Anda di halaman 1dari 10

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN DENGAN MODEL QUANTUM DAN


MODEL SINEKTIK BERDASARKAN GAYA
BELAJAR PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI SMA
Oleh
Nurus Sa’adah /
0202516014
Pembelajaran menulis cerpen merupakan salah satu materi yang
terdapat dalam silabus kelas XI SMA.

Menulis cerpen dilakukan oleh peserta didik dengan


memperhatikan unsur-unsur pembangunnya. Oleh karena itu
dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
gaya belajar peserta didik.

Penelitian ini bertujuan menjelaskan keefektifan pembelajaran


menulis cerpen dengan model quantum dan model sinektik
berdasarkan gaya belajar peserta didik kelas XI SMA
Rumusan Metode
Masalah
1. Bagaimana keefektifan Penelitian
Penelitian Eksperimen
pembelajaran menulis cerpen Variabe Penelitian
dengan model quantum 1) Variabel terikat (menulis cerita
berdasarkan gaya belajar pada pendek),
peserta didik kelas XI SMA? 2) Variabel bebas (model quantum dan
sinektik),
2. Bagaimana keefektifan 3) Variabel moderator
pembelajaran menulis cerpen (gaya belajar peserta didik).
dengan model sinektik
berdasarkan gaya belajar pada Populasi Dan Sampel Penelitian
peserta didik kelas XI SMA? Populasi : peserta didik kelas XI SMA
tahun ajaran 2018/2019 di Kota
3. Bagaimana perbedaan keefektifan Semarang.
antara pembelajaran menulis
cerpen model quantum dan model Sampel : kelas XI MIPA 01 SMA N 4
sinektik berdasarkan gaya belajar Semarang sebagai kelas eksperimen
HASIL PENELITIAN
Uji Deskriptif Quantum
Descriptive Statistics
  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pre_quantum 35 50.00 85.00 68.2857 10.49810


post_quantum 35 65.00 95.00 81.2857 7.10663
Valid N (listwise) 35        

Uji Deskriptif Sinektik


Descriptive Statistics
  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pre_sinektik 35 50.00 85.00 66.5714 9.98318


post_sinektik 35 60.00 95.00 77.0000 8.50605
Valid N (listwise) 35        
Rumusan Masalah 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
  post_quantum pre_quantum Uji Normalitas
N 35 35
Mean 81.2857 68.2857 Nilai signifikansi dari data tersebut
Normal Parametersa,b menyatakan lebih dari 0,05.
Std. Deviation 7.10663 10.49810
Absolute .157 .193 Maka analisis tersebut disimpulkan bahwa
Most Extreme Differences Positive .129 .099 data tersebut berasal dari populasi yang
Negative -.157 -.193 berdistribusi normal.
Kolmogorov-Smirnov Z .926 1.144
Asymp. Sig. (2-tailed) .358 .146

Uji Paired T-Test


Pada kolom sig.(2-tailed) dapat
diketahui bahwa nilai sig pada
pair 1 pre_quantum -
post_quantum = 0,000 < 0,05.
Jadi H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan nilai rata-rata pre-test
dengan pos-test

  Uji Homogenitas
Pada output Test of Homogeneity of Variances,
diperoleh nilai sig. 0.480 > 0,05, maka diterima,
artinya varians data homogen
Uji Banding One Way Anova

Jadi pembelajaran menulis cerita pendek dengan model quantum


lebih efektif digunakan bagi peserta didik bergaya belajar
kinestetik dan auditorial
Rumusan Masalah 2

  UJI NORMALITAS
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada pre-test dan pos-test
pada kelas sinektik > 0,05 maka diterima. Artinya data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

UJI PAIRED T-TEST


Nilai sig.(2-tailed) dapat diketahui
bahwa nilai sig pada pair 1
pre_sinektik - post_sinektik = 0,000 <
0,05. Jadi H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan nilai rata-rata pre-test
dengan pos-test kemampuan menulis
cerita pendek pada kelas sinektik.

  UJI HOMOGENITAS
Nilai sig. 0.617 > 0,05, maka diterima,
artinya varians data homogen.
Uji Banding One Way Anova

Jadi pembelajaran menulis cerita pendek dengan model sinektik


lebih efektif digunakan bagi peserta didik bergaya belajar kinestetik.
Rumusan Masalah 3
Uji Banding One Way Anova

sig.
  0,659 > 0,05
Jadi H0 diterima dan ditolak

Model pembelajaran
quantum dengan gaya
belajar kinestetik
mempunyai rata-rata hasil
belajar tertinggi, sehingga
secara deskriptif dapat
disimpulkan model
pembelajaran quantum
dengan gaya belajar
kinestetik lebih efektif
dibandingkan dengan model
pembelajaran quantum
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai