Anda di halaman 1dari 104

BELAJAR DARI RUMAH

SELAMA WABAH COVID 19


ANTARA KEWAJIBAN DAN PROBLEMATIK
YANG DIHADAPI
OLEH SISWA, ORANG TUA, GURU DAN KEPALA SEKOLAH
(Materi Pembinaan dan Pembimbingan Akademik dan Manajerial)
Oleh : Drs. Imam Sukoyo, M.AP.
Pengawas SMA/SLB Disdikbud Prov. Kaltara
Pembelajaran
Alternatif di
Tengah
Wabah
Corona
DASAR HUKUM KONDISI DARURAT
AKIBAT PANDEMI COVID-19

 Keppres No. 11 Tahun 2020, tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat


Covid-19:
 Keppres No. 12 Tahun 2020, tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional;
 Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 9.A. tahun 2020, tentang Penetapan Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Virus Corona di
Indonesia;
 SE Mendikbud No. 3 Tahun 2020, tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan
Pendidikan;
 Surat Mendikbud No. 46962/MPK.A/HK/2020, tentang Pembelajaran secara Daring
dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 pada
Perguruan Tinggi;
 SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020, tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
masa darurat penyebaran virus Corona;
 Surat Edaran Menteri PANRB No. 19 Tahun 2020, tentang Penyesuaian Sistem Kerja
Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
3
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
DALAM MASA DARURAT COVID-19
SE Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020
UJIAN NASIONAL UJIAN SEKOLAH
1. Ujian Nasional (UN) dan Uji Kompetensi 1. Dilarang mengadakan ujian sekolah (US) dengan
mengumpulkan siswa
Keahlian (UKK) tahun 2020 dibatalkan
2. US tidak perlu mengukur capaian seluruh
2. UN dan UKK tidak menjadi Syarat Kelulusan kurikulum
Atau seleksi jenjang berikutnya 3. Sekolah dapat menggunakan nilai lima semester
terakhir untuk menentukan kelulusan
BELAJAR DI RUMAH
1. Siswa tidak dibebani tuntutan
PPDB 2020
menuntaskan seluruh capaian kurikulum
1. Dinas Pendidikan dan sekolah mengikuti
untuk kenaikan kelas maupun kelulusan
2. Pembelajaran dilaksanakan untuk protokol kesehatan terkait Covid-19, termasuk
memberikan pengalaman belajar yang dilarang mengumpulkan orang tua maupun
bermakna bagi siswa 2. siswa
3. Difokuskan pada pendidikan kecakapan Jalur Prestasi (nonzonasi dan non-afirmasi)
hidup antara lain mengenai Covid-19 menggunakan nilai rapor lima semester terakhir
4. Tugas dan aktivitas disesuaikan dengan dan/atau prestasi akademik maupun non-
minat dan kondisi siswa, serta akademik di luar rapor.
mempertimbangkan kesenjangan akses dan BOS dan BOP
fasilitas belajar di rumah Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan
5. Bukti atau Produk aktivitas belajar dari Operasional Pendidikan (BOP) dapat digunakan untuk
rumah diberi umpan balik yang bersifat membiayai keperluan dalam pencegahan pandemi Covid-
kualitatif dari guru, tanpa harus berupa 19 seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer,
skor/nilai kuantitatif disinfectant, dan masker bagi warga sekolah serta untuk
membiayai pembelajaran daring/jarak jauh sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
PENGGUNAAN BOS DAN
BOP PAUD DAN KESETARAAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
SURAT EDARAN NOMOR 4 TAHUN 2020
TENTANG PELAKSANAAN
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM MASA
DARURAT
PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-
19)
Yth.
1. Gubernur;
2. Bupati/Walikota,
di seluruh Indonesia.

Berkenaan dengan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang


semakin meningkat maka kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala
sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama
• dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut kami sampaikan kepada Saudara
hal-hal sebagai berikut:
1. Ujian Nasional (UN):
a. UN Tahun 2020 dibatalkan, termasuk Uji Kompetensi
Keahlian 2020 bagi Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Dengan dibatalkannya UN Tahun 2020 maka
keikutsertaan UN tidak menjadi syarat kelulusan atau seleksi masuk
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
c. Dengan dibatalkannya UN Tahun 2020 maka proses penyetaraan
bagi lulusan program Paket A, program Paket B, dan program Paket
C akan ditentukan kemudian.
2. Proses Belajar dari Rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/ jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,
tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas maupun kelulusan;
b. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
antara lain mengenai pandemi Covid-19;
c. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi
antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah;
d. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi
skor / nilai kuantitatif.
3. Ujian Sekolah untuk kelulusan dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Ujian Sekolah untuk kelulusan dalam bentuk tes yang mengumpulkan
siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan sebelum
terbitnya surat edaran ini;
b. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan
prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/ atau bentuk
asesmen jarak jauh lainnya;
c. Ujian Sekolah dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang
bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara
menyeluruh;
d. Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat menggunakan nilai
Ujian Sekolah untuk menentukan kelulusan siswa. Bagi sekolah yang
belum melaksanakan Ujian Sekolah berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) kelulusan Sekolah Dasar (SD)/sederajat ditentukan
Berdasarkan nilai lima semester terakhir (kelas 4, kelas 5, dan kelas
6 semester gasal). Nilai semester genap kelas 6 dapat
digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan;
2) kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) / sederajat dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) / sederajat ditentukan berdasarkan
nilai lima semester terakhir. Nilai semester genap kelas 9 dan
kelas 12 dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan; dan
3) kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/
sederajat : ditentukan berdasarkan nilai rapor, praktik kerja
lapangan, portofolio dan nilai praktik selama lima semester
terakhir. Nilai semester genap tahun terakhir dapat
digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan.
4. Kenaikan Kelas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dalam bentuk tes yang
mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah
dilaksanakan sebelum terbitnya Surat Edaran ini;
b. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dapat dilakukan
dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/ atau bentuk asesmen jarak jauh
lainnya;
c. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas
dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang
bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian
kurikulum secara menyeluruh.
5. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a.Dinas Pendidikan dan sekolah diminta menyiapkan mekanisme PPDB
yang mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-
19, termasuk mencegah berkumpulnya siswa dan orangtua secara fisik
di sekolah;
b. PPDB pada Jalur Prestasi dilaksanakan berdasarkan:
1) akumulasi nilai rapor ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir;
dan/ atau
2) prestasi akademik dan non-akademik di luar rapor sekolah;
 

c. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebudayaan menyediakan


bantuan memerlukan mekanisme PPDB daring.
Kernenterian Pendidikan dan teknis bagi daerah yang
6. Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Bantuan Operasional
Pendidikan dapat digunakan untuk pengadaan barang sesuai
kebutuhan sekolah termasuk untuk membiayai keperluan
dalam pencegahan pandemi Covid-
19 seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer,
disinfectant, dan masker bagi warga sekolah serta
  untuk membiayai pembelajaran daring/jarak jauh
Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
KONDISI SAAT INI: Pembelajaran
Melalui Siaran TVRI Selama 3 Bulan Kedepan
Lanjutan slide 11..............

Materi yang diberikan pada program ini antara lain peningkatan literasi, numerasi, serta
penumbuhan karakter peserta didik. Selain materi pembelajaran untuk jenjang PAUD hingga
Pendidikan Menengah, program ini juga menayangkan materi bimbingan untuk orang tua dan
guru. Serta program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap hari Sabtu dan Minggu.
KONDISI SAAT INI:
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Tunjangan profesi guru tetap dibayarkan tanpa
mensyaratkan pembelajaran tatap muka, dengan
tetap memperhatikan persyaratan beban kerja guru
2. Tunjangan Profesi bagi kepala sekolah non-PNS
sebanyak 16.104 Kepala Sekolah
3. Kebijakan relaksasi penggunaan dana BOS dan BOP
Paud dan Kesetaraan dengan menghilangkan
batasan maksimum 50% untuk pembayaran honor
guru Non PNS yang belum mendapat tunjangan
profesi
4. Mendorong gerakan guru berbagi dalam
memberikan dukungan teknis bagi pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh
Program-program yang disesuaikan dan tetap berjalan: 5. Tersedia anggaran tunjangan khusus bagi 21.615
1. Program Sekolah Penggerak dan Komunitas Penggerak untuk guru non PNS.Tunjangan khusus dapat digunakan
mendukung Program Merdeka Belajar bagi guru terdampak bencana
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/ 6. Pendampingan dari P4TK, LPMP dan mitra untuk
2. Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan PPG Prajabatan
peningkatan kapasitan pembelajaran jarak jauh
disiapkan secara daring menyesuaikan kondisi darurat
7. Pendampingan kepada kepala Sekolah dan
Covid19
pengawas dalam mengelola satuan pendidikan
3. Sosialisasi Covid19 kepada kepala Sekolah dan guru inti dan
guru berprestasi secara daring selama Covid19 #MemimpinDariRumah
Belajar dari rumah dengan Pembelajaran Jarak Jauh
KONDISI SAAT INI: menggunakan beberapa pendekatan yaitu:
• Tatap muka virtual yang difasilitasi oleh guru satuan pendidikannya sesuai
Pembelajaran Jarak Jauh dengan kelas asal melalui Videoconference atau teleconference.
• tatap muka virtual yang disediakan oleh Kemendikbud dan Mitra.
• Peserta didik dapat secara mandiri mengakses media pembelajaran (video,
audio, teks, lembar kerja, latihan soal, dan sebagainya) dan menyelesaikan
Jumlah Satuan Pendidikan (SP) BDR dampak Covid19 tugas sesuai dengan jenjang pendidikannya secara mandiri melalui aplikasi
233.783 belajar daring yang disediakan oleh kemendikbud dan Mitra.
175.003 • Diskusi dalam grup melalui aplikasi pengiriman pesan (group WA,
Total 534.630 SP Line, messenger, dsb) dan di media sosial (Facebook, Instagram)
Telegram,
58.919 tugas
• dan lembar kerja melalui
Penugasan aplikasidari
terstruktur pengiriman pesan dan/atau
guru kepada pesertamedia
didik dengan
37.228
4.670 2.244 9.317 10.034 3.432 mengirimkan
• Belajar melalui saluran TVRI, Radio dan Modul belajar mandiri yang sudah
sosial.

disediakan

Pemantauan pelaksanaan Belajar di Rumah (BDR) di


masing-
masing provinsi oleh UPTGuru/Dosen
Jumlah Kemendikbud (LPMP, Covid19
BDR dampak P4TK, BP-
28.587.688 Jumlah Siswa BDR dampak Covid19
PAUD)
1.702.377
Total 68.729.037 Siswa dan melalui ViconTotal
antara Dinas Pendidikan
4.183.591 Guru dengan Seknas
melaksanakan
13.086.424 BDR SPAB 895.799
741.721 melaksanakan BDR
11.303.381 516.592
7.445.675 6.349.941 Kemendikbud. 296.040
1.505.017 25.552 677 2.755 2.078
75.695 140.390
234.826

Sumber data:
Dapodik Kemendikbud, April 2020
TANTANGAN:
Ketersediaan Listrik dan Akses
Internet pada
Satuan Pendidikan
sebanyak 46.272 atau 18% Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah tidak ada akses ke internet dan 8.281 SP atau 3%
belum terpasang Listrik.

Ketersediaan Listik dan Akses Internet pada Satuan Pendidikan

200.000
180.000
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000
Akses peserta didik terhadap pembelajaran 60.000
daring di rumah dapat lebih rendah lagi 40.000
mengingat ketersediaan sumberdaya selain 20.000
ketersediaan listrik, yaitu kepemilikan -
SD SMP SMA SMK SLB Total
gawai/laptop, ketersediaan kuota internet
Ada Listrik Ada Internet 116.783 33.555 12.956 13.671 2.132 179.097
Ada Listrik Tidak ada Internet 25.494 6.143 884 590 116 33.227
Tidak Ada listrik 6.604 817 86 34 11 7.552

Sumber data:
Dapodik Kemendikbud, April 2020
Emis Kemenag, April 2020
PREDIKSI PANDEMI COVID-19 BERAKHIR (1)

• Kajian permodelan disusun oleh Singapore


University of Technology and Design (SUTD)
• Permodelan ini menunjukan bahwa
Pandemi Covid-19 di Indonesia akan
mengalami turning pada Akhir April 2020,
dan pada Juni 2020 sebagian besar
terbebas dari pandemi.

Kepala BNPB, sekaligus Ketua Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid memprediksi
penurunan kasus akan berlangsung masif
pada bulan Juni sehingga kehidupan public
berjalan normal pada Juli 2020.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/29/113034665/
• bersiap-menghadapi-puncak-pandemi-covid-19-di-indonesia

Prediksi tersebut berlaku apabila pelacakan


yang massif dan isolasi ketat dilakukan pada
April dan Mei 2020

10
PREDIKSI PANDEMI COVID-19 BERAKHIR (2)

1) PREDIKSI DARI UNIVERSITAS GADJAHMADA


 Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dedi Rosadi, mengatakan bahwa
persebaran Covid-19 di Indonesia diprediksi akan mereda di akhir Juli 2020. Prediksi ini didasarkan
pada data publikasi pemerintah hingga 23 April memperkirakan waktu puncak pandemi akan
terjadi
pada Mei
2) PREDIKSI DARI2020.
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
 Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB memprediksi epidemi virus Corona akan
berakhir di Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni 2020. Kajian ini memanfaatkan
pengembangan dari model logistik, Model Richard's Curve, dan diuji coba dengan berbagai
data
kasus Corona dari berbagai macam negara, seperti Cina, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika
Serikat.
3) PREDIKSI DARI BADAN INTELIJEN NEGARA
 BIN memperkirakan kasus Covid-19 mencapai 106.278 orang yang berakhir pada pada awal Juli
2020. Puncak kasus diperkirakan pada akhir Mei yang mencapai 95 ribuan kasus. Pada prediksi
sebelumnya, BIN telah memperkirakan terdapat 1.577 kasus pada akhir Maret dan data di lapangan
hanya selisih 49 kasus dari yang tercatat sebanyak 1.528 kasus.

4) PREDIKSI DARI UNIVERSITAS TEKHNOLOGI DAN DESAIN SINGAPURA


 Laboratorium STUD Data Driven Innovation (DDI) mengeluarkan prediksi berakhirnya
epidemi virus
corona di seluruh negara, khusus untuk Indonesia akan berakhir pada tanggal 24 Juni 2020 (99%).

Sumber data:
https://nasional.tempo.co/read/1336729/aneka-prediksi-usainya-pandemi-covid-19-di-indonesia/ 11
SKENARIO PEMBUKAAN SEKOLAH
NO
PANDEMI SELESAI AKHIR JUNI 2020 (OPTIMIS) PANDEMI BERAKHIR DESEMBER 2020 (PESIMIS)

Skenario Konsekuensi Skenario Konsekuensi


1. Pembelajaran di sekolah TA • Satdik yang belum Pembelajaran di sekolah TA • Proses pembelajaran
2019/20 bisa dilanjutkan memenuhi kurikulum 2019/20 dilanjutkan terus difokus-kan pada materi
selama bulan Juli 2020. mengejar capaian di bulan hingga Desember 2020. penguatan karakter dan
Juli. Bagi yang sudah, siswa kesiapsiagaan bencana.
diberi materi penguatan Hanya berlaku untuk siswa
karakter. kelas 1 s/d 11.

• Kemendikbud dan • Kemendikbud dan


Kemenag memastikan Kemenag mencari solusi
capaian kuriku-lum bagi bagi satdik milik swasta
satdik yang tidak ada akses atas biaya yang terjadi
internet dan listrik. akibat perpanjangan.
• Untuk cegah potensi • Bappenas dan Kemenkeu
sebaran baru, prosedur fasilitasi insentif untuk
COVID dipakai secara sektor pendidikan
terbatas.
• Proses Penerimaan Peserta • Mencari solusi bagi satdik
Didik Baru (PPDB) di satuan jenjang SMK untuk
Pendidikan harus sesuai penyediaan alat praktek
dengan Protokol siswa di rumah, dan
Kesehatan pengalaman siswa untuk
magang di DUDI

12
CERITA BEBERAPA KASUS DI MASYARAKAT
"Susah kalau online begini. Suasana rumah juga bawaannya begini,
jadinya enggak ingin ngerjain," katanya kepada reporter Tirto, Kamis
(19/3/2020), kemarin.
Ia mengaku yang paling sulit dari mengerjakan soal di rumah adalah
suasana yang tak kondusif dan tanpa pendampingan guru secara
fisik. Keluarga juga tak bisa membantu banyak.
Kakak Widat, Fadiyah (24), mengaku adiknya yang kelas 2 SMA ini
"suka panik dan marah-marah" kalau kesulitan mengerjakan soal.
"Mungkin kesal karena enggak mengerti dan enggak bisa tanya
siapa-siapa," katanya kepada reporter Tirto.
Lanjutan kasus..........
Guru hanya memberikan soal ujian via Whatsapp. Berturut-turut.
Kemarin, Widat harus mengerjakan empat mata pelajaran:
matematika, seni budaya, teknologi informasi, dan bahasa Inggris.
Widat lantas diminta menjawab pertanyaan di lembar jawaban
secara manual. Setelah selesai, kertas tersebut difoto dan dikirim
balik. "Ngeluh mulu ngerjain ujian itu. Dari pagi sampai sore. 4
ujian banyak banget, kan," kata Fadiyah. Fadiyah menilai apa yang
dialami adiknya karena sekolah tidak siap melakukan kegiatan
belajar mengajar online. Misalnya, sekolah adiknya ini lebih
memilih Whatsapp, alih-alih aplikasi lain yang lebih bagus untuk
belajar secara online seperti Google Classroom atau Zoom.
"Gurunya belum mengoptimalkan teknologi. Masih jadul banget,"
katanya.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
PUSING SAYA...
GURU BANYAK
MEMBERI TUGAS,
TETAPI TIDAK
DIJELASKAN
Temuan kasus lapangan :
Segudang Masalah Lain Keluhan sejenis juga dirasakan siswa lain. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan per Kamis lalu sudah
menerima 51 pengaduan dari berbagai wilayah, termasuk Jakarta,
Bekasi, Cirebon, Tegal, sampai Pontianak.
Sejumlah siswa mengeluh beratnya penugasan dari guru yang harus
dikerjakan dengan tenggat yang sempit, di sisi lain masih banyak tugas
dari guru lain. "Pengadu dari Jakarta menceritakan kalau gurunya
memberikan tugas membuat film pendek dengan waktu hanya dua hari
dan harus di-upload dengan minimal mendapatkan 200 like.
Membuat film sampai proses edit tidak mungkin 2 hari, apalagi dengan
kondisi guru bidang studi lain juga memberikan berbagai tugas yang
bahkan wajib diselesaikan hari itu juga," kata Komisioner KPAI Bidang
Pendidikan Retno Listyarti via keterangan tertulis, Kamis.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
Lanjutan kasus di lapangan...
Ada pengadu yang bercerita kalau teman-temannya datang
ke rumah karena tidak punya cukup kuota untuk
mendengarkan materi dari guru. Hal ini jadi kontradiktif
dengan tujuan belajar di rumah, yaitu menghindari siswa
bertemu banyak orang. Seorang orangtua siswa mengeluh
anaknya yang masih kelas 3 SD setiap hari mendapat 40-50
soal yang harus dikumpulkan hari itu juga. Seorang siswa 7
SMP mengaku mengerjakan soal terus menerus dari pukul 7
pagi sampai 5 sore. Saat dihitung, jumlah soal yang ia
kerjakan mencapai 255.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona
COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
Lanjutan kasus di lapangan.......
Retno mengaku guru memang kerap gagap dengan cara baru ini.
Akhirnya mereka hanya terpikir untuk memberi tugas. Padahal,
katanya, tugas dapat berbentuk lain dan lebih menyenangkan
seperti "membaca novel tertentu atau buku cerita apa saja selama
tiga hari, kemudian menuliskan resumenya."
Tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di
daerah dengan infrastruktur internet dan teknologi yang kurang
memadai seperti di desa-desa.
"Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online
ini akan mengalami kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi
pembelajaran," kata peneliti dari Center for Indonesian Policy
Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra lewat keterangan tertulis.
FENOMENA UMUM PELAKSANAAN BELAJAR
DARI RUMAH

CONTOH KASUS :
JAWA TENGAH

Hasil wawancara penyaji dengan beberapa unsur diatas, 6 April - 20 April 2020 dalam berbagai komunitas pegiat Pendidikan di Jateng
FENOMENA KHUSUS (MINDSET) PELAKSANAAN
BELAJARAN DARI RUMAH

• Terjebak kepada pemberian tugas, tanpa pembahasan dan feedback. Makna ”mengajar dari
GURU rumah” menjadi bias;
• Bekerja dari rumah = libur, sehingga ada yang konsentrasi melakukan pekerjaan lain.

• Terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru


MURID
• Jenuh dirumah karena merasa bahwa ”guru dirumah (ortu) lebih ketat daripada di sekolah”
• Lebih tertarik main games di HP daripada mengerjakan tugas dengan alasan mengatasi
kejenuhan

• Merasa “stress” karena harus berperan menjadi ”guru” dan mendampingi anaknya belajar
ORTU • HP jadi full memory karena menampung banyak tugas-tugas anaknya
• Beban ekonomi bertambah dalam menyediakan logistic pendamping belajar
HASIL SURVEI FORUM ANAK NASIONAL (FAN)
2020 oleh Kemen PPPA

Sebanyak 58% anak Indonesia merasa TIDAK SENANG menjalani kegiatan belajar
dari rumah. Sedang 38% berpendapat bahwa Sekolah belum memiliki program
yang baik dalam menerapkan kegiatan belajar dari rumah.
Survei dilakukan di 29 Provinsi di Indonesia selama empat hari dari 26 s/d 29
Maret 2020. Respondennya adalah anak yang berusia di bawah 18 tahun, 69%
responden anak perempuan dan 31% responden anak laki-laki.
“Anak-anak berharap para guru tidak terlalu banyak memberikan tugas saat
belajar di rumah.”

(Eka Novi Aryanti, Sekretaris Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kemen PPPA)
Hasil Riset MKPS SMA-SLB Provinsi Jateng
(Sebuah contoh kasus sebagai referensi)

Responden: Siswa SMA di Jawa Penyelenggaraan Pembelajaran secara Online dari rumah:
Tengah 1.14,3 % siswa merasa senang, 29% merasa tidak senang,
Jumlah Responden : 23.321 Siswa
Waktu Pengambilan Data 54,6 % merasa biasa saja
Responden: Jumát s.d. Minggu 2.58,2 % siswa menyatakan memahami pelajaran secara
Tanggal : 20 s.d. 22 Maret 2020 online, 40,3% menyatakan tidak paham
Terakhir Pukul: 23:21 WIB
3.68,6 % siswa menyatakan metode pembelajaran online
bervariasi, 31,4 % menyatakan tidak bervariasi
4.38,6 % siswa menyatakan sangat bosan, 10% menyatakan
tidak bosan, dan 51,1 % menyatakan biasa saja
5.37,5 % siswa menyatakan sangat memberatkan tugas
yang diberikan, 14,9 % merasa tidak keberatan, dan 47,7 %
menyatakan biasa saja
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Makarim mengatakan :
Ada keterbatasan fasilitas dalam pembelajaran daring (online learning) saat wabah Covid-19,
1 oleh sebab itu agar guru untuk berkreasi sesuai kondisi daerahnya.
Tidak semua daerah punya akses smartphone, ini merupakan suatu hal yang challenging. Tapi kami
2 komitmen kerja sama ke depan memastikan seluruh sekolah-sekolah online learning

Ini bukan situasi ideal tapi [keadaan sekarang] darurat. Dan karena itu saya mengerti tidak semua
3 pembelajaran akan optimal. Tapi semuanya sedang belajar bersama adaptasi dengan situasi seperti ini

Pembelajaran jarak jauh tak harus selalu menggunakan internet, terlebih dalam kondisi darurat
4 saat ini. Kreativitas, jadi kuncinya

Ada beberapa hal yang kepala sekolah dan guru terpaksa kreatif, untuk bisa menangani
5 keterbatasan. Apalagi di daerah yang tidak punya akses

Banyak guru-guru, sekolah-sekolah yang melakukan berbagai macam cara kreatif.


6 Project bisa diantar untuk diambil atau dijemput dengan kurir
Sambutan Dirjen Paud Dikdasmen : Hamid
Muhammad
Rakor Persiapan PPDB Wilayah Tengah (kalimantan,
Sulawesi, Papua, Bali) :
1.Kurang lebih 97 % kegiatan Siswa belajar dilaksanakan di
rumah (BDR/LFH) dan kurang lebih 2,5 % masih
melaksanakan belajar Reguler.
2.Dari jumlah tersebut 77 % Siswa tidak senang/tidak suka
belajar di rumah
Direktur PSMA Kemendikbud Pada Rakor persiapan
PPDB :
Belajar Dari Rumah yang dilakukan oleh Guru :
1.Belajar dari Buku dan tidak ada Interaksi
2.Tugas – tugas yang diberikan menumpuk
3.Tugas – tugas berupa Penyelesaian Soal yang banyak

ARAHAN DIREKTUR :
1.Jangan memindahkan Sekolah/Kelas ke dalam Rumah
2.Jangan memberikan belajar yang rumit - rumit
MASALAH LAIN YANG DITEMUKAN DI LAPANGAN :
Masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik maupun pendidik sebagai berikut:
1. Guru memberi tugas yang sangat banyak. Sehingga peserta didik merasa tertekan dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Satu tugas belum selesai, sudah ada lagi tugas dari guru lain
yang sama banyaknya. Dan deadline pengumpulan yang begitu cepat juga.
2. Gadget yang tidak memadai. Misalkan dalam satu keluarga memiliki 3 anak yang masih
sekolah, tetapi hanya memiliki 1 handphone saja. Dan 3 anak tersebut masing-masing memiliki
tugas yang banyak. Lalu, bagaimana mereka bisa mengerjakan tugas-tugas mereka agar cepat
selesai jika untuk mencari di google mereka harus bergantian menggunakan handphone tersebut.
3. Kuota internet tidak memadai. Banyak yang mengeluh karena sistem daring menghabiskan
banyak kuota. Peserta didik harus selalu online untuk mengetahui tugas-tugas dari pendidik.
4. Jaringan yang tidak memadai. Terutama di daerah pedesaan yang sangat pelosok. Mereka
sulit untuk mendapat jaringan atau sinyal. Akhirnya peserta didik pergi ke warnet atau tempat yang
ada wifi untuk mengerjakan tugasnya.
5. Guru merasa tertekan dan bingung. Tidak hanya peserta didik yang meras tertekan, tetapi
pendidik pun juga merasakan hal yang sama. Sampai ada guru yang mengalami depresi karena
memikirkan hal ini.
6. Peserta didik bukannya belajar malah bermain. Disini peran orang tua sangat penting dalam
mengawasi anak-anaknya di rumah. Karena jika anak tidak diawasi dan dibimbing dengan baik
mereka bisa salah dalam mengambil keputusan.
6. Tidak semua daerah memiliki kestabilan jaringan internet
7. Tidak semua guru menguasai teknologi informasi dan di antara para guru
juga ada yang kurang mampu memenej waktu, karena secara fisik dan mental
memang belum siap
8. Tugas yang diberikan masih banyak yang bersifat paper and pen
9. Murid disuruh belajar sendiri dengan membaca buku paket milik sekolah
dan mengerjakan tugas-tugas yang ada di dalamnya
10. Kemampuan menggunakan komputer dan internet belum dikuasai oleh
banyak siswa, termasuk juga guru senior
11. Kesulitan yang lain, dialami sendiri oleh guru yang bersangkutan,
sekalipun memiliki HP, namun hanya bisa menggunakannya untuk WA, SMS,
dan telepon. Guru ini tidak bisa menggunakan HP untuk fungsi download,
simpan, kirim/share file berbagai format, email, bahkan membuka kiriman file
doc, pdf, gambar, Youtube, dan lain-lain tidak bisa. (Kesulitan guru ini juga
saya alami saat penyebaran angket dan mengumpulkan isiannya
12. Kebijakan murid belajar di rumah hanya menguntungkan
keluarga mampu/kaya saja (Jika asumsinya adalah kepemilikan
komputer dan HP merupakan salah satu indikator dari status
kekayaan keluarga/orangtua)
13. Beban Ekonomi orang Tua bertambah berat karena untuk
pembelian ukuran Paket Data/Kuota data dengan harga 100 ribu
hanya mampu bertahan 3 – 4 hari.
14. Orang Tua sangat berat membantu belajar siswa di rumah
karena orang tua banyak tidak mengerti/memahami materi
pelajaran anak – anaknya.
15. Banyak Guru tidak membuat perencanaan pembelajaran di
rumah/Online sehingga tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan
tujuannya.
Belajar bagi siswa yang
mampu
Bagaimana belajar di masa Covid 19
Sisi Positif : Manfaat Pembelajaran
Daring
Model pembelajaran daring ini cocok
digunakan oleh para peserta didik di
Indonesia, saat ini pembelajaran daring (dalam
jaringan) dilakukan serentak di Indonesia
tanpa adanya persiapan yang benar-benar
matang oleh para pendidik, Walaupun ada
 sifat pro dan kontra yang mulai timbul oleh
orangtua, peserta didik dan para pendidik
• Dengan model pembelajaran daring saat ini, ada beberapa peserta didik yang
menerima pembelajaran daring alasannya karna MODEL PEMBELAJARAN
DARING LEBIH SANTAI, MENYENANGKAN, FLEKSIBEL, EFISIEN,
SINGKAT, PRAKTIS, CEPAT, TEPAT, AMAN, MUDAH, HEMAT WAKTU,
HEMAT TENAGA. CARA ITU JUGA BISA DILAKUKAN JARAK JAUH
TANPA BERKUMPUL DI TEMPAT YANG SAMA.
• Selain itu manfaat lain dari  model pembelajaran dalam jaringan adalah ORANG
TUA BISA MENGAWASI ANAK-ANAKNYA BELAJAR, MEMBUAT SISWA
ATAU GURU MENJADI MELEK TEKNOLOGI, MEMPERCEPAT ERA 5.0,
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DIBIDANG ILMU TEKNOLOGI. SISWA
JUGA  MENJADI LEBIH KREATIF DALAM MENYELESAIKAN TUGAS
MEREKA, DAPAT MENGKONDISIKAN DIRI SENYAMAN MUNGKIN
UNTUK BELAJAR TANPA ATURAN YANG FORMAL.
Hasil Survei Pembelajaran Daring
Yang Perlu Diperhatikan Strategi belajar di rumah, menurut,
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Heru Purnomo :
Pembelajaran sudah tepat, setidaknya dari sisi kesehatan.
Namun untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan
sekolah dan guru guru.
Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-
mengajar sama efektifnya dengan tatap muka.
"Strateginya harus dipetakan oleh bapak dan ibu guru. Maka itulah yang kemudian
diserahkan dalam bentuk soal saja, dari hasil pengamatan itu artinya untuk
mengejar target kurikulum.
Ini adalah home learning yang selama ini ada di dalam kelas reguler karena kondisi
darurat," terang dia.
Baca selengkapnya di artikel "Belajar di Rumah karena Corona COVID-19, Efektifkah?", https://tirto.id/eFtZ
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia
(JPPI), Ubaid Matraji.
Selain guru, ia menjelaskan orangtua pun harus ikut memantau si anak belajar di rumah.
"Belajar di rumah itu bukan libur, bukan berarti enggak ada aktivitas literasi. Ini yang perlu
dipahami. Tetap belajar dengan target yang sudah ada di kurikulum,".
Tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di daerah dengan
infrastruktur internet dan teknologi yang kurang memadai seperti di desa-desa.
"Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini akan mengalami
kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi pembelajaran," kata peneliti dari Center
for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra lewat keterangan tertulis.
Hal serupa berlaku bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan
internet.
Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah memberikan pekerjaan rumah banyak kepada
peserta didik, meskipun metode ini tidak semaksimal online learning, dan disetor saat
kelas tatap muka kembali digelar.

Baca selengkapnya di artikel "Belajar di Rumah karena Corona COVID-19, Efektifkah?", https://tirto.id/eFtZ
Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan
adalah, "para siswa juga akan mengalami
kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan
guru terutama untuk pelajaran yang dianggap
membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang
lebih mendalam, misalnya matematika."

Baca selengkapnya di artikel "Belajar di Rumah karena Corona COVID-


19, Efektifkah?", https://tirto.id/eFtZ
Pembelajaran Di Rumah atau Belajar Jarak Jauh di Atur dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
1. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta
didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Demikian menurut Pasal 1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Dalam Pasal 31 Ayat 2 UU RI di atas juga disebutkan
pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan
pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak
dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau
reguler.
Lebih lanjut lagi, yaitu di Ayat 3 dalam Pasal di atas juga
dinyatakan pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam
berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh
sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang
menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
Untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini guru
perlu sarana.
Sekedar alternatif, salah satu sarana yang dapat
manfaatkan guru dengan menggunakan gadget dalam
pembelajaran. Secara logis hal ini tentu bukan tanpa
alasan.
Agar Pembelajaran Daring Efektif Kemendikbud RIMelansir laman
resmi, berikut ini ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses siswa
untuk belajar di rumah. Aplikasi ini sebagai bentuk bersama hadapi
corona
1. Rumah Belajar Rumah Belajar merupakan aplikasi belajar daring yang
dikembangkan oleh Kemendikbud dengan tujuan untuk menyediakan alternatif
sumber belajar dengan pemanfaatan teknologi. Terdapat berbagai fitur seperti
Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Kelas Digital, Bank Soal, Buku Sekolah
Elektronik, Peta Budaya, Karya Bahasa dan Sastra, serta fitur lainnya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru dan siswa secara gratis.
https://belajar.kemdikbud.go.id/
2. Meja Kita Penyajian materi dilakukan secara tematis dan dilengkapi forum
diskusi yang bisa dimanfaatkan untuk tanya jawab. MejaKita menyediakan
materi pembelajaran dari SD-SMA yang gratis dan cukup lengkap, serta ribuan
catatan yang sudah diunggah oleh murid-murid di komunitas pelajar di seluruh
Indonesia. MejaKita mendukung siswa yang harus belajar di rumah untuk tetap
dapat berdiskusi PR, soal dan tugas, serta berbagi catatan dan materi
pembelajaran lainnya. https://mejakita.com/
3. Icando ICANDO merupakan aplikasi pendidikan anak yang memiliki
program pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 Revisi yang
dikembangkan secara komprehensif dengan ratusan minigames yang akan
meningkatkan motivasi belajar anak-anak di jenjang PAUD. Unduh dan
mainkan ICANDO sekarang (bit.ly/appicando).
4. IndonesiaX IndonesiaX telah berpengalaman dalam mendukung
penyediaan akses belajar bagi masyarakat melalui kursus-kursus
berkualitas yang dibawakan oleh para instruktur terbaik bangsa. Sejak
diluncurkan pada 17 Agustus 2015, IndonesiaX berkomitmen
meningkatkan kecerdasan bangsa melalui penyediaan kursus daring gratis
untuk mengurangi disparitas atau kesenjangan pendidikan di negeri ini.
5. Google for Education Untuk mendukung belajar daring terutama yang
diterapkan oleh berbagai daerah pada isu pandemi Covid-19, Google for
Education menyediakan layanan menggunakan Chromebooks dan G-Suite
yang memungkinkan pembelajaran virtual walaupun dengan konektivitas
internet yang rendah. https://blog.google/outreach-
initiatives/education/offline-access-covid19/
6. Kelas Pintar Kelas Pintar merupakan salah satu penyedia sistem pendukung edukasi
di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru
dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Baca juga: Begini Metode
Pembelajaran Jarak Jauh Disdik DKI Jakarta Dengan menghadirkan personalisasi
dashboard untuk Siswa, Guru, dan Orangtua, Kelas Pintar berisi materi kurikulum
2013 yang disajikan dengan interaktif. Kelas Pintar telah hadir di Singapura, UAE,
India dan Afrika Selatan. https://www.kelaspintar.id/
7. Microsoft Office 365 Microsoft menyediakan layanan Office 365 yang dapat
digunakan oleh guru dan siswa secara gratis dan bukan versi percobaan. Office 365
dapat diakses dan diperbarui secara realtime termasuk Word, Excel, PowerPoint,
OneNote, dan Microsoft Teams, serta fitur ruang kelas lainnya. Guru dan siswa
hanya perlu menyiapkan alamat email dengan domain sekolah.
https://www.microsoft.com/id-id/education/products/office
8. Quipper School Quipper School menawarkan cara belajar inovatif untuk proses
belajar mengajar. Platform ini mudah mendukung guru untuk mengelola tugas dan
pekerjaan rumah yang lebih efektif. Sehingga, guru dapat mengenali kekuatan dan
kelemahan siswa lebih mudah. https://www.quipper.com/id/school/teachers/
9. Ruangguru Ruangguru merupakan layanan belajar berbasis teknologi,
termasuk layanan kelas virtual, platform ujian online, video belajar
berlangganan, marketplace les privat, serta konten-konten pendidikan
lainnya yang bisa diakses melalui web dan aplikasi Ruangguru. Ruangguru
menyediakan Sekolah Online Gratis selama masa pandemi covid-19.
Terdapat 250 video dan modul pelatihan guru yang dapat dimanfaatkan
selama 1 bulan ke depan di aplikasi Ruangguru.
https://sekolahonline.ruangguru.com/
10. Sekolahmu Pada program Belajar Tanpa Batas, Sekolahmu menyediakan
live streaming mata pelajaran dengan jenjang yang telah disediakan.
SekolahMu menumbuhkan kompetensi pada semua dan setiap anak di
berbagi usia dan jenjang. SekolahMu menjadi simpul kolaborasi ratusan
sekolah dan organisasi yang telah dikurasi untuk berkarya, menyediakan
program-program kurikulum yang sesuai kebutuhan.
https://www.sekolah.mu/belajar-tanpa-batas/
11. Zenius Zenius memiliki program Belajar Mandiri di Rumah #BisaBareng
dengan menyediakan puluhan ribu video materi belajar lengkap untuk
jenjang SD, SMP, SMA untuk kurikulum KTSP, Kurikulum 2013, Kurikulum
2013 Revisi. Selain itu siswa dapat mengakses materi belajar lengkap
untuk persiapan UNBK, UTBK, SPMB STAN, SIMAK UI, dan UTUL UGM.
Konten-konten yang disediakan pada program ini dapat diakses secara
gratis. https://www.zenius.net/belajar-mandiri/
12. Cisco Webex Guru akan mengajar seperti biasa melalui Video termasuk
berbagi konten presentasi dan berinteraksi dengan papan tulis digital
melalui layar komputer/smartphone
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "12 Aplikasi
Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud, Gratis!",
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-
pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all
KONDISI SAAT INI: Pembelajaran
Melalui Siaran TVRI Selama 3
Bulan Ke Depan

Materi yang diberikan pada program ini antara lain peningkatan literasi, numerasi, serta
penumbuhan karakter peserta didik. Selain materi pembelajaran untuk jenjang PAUD hingga
Pendidikan Menengah, program ini juga menayangkan materi bimbingan untuk orang tua dan
guru. Serta program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap hari Sabtu dan Minggu.
Tugas kepala sekolah pembelajaran dari rumah
1. Kepala sekolah memberikan surat tugas kepada guru untuk melakukan
kegiatan pembelajaran di rumah sesuai dengan kelas atau mata pelajaran yang
diampu guru melalui berbagai media online.
2. Membuat surat edaran kepada orangtua tentang pelaksanaan pembelajaran di
rumah atau home learning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan
pencegahan penularan virus corona di sekolah.
3. Melakukan sosialisasi kepada siswa mengenai media pembelajaran secara
daring dan tata cara penggunaan media tersebut.
4. Melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pembelajaran di
rumah yang telah ditugaskan kepada guru.
5. Melaporkan hasil kegiatan belajar di rumah kepada dinas pendidikan.
Tugas Guru pembelajaran dari rumah

1. Menyiapkan bahan ajar yang akan diunggah atau disebarkan kepada siswa
melalui media atau aplikasi pembelajaran yang dipilih.
2. Guru menentukan media belajar yang sesuai dengan kondisi siswa agar
belajar di rumah dapat berjalan secara efektif. Beberapa media yang dapat
dipilih antara lain; grup Whatsapp, email, Google Clasroom, atau aplikasi
media belajar lain rekomendasi Kemendikbud.
3. Guru mengunggah media pembelajaran berupa modul, tutorial, video, latihan
soal, lembar kerja siswa ke media yang telah ditetapkan atau disepakati
bersama.
4. Guru wajib memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan siswa.
5. Guru memeriksa dan melakukan evaluasi atas proses pembelajaran daring
atau belajar di rumah ini untuk mendapatkan umpan balik hasil pembelajaran.
5 alur belajar di rumah
1. Guru menyediakan bahan pelajaran.
2. Proses belajar di rumah dilakukan menggunakan berbagai
alternatif media online/daring: Misalnya (Whatsapp Group Rumah
Belajar Kemendikbud Email Google Class room Web sekolah
Youtube Edutech yang memberikan akses gratis belajar online )
3. Siswa mempelajari materi mata pelajaran dan mengerjalan tugas
yang diberikan guru.
4. Guru melakukan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran
daring.
5. Guru memberikan penjelasan jika ada pertanyaan dari siswa dan
juga membuat umpan balik atas pembelajaran online yang telah
dilakukan.
Tugas Orang Tua pembelajaran di rumah
1. Memastikan siswa melaksanakan kegiatan belajar di
rumah masing-masing dan membatasi izin kegiatan
di luar rumah.
2. Melakukan koordinasi dengan wali kelas, guru atau
sekolah.
3. Membantu siswa menerapka pola hidup bersih
sehat (PHBS) di rumah terkait Protokol pencegahan
penyebaran virus Corona.
Tugas Siswa Pembelajaran di Rumah

1. Tugas siswa Siswa mempelajari bahan atau


materi mata pelajaran diunggah guru melalui
media yang telah disepakati.
2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan guru
melalui media online jika masih ada hal yang
kurang jelas dari materi yang diberikan.
Berikut beberapa cara agar anak disiplin belajar di rumah
Pembelajaran bagi Siswa yang tidak memiliki sarana Daring
Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara – cara manual :

1 Membaca Buku dan membuat resume/ringkasan atau mengulas isi buku/memberikan


tanggapan/penilaian/mengerjakan tugas – tugas yang ada di dalam buku

Membuat Kecakapan hidup yang berkaitan dengan Covid 19 seperti Jamu


2
herbal/Hand Sanitaser dari bahan yang ada disekitar rumah

3 Membuat tulisan/karangan ilmiah yang berkaitan dengan kondisi saat ini

4 Melakukan hal – hal positif yang menjadi pengalaman hidup siswa yang dapat
dijadikan sebagai pengalaman hidup, seperti berkebun, ternak dan lain – lain

5 Menggunakan Modul/Hand Out dan sejenisnya


6. Kunjungan Rumah (Home Visit)
7. Tugas Kelompok 2 – 3 orang jika tempat tinggal berdekatan (sesuai Protokol)
Pola Pengumpulan Tugas

Dilakukan secara kolektif

Pengump TUGAS
ulan Tugas Menggunakan Jasa Kurir DITERIM
BDR/LFH A GURU

Dilakukan sesuai batas waktu BDR

1. Pengumpulan secara kolektif oleh beberapa siswa yang tempat tinggalnya berdekatan
dengan durasi waktu yang ditentukan untuk beberapa kali pertemuan.
2. Menggunakan jasa kurir yang sebelumnya tugas dikumpulkan di suatu tempat
tertentu (Rumah Ketua RT/RW/Kades atau tempat lainnya).
3. Dilaksanakan sesuai batas waktu berakhirnya kegiatan belajar dari rumah yang telah
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan.
PENILAIAN BDR/LFH
PENILAIAN BDR OLEH GURU TIDAK SEMATA –
MATA KUANTITATIF, TETAPI LEBIH KE KUALITATIF
ATAU PENGALAMAN HIDUP/KECAKAPAN HIDUP.
UNTUK SELANJUTNYA JIKA KOMPETENSI BELUM
TERCAPAI, PEMERINTAH AKAN MENINDAK
LANJUTI SETELAH PASCA WABAH COVID 19
DINYATAKAN BERAKHIR
Penilaian Akhir Tahun (PAT) :
Untuk kenaikan kelas di tengah wabah pandemi Covid-19 harus
mengutamakan prinsip :
•fleksibilitas,
•berkeadilan,
•non-diskriminatif,
•dan tak merugikan siswa.
•mempertimbangkan akses siswa terhadap internet dan kepemilikan
gawai
•tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum
•bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor / nilai kuantitatif
Unsur Penilaian :

1. portofolio nilai rapor dan


2. prestasi yang diperoleh sebelumnya,
3. penugasan,
4. tes daring,
5. dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya
Kegiatan Belajar Dari Rumah/Home Learning:
KBM BDR/HL

BAHAN
SEDERHANA TDK
MENYENAN TDK KONTEKTU
TERSEDIA TERLALU
GKAN MEMBANI DEKAT AL
BANYAK
RUMAH

1. dilakukan secara 3. bahan yang digunakan


untuk ktivitas tidak
menyenangkan boleh membeli di luar,
tetapi menggunakan
2. aktivitas yang bahan yang ada di
dilakukan tidak
TERINTEGR rumah
PENGALAM PROSES
membebani ASI HINDARI 4. diupayakan aktivitas
AN EDUKASI YG
orang tua DENGAN KETAKUTAN kontekstual
LANGSUNG BENAR
COVID 19 5. jangan memberi tugas
terlalu banyak
LANJUTAN................
6. Pembelajaran home learning diupayakan memberikan pembelajaran
kontekstual terhadap siswa sehingga siswa memiliki pengalaman
belajar secara langsung yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar.
7. Hal tersebut dapat dilakukan, seperti memberikan pemahaman dan
pencegahan tentang virus Covid-19 yang diintegrasikan dalam
pembelajaran.
8. Para siswa perlu mendapatkan edukasi yang baik dan benar oleh guru
tentang belajar jarak jauh terkait wabah Corona yang melanda.
9. Jika siswa tidak mendapatkan informasi yang benar dikhawatirkan akan
memunculkan pemahaman yang salah sehingga akan menimbulkan
rasa ketakutan yang berlebihan kepada siswa pada saat belajar di
rumah.
ORANG TUA PERLU
MENDAPATKAN
INFORMASI TTG BDR

guru perlu menyampaikan BDR/HL


Selama pembelajaran BDR/ home
kepada orang tua siswa sehingga
learning, guru harus bisa
antara guru, siswa dan orang tua
memastikan bahwa para orang tua
muncul satu pemahaman yang sama
terlibat untuk mendampingi putra
dalam menyikapi pembelajaran
putrinya selama kegiatan
home learning

Pendampingan orang tua kepada siswa


selama BDR/ home learning sangat diperlukan
untuk memberikan rasa aman dan nyaman
siswa selama belajar di rumah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pembelajaran
Belajar dari Rumah/home learning berbasis online, diantaranya adalah:

1. Kompetensi guru dalam menguasai IT dan pengoperasian platform


pembelajaran.
Dalam pembelajaran berbasis online menguasai IT saja tidak cukup. Seorang
guru harus bisa mengoperasikan platform pembelajaran untuk pengelolaan
kelas. Semakin banyak guru menguasai platform pembelajaran berbasis
online, maka guru akan lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran.
Karena setiap platform pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
2. Memastikan materi pembelajaran sudah siap
Dengan pembelajaran berbasis online, guru dapat memanfaatkan beragam
media dan tools pembelajaran untuk menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan dengan harapan siswa yang belajar di rumah menjadi tidak
bosan dan tetap bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu, guru harus
menyiapkan materi pembelajaran sebelum pembelajaran berlangsung.
3. Kesiapan sarana dan prasarana
Kesiapan sarana dan prasarana pada pembelajaran berbasis online juga
menjadi masalah yang fundamental, seperti HP, Laptop atau PC maupun
kuota yang dimiliki oleh siswa. Hal ini menjadi masalah ketika seorang guru
tidak melakukan komunikasi dan pendekatan kepada orang tua siswa.
Sebelum melakukan pembelajaran berbasis online, sebaiknya seorang guru
melakukan interaksi dengan orang tua murid mengenai kesiapan
pembelajaran nanti yang akan dilaksanakan.
4. Keterlibatan orang tua untuk mendampingi siswa selama
pembelajaran
Peranan orang tua siswa sangat diperlukan untuk memantau dan menjamin
semua siswa terlibat dalam pembelajaran. Keterlibatan orang tua siswa juga
akan terlihat ketika siswa diberikan tugas yang dilakukan secara kolaboratif
antara siswa dan orang tua, seperti melakukan wawancara, memproduksi
makanan dengan membantu orang tua memasak di dapur dan lain-lain.
Peran Pengawas Sekolah Belajar di
masa Covid 19
• Di balik kesulitan terdapat
kemudahan;
• Tidak ada yang sia-sia dalam
semua
TETAP yang diciptakan Allah swt.
SEMANGAT
DALAM • Ada hikmah di balik semua
KETERBATASAN peristiwa;
• Berbuat baik kepada sesama akan
kembali kepada dirinya.
• Cobaan menghadirkan
kedewasaan
Alternatif pengawasan yang dapat dilakukan

Pengawasan
Alternatif:
•E-supervision
•Virtual visitation
Aktivitas yang
• Pembimbingan dan penilaian guru dapat
induksi. dilakukan
• Pembinaan KS.
• Pembinaan guru mapel.
• Pembinaan waka kurikulum
• Workshop pengembangan KTSP
• Pembinaan guru BK (dalam
proses)
Pembimbingan Induksi Guru Pemula

PERENCANAAN

Membina dan membimbing Guru Pemula (PIGP)


Pembimbingan/penilaian guru pemula
• Membuat kelas virtual
• Tatap muka online
(vicon)---ppt + interaktif
• Penugasan
• Balikan

Catatan: Dimulai sebelum


Grup WA wabahCovid-19 dan masih
berproses
Lakukan pengumpulan
informasi, komunikasikan
dengan kepala sekolah
binaan, melalui media
komunikasi yang ada, buat
jejaring melalui berbagai
media yang dapat
digunakan
blob:https://www.cnnindonesia.com/720a6aa6-ab04-4458-b952-
756bae7541cb
Contoh Program
Pembelajaran BDR
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
COVID- 19

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu menganalisis karakteristik, klasifikasi dan peyakit
oleh Virus
2. Siswa mampu mengevaluasi tentang virus Corona
3. Siswa mampu merancang media informasi sederhana tentang
tahapan menerapkan protokol penanganan virus Corona
4. Siswa mampu merancang media informasi sederhana tentang
mengimplementasikan cara hidup sehat
5. Siswa mampu mendeskripsikan cara mempraktekan bersosialisasi di
masyarakat

B. PROSES PEMBELAJARAN :
1. Pendahuluan :
a. Apersepsi :
Wabah yang disebabkan oleh virus Corona sedang menjadi
perbincangan dan perhatian dunia karena penyakit yang
ditimbulkannya pada kondisi tertentu dapat menyebabkan
kematian, mempengaruhi berbagai aktifitas dalam berbagai
bidang baik kesehatan, ekonomi, pariwisata, pendidikan, politik
dan sebagainya.
b. Motivasi :
Setiap individu masyarakat dapat berperan serta dalam upaya
pencegahan terhadap serangan virus Corona menjadi “Agen
Informasi” Virus Corona atau Covid-19. Untuk dapat berperan
sebagai “ Agen Informasi “ diperlukan pembelajaran tentang Virus
khusunya Virus Corona.
a. Prasarat pengetahuan :
Makhluk hidup ada yang berukuran sangat kecil ( mikroskopis)
ada pula yang berukuran besar ( makroskopis), ada yang
menguntungkan ada pula yang merugikan.
1. Kegiatan Inti :

No. Kegiatan Pembelajaran


1. Siswa ditugaskan mencermati dan mempelajari berbaga i
sumber belajar tentang Virus Corona yang bersumber dari
guru atau hasil browsing oleh siswa sendiri
2. Siswa menganalisis karakteristik, klasifikasi dan penyakit-
penyakit yang dapat disebabkan oleh virus dan menuliska n
hasil analisisnya pada Lembar Kerja Siswa yang disediakan
3. Siswa mengevaluasi tentang virus Corona terkait dengan -
Latar Belakang mewabahnya virus corona, gejala terinfeksi
virus corona, cara penyebaran Virus Corona, pencegahan
terhadap terjangkitnya Virus Corona dan menuliskan hasil
evaluasinya pada Lembar Kerja Siswa yang disediakan
4. Siswa merancang media informasi sederhana tentan g
tahapan menerapkan protokol penanganan virus Coron a
dalam
5. Siswa merancang media informasi tentang bagaimana
mengimplementasikan cara hidup sehat
6. Siswa menyusun uraian untuk mempraktikan cara
bersosialisasi yang bijak di masyarakat sebagai “Agen
Informasi Covid-19”
1. Kegiatan Penutup :

Guru bersama siswa mlaksanakan refleksi terhadap kegiatan


pembelajaran tentang virus Corona

A. PROSES PENILAIAN :
1. Penilaian aspek kognitif :
a. pemberian nilai pada pengisian Lembar Kerja Siswa untuk
kegiatan pembelajaran 2 dan 3
b. Penetapan rentang skor ditentukan oleh guru

2. Penilaian aspek Keterampilan :


a. berupa penilaian pada produk kegitan pembelajaran 4,5 dan
6
b. rubrik penilaian dan skor penilaian ditentukan oleh guru

3. Penilaian aspek sikap :


a. Kedisiplinan melaksanakan pembelajaran dan mengerjakan
tugas
b. Pengamatan tentang penerapan pola hidup sehat di sekolah
KERANGKA MATERI SAAT BELAJAR DI RUMAH

NO MATERI SUB MATERI TARGET YANG INGIN DICAPAI SUMBER


BELAJAR
1 Pengenalan - C iri-ciri virus 1. Sis wa mampu
tentang Virus - Bentuk virus menganalis is tentang
- Struktur virus karakteris tik, klas ifikas i
- C ara hidup virus dan penyakit oleh virus
- Perkembangbiakan
virus
- Klas ifi kas i Virus
- Penyakit yang
dis ebabkan virus
2 Pengenalan - Latar Belakang virus 1. Sis wa mampu
Virus C orona corona mengevaluasi tentang
- Gejala terinfeks i virus virus corona
corona
- Penyebab Virus
C orona
- C ara penyebaran
Virus Corona
- Pencegahan Virus
C orona

3 Mitigas i - Pengenalan Protokol 1. Sis wa mampu membua t


Bencana Penanganan Virus media informas i
Virus C orona C orona s ederhana tentang
- Menanggapi s ecara menerapkan protok o l
bijak s aat ada s tigma penanganan virus corona
di mas yarakat 2. Sis wa dapat menentuk a n
tentang virus corona s ikap s aat ada s tigma di
- C ara Penanganan mas yarakat tentang virus
s aat s akit Corona
3. Sis wa mampu
menentukan penanganan
s aat s akit
4 Cara Hidup - Menjaga kebers ihan 1. Sis wa mampu
Sehat diri membuat media
- Menjaga kebers ihan informas i s ederhana
ling kungan s ekitar mengimplementasikan
- C ara menjaga cara hidup s ehat
kes ehatan Menjaga kebers ihan
- Olahraga diri
- 2. Sis wa mampu
menjelas kan cara
LAPORAN PENGAWAS PELAKSANAAN HOME LEARNING DAN WORK FROM HOME

Nama Pengawas :

Jenjang :

Wilayah Kecamatan :

Jumlah Sekolah Binaan :

Hari/Tanggal :

Membuat
Model
Video/Portofolio/D
Aplikasi
Jumlah keaktifan Membuat Surat Jumlah Guru Membuat/ Tidak okumentasi
Jumlah Yang
siswa Tugas Membuat Pembelajaran Di Masalah /
Digunaka
Rumah (Home Kendala
No Nama Sekolah n Pada Solusi
Learning) yang
Model
Tidak Tidak dihadapi
Membu Membu Pembelaja
KLS KLS Guru Pegawa Membu Membu
KLS X Guru Pegawai Ya Tidak at Mata at Ya Tidak ran Jarak
XI XII Piket i Piket at Mata at
Ajar Laporan Jauh
Ajar Laporan
SMAN 1 Tanjung
1                                    
Palas
SMAN 1 Terpadu
2 Unggulan Tana                                    
Tidung
SMAN 1 Tanjung
3                                    
Palas Timur
SLBN Tanjung
4                                    
Selor
SMAS Agape Tg.
5                                    
Selor
SMAS Integral
6                                    
Hidayatullah
SMAS Al Anshar
7                                    
Tg. Selor
PENILAIAN HASIL KEGIATAN
BELAJAR DARI RUMAH (BDR) DARING DAN LURING
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kompetensi :
Tujuan Pembelajaran :
Hari/Tanggal :
Jumlah Jam Pelajaran :
Bentuk Tugas/Produk :
Kegiatan Pembelajaran Daring/Luring :
Jenis Daring :
Jenis Luring :

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1   A B C D E  
2              
3              
4              
5              
Catatan : Tanjung Selor, Mei 2020
Penilaian Mapel selama BDR mengacu kepada Guru Mata Pelajaran,
Surat Edaran Mendikbud Nomor :
SE Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 yaitu tidak
Harus dalam bentuk angka (kuantitatif) tetapi ....................................................
Kualitatif.
Jika nantinya harus menggunakan angka, maka
Penilaian kualitatif dapat dikonversikan, misalnya:
A= 9-10, B= 8 – 8,9, C= 7-7,9, D= 6 – 6,9, E = di bawa 6
MARI KITA
DISKUSIKAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai