Anda di halaman 1dari 14

Subjektiv

• Bp. Dp umur 66 tahun 3 bulan 13 hari


• MRS 18 mei 2019
• Manifestasi klinik : sesak sejak subuh, batuk + dahak, panas, mual muntah (-)
• Riwayat penyakit : PJK, dan paru2,
• Riwayat alergi : (-)
• RO obat jantung : concor 0-1-0, digoxin 1x1, spironolakton 1-0-0, sohobion
• Obat paru : aminophyllin 1-0-0, salbutamol 2x1, GG 2x1, spiriva 1-0-0, bricasma 1-0-0,
pulmicort 1-0-0
• Diagnosis : SOB (short of breathness), AF RVR (atrial fibrilation with rapid ventricular respon),
ADHF (acute decompensated heart failure), infeksi sekunder
Objektiv
• Pemeriksaan:
Thorax: jantung membesar dengan efusi
pleura
EKG: 18/05/10  menunjukkan AF
19/05/10  menunjukkan AF
24/05/10  menunjukkan AF

Lab:
Sao2: 98%
GDA: 118,
TTV saat MRS: suhu 38 C, nadi 114x/menit, RR
48x/menit
TD: 167/92 mmhg
Assesment

• SOB (short of breathness), gejala pada pasien berupa nafas sesak


• AF RVR (atrial fibrillation rapid ventricular respon), terlihat pada pemeriksaan pasien mengalami
AF.
• Adhf (acute decompensated heart failure): tanda gejala jantung yang memburuk secara tiba-tiba
yang biasanya meliputi kesulitan bernapas (dipsnea) pada pasien.
• Infeksi sekunder : terjadi karena adanya kerusakan pada bronkus sehingga menyebabkan cairan
mucus lebih mudah terkumpul di dalam bronkus yang dapat memicu penyumbatan udara dan
infeksi yang berulang. Gejala utama berupa batuk berdahak yang tidak mereda meskipun
diobati. Dan pada pasien ditandai dengan demam sebagai respon tubuh.
• Leukosit: leukosit tinggi karena terdapat infeksi sekunder.
• Pco2 : tekanan parsial karbon dioksida rendah sehingga menyebabkan pasin
bernapas dengan cepat atau hiperventilasi. Kadar pco2 rendah namun tidak
terlalu signifikan.
• Po2 : ukuran tekanan oksigen yang terlarut dalam darah. Po2 pasien tinggi karena
pasien menerima O2 masker sehingga kadar O2 dalam darah tinggi.
DRP Action
1. PPOK (SOB dan Infeksi Sekunder) O2 masker, antrain injeksi, Ceftriaxone inj
Demam, batuk dahak 2x1g, Infus Levofloxacin 1x750 mg,
Pectocil 3x1, Jayacin 400 mg 1-0-1, GG
3x1, Combivent 5-13-21 3x1, Pamol 3x1,
Aminofilin 1 amp/500 ml/24 jam, Pulmicort
(budesonide) 3x1.
2. Atrial Fibrilasi, belum ada Pemberian digitalis cepat berupa digoksin
pengobatan 0,25-0,5 mg intravena
3. Gagal jantung akut atau ADHF Digoxin 1x1, Spironolakton 25 mg 1-0-0 
50 mg 1-1-0, Lasix inj 1-0-0  tab 1-0-0,
Aspilet 1x1, KCL 1 fls/24 jam, KSR 2x1.
HIPERTENSI
(obat yang di gunakan blm ada, TD
meningkat pada tanggal 24 )
4. Obat tambahan Calmet (alprazolam), ranitidin 1x1,
primperan injeksi 2x1
Planning
1. O2 masker karena pasien mengalami sesak napas dan merupakan sebagai penanganan awal
agar dapat dilanjutkan ke terapi selanjutnya.
2. Antrain injeksi (natrium metamizole) sebagai analgesic untuk menurunkan demam atau panas
3. Ceftriaxone inj 2x1g, pasien memperoleh obat ini karena pasein mengidap ppok yang berakibat
pada infeksi sekunder dengan gejalah utama batuk berdahsak. Pasien mengalami batuk selama
pasien dirumah sakit.
4. Infus levofloxacin 1x750 mg, sebagai antibiotic sama seperti ceftriaxone tetapi penggunaanya
hanya dari tanggal 18-21 dan diganti dengan jayacin secara oral 400 mg 1-0-1 dari tanggal 22-
24.
5. Pectocil 3x1 (kodein) obat ini diberikan selama pasien berada dirumah sakit sebagai agen
mukolitik untuk mengencerkan dahak.
6. Gg/(glyceryl guaiacolate) 3x1, merupakan obat ekspetoran yang diindikasikan untuk meredahkan batuk
yang tersumbat yang disebabkan oleh bronchitis atau penyakit pernapasan lainnya.
7. Combivent (ipratropium / salbutamol) 5-13-21 3x1, digunakan untuk ppok digunakan pada hari ke 2 (19)
sampai hari terakhir (24).
8. Pamol (parasetamol) 3x1, digunakan untuk meurunkan panas. Pada hari ke 3 (20) pasien mengalami
demam sehingga diberikan hingga hari ke 4 (21). Pada hari ke 5 (22) pasein tidak mengalami panas lagi
sehingga pemberian pamol dihentikan.
9. Aminofilin 1 amp/500 ml/24 jam, untuk pengobatan bronkospasme karena asma, emfisema dan bronkitis
kronis. Digunalan dari tanggal 22 karena pada tanggal itu pasien mengalami sesak.
10. Pulmicort (budesonide) 3x1, digunakan pada tanggal 22 karena pasien mengalami sesak untuk
meredakan dan mencegah gejala serangan asma, seperti sesak napas dan mengi. Obat ini bekerja langsung
pada saluran pernapasan dengan mengurangi peradangan dan pembengkakan saluran napas, saat serangan
asma terjadi.
11. Digoxin 1x1, diindikasikan dalam kondisi untuk pengobatan gagal jantung ringan hingga
sedang pada pasien dewasa. Pada orang dewasa dengan gagal jantung, bila memungkinkan
secara klinis, digoxin harus diberikan bersama dengan diuretik dan inhibitor enzim
pengonversi angiotensin (ACE) untuk efek optimal.
12. Spironolakton 25 mg 1-0-0  50 mg 1-1-0, diindikasikan untuk pengobatan gagal jantung
new york heart association kelas iii-iv, spironolakton merupakan gologan diuretic hemat
kalium. Diindikasin untuk mengobati gagal jantung. Spironolakton digunakan selama pasien di
rumah sakit karena pasien punya penyakit gagal jantung. Spironolakton digunakan untuk
mejaga kalium tetap stabil.
• Lasix inj 1-0-0  tab 1-0-0, (furosemide) untuk obat gagal jantung dan hipertensi atau
dikombinasikan dengan agen hipertensi lain. Furosemid digunakan dalam atrium fibrial untuk
menjaga kalsium dalam keadaan normal, tidak turun. Furosemid digunakan dari hari pertama
(18) sampai hari ke 4 (21). Pada hari ke 5 (22) penggunaanya dihentikan karena kadar kalsium
sudah normal, jika digunakan lagi maka kadar kalsium akan turun.
• Aspilet 1x1, (aspirin) dalam dosis kecil (30 hingga 300 mg / hari) aspirin berperan dalam
pencegahan angiopati tromboemboli. Pasien menggunakan aspirin selama dirumah sakit karena
aspirin berperan sebagai antikoagulan.
• Kcl 1 fls/24 jam, ksr 2x1.
• Calmet (alprazolam), merupakan golongan benzodiasepin yang digunakan sebagai obat
penenang (pasien cemas)
• Ranitidin 1x1, terapi tambahan untuk mengatasi naiknya asam lambung.
• Primperan injeksi 2x1 (metoclopramide), digunakan pada tanggal 23 karena pasien mengalami
mual.
Monitoring Keterangan
1. SOB & Infeksi sekunder: Sudah di obati selama dirumah sakit.
Sesak nafas
Panas
Batuk

2. Atrial fibrialis: Pengobatan .jangka panjang : Amiodaron 1x100-200


N : 80x/menit mg PO. Antikoagulan : Warfarin

3. Hipertensi: Bisoprolol sehari 5-10 mg.


Kontrol Tekanan Darah

4. Obat tambahan
Calmlet tidak perlu diberikan.

Anda mungkin juga menyukai