Anda di halaman 1dari 32

Sumur Resapan

KONSEP DASAR
Sistem drainase dimana air hujan yang jatuh diatap atau lahan kedap air
ditampung pada suatu sistem resapan air
Sumur kosong dengan maksud kapasitas tampungan cukup besar untuk
menampung air, sebelum air meresap kedalam tanah shg pengisian
optimal
Volume dan efisiensi sumur resapan dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk dan air yang meresap kedalam tanah
Fungsi : untuk menampung dan meresapkan air ke dalam tanah
sehingga sumur resapan juga dapat berfungsi untuk konservasi air tanah
Kedalaman efektif sumur resapan dihitung dari tinggi muka air tanah
bila dasar sumur berada dibawah muka air tanah, dan dihitung dari
dasar sumur bila muka air tanah berada dibawah dasar sumur
KONSEP DASAR
Dasar sumur sebaiknya berada pada lapisan tanah dengan
permeabilitas tinggi
Sumur resapan hanya dapat dibangun pada daerah yang muka air
tanahnya relative rendah ( > 2m dari muka tanah diwaktu musim
hujan) dan jenis tanahnya mengandung pasir (mempunyai
permeabilitas yang relatif tinggi). Sumur resapan tidak dapat
dibangun di kawasan pantai yang permeabilitas tanahnya rendah
dan kedudukan muka air tanahnya tinggi.
Dimensi sumur resapan diharapkan dapat mereduksi debit banjir
yang masuk kesaluran drainase setelah adanya pembangunan.
Debit air yang keluar dari sumur resapan diharapkan tidak lebih
besar dari debit banjir sebelum dibangun.
Faktor yang mempengaruhi dimensi sumur resapan

Luas permukaan penutupan (luas atap, lapangan


parkir dan perkerasan – perkerasan lainnya)
 Karakteristik hujan (intensitas hujan, lama hujan,
selang waktu hujan)
Koefisien permeabilitas tanah
Tinggi muka air tanah
Konstruksi sumur resapan
Saluran pemasukan/ pengeluaran (pipa besi, pipa pralon,
buis beton, tanah liat, pasangan batu)
Dinding sumur (anyaman bambu, drum bekas, tangki
fiberglass, pasangan batu bata, buis beton)
Dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding
tempat air meresap dapat diisi dengan ijuk atau kerikil
Agar tidak menimbulkan dampak negatif penempatannya
harus memperhatikan lingkungan sekitar
Rumah tinggal dengan kavling terbatas bisa menggunakan
sumur resapan kolektif
Aliran sungai > 30 m
Sumur resapan kolektif
Perencanaan dimensi sumur resapan

Dimana
Td = waktu dominan (det)
Qin = 0,00278 CIA
C = runoff koefisien rata-rata
I = Itensitas hujan, tc = Td (mm/jam)
A = luas daerah tangkapan (ha)
R = jari – jari sumur resapan (m)
K = permeabilitas tanah (m/det)
Debit resapan pada sumur dengan berbagai kondisi
Apabila kedudukan muka air tanah relative dalam,
maka diameter sumur resapan (D) yang ditentukan
dan kedalaman sumur resapan (H) yang dicari.
Apabila kedudukan muka air tanah relatif dangkal,
maka kedalaman sumur resapan(H) yang ditentukan
dan diameter sumur resapan (D) yang dicari
Waktu Dominan (Td)
Waktu dominan ditentukan dengan cara coba – coba,
misalnya 3, 2, 1; 0,9; 0,8; 0,7; 0,6; 0,5; 0,4; 0,3; 0,2; 0,1 jam.
Untuk setiap nilai Td dihitung besarnya nilai H
(kedalaman sumur resapan) atau nilai R (jari-jari sumur
resapan).
Perhitungan dimulai dari nilai 0,1; 0,2 dan seterusnya,
dimana hasil perhitungan nilai H atau R cenderung naik
dan suatu saat nilai H atau R mulai mengecil.
Nilai Td dimana terjadi perubahan dari membesar
menjadi mengecil menghasilkan nilai H atau R
maksimum.
Waktu Dominan (Td) lanjutan

Waktu dominan yang digunakan adalah Td yang


menghasilkan nilai H atau R maksimum.
Setelah H atau D maksimum didapatkan, maka
perhitungan H atau D dengan nilai Td yang lebih besar
tidak perlu dilanjutkan.
Setelah nilai waktu dominan (Td), kedalaman (Hmax)
atau jari-jari (Rmax) sumur resapan maksimum dan
debit air yang meresap ketanah (Q0 max) diketahui,
maka nilai Hmax atau Rmax harus dikontrol dengan
metode flood routing
Kontrol 1 : Kontrol H atau R
Selama kurun waktu Td, debit air yang meresap
ketanah (Q0) bervariasi dari 0 sampai Q0 max,
sehingga debit air yang meresap ketanah rata-rata
(Q0 rata) = (Q0 max/2).
y1 = persamaan kurva massa hujan (mm)
Q0 rata = 0,00278 C I0 A (m2/det)
I0 = Q0 rata/(0,00278 CA) (mm/jam)
y2 = I0 x (mm)
Kontrol 1 : lanjutan

ΔRmax = y1 – y2
V = 10 C ΔRmax A (m3)
H = V/(πR2) (m)
Atau
R = (V/(πH))0,5 (m)
Tahapan perhitungan flood routing R dan T d diketahui.

Tentukan nilai H1 (asumsi 1 digunakan hasil


perhitungan diatas atau Hmax)
Hitung Q0 max = 5,5 R K H1 Q0 rata = Q0 max/2
Hitung I0 = Q0 rata / (0,00278 C A) y2 = I0 x
Tentukan tc = Td y1 = dapat dihitung
Hitung ΔRmax = y1 – y2
Hitung V = 10 C ΔRmax A
Tahapan perhitungan flood routing R dan T d diketahui.
lanjutan

Hitung H2 = V/(πR2)
Nilai H1 harus sama dengan H2
Apabila nilai H1 ≠ H2, maka perhitungan harus
diulang dengan nilai H1 yang baru
Berdasarkan perhitungan pertama (Hmax) dan
kedua (H1/H2) dipilih yang terbesar
Tahapan perhitungan flood routing H dan Td diketahui.

Tentukan nilai R1 (asumsi 1 digunakan hasil


perhitungan diatas atau Rmax)
Hitung Q0 max = 5,5 R1 K H Q0 rata = Q0 max/2
Hitung I0 = Q0 rata / (0,00278 C A) y2 = I0 x
Tentukan tc = Td y1 = dapat dihitung
Hitung ΔRmax = y1 – y2
Hitung V = 10 C ΔRmax A
Tahapan perhitungan flood routing H dan Td diketahui.
lanjutan

Hitung R2 = (V/(πH))0,5
Nilai R1 harus sama dengan R2
Apabila nilai R1 ≠ R2, maka perhitungan harus
diulang dengan nilai R1 yang baru
Berdasarkan perhitungan pertama (Rmax) dan
kedua (R1/R2) dipilih yang terbesar
Kontrol 2 : Kontrol Q
Kedalaman sumur resapan (H) dan jari-jari sumur resapan (R)
yang digunakan harus dikontrol nilai debitnya yang keluar
sumur resapan
Berdasarkan nilai Td yang digunakan dapat dihitung Q in (C
setelah dibangun) dan Qeksisting maksimum (C sebelum
dibangun dan tc = 5 menit).
Berdasarkan nilai H atau R yang digunakan dapat dihitung Q 0.
Apabila Qin – Q0 ≤ Qeksisting, maka perhitungan selesai dan nilai
H atau R dapat digunakan
Apabila Qin – Q0 > Qeksisting, maka perhitungan harus diulang
dengan nilai H atau R yang lebih besar.
Contoh soal
Kondisi awal sebidang tanah dengan luas 200 m2
berupa daerah hijau/ tertutup tanamam (C=0,3).
Kondisi setelah dibangun, hampir seluruhnya tertutup
bangunan (C=0,9). Lapisan tanah permukaan
mempunyai permeabilitas (K) 2.10-4 m/det. Diameter
sumur resapan 1 m. Diharapkan setelah dibangun
sumur resapan, debit air yang keluar dari sumur
resapan keselokan lebih kecil dari debit banjir
sebelum dibangun (kondisi awal).
Persamaan kurva massa hujan y = 21,932 ln 60 x –
22,464 (mm)
Persamaan kurva intensitas hujan I = 3111/ (tc +
19,61)0,87 (mm/jam)
Keterangan : x dalam jam dan tc dalam menit.
Hitung kedalaman sumur resapan.
Penyelesaian:
Qeksisting = 0,00278 C I A (m3/det)

Untuk tc = 5 menit
I = 3111/ (5 + 19,61)0,87 = 191,7 (mm/jam)
Qeksisting = 0,00278 * 0,3 * 191,7 * 0,02 = 0,0032 (m3/det)

Untuk tc = Td
I = 3111/ (tc + 19,61)0,87 (mm/jam)

Qin = 0,00278 * 0,9 * I * 0,02 = 0,00005 I (m3/det)


N = 5,5 RK = 5,5 * 0,5 * 2.10-4 = 0,00055 (m2/det)
A = πR2 = π 0,52 = 0,785 (m2)
Q0 = N H = 0,00055 * H (m3/det)
Perhitungan Td, H dan Q0 dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :

Td (jam) I (mm/jam) Qin (m3/det) H (m) Q0 (m3/det)


0,4 116,53 0,0058 6,739 0,0037
0,5 104,19 0,0052 6,780 0,0037
0,6 94,33 0,0047 6,680 0,0037
Kontrol 1 :

Selama kurun waktu Td, debit air yang meresap


ketanah (Q0) bervariasi dari 0 sampai Q0 max,
sehingga debit air yang meresap ketanah rata-rata
(Q0 rata = Q0 max /2)
Q0 max = N H1 = 0,00055 * H1
Q0 rata = Q0 max/2 = 0,000275 * H1
I0 = Q0 rata / (0,00278 C A) = 0,000275
H1/(0,00278*0,9*0,02) = 5,5 H1
y2 = I0 x = 5,5 H1 x (mm)
Td = x = 0,5 (jam)
y1 = 21,932 ln 60 x – 22,464 = 21,932 ln (60*0,5) –
22,464 = 52,13 (mm)

ΔRmax = y1 – y2
V = 10 C ΔRmax A = 10 * 0,9 * ΔRmax * 0,02 = 0,18
ΔRmax (m3)

H2 = V/(πR2) = V/0,785 (m)


Untuk mendapatkan nilai H dilakukan dengan
cara coba – coba , dimana nilai H diasumsikan H1
dan sebagai control H1 = H2, seperti tercantum
dalam tabel berikut ini :
Td (jam) H1 (m) Q0 I0 y2 (m) y1 (m) ΔRmax V (m3) H2 (m)
(m3/det) (mm/jam) (m)
0,5 7,2 0,0040 39,6 19,80 52,13 32,33 5,82 7,41
0,5 7,3 0,0040 40,1 20,07 52,13 32,06 5,77 7,35
0,5 7,4 0,0041 40,7 20,35 52,13 31,78 5,72 7,29

H1 = H2 = 7,3 m > Hmax = 6,78 m


Digunakan H = 7,3 m
Kontrol 2 :
Kontrol terhadap Qin – Q0 ≤ Qeksisting
Td = 0,5 jam
Qin = 0,0052 m3/det
H = 7,3 m
Q0 = 0,0040 m3/det

Qin – Q0 = 0,0052 – 0,0040 = 0,0012 < Qeksisting =


0,0032 m3/det OK

Anda mungkin juga menyukai