETENSI YANG DIPRAKTIKKAN MEDIA PRAKTIK DESKRIPSI PRAKTIK

 Identifikasi point-point
yang akan diungkap dari Buat/Rancang bentuk Deskripsikan/Jelaskan
pesan KD alat ukur untuk bagaimana pelaksanaan
mengukur pesan dari media/alat ukur yang telah
KD ditetapkan
Jenjang Pendidikan SD
Kelas/Semester/BKajian VI/1: Permainan dan Olahraga
Standar Kompetensi Mempraktikkan berbagai gerak dasar ke dalam permainan
dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi, dan nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar Mempraktikkan gerak dasar salah satu permaian bola besar dengan
koordinasi dan kontrol yang baik dengan peraturan yang dimodifikasi, serta
nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran**

KOMPETENSI YANG
MEDIA PRAKTIK DESKRIPSI PRAKTIK
DIPRAKTIKKAN
 gerak dasar:
 Koordinasi dan kontrol gerak
 Kerjasama Permainan Ayam dan Musang
 Sportivitas
 Kejujuran

Kompetensi Yang Dievaluasi/diobservasi


NAMA
Gerak dasar Koordinasi Kerjasama Sportivitas Kejujuran
Amir
Umar
Ali
………
Kriteria Bagus (+) Bagus (+) Bagus (+) Bagus (+) Bagus (+)
Sedang (v) Sedang (v) Sedang (v) Sedang (v) Sedang (v)
Lemah (-) Lemah (-) Lemah (-) Lemah (-) Lemah (-)
Pedoman Observasi PBM
Kompetensi Yang Dipraktikkan
NAMA
Gerak dasar Koordinasi Kejujuran Kerjasama Tekun
Amir
Umar
Ali
………
Bagus (+) Bagus (+) Bagus (+) Bagus (+) Bagus (+)
Kriteria Sedang (v) Sedang (v) Sedang (v) Sedang (v) Sedang (v)
Lemah (-) Lemah (-) Lemah (-) Lemah (-) Lemah (-)
CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN DALAM PEMBELAJARAN
PERMAINAN BOLAVOLI

Standar Kompetensi (SK)


Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan
peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
 
Kompetensi Dasar (KD)
Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi permainan bola besar, serta nilai
kerjasama, sportivitas, dan kejujuran**)
 
Indikator
Kognitif
Produk;
1. Siswa dapat membuat keputusan untuk menempatkan diri dibawah jatuhnya bola.
2. Siswa dapat membuat keputusan untuk memainkan bola dengan teknik yang relevan.
3. Setelah memainkan bola, siswa dapat membuat keputusan untuk kembali
mempersiapkan diri menghadapi tugas gerak berikutnya.

 
PENILAIAN

Penilaian aspek kognitif (N1)


Penilaian aspek kognitif dilaksanakan dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan sesuai dengan materi
pembelajaran. Setiap pertanyaan mempunyai skor 5.
Skor maksimal adalah 20.
Bobot penilaian aspek kognitif adalah 30.
 
Daftar pertanyaan:
1. Jelaskan karakteristik gerak bola dalam permainan ?
2. Jelaskan cara bergerak ke arah jatuhnya bola ?
3. Jelaskan cara memainkan bola yang relevan dengan
karakteristik gerak bola yang akan dimainkan ?
4. Jelaskan apa yang Anda lakukan setelah memainkan bola ?
Afektif
Perilaku berkarakter
1. Disiplin dalam melakukan setiap tugas pembelajaran.
2. Bersemangat dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran
 
Keterampilan sosial
3. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas gerak.
4. Bertanya dan berpendapat saat pembelajaran
5. Mendengarkan penjelasan guru, dan memperhatikan pertanyaan
atau jawaban siswa lain
6. Percaya diri, toleransi, menghargai lawan dan kawan saat
melakukan permainan bola voli.

Penilaian aspek afektif (N2)


Penilaian aspek afektif yang dilakukan oleh guru dan siswa didasarkan
pada perilaku yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar pengamatan.
Skor maksimal adalah 16.
Bobot penilaian afektif adalah 30
 
Lembar Pengamatan Aspek Afektif/ perilaku Siswa selama Pembelajaran.
Petunjuk: Berilah angka 1 – 4*) pada kolom sikap yang diamati skor sesuai
dengan sikap yang ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran.

Sikap Yang Diamati


Nama Kerjasama Bersemangat dalam Mentaati Menghargai Jumlah
No Siswa dengan teman/ melakukan setiap aturan saran/penda Skor
tim tugas gerak setiap tugas pat teman
gerak

1.            

2.            

3.            

4.            

*) 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Baik Sekali


Psikomotor
1. Memantulkan dan menangkap bola
2. Permainan memantul-mantulkan bola 3 VS 3.

Proses
3. Dalam bentuk permainan 3 VS 3 siswa dapat menempatkan diri
dibawah arah jatuhnya bola
4. Melakukan gerakan memainkan bola dengan teknik yang relevan.
5. Melakukan gerak lanjut untuk mempersiapkan diri menghadapai
tugas gerak berikutnya

Penilaian aspek psikomotor (N3)


Penilaian aspek psikomotor yang dilakukan oleh guru dan siswa
didasarkan pada unjuk kerja/ gerak yang ditunjukkan siswa
selama proses pembelajaran. Penilaian dilaksanakan selama
pembelajaran dengan menggunakan rublik penilaian.
Skor maksimal adalah 12.
Bobot penilaian psikomotor adalah 40
 
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja siswa
pada permainan bola voli 3 VS 3
No Nama siswa Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
1   1. Menempatkan diri di bawah jatuhnya bola        
2. Melakukan gerakan memainkan  bola dengan teknik yang relevan        
dengan karakteristik bola yang akan dimainkan.
3. Melakukan gerak lanjut untuk mempersiapkan diri menghadapi        
tugas gerak berikutnya
    Jumlah skor  
2   1. Menempatkan diri di bawah jatuhnya bola        
2. Melakukan gerakan memainkan bola dengan teknik yang relevan        
dengan karakteristik bola yang akan dimainkan.

3. Melakukan gerak lanjut untuk mempersiapkan diri menghadapi        


tugas gerak berikutnya

    Jumlah skor  
3 Dst.          

Keterangan: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Baik Sekali


 

(N1 x 30) + (N2 x 30) + (N3 x


40)
NA x 100
%
=
 Skor maksimal
SEKIAN
DAN
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai