• Obesitas
• Aanya fixata, sebagai akibat pada adneksa
atau retrofleksia uteri fixata, sebagai
akibat pembedahan terdahulu,
peradangan atau endometriosis
• Peradangan pelvik yang berat
• Patologi pada rahim atau kedua adneksa,
misalnya tumor jinak atau ganas
Ligasi Tuba
1. Cara Madlener
Tuba diikat pada dua tempat sehingga
merupakan “loop”
Pengikatan dilakukan dengan benang sutera
setelah tuba dijepit kuat-kuat dengan klem
Kerugian : meninggalkan benda asing dalam
rongga perut sehingga mungkin
meninggalkan perlekatan
Kegagalan : 1,4 %
Tubektomi menurut Madlener
Pembedahan tubektomi menurut Madlener
2. Cara Pomeroy
Tuba dicari dan ditarik, di tengah-tengah
loop dari tuba ini mesosalpinx sitembus
dan tuba diikat pada 2 tempat setelah itu
ujung “loop” tuba dipotong
Kegagalan : 0,3 %
Tubektomi cara Pomeroy
3. Cara Uchida
Dalam mesosalpinx disuntikkan sedikit cairan
garam fisiologis kemudian mesosalpinx diiris.
Sebagian kecil tuba dibuang ujung proximal
ditutup dengan perotoneum, ujung distal di
luar
Kegagalan : 0 %
Tubektomi cara Uchida
4. Cara Irving
Tuba ½ proximal dibuang 2 – 3 cm. Ujung
proximal ditanam dalam miometrium.
Sedangkan ujung distal ditanam di dalam
ligamentum latum
5. Cara Aldridge
Peritoneum ligamentum latum dibuka dan
ujung tuba dengan fimbria ditanam dalam
ligamentum
Tubektomi cara Irving
Tubektomi cara Aldridge
6. Cara Kroener
Sebagian tuba dan fibria diangkat
(fimbriektomi)
7. Cara Pomeroy modifikasi