Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN PADA GANGGUAN

SISTEM PERSYARAFAN CEDERA KEPALA

OLEH :
AYU SEPTIANI
PENGERTIAN

Trauma kepala adalah suatu trauma


yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak atau otak yang
terjadi akibat injury baik secara
langsung maupun tidak langsung
pada kepala. (Miranda et al, 2017)
ETIOLOGI

Cedera Kepala Primer Cedera Kepala Sekunder

Cedera Kepala Primer yaitu Cedera Kepala Sekunder


cedera yang terjadi akibat yaitu cedera yang disebabkan
langsung dari trauma: karena komplikasi :
Kulit :  Vulnus, laserasi, Oedema otak
hematoma subkutan, Hipoksia otak
hematoma subdural. Kelainan metabolic
Tulang :  Fraktur lineal, Kelainan saluran nafas
fraktur bersih kranial, fraktur Syok
infresi (tertutup & terbuka).
Otak :  Cedera kepala
primer, robekan dural,
contusio (ringan, sedang,
berat), difusi laserasi.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
 
Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa contre coup dan coup yang
mengalami percepatan pergerakan kepala. Cedera kepala pada coup disebabkan
hantaman pada otak bagian dalam pada sisi yang terkena ,sedangkan contre coup
terjadi pada sisi yang berlawanan dengan daerah benturan. Otak pertama kali akan
menghantam bagian depan dari tulang kepala meskipun kepala pada awalnya bergerak
ke belakang. Sehingga trauma terjadi pada otak bagian depan.Karena pergerakan ke
belakang yang cepat dari kepala, sehingga pergerakan otak terlambat dari tulang
tengkorak, dan bagian depan otak menabrak tulang tengkorak bagian depan. Pada
keadaan ini, terdapat daerah yang secara mendadak terjadi penurunan tekanan
sehingga membuat ruang antara otak dan tulang tengkorak bagian belakang dan
terbentuk gelembung udara. Pada saat otak bergerak ke belakang maka ruangan yang
tadinya bertekanan rendah menjadi tekanan tinggi dan menekan gelembung udara
tersebut. Terbentuknya dan kolapsnya gelembung yang mendadak sangat berbahaya
bagi pembuluh darah otak karena terjadi penekanan, sehingga daerah yang
memperoleh suplai darah dari pembuluh tersebut dapat terjadi kematian sel-sel otak.
Begitu juga bila terjadi pergerakan kepala ke depan.
Sumber : Diagnosa NANDA (NIC & NOC) Disertai Dengan Dischange Planning. 2007-
2008. Jakarta: EGC
MANIFESTASI KLINIK

Berdasarkan anatomis Berdasarkan nilai GCS (Glasgow


Coma Scale)
Gegar otak Cidera kepala Ringan (CKR)
Disfungsi neurologis, Pingsan <10 GCS 13-15
menit, Sakit kepala, tidak mampu Kehilangan kesadaran<30 menit
konsentrasi, vertigo, muntah Tidak ada fraktur tengkorak
Edema Cerebri Tidak ada kontusio celebral
Pingsan >10 menit, Tidak ada
kerusakan jaringan otak, Nyeri Cidera Kepala Sedang (CKS)
kepala, vertigo, muntah GCS 9-12
Memar Otak Kehilangan kesadaran >30 menit
Pecahnya pembuluh darah kapiler, tetapi kurang dari 24 jam
dan rusaknya jaringan saraf disertai Dapat mengalami fraktur tengkorak
perdarahan, Peningkatan TIK,
Penurunan kesadaran, Edema Cidera Kepala Berat (CKB)
jaringan otak GCS 3-8
Laserasi Kehilangan kesadaran > 24 jam
Hematoma Epidural dan Hematoma meliputi kontusio celebral, laserasi,
PEMERIKSAAN PENUNJANG

pemeriksaan AGD
CT-scan
Foto Rontgen
MRI
Pemeriksaan pungsi lumbal
KOMPLIKASI

Edema serebral dan herniasi


Defisit neurologik dan psikologik
Komplikasi lain secara traumatic :
Infeksi sitemik (pneumonia, ISK, sepsis)
Infeksi bedah neurologi
Osifikasi heterotropik
Komplikasi lain:sendi sendi
Peningkatan TIK
Hemorarghi
Kegagalan nafas
Diseksi ekstrakranial
Penatalaksanaan Medis
  Mempertahankan fungsi ABC (airway,breathing,dan circulation)
dan menilai status neurologi, penurunan risiko iskemi serebri.
pemberian oksigen dan glukosa, kontrol kemungkinan tekanan
intracranial
Non pembedahan dapat berupa Glukokortikoid
(Dexamethazone) untuk mengurangi edema. Diuretic osmotic
(Manitol) untuk mengeluarkan Kristal-kristal mikroskopis.
Diuretic loop (misalnya furosemide) untuk mengatasi
peningkatan tekanan intracranial. Obat paralitik ( Pancuronium)
untuk mengontrol kegelisahan atau agitasi yang dapat
meningkatkan resiko peningkatan tekanan intracranial.
PENGKAJIAN
Airway  
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk mencegah
penekanan/bendungan pada vena jugularis
Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga atau mulut 

Breathing  
Kaji pola nafas, frekuensi, irama nafas, kedalaman
Monitoring ventilasi : pemeriksaan analisa gas darah, saturasi oksigen 
Circulation  
Kaji keadaan perfusi jaringan perifes
Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, reflek terhadap
cahaya, Monitoring intake dan output
Monitoring tanda – tanda vital, Pemberian cairan dan elektrolit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ketidakefektifan perfusi jaringan


 Nyeri akut
 Resiko infeksi
 Resiko kekurangan volume cairan
 Resiko cidera
 Ansietas
Lukman PDK 17
Lukman PDK 18
Lukman PDK 19
Lukman PDK 20

Anda mungkin juga menyukai