PENGERUKAN
DENAH PROYEK
LINE A
LINE C
LINE B
STA 0+729 – 0+497 Dikerjakan dengan menggunakan Exavator dan Dump Truck
KONDISI EXCISTING PROYEK
LINE B
STA 0+625 – STA 0+300 dikerjakan menggunakan Exavator dan Dump Truck
1. Line A
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
3, Dumpt Truk 3 Unit
4, Pompa Air 1 Uniy
2. Line B
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
3, Dumpt Truk 4 Unit
4, Pompa Lumpur 1 Unit
3. Line
1, Cutter Suction Dredger 1 Unit
2, Pompa Air Kapasitas Besar
3, Excavator
PROSES PRA PENGERUKAN
Sebelum Pelaksanaan pengerukan pada Line A dan Line B dilakukan bersamaan dengan tahapan
sebagai berikut :
Mengingat bahwa area keruk merupakan daerah lembah, yang banyak mengandung air, maka harus
dilakukan pembuangan air terlebih dahulu dengan:
1. Mengalihkan aliran air melalui drainase diluar dari boundary
Cerucuk
Badan Jalan
Area Keruk
Boundary Drainase
Boundary
Pekerjaan Pengerukan dilakukan dengan
kemiringan tertentu agar air rembesan
dapat keluar dari area kerja
2. Setelah air terbuang, selanjutnya dilakukan pengerukan dengan menggunakan excavator, dan dibuang
ke disposal area dengan menggunakan truk
3, Pekerjaan ini di lakukan terus menerus sampai tercapai kedalaman keruk dan lebar keruk sesuai yang
ditentukan.
4, Membuat perkuatan tanggul atau dingding kerja dengan menggunakan cerucuk mambu pada sisi
drainase atau boundary yang bersebelahan dengan drainase
FILTER AIR / Kolam Pengendapan lumpur
Pada pertemuan LINE A dan LINE B diperlukan Kolam Pengendapan lumpur dan Filter Air yang cukup besar
dengan menggunakan Geotextile berlapis dan bertingkat pada drainasenya, dengan perawatan yang cukup
untuk menghindari penumpukan lumpur pasa Geotextile
PELAKSANAAN PENGERUKAN LINE A dan B
Cerucuk
Line A / Peralatan Yang digunakan Badan Jalan
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
Area Keruk
3, Dumpt Truk 3 Unit
4, Pompa Air 1 Unit Boundary Drainase
Boundary
1. Amphibi bekerja pada area yang tidak dapat dijangkau oleh Excavator standard dan material di estafet
ke area yang terjangkau oleh oleh excavator standart.
2. Amphibi menggali hingga dibawah elevasi yang di inginkan agar terjadi kemiringan, hal ini untuk
memudahkan air mengalir
3. Excavator standart langsung loading ke Dumptruk
4. Pompa air standby bila terdapat genangan air yang cukup banyak
5. Perawatan drainase secara terus menerus dari mulai hulu galian hingga hilir agar air tidak menggenangi
area keruk
6. Demikian secara terus menerus hingga selesai dan tiba pada kolam pengendapan lumpur yang
terdapat di pertemuan LINE A dan LINE B
7. Lebih disarankan pekerjaan dimulai dari Hilir LINE A ( Kolam Pengendapan lumpur dan mengarah ke
Hulu LINE A
8. Bila Pekerjaan dimulai dari hulu ke hilir, maka yang pertama dilakukan adalah membuat drainase
dibawah elevasi dan di rawat secara terus menerus
PELAKSANAAN PENGERUKAN LINE A dan B
Cerucuk
Line B / Peralatan Yang digunakan Badan Jalan
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
3, Dumpt Truk 4 Unit Area Keruk
4, Pompa Air 1 Unit Boundary Drainase
Boundary
1. Amphibi bekerja pada area yang tidak dapat dijangkau oleh Excavator standard dan material di estafet
ke area yang terjangkau oleh oleh excavator standart.
2. Amphibi menggali hingga dibaeah elevasi yang di inginkan agar terjadi kemiringan, hal ini untuk
memudahkan air mengalir,
3. Excavator standart langsung loading ke Dumptruk
4. Pompa air standby bila terdapat genangan air yang cukup banyak
5. Perawatan drainase secara terus menerus dari mulai hulu galian hingga hilir agar air tidak menggenangi
area keruk
6. Demikian secara terus menerus hingga selesai dan tiba pada kolam pengendapan lumpur yang
terdapat di pertemuan LINE B dan LINE A
7. Lebih disarankan pekerjaan dimulai dari Hilir LINE B ( Kolam Pengendapan lumpur dan mengarah ke
Hulu LINE B
8. Bila Pekerjaan dimulai dari hulu ke hilir, maka yang pertama dilakukan adalah membuat drainase
dibawah elevasi dan di rawat secara terus menerus
LINE B STA 0+300 – STA 0+200
Metode Khusus.
1. Membuat tanggul drainase yang cukup kuat dengan di
tambah denga perkuatan cerucuk
2. Melakukan pengaliran air secara khusus pada drainase
dengan menggunakan lapisan terpal pada drainase.
3. Hal ini dilakukan untuk menjaga rembesan air kepada
galian.
4. Memastikan air telah mengalir pada drainase sesuai yang
diharapkan
5. Memastikan bahwa tanah longsoran dari hulu tidak ada
lap
6. Melakukan pompa untuk mengurangi debit air yang ada Cerucuk
i
san
saat ini.
ter
7. Pumpa Slury Standby untuk pompa lumpur
pal
8. Excavator amphibi melakukan supplay lumpur pada slury
Pump Area Keruk Drainase
9. Suplay air yang cukup untuk kebutuhan slury pump dari
10. Tetap menambah perkuatan pada dingding Boundari dengan Boundary Boundary
cerucuk bamboo dan Bambo Woven untuk menghidari
longsor dari dingding
KONDISI EXCISTING LINE C
LINE C – STA 0+000 – STA 0+818
(PLANNING DREDGING DENGAN CSD)
PELAKSANAAN PENGERUKAN LINE C
LINE C / Alat yang digunakan
1, Cutter Suction Dredger 1 Unit
2, Pompa Air Kapasitas Besar
3, Excavator 1 Unit
1. Untuk menghindari terjadinya slaeding tanah dari dingding tebing di samping kanan dan kiri maka pengerukan
dilakukang dengan membuat terasan / jarak dari dingding tebing
2. Volume Air di area keruk tidak melebihi dari excisting tanah
3. Untuk mengatur volume air di area keruk yang datang dari LINE A dan LINE B dengan menggunakan pompa di
LINE C untuk memompa air keluar dengan langsung bila debit air mendekati Excisting tanah
4. Bila diperlukan dan dianggap penting menambah perkuatan dingding di boundary area keruk dengan menggunakan
bamboo dan woven bamboo
Tebing
Area Keruk
LOKASI LONUCHING CSD PADA LINE C
INSTALL KAPAL KERUK CSD / SYSTEM KNOCK
DOWN
1. Kapal keruk beserta perlengkapannya di angkut 3. Selanjutnya kapal keruk di rangkai kembali sampai
ke area proyek dengan menggunakan truk semua komponen terpasang dengan sempurna
C
Pumping Air Ke
area Keruk
D Air
Bercampur
Lumpu
PENJERNIHAN
DISPOSAL
KOLAM PEMBERSIHAN
PENJERNIHAN
MANAGEMENT DISPOSAL
AREA
1. Excavator selalu standby untuk perawatan tanggul
untuk menghidari jangan sampai tanggul jebol
2. Pipa Discharge CSD diarahkan pada Blok A pada
Disposal
3. Apabila Blok A sudah penuh maka dilakukan A
perpanjangan Pipa hingga blok B dst
4. Air dari Disposal di alirkan ke Kolam Penjernihan
melalui drainase atau Pipa B
5. Air dari Kolam Penjernihan di pompa kembali ke LINE
C untuk supplay air kebutuhan CSD
C
D
PENJERNIHAN