Syok Kardiogenik
Syok Kardiogenik
• Syok kardiogenik (CS) salah satu masalah paling penting yang ditangani oleh
ahli jantung saat ini dan masih membutuhkan solusi.
• Pencegahan, diagnosis yang akurat, intervensi mendesak, dukungan efektif
untuk gagal jantung, dan kegagalan multi-organ (MOF) adalah apa yang
termasuk dalam upaya ini.
• CS terjadi pada sekitar 5-8% pasien rawat inap dengan ST-elevation myocardial
infarctions (STEMI) dan memiliki tingkat kematian lebih dari 30%
• CS disebabkan oleh hipoperfusi organ akhir karena gangguan fungsi pompa
jantung. Acute coronary syndrome (ACS) masih menjadi penyebab paling umum
dari CS .
DEFENISI
Syok kardiogenik keadaan dimana terjadi gangguan perfusi organ akhir
karena penurunan curah jantung.
Tanda-tanda gangguan perfusi organ dengan setidaknya satu dari kriteria berikut:
Mengubah status mental
Dingin, kulit lembab dan ekstremitas
Oliguria dengan output urin <30 mL / jam
Serum laktat> 2,0 mmol / L
Mengurangi indeks jantung (<1,8 L / min / m2 tanpa dukungan, dan 2,0-2,2 L / min / m2
dengan dukungan)
Epidemiologi
Infark Miokard
Usia lanjut Anterior Hipertensi
DM
Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIS DAN PEMERIKSAAN FISIS
INVESTIGASI AWAL
DAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hitungan darah
EKG lengkap
panel metabolisme :
Pemantauan rutin
tentang oksigenasi, status
terhadap troponin elektrolit
Penanggulangan Syok
TUJUAN: memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan
suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera
ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC.
Jalan nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan
dan pemberian oksigen 100%.
Defisit volume peredaran darah (C = circulation) diatasi dengan pemberian cairan intravena
dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau
obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan berlebihan yang akan
membebani jantung.
Harus diperhatikan oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.
Masalahnya yang ada adalah kurangnya kemampuan jantung untuk berkontraksi. Tujuan utama
pengobatan adalah meningkatkan curah jantung.
PENATALAKSANAAN
• Vasopresor harus dititrasi ke tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure) dengan tujuan mencapai
> 65 mm Hg.
• Vasopresin memberikan vasokonstriksi paru yang lebih sedikit daripada norepinefrin; dan mungkin
lebih bermanfaat sebagai vasopresor lini pertama pada pasien dengan CS dengan RVF akut.
• Vasoaktivitas paru dapat dimodifikasi oleh inodilator, inhibitor fosfodiesterase III, atau nitrit oksida. Saat
menggunakan agen-agen ini diperlukan pemantauan tekanan darah invasif karena mereka dapat
dengan cepat memicu hipotensi.
PENATALAKSANAAN
DUKUNGAN VASOPRESSOR
Obat yang biasa digunakan adalah epinefrin dan norepinefrin. Penanganan yang lain adalah terapi penyakit
penyerta yang menyebabkan terjadinya gagal jantung.
Cedera ginjal akut terjadi pada 13-28% pada pasien dengan CS, dan 20% akan
membutuhkan terapi penggantian ginjal yang berkelanjutan. Terapi penggantian
ginjal yang berkelanjutan harus dipertimbangkan dengan cedera ginjal tahap 2
sebagaimana didefinisikan oleh peningkatan kreatinin serum. (≥29 baseline) dan
output urin <0,5 mL / kg per jam selama ≥12 jam; atau ketika perubahan yang
mengancam jiwa dalam cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam-basa
mempercepat perlunya dialisis.
PENATALAKSANAAN
PEMANTAUAN HEMODINAMIK
• Alat MCS menawarkan keuntungan signifikan dibandingkan terapi vasopresor termasuk substansial
dukungan kardiovaskular tanpa peningkatan risiko iskemia miokard dan kemungkinan penurunan
permintaan oksigen miokard.
• Penggunaan perangkat MCS dini dikaitkan dengan peningkatan tingkat kelangsungan hidup. Dengan
demikian, penggunaan awal perangkat pendukung merupakan intervensi terapi yang penting.
• Pilihan untuk MCS : intra-aortic balloon pump (IABP), axial flow pumps (Impella LP 2.5, Impella CP), left
atrial-to- femoral arterial ventricular assist devices (Tandem Heart) and venous-arterial extracorporeal
membrane oxygenation (ECMO).
PENATALAKSANAAN
ANGIOGRAFI
KORONER
SYOK KARDIOGENIK didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal
jantung. Dapat didiagnosa dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Dari anamnesis didapat pasien mengeluh sesak nafas dan rasa nyeri daerah torak
• Pemeriksaan fisik didapat adanya tanda-tanda syok seperti gangguan sirkulasi perifer pucat, ekstremitas dingin,
nadi cepat dan halus tekanan darah rendah, vena perifer kolaps
• Pemeriksaan penunjang dijumpainya adanya penyakit jantung, seperti infark miokard yang luas, gangguan
irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru, tamponade jantung, kelainan katub atau sekat
jantung dan CVP rendah.
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan mengenal gejala-gejala syok, mengetahui dan
mengantisipasi penyebab syok serta efektivitas dan efisiensi kerja pada saat/menit-menit pertama penderita
mengalami syok.
Penanganan pertama dalam menangani syok adalah:
• Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi atau muntah.
• Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (Gudel/oropharingeal
airway).
• Berikan oksigen 6 liter/menit
• Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau
ETT.
• Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi
vena, produksi urin, dan (CVP). Hindari kelebihan cairan karena akan membebani jantung.
• Lanjutkan dengan pemberian obat-obatan yang membantu kontraktilitas jantung dengan tujuan agar
curah jantung meningkat sehingga aliran ke perifer cukup. Pemberian Dopamin 2,5-15 µg/kgbb/menit
dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi jantung serta meningkatkan aliran darah
ginjal.
Dalam pemberian obat, perlu di perhatikan farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi, kontra indikasi,
interaksi obat, efek samping dan hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian obat.