Anda di halaman 1dari 21

Dilema Etik Dan Penyelesainnya

Nama Kelompok :
1. Fita Wiji Setyaningrum
2. Mudafiqoh Awaliyatul Kasanah
3. Ristu Putri Anggarsih
4. Liana Fatimatul Fitriah
5. Bibin Ambarwati
Dilema
Etik
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua
atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat
dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana setiap
alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema
etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan
dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa
yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai
perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif
sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan.
Kerangka Penyelesaian Kasus Dilema Etik
Menurut Para Ahli

A. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )


Ada lima langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema
etik.
1) Mengkaji situasi
2) Mendiagnosa masalah etik moral
3) Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4) Melaksanakan rencana
5) Mengevaluasi hasil
Kerangka pemecahan menurut Kozier
1. Mengembangkan data dasar.
2. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut.
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
5. Mengidentifikasi kewajiban perawat
6. Membuat keputusan
Model Murphy dan Murphy
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan
2) Mengidentifikasi masalah etik
3) Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
4) Mengidentifikasi peran perawat
5) Mempertimbangkan berbagai alternatif yang mungkin
dilaksanakan
6) Mempertimbangkan konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
7) Memberi keputusan
8) Mempertimbangkan keputusan hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
9) Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah
tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk
membantu membuat keputusan berikutnya.
Purtilo dan Cassel
( 1981)
1) Mengumpulkan data yang relevan
2) Mengidentifikasi dilema
3) Memutuskan apa yang harus dilakukan
4) Melengkapi tindakan
Thompson & Thompson
( 1981)

1) Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi


situasi
2) Mengidentifikasi Issue etik
3) Menentukan posisi moral pribadi dan professional
4) Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang
terkait.
5) Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
 
KASUS
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai
2 orang anak yang berumur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan
SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai Sopir angkutan umum. Saat
ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang lalu.
Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker Rahim
grade III, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk
dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada
tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah
dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak hanya diam
dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang
akan dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalakan ruangan dokter
memberitahu perawat kalau Ny.D atau keluarganya bertanya,
sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan
tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya.
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan
memutuskan menolak operasi dengan alasan, klien dan suami
masih ingin punya anak lagi.
PENYELESAI
AN
Kerangka Pemecahan Etik Yang Dikemukan Oleh Kozier :

1. Data dasar dalam hal klarifiaksi dilema etik, mencari informasi


sebanyaknya, berkaitan dengan:
Orang yang terlibat, yaitu: pasien, suami pasien, dokter
bedah/kandungan, rohaniawan dan perawat.
2. Tindakan yang diusulkan yaitu:
Akan dilakukan operasi pengangkatan kandungan/rahim pada
Ny.D. tetapi pasien mempunyai otonomi untuk membiarkan
penyakitnya menggorogoti tubuhnya, walaupun sebenarnya
bukan itu yang diharapkan, karena pasien masih meginginkan
keturunan.
3. Maksud dari tindakan yaitu:
Dengan memberikan pendidikan, konselor,
advokasi diharapkan pasien mau menjalani operasi
serta dapat membuat keputusan yang tepat
terhadap masalah yang saat ini dihadapi. Dengan
tujuan agar kanker rahim yang dialami Ny.D dapat
diangkat (tidak menjalar ke organ lain) dan
pengobatan tuntas.
4.Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan
yaitu:

 Bila operasi dilaksanakan:


- Biaya: biaya yang dibutuhkan klien cukup besar untuk pelaksanaan
operasinya.
- Psikologis: pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang bila
operasi berjalan baik dan lancar, namun klien juga dihadapkan pada
kondisi stress akan kelanjutan hidupnya bila ternyata operasi itu
gagal. Selain itu konsekuensi yang harus dituanggung oleh klien dan
suaminya bahwa ia tidak mungkin lagi bisa memiliki keturunan.
 Bila operasi tidak dilakukan:
-Fisik: klien mempunyai bentuk tubuh yang normal.
Tetapi timbul nyeri pinggul atau tidak bisa BAK,
perdarahan sesudah senggama, keluar keputihan
atau cairan encer dari vagina.
-Biaya ; tidak mengeluarkan biaya apapun.
-Psikologis: klien dihadapkan pada suatu ancaman
kematian, terjadi kecemasan dan rasa sedih dalam
hatinya dan hidup dalam masa masa sulit dingan
penyakitnya.
5. Mengidentifikasi konflik yang
terjadi berdasarkan situasi
tersebut
 Untuk memutuskan apakah operasi dilakukan pada wanita
tersebut, perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati
otonomi klien.
 Apabila tindakan operasi dilakukan perawat dihadapkan pada
konflik tidak melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral.
 Bila menyampaikan penjelasan dengan selengkapnya perawat
kawatir akan kondisi Ny.D akan semakin parah dan stress,
putus asa akan keinginannya untuk mempunyai anak
 Bila tidak dijelaskan seperti kondisi tersebut, perawat tidak
melaksanakan prinsip-prinsip professional perawat
 Bila perawat menyampaikan pesan dokter, perawat melangkahi
wewenang yang diberikan oleh dokter, tetapi bila tidak
disampaikan perawat tidak bekerja sesuai standar profesi.
Penyelesaian Menurut Megan
1) Mengkaji Situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi
masalah/situasi dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat
ditemukan permasalahan atau situasi sebagai berikut :
-Ny D menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui
jalan penyembuhan yang dapat dilakukan.
-Dokter menganjurkan agar Ny. D segera dioperasi karena itu
merupakan satu-satunya jalan untuk sembuh.
-Ny. D dan suaminya menolak untuk dioprasi karena alasan masih
ingin punya anak lagi, sekalipun itu membahayakan nyawa Ny. D.
-Perawat merasa bingung dan dilema karena dihadapkan dua
pilihan yang menyulitkan, dimana perawat harus memenuhi
permintaan pasien tapi disisi lain jika pasien tidak segera dioprasi
maka nyawa pasien yang akan menjadi taruhannya.
2) Diagnosa Etik Moral

Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa


menimbulkan permasalahan antara tenaga medis dengan
pasien. Hal tersebut dikarenakan pemikiran pasien dengan
tenaga medis tidak sejalan. Bagaimanapun pasien memiliki
hak untuk memilih tindakan dari pihak tenaga medis untuk
kebaikan diri pasien sendiri
3) Tujuan dan Rencana Pemecahan

Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan


direncanakan oleh perawat bersama tim medis yang lain
dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini.
Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain :
 Perawat akan mencoba berkomunikasi dan bertindak
sebagai advokasi dan fasilitator dengan Ny.D dan suami
agar bisa mengambil keputusan yang terbaik tanpa
mengabaikan kesehatan Ny.D.
4) Melaksanakan Rencana
Dari rencana-rencana yang telah dibuat harus
dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim medis yang
terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan.
Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilema etik
harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi
untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan
dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu
(John Stone,1989), yang meliputi :
1. Autonomy/otonomi
2. Benefisience/kemurahan hari
3. Justice/keadilan
4. Nonmaleficience/tidak merugikan
5. Jujur
6. Fidelity/menempati janji
7. Confidentiality/kerahasiaan
5) Evaluasi
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan
dievaluasi sejauh mana Ny. D beradaptasi tentang informasi
yang sudah diberikan. Jika Ny. D masih denial maka
pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan support
sistem tetap terus diberikan yang pada intinya membuat
pasien merasa ditemani, dihargai dan disayangi tanpa ada
rasa dikucilkan.
Kewajiban perawat
1. Memberikan informasi yang jelas, lengkap dan terkin
2. Meningkatkan kesejahteran pasien
3. Membuat keseimbangan antara kebutuhan pasien baik
otonomi, hak dan tanggung jawab keluarga tentang
kesehatan dirinya.
4. Membantu keluarga dan pasien tentang pentingnya
sistem pendukung
5. Melaksanakan peraturan Rumah Sakit selama dirawat
6. Melindungi dan melaksanakan standar keperawatan
yang disesuikan dengan kompetensi keperawatan
professional dan SOP yang berlaku diruangan tersebut.
7. Membuat keputusan.
KESIMPULAN
Penyelesaian dilema etik harus mempunyai kerangka berfikir
yang jelas sehingga keputusan yang diambil dapat memberi
kepuasan terhadap semua pihak baik pemberi dan penerima
asuhan keperawatan. Banyak teori yang membahas dan
membuat kerangka penyelesaian masalah etik, tetapi
penyelesaian secara umum bila terjadi kasus etik adalah
melakukan peninjauan kembali terhadap kejadian, memanggil
saksi-saksi, mengkaji dan mengidentifikasi pelanggaran etik
yang dilakukan, dan menetapkan sangsi terhadap
pelanggaran atau memberikan rehabilitasi bila tidak terbukti
melanggar etik. Semua hal tersebut yang penting adalah
bagaimana masalah dilema etik dapat diputuskan dengan
baik dan memuaskan semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai