Anda di halaman 1dari 25

Shintia Djafar

C011181348
Hubungan Pemberian
Pembimbing:
ASI Eksklusif dengan dr. Firdaus Hamid, Ph.D
Kejadian ISPA pada Bayi
di RSUD MM Dunda
Limboto
Pendahuluan
Bab 1
Latar Belakang
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menempati
urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita, dan
juga termasuk 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, menunjukkan prevalensi
nasional ISPA 25,5%, dimana angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada
bayi 2,2%, pada balita 3%, sedangkan angka kematian (mortalitas) pada
bayi 23,8% dan balita 15,5% .
Salah satu cara pencegahan ISPA adalah dengan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) eksklusif yaitu pemberian (ASI) pada bayi baru lahir sampai usia
enam bulan. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi dan cairan pada enam bulan
pertama kehidupan.
Rumusan Masalah
“apakah terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif
dengan kejadian ISPA pada bayi”
Tujuan Penelitian
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pemberian
ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada bayi ?
Tinjauan Pustaka
Bab 2
DEFINISI PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan yang dihasilkan saat
proses penginderaan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata).
TINGKATAN PENGETAHUAN
Tahu (know)
 Tahu diartikan hanya sebagai recall yang telah ada sebelumnya setelah
mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu
sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

Memahami (comprehension)
 Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Aplikasi (Application)
 Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain.
TINGKATAN PENGETAHUAN
Analisis (analysis)
 Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan,
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu
masalah atau objek yang diketahui.

Sintesis (synthesis)
 Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan
yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

Evaluasi (evaluation)
 Evaluasi berkaitan dengan kempuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku
dimasyarakat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGETAHUAN
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
d. Minat
e. Pengalaman
f. Informasi
PENGUKURAN PENGETAHUAN
Pengukuran Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan
diukur dari subjek penelitian atau responden.
DEFINISI ANTIMIKROBA DAN ANTIBIOTIK
Antimikroba (AM) merupakan obat pembasmi mikroba, khususnya
mikroba (mikroba yang tidak termasuk kelompok parasit) yang
merugikan manusia. Sedangkan antibiotik ialah zat yang dihasilkan
oleh suatu mikroba yang dapat menghambat atau membasmi
mikroba jenis lain.
RESISTENSI ANTIBIOTIK
Timbulnya resistensi terhadap suatu antibiotik terjadi berdasarkan salah satu atau lebih dari
mekanisme berikut:
 Bakteri mensintesis suatu enzim inaktivator atau penghancur antibiotik. Misalnya
Staphylococcus yang resisten terhadap penisilin G menghasilkan beta-laktamase, yang merusak
obat tersebut. Betalaktamase lain dihasilkan oleh bakteri batang Gram-negatif.
 Bakteri mengubah permeabilitasnya terhadap obat. Misalnya tetrasiklin, menumpuk dalam
bakteri yang rentan tetapi tidak pada bakteri yang resisten.
 Bakteri mengubah struktur sasaran obat. Misalnya resistensi kromosom terhadap aminoglikosid
berkaitan dengan hilang atau berubahnya protein spesifik pada subunit komponen ribosom 30S
bakteri yang berperan sebagai reseptor pada organisme yang rentan.
 Bakteri mengubah jalur metabolik yang dihambat langsung oleh obat. Misalnya beberapa
bakteri yang telah resisten terhadap sulfonamid tidak lagi membutuhkan PABA ekstraseluler,
tetapi seperti pada sel mamalia yang dapat menggunakan asam folat yang telah dibentuk.
 Bakteri mengubah enzim yang melakukan fungsi metabolismenya dan kurang terpengaruhi oleh
obat serta tidak lagi menggunakan enzim yang rentan terpengaruh oleh obat.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TANPA RESEP DOKTER
Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional dapat mengurangi beban
penyakit, khususnya penyakit infeksi. Sebaliknya, penggunaan antibiotik secara
bebas pada manusia dan hewan yang tidak sesuai indikasi, mengakibatkan
meningkatnya kejadian resistensi antibiotik secara signifikan.
Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak
tentunya akan meningkatkan kejadian resistensi antibiotik. Untuk wilayah Asia
Tenggara, penggunaan antibiotik sangat tinggi bahkan lebih dari 80% di
beberapa provinsi di Indonesia.
Antibiotik merupakan golongan obat keras, yang artinya hanya bisa
didapatkan dengan resep dokter dan diperoleh di apotek. Jika antibiotik
digunakan secara tidak rasional, seperti tidak memperhatikan dosis, pemakaian
dan peringatan maka dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh
pengguna.
Kerangka Konseptual dan Definisi
Operasional
Bab 3
Kerangka Konsep

Pengetahuan Penggunaan
masyarakat antibiotik
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur

1. Pengetahuan Persepsi seseorang terhadap sesuatu Kuisioner Melihat hasil kuisioner yang diisi

yang dihasilkan oleh pengalaman dari

proses penginderaan

2. Penggunaan Pola konsumsi seseorang terhadap Kuisioner Melihat hasil kuisioner yang diisi

antibiotik antibiotik
Metodologi Penelitian
Bab 4
Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian
JENIS Analitik Observasional, Cross
PENELITIA
N sectional method
LOKASI Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin
WAKTU Oktober 2019
Variabel
 Variabel dependen : Penggunaan antibiotik
 Variabel independen : Pengetahuan
Populasi dan Sampel
 Populasi : Semua mahasiswa Pendidikan Dokter
Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
angkatan 2018 adalah sebanyak 317 orang.

 Sampel : Dengan rumus Slovin, jumlah sampel


yang dibutuhkan adalah sebanyak 178.

 Teknik sampling : Simple Random Sampling


Kriteria Sampel
 Kriteria inklusi:
Mahasiswa Pendidikan Dokter Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2018 yang
bersedia mengikuti penelitian.

 Kriteria eksklusi:
Mahasiswa Pendidikan Dokter Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2018 yang
tidak ada di tempat saat penelitian.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Kuisioner
2. Kamera
3. Alat pengumpul data
Prosedur Penelitian
Penyusunan
Pemilihan masalah Studi pendahuluan
rancangan masalah

Analisis,
Menetapkan lokasi
pengolahan dan
penelitian dan
Pengumpulan data penyajian data
populasi serta
serta pelaporan
sampel
hasil penelitian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai