Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

PENGERUKAN
DENAH PROYEK

LINE A
LINE C

LINE B

Proyek ini terdiri dari tiga (3) areal, sebagai berikut:


1. Line A, dengan menggunakan alat Keruk Excavator
2. Line B, dengan menggunakan alat Keruk Excavator
3. Line C, dengan menggunakan alat keruk, kapal keruk Cutter Suction Dredger (CSD)
TOPOGRAPHY

Pekerjaan pengerukan pada LINE A dan LINE B dilakukan dengan bersamaan


KONDISI EXCISTING PROYEK
LINE A

STA 0+729 – 0+497 Dikerjakan dengan menggunakan Exavator dan Dump Truck
KONDISI EXCISTING PROYEK
LINE B
STA 0+625 – STA 0+300 dikerjakan menggunakan Exavator dan Dump Truck

STA 0+300 – STA 0+200


dikerjakan menggunakan pompa
lumpur
ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

1. Line A
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
3, Dumpt Truk 3 Unit
4, Pompa Air 1 Uniy

2. Line B
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
3, Dumpt Truk 4 Unit
4, Pompa Lumpur 1 Unit

3. Line
1, Cutter Suction Dredger 1 Unit
2, Pompa Air Kapasitas Besar
3, Excavator
PROSES PRA PENGERUKAN

Sebelum Pelaksanaan pengerukan pada Line A dan Line B dilakukan bersamaan dengan tahapan
sebagai berikut :
Mengingat bahwa area keruk merupakan daerah lembah, yang banyak mengandung air, maka harus
dilakukan pembuangan air terlebih dahulu dengan:
1. Mengalihkan aliran air melalui drainase diluar dari boundary
Cerucuk
Badan Jalan

Area Keruk
Boundary Drainase
Boundary
Pekerjaan Pengerukan dilakukan dengan
kemiringan tertentu agar air rembesan
dapat keluar dari area kerja
2. Setelah air terbuang, selanjutnya dilakukan pengerukan dengan menggunakan excavator, dan dibuang
ke disposal area dengan menggunakan truk
3, Pekerjaan ini di lakukan terus menerus sampai tercapai kedalaman keruk dan lebar keruk sesuai yang
ditentukan.
4, Membuat perkuatan tanggul atau dingding kerja dengan menggunakan cerucuk mambu pada sisi
drainase atau boundary yang bersebelahan dengan drainase
FILTER AIR / Kolam Pengendapan lumpur

Pada pertemuan LINE A dan LINE B diperlukan Kolam Pengendapan lumpur dan Filter Air yang cukup besar
dengan menggunakan Geotextile berlapis dan bertingkat pada drainasenya, dengan perawatan yang cukup
untuk menghindari penumpukan lumpur pasa Geotextile
PELAKSANAAN PENGERUKAN LINE A dan B
Cerucuk
Line A / Peralatan Yang digunakan Badan Jalan
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
Area Keruk
3, Dumpt Truk 3 Unit
4, Pompa Air 1 Unit Boundary Drainase
Boundary
1. Amphibi bekerja pada area yang tidak dapat dijangkau oleh Excavator standard dan material di estafet
ke area yang terjangkau oleh oleh excavator standart.
2. Amphibi menggali hingga dibawah elevasi yang di inginkan agar terjadi kemiringan, hal ini untuk
memudahkan air mengalir
3. Excavator standart langsung loading ke Dumptruk
4. Pompa air standby bila terdapat genangan air yang cukup banyak
5. Perawatan drainase secara terus menerus dari mulai hulu galian hingga hilir agar air tidak menggenangi
area keruk
6. Demikian secara terus menerus hingga selesai dan tiba pada kolam pengendapan lumpur yang
terdapat di pertemuan LINE A dan LINE B
7. Lebih disarankan pekerjaan dimulai dari Hilir LINE A ( Kolam Pengendapan lumpur dan mengarah ke
Hulu LINE A
8. Bila Pekerjaan dimulai dari hulu ke hilir, maka yang pertama dilakukan adalah membuat drainase
dibawah elevasi dan di rawat secara terus menerus
PELAKSANAAN PENGERUKAN LINE A dan B
Cerucuk
Line B / Peralatan Yang digunakan Badan Jalan
1, Excavator Amphibi 1 Unit
2, Excavator Conventional 1 Unit
3, Dumpt Truk 4 Unit Area Keruk
4, Pompa Air 1 Unit Boundary Drainase
Boundary
1. Amphibi bekerja pada area yang tidak dapat dijangkau oleh Excavator standard dan material di estafet
ke area yang terjangkau oleh oleh excavator standart.
2. Amphibi menggali hingga dibaeah elevasi yang di inginkan agar terjadi kemiringan, hal ini untuk
memudahkan air mengalir,
3. Excavator standart langsung loading ke Dumptruk
4. Pompa air standby bila terdapat genangan air yang cukup banyak
5. Perawatan drainase secara terus menerus dari mulai hulu galian hingga hilir agar air tidak menggenangi
area keruk
6. Demikian secara terus menerus hingga selesai dan tiba pada kolam pengendapan lumpur yang
terdapat di pertemuan LINE B dan LINE A
7. Lebih disarankan pekerjaan dimulai dari Hilir LINE B ( Kolam Pengendapan lumpur dan mengarah ke
Hulu LINE B
8. Bila Pekerjaan dimulai dari hulu ke hilir, maka yang pertama dilakukan adalah membuat drainase
dibawah elevasi dan di rawat secara terus menerus
LINE B STA 0+300 – STA 0+200

Metode Khusus.
1. Membuat tanggul drainase yang cukup kuat dengan di
tambah denga perkuatan cerucuk
2. Melakukan pengaliran air secara khusus pada drainase
dengan menggunakan lapisan terpal pada drainase.
3. Hal ini dilakukan untuk menjaga rembesan air kepada
galian.
4. Memastikan air telah mengalir pada drainase sesuai yang
diharapkan
5. Memastikan bahwa tanah longsoran dari hulu tidak ada

lap
6. Melakukan pompa untuk mengurangi debit air yang ada Cerucuk

i
san
saat ini.

ter
7. Pumpa Slury Standby untuk pompa lumpur

pal
8. Excavator amphibi melakukan supplay lumpur pada slury
Pump Area Keruk Drainase
9. Suplay air yang cukup untuk kebutuhan slury pump dari
10. Tetap menambah perkuatan pada dingding Boundari dengan Boundary Boundary
cerucuk bamboo dan Bambo Woven untuk menghidari
longsor dari dingding
KONDISI EXCISTING LINE C
LINE C – STA 0+000 – STA 0+818
(PLANNING DREDGING DENGAN CSD)
PELAKSANAAN PENGERUKAN LINE C
LINE C / Alat yang digunakan
1, Cutter Suction Dredger 1 Unit
2, Pompa Air Kapasitas Besar
3, Excavator 1 Unit

TAHAPAN PELAKSANAAN SEBELUM DILAKUKAN PENGERUKAN


1. Excavator membuka area turunnya CSD pada LINE C pada STA 0+818 dengan ukuran sbb: Panjang 30 M, Lebar Sesuai
ukuran gambar, dan kedalaman sesuai elevasi
2. Mobilisasi CSD complete dengan pipa Folating HDPE dan extra PVC sampai lokasi
3. Membuat Tanggul pada disposal area dengan daya tamping sesuai denga volume msterisl pada LINE C
4. Disposal area dibagi dengan beberapa kotak
5. Membuat kolam penampungan air yang terkoneksi dengan disposal untuk menanpung air bercampur Lumpur dari
hasil keruk
6. Kolam Penampungan air dibagi dengan beberapa kotak
7. Mempersiapkan dudukan pompa air di Tangul kolam untuk dapat mensuplay air hasil buangan kembali ke area keruk
8. Pematangan lahan untuk area setting CSD di lokasi yang berdekatan dengan STA 0+818
DESIGN PENGERUKAN LINE C

1. Untuk menghindari terjadinya slaeding tanah dari dingding tebing di samping kanan dan kiri maka pengerukan
dilakukang dengan membuat terasan / jarak dari dingding tebing
2. Volume Air di area keruk tidak melebihi dari excisting tanah
3. Untuk mengatur volume air di area keruk yang datang dari LINE A dan LINE B dengan menggunakan pompa di
LINE C untuk memompa air keluar dengan langsung bila debit air mendekati Excisting tanah
4. Bila diperlukan dan dianggap penting menambah perkuatan dingding di boundary area keruk dengan menggunakan
bamboo dan woven bamboo

Tebing

Terasan Excicting tanah


Level Air

Area Keruk
LOKASI LONUCHING CSD PADA LINE C
INSTALL KAPAL KERUK CSD / SYSTEM KNOCK
DOWN
1. Kapal keruk beserta perlengkapannya di angkut 3. Selanjutnya kapal keruk di rangkai kembali sampai
ke area proyek dengan menggunakan truk semua komponen terpasang dengan sempurna

Penurunan CSD dari Truk Install CSD


4. Setelah semuanya terpasang selanjutnya kapal di
2. Area launching atau area peluncuran kapal di masukkan ke area pengerukan melalui launching
buat dengan menggunakan batang kelapa area

Persiapan Luanching Area CSD Siap Lounching ke area keruk


PEMASANGAN PIPA

Pemasangan pipa dilakukan sebagai berikut :

1. Pipa HDPE di pasang sesuai dengan jalur yang


telah ditentukan
2. Pipa Floating Hose, di pasang di air, di
sambungkan kepada kapal keruk dan ke pipa
HDPE Postitioning Floating Pipe
3. Setelah semua pipa tersambung selanjutnya di
lakukan pengerukan
4. Pada akhir jam operasi, maka di lakukan
pembersihan pipa dengan cara flushing dengan
air bersih, agar pipa tidak buntu, dan semua
material tanah atau pasir, semua bersih

Persiapan Pipa Hdpe

Pemasangan Pipa HDPE


PELAKSANAAN PENGERUKAN

Setelah kapal keruk dan pipa terinstall, maka selanjutnya di


lakukan pengerukan dari areal Line C dan di buang pada disposal
area

Air dari hasil pengerukan di tamping di Kolam pengendapan,


untuk selanjutnya di pompa lagi ke area Line C, dengan
menggunakan Pompa air

Perbandingan antara Tanah dan Air dalam proses pengerukan


adalah 70% berupa air dan 30% dalam bentuk tanah

Penambahan air dari kolam pengendapan ini di lakukan


mengingat, kebutuhan air yang sangat banyak, dan perlu diingat
pula bahwa kapal jenis CSD ini memerlukan kedalaman air
sedalam 60cm, untuk operasional kapal.
FLOW CHART DREDGING, DAN SIRKULASI SUPLY AIR KE AREA KERUK
Pumping
Material 70% Air
dan 30% Pasir
A
AREA LINE C
DISPOSAL B

C
Pumping Air Ke
area Keruk
D Air
Bercampur
Lumpu
PENJERNIHAN

Kedalaman kebutuhan air Cukup 60 Cm


DISPOSAL AREA
DISPOSAL

DISPOSAL

KOLAM PEMBERSIHAN
PENJERNIHAN
MANAGEMENT DISPOSAL
AREA
1. Excavator selalu standby untuk perawatan tanggul
untuk menghidari jangan sampai tanggul jebol
2. Pipa Discharge CSD diarahkan pada Blok A pada
Disposal
3. Apabila Blok A sudah penuh maka dilakukan A
perpanjangan Pipa hingga blok B dst
4. Air dari Disposal di alirkan ke Kolam Penjernihan
melalui drainase atau Pipa B
5. Air dari Kolam Penjernihan di pompa kembali ke LINE
C untuk supplay air kebutuhan CSD
C

D
PENJERNIHAN

Anda mungkin juga menyukai