Materi yang diberikan pada program ini antara lain peningkatan literasi, numerasi, serta
penumbuhan karakter peserta didik. Selain materi pembelajaran untuk jenjang PAUD hingga
Pendidikan Menengah, program ini juga menayangkan materi bimbingan untuk orang tua dan
guru. Serta program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap hari Sabtu dan Minggu.
KONDISI SAAT INI:
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Tunjangan profesi guru tetap dibayarkan tanpa
mensyaratkan pembelajaran tatap muka, dengan
tetap memperhatikan persyaratan beban kerja guru
2. Tunjangan Profesi bagi kepala sekolah non-PNS
sebanyak 16.104 Kepala Sekolah
3. Kebijakan relaksasi penggunaan dana BOS dan BOP
Paud dan Kesetaraan dengan menghilangkan
batasan maksimum 50% untuk pembayaran honor
guru Non PNS yang belum mendapat tunjangan
profesi
4. Mendorong gerakan guru berbagi dalam
memberikan dukungan teknis bagi pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh
Program-program yang disesuaikan dan tetap berjalan: 5. Tersedia anggaran tunjangan khusus bagi 21.615
1. Program Sekolah Penggerak dan Komunitas Penggerak untuk guru non PNS.Tunjangan khusus dapat digunakan
mendukung Program Merdeka Belajar bagi guru terdampak bencana
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/ 6. Pendampingan dari P4TK, LPMP dan mitra untuk
2. Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan PPG Prajabatan
peningkatan kapasitan pembelajaran jarak jauh
disiapkan secara daring menyesuaikan kondisi darurat
7. Pendampingan kepada kepala Sekolah dan
Covid19
pengawas dalam mengelola satuan pendidikan
3. Sosialisasi Covid19 kepada kepala Sekolah dan guru inti dan
guru berprestasi secara daring selama Covid19 #MemimpinDariRumah
Belajar dari rumah dengan Pembelajaran Jarak Jauh
KONDISI SAAT INI: menggunakan beberapa pendekatan yaitu:
• Tatap muka virtual yang difasilitasi oleh guru satuan pendidikannya sesuai
Pembelajaran Jarak Jauh dengan kelas asal melalui Videoconference atau teleconference.
• tatap muka virtual yang disediakan oleh Kemendikbud dan Mitra.
• Peserta didik dapat secara mandiri mengakses media pembelajaran (video,
audio, teks, lembar kerja, latihan soal, dan sebagainya) dan menyelesaikan
Jumlah Satuan Pendidikan (SP) BDR dampak Covid19 tugas sesuai dengan jenjang pendidikannya secara mandiri melalui aplikasi
233.783 belajar daring yang disediakan oleh kemendikbud dan Mitra.
175.003 • Diskusi dalam grup melalui aplikasi pengiriman pesan (group WA,
Total 534.630 SP Line, messenger, dsb) dan di media sosial (Facebook, Instagram)
Telegram,
58.919 tugas
• dan lembar kerja melalui
Penugasan aplikasidari
terstruktur pengiriman pesan dan/atau
guru kepada pesertamedia
didik dengan
37.228
4.670 2.244 9.317 10.034 3.432 mengirimkan
• Belajar melalui saluran TVRI, Radio dan Modul belajar mandiri yang sudah
sosial.
disediakan
Sumber data:
Dapodik Kemendikbud, April 2020
TANTANGAN:
Ketersediaan Listrik dan Akses
Internet pada
Satuan Pendidikan
sebanyak 46.272 atau 18% Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah tidak ada akses ke internet dan 8.281 SP atau 3%
belum terpasang Listrik.
200.000
180.000
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000
Akses peserta didik terhadap pembelajaran 60.000
daring di rumah dapat lebih rendah lagi 40.000
mengingat ketersediaan sumberdaya selain 20.000
ketersediaan listrik, yaitu kepemilikan -
SD SMP SMA SMK SLB Total
gawai/laptop, ketersediaan kuota internet
Ada Listrik Ada Internet 116.783 33.555 12.956 13.671 2.132 179.097
Ada Listrik Tidak ada Internet 25.494 6.143 884 590 116 33.227
Tidak Ada listrik 6.604 817 86 34 11 7.552
Sumber data:
Dapodik Kemendikbud, April 2020
Emis Kemenag, April 2020
PREDIKSI PANDEMI COVID-19 BERAKHIR (1)
10
PREDIKSI PANDEMI COVID-19 BERAKHIR (2)
Sumber data:
https://nasional.tempo.co/read/1336729/aneka-prediksi-usainya-pandemi-covid-19-di-indonesia/ 11
SKENARIO PEMBUKAAN SEKOLAH
NO
PANDEMI SELESAI AKHIR JUNI 2020 (OPTIMIS) PANDEMI BERAKHIR DESEMBER 2020 (PESIMIS)
12
CERITA BEBERAPA KASUS DI MASYARAKAT
"Susah kalau online begini. Suasana rumah juga bawaannya begini,
jadinya enggak ingin ngerjain," katanya kepada reporter Tirto, Kamis
(19/3/2020), kemarin.
Ia mengaku yang paling sulit dari mengerjakan soal di rumah adalah
suasana yang tak kondusif dan tanpa pendampingan guru secara
fisik. Keluarga juga tak bisa membantu banyak.
Kakak Widat, Fadiyah (24), mengaku adiknya yang kelas 2 SMA ini
"suka panik dan marah-marah" kalau kesulitan mengerjakan soal.
"Mungkin kesal karena enggak mengerti dan enggak bisa tanya
siapa-siapa," katanya kepada reporter Tirto.
Lanjutan kasus..........
Guru hanya memberikan soal ujian via Whatsapp. Berturut-turut.
Kemarin, Widat harus mengerjakan empat mata pelajaran:
matematika, seni budaya, teknologi informasi, dan bahasa Inggris.
Widat lantas diminta menjawab pertanyaan di lembar jawaban
secara manual. Setelah selesai, kertas tersebut difoto dan dikirim
balik. "Ngeluh mulu ngerjain ujian itu. Dari pagi sampai sore. 4
ujian banyak banget, kan," kata Fadiyah. Fadiyah menilai apa yang
dialami adiknya karena sekolah tidak siap melakukan kegiatan
belajar mengajar online. Misalnya, sekolah adiknya ini lebih
memilih Whatsapp, alih-alih aplikasi lain yang lebih bagus untuk
belajar secara online seperti Google Classroom atau Zoom.
"Gurunya belum mengoptimalkan teknologi. Masih jadul banget,"
katanya.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
PUSING SAYA...
GURU BANYAK
MEMBERI TUGAS,
TETAPI TIDAK
DIJELASKAN
Temuan kasus lapangan :
Segudang Masalah Lain Keluhan sejenis juga dirasakan siswa lain. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan per Kamis lalu sudah
menerima 51 pengaduan dari berbagai wilayah, termasuk Jakarta,
Bekasi, Cirebon, Tegal, sampai Pontianak.
Sejumlah siswa mengeluh beratnya penugasan dari guru yang harus
dikerjakan dengan tenggat yang sempit, di sisi lain masih banyak tugas
dari guru lain. "Pengadu dari Jakarta menceritakan kalau gurunya
memberikan tugas membuat film pendek dengan waktu hanya dua hari
dan harus di-upload dengan minimal mendapatkan 200 like.
Membuat film sampai proses edit tidak mungkin 2 hari, apalagi dengan
kondisi guru bidang studi lain juga memberikan berbagai tugas yang
bahkan wajib diselesaikan hari itu juga," kata Komisioner KPAI Bidang
Pendidikan Retno Listyarti via keterangan tertulis, Kamis.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
Lanjutan kasus di lapangan...
Ada pengadu yang bercerita kalau teman-temannya datang
ke rumah karena tidak punya cukup kuota untuk
mendengarkan materi dari guru. Hal ini jadi kontradiktif
dengan tujuan belajar di rumah, yaitu menghindari siswa
bertemu banyak orang. Seorang orangtua siswa mengeluh
anaknya yang masih kelas 3 SD setiap hari mendapat 40-50
soal yang harus dikumpulkan hari itu juga. Seorang siswa 7
SMP mengaku mengerjakan soal terus menerus dari pukul 7
pagi sampai 5 sore. Saat dihitung, jumlah soal yang ia
kerjakan mencapai 255.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona
COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
Lanjutan kasus di lapangan.......
Retno mengaku guru memang kerap gagap dengan cara baru ini.
Akhirnya mereka hanya terpikir untuk memberi tugas. Padahal,
katanya, tugas dapat berbentuk lain dan lebih menyenangkan
seperti "membaca novel tertentu atau buku cerita apa saja selama
tiga hari, kemudian menuliskan resumenya."
Tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di
daerah dengan infrastruktur internet dan teknologi yang kurang
memadai seperti di desa-desa.
"Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online
ini akan mengalami kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi
pembelajaran," kata peneliti dari Center for Indonesian Policy
Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra lewat keterangan tertulis.
FENOMENA UMUM PELAKSANAAN BELAJAR
DARI RUMAH
CONTOH KASUS :
JAWA TENGAH
Hasil wawancara penyaji dengan beberapa unsur diatas, 6 April - 20 April 2020 dalam berbagai komunitas pegiat Pendidikan di Jateng
FENOMENA KHUSUS (MINDSET) PELAKSANAAN
BELAJARAN DARI RUMAH
• Terjebak kepada pemberian tugas, tanpa pembahasan dan feedback. Makna ”mengajar dari
GURU rumah” menjadi bias;
• Bekerja dari rumah = libur, sehingga ada yang konsentrasi melakukan pekerjaan lain.
• Merasa “stress” karena harus berperan menjadi ”guru” dan mendampingi anaknya belajar
ORTU • HP jadi full memory karena menampung banyak tugas-tugas anaknya
• Beban ekonomi bertambah dalam menyediakan logistic pendamping belajar
HASIL SURVEI FORUM ANAK NASIONAL (FAN)
2020 oleh Kemen PPPA
Sebanyak 58% anak Indonesia merasa TIDAK SENANG menjalani kegiatan belajar
dari rumah. Sedang 38% berpendapat bahwa Sekolah belum memiliki program
yang baik dalam menerapkan kegiatan belajar dari rumah.
Survei dilakukan di 29 Provinsi di Indonesia selama empat hari dari 26 s/d 29
Maret 2020. Respondennya adalah anak yang berusia di bawah 18 tahun, 69%
responden anak perempuan dan 31% responden anak laki-laki.
“Anak-anak berharap para guru tidak terlalu banyak memberikan tugas saat
belajar di rumah.”
(Eka Novi Aryanti, Sekretaris Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kemen PPPA)
Hasil Riset MKPS SMA-SLB Provinsi Jateng
(Sebuah contoh kasus sebagai referensi)
Responden: Siswa SMA di Jawa Penyelenggaraan Pembelajaran secara Online dari rumah:
Tengah 1.14,3 % siswa merasa senang, 29% merasa tidak senang,
Jumlah Responden : 23.321 Siswa
Waktu Pengambilan Data 54,6 % merasa biasa saja
Responden: Jumát s.d. Minggu 2.58,2 % siswa menyatakan memahami pelajaran secara
Tanggal : 20 s.d. 22 Maret 2020 online, 40,3% menyatakan tidak paham
Terakhir Pukul: 23:21 WIB
3.68,6 % siswa menyatakan metode pembelajaran online
bervariasi, 31,4 % menyatakan tidak bervariasi
4.38,6 % siswa menyatakan sangat bosan, 10% menyatakan
tidak bosan, dan 51,1 % menyatakan biasa saja
5.37,5 % siswa menyatakan sangat memberatkan tugas
yang diberikan, 14,9 % merasa tidak keberatan, dan 47,7 %
menyatakan biasa saja
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Makarim mengatakan :
Ada keterbatasan fasilitas dalam pembelajaran daring (online learning) saat wabah Covid-19,
1 oleh sebab itu agar guru untuk berkreasi sesuai kondisi daerahnya.
Tidak semua daerah punya akses smartphone, ini merupakan suatu hal yang challenging. Tapi kami
2 komitmen kerja sama ke depan memastikan seluruh sekolah-sekolah online learning
Ini bukan situasi ideal tapi [keadaan sekarang] darurat. Dan karena itu saya mengerti tidak semua
3 pembelajaran akan optimal. Tapi semuanya sedang belajar bersama adaptasi dengan situasi seperti ini
Pembelajaran jarak jauh tak harus selalu menggunakan internet, terlebih dalam kondisi darurat
4 saat ini. Kreativitas, jadi kuncinya
Ada beberapa hal yang kepala sekolah dan guru terpaksa kreatif, untuk bisa menangani
5 keterbatasan. Apalagi di daerah yang tidak punya akses
ARAHAN DIREKTUR :
1.Jangan memindahkan Sekolah/Kelas ke dalam Rumah
2.Jangan memberikan belajar yang rumit - rumit
MASALAH LAIN YANG DITEMUKAN DI LAPANGAN :
Masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik maupun pendidik sebagai berikut:
1. Guru memberi tugas yang sangat banyak. Sehingga peserta didik merasa tertekan dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Satu tugas belum selesai, sudah ada lagi tugas dari guru lain
yang sama banyaknya. Dan deadline pengumpulan yang begitu cepat juga.
2. Gadget yang tidak memadai. Misalkan dalam satu keluarga memiliki 3 anak yang masih
sekolah, tetapi hanya memiliki 1 handphone saja. Dan 3 anak tersebut masing-masing memiliki
tugas yang banyak. Lalu, bagaimana mereka bisa mengerjakan tugas-tugas mereka agar cepat
selesai jika untuk mencari di google mereka harus bergantian menggunakan handphone tersebut.
3. Kuota internet tidak memadai. Banyak yang mengeluh karena sistem daring menghabiskan
banyak kuota. Peserta didik harus selalu online untuk mengetahui tugas-tugas dari pendidik.
4. Jaringan yang tidak memadai. Terutama di daerah pedesaan yang sangat pelosok. Mereka
sulit untuk mendapat jaringan atau sinyal. Akhirnya peserta didik pergi ke warnet atau tempat yang
ada wifi untuk mengerjakan tugasnya.
5. Guru merasa tertekan dan bingung. Tidak hanya peserta didik yang meras tertekan, tetapi
pendidik pun juga merasakan hal yang sama. Sampai ada guru yang mengalami depresi karena
memikirkan hal ini.
6. Peserta didik bukannya belajar malah bermain. Disini peran orang tua sangat penting dalam
mengawasi anak-anaknya di rumah. Karena jika anak tidak diawasi dan dibimbing dengan baik
mereka bisa salah dalam mengambil keputusan.
6. Tidak semua daerah memiliki kestabilan jaringan internet
7. Tidak semua guru menguasai teknologi informasi dan di antara para guru
juga ada yang kurang mampu memenej waktu, karena secara fisik dan mental
memang belum siap
8. Tugas yang diberikan masih banyak yang bersifat paper and pen
9. Murid disuruh belajar sendiri dengan membaca buku paket milik sekolah
dan mengerjakan tugas-tugas yang ada di dalamnya
10. Kemampuan menggunakan komputer dan internet belum dikuasai oleh
banyak siswa, termasuk juga guru senior
11. Kesulitan yang lain, dialami sendiri oleh guru yang bersangkutan,
sekalipun memiliki HP, namun hanya bisa menggunakannya untuk WA, SMS,
dan telepon. Guru ini tidak bisa menggunakan HP untuk fungsi download,
simpan, kirim/share file berbagai format, email, bahkan membuka kiriman file
doc, pdf, gambar, Youtube, dan lain-lain tidak bisa. (Kesulitan guru ini juga
saya alami saat penyebaran angket dan mengumpulkan isiannya
12. Kebijakan murid belajar di rumah hanya menguntungkan
keluarga mampu/kaya saja (Jika asumsinya adalah kepemilikan
komputer dan HP merupakan salah satu indikator dari status
kekayaan keluarga/orangtua)
13. Beban Ekonomi orang Tua bertambah berat karena untuk
pembelian ukuran Paket Data/Kuota data dengan harga 100 ribu
hanya mampu bertahan 3 – 4 hari.
14. Orang Tua sangat berat membantu belajar siswa di rumah
karena orang tua banyak tidak mengerti/memahami materi
pelajaran anak – anaknya.
15. Banyak Guru tidak membuat perencanaan pembelajaran di
rumah/Online sehingga tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan
tujuannya.
Belajar bagi siswa yang
mampu
Bagaimana belajar di masa Covid 19
Sisi Positif : Manfaat Pembelajaran
Daring
Model pembelajaran daring ini cocok
digunakan oleh para peserta didik di
Indonesia, saat ini pembelajaran daring (dalam
jaringan) dilakukan serentak di Indonesia
tanpa adanya persiapan yang benar-benar
matang oleh para pendidik, Walaupun ada
sifat pro dan kontra yang mulai timbul oleh
orangtua, peserta didik dan para pendidik
• Dengan model pembelajaran daring saat ini, ada beberapa peserta didik yang
menerima pembelajaran daring alasannya karna MODEL PEMBELAJARAN
DARING LEBIH SANTAI, MENYENANGKAN, FLEKSIBEL, EFISIEN,
SINGKAT, PRAKTIS, CEPAT, TEPAT, AMAN, MUDAH, HEMAT WAKTU,
HEMAT TENAGA. CARA ITU JUGA BISA DILAKUKAN JARAK JAUH
TANPA BERKUMPUL DI TEMPAT YANG SAMA.
• Selain itu manfaat lain dari model pembelajaran dalam jaringan adalah ORANG
TUA BISA MENGAWASI ANAK-ANAKNYA BELAJAR, MEMBUAT SISWA
ATAU GURU MENJADI MELEK TEKNOLOGI, MEMPERCEPAT ERA 5.0,
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DIBIDANG ILMU TEKNOLOGI. SISWA
JUGA MENJADI LEBIH KREATIF DALAM MENYELESAIKAN TUGAS
MEREKA, DAPAT MENGKONDISIKAN DIRI SENYAMAN MUNGKIN
UNTUK BELAJAR TANPA ATURAN YANG FORMAL.
Hasil Survei Pembelajaran Daring
Yang Perlu Diperhatikan Strategi belajar di rumah, menurut,
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Heru Purnomo :
Pembelajaran sudah tepat, setidaknya dari sisi kesehatan.
Namun untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan
sekolah dan guru guru.
Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-
mengajar sama efektifnya dengan tatap muka.
"Strateginya harus dipetakan oleh bapak dan ibu guru. Maka itulah yang kemudian
diserahkan dalam bentuk soal saja, dari hasil pengamatan itu artinya untuk
mengejar target kurikulum.
Ini adalah home learning yang selama ini ada di dalam kelas reguler karena kondisi
darurat," terang dia.
Baca selengkapnya di artikel "Belajar di Rumah karena Corona COVID-19, Efektifkah?", https://tirto.id/eFtZ
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia
(JPPI), Ubaid Matraji.
Selain guru, ia menjelaskan orangtua pun harus ikut memantau si anak belajar di rumah.
"Belajar di rumah itu bukan libur, bukan berarti enggak ada aktivitas literasi. Ini yang perlu
dipahami. Tetap belajar dengan target yang sudah ada di kurikulum,".
Tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di daerah dengan
infrastruktur internet dan teknologi yang kurang memadai seperti di desa-desa.
"Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini akan mengalami
kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi pembelajaran," kata peneliti dari Center
for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra lewat keterangan tertulis.
Hal serupa berlaku bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan
internet.
Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah memberikan pekerjaan rumah banyak kepada
peserta didik, meskipun metode ini tidak semaksimal online learning, dan disetor saat
kelas tatap muka kembali digelar.
Baca selengkapnya di artikel "Belajar di Rumah karena Corona COVID-19, Efektifkah?", https://tirto.id/eFtZ
Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan
adalah, "para siswa juga akan mengalami
kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan
guru terutama untuk pelajaran yang dianggap
membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang
lebih mendalam, misalnya matematika."
Materi yang diberikan pada program ini antara lain peningkatan literasi, numerasi, serta
penumbuhan karakter peserta didik. Selain materi pembelajaran untuk jenjang PAUD hingga
Pendidikan Menengah, program ini juga menayangkan materi bimbingan untuk orang tua dan
guru. Serta program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap hari Sabtu dan Minggu.
Tugas kepala sekolah pembelajaran dari rumah
1. Kepala sekolah memberikan surat tugas kepada guru untuk melakukan
kegiatan pembelajaran di rumah sesuai dengan kelas atau mata pelajaran yang
diampu guru melalui berbagai media online.
2. Membuat surat edaran kepada orangtua tentang pelaksanaan pembelajaran di
rumah atau home learning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan
pencegahan penularan virus corona di sekolah.
3. Melakukan sosialisasi kepada siswa mengenai media pembelajaran secara
daring dan tata cara penggunaan media tersebut.
4. Melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pembelajaran di
rumah yang telah ditugaskan kepada guru.
5. Melaporkan hasil kegiatan belajar di rumah kepada dinas pendidikan.
Tugas Guru pembelajaran dari rumah
1. Menyiapkan bahan ajar yang akan diunggah atau disebarkan kepada siswa
melalui media atau aplikasi pembelajaran yang dipilih.
2. Guru menentukan media belajar yang sesuai dengan kondisi siswa agar
belajar di rumah dapat berjalan secara efektif. Beberapa media yang dapat
dipilih antara lain; grup Whatsapp, email, Google Clasroom, atau aplikasi
media belajar lain rekomendasi Kemendikbud.
3. Guru mengunggah media pembelajaran berupa modul, tutorial, video, latihan
soal, lembar kerja siswa ke media yang telah ditetapkan atau disepakati
bersama.
4. Guru wajib memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan siswa.
5. Guru memeriksa dan melakukan evaluasi atas proses pembelajaran daring
atau belajar di rumah ini untuk mendapatkan umpan balik hasil pembelajaran.
5 alur belajar di rumah
1. Guru menyediakan bahan pelajaran.
2. Proses belajar di rumah dilakukan menggunakan berbagai
alternatif media online/daring: Misalnya (Whatsapp Group Rumah
Belajar Kemendikbud Email Google Class room Web sekolah
Youtube Edutech yang memberikan akses gratis belajar online )
3. Siswa mempelajari materi mata pelajaran dan mengerjalan tugas
yang diberikan guru.
4. Guru melakukan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran
daring.
5. Guru memberikan penjelasan jika ada pertanyaan dari siswa dan
juga membuat umpan balik atas pembelajaran online yang telah
dilakukan.
Tugas Orang Tua pembelajaran di rumah
1. Memastikan siswa melaksanakan kegiatan belajar di
rumah masing-masing dan membatasi izin kegiatan
di luar rumah.
2. Melakukan koordinasi dengan wali kelas, guru atau
sekolah.
3. Membantu siswa menerapka pola hidup bersih
sehat (PHBS) di rumah terkait Protokol pencegahan
penyebaran virus Corona.
Tugas Siswa Pembelajaran di Rumah
4 Melakukan hal – hal positif yang menjadi pengalaman hidup siswa yang dapat
dijadikan sebagai pengalaman hidup, seperti berkebun, ternak dan lain – lain
Pengump TUGAS
ulan Tugas Menggunakan Jasa Kurir DITERIM
BDR/LFH A GURU
1. Pengumpulan secara kolektif oleh beberapa siswa yang tempat tinggalnya berdekatan
dengan durasi waktu yang ditentukan untuk beberapa kali pertemuan.
2. Menggunakan jasa kurir yang sebelumnya tugas dikumpulkan di suatu tempat
tertentu (Rumah Ketua RT/RW/Kades atau tempat lainnya).
3. Dilaksanakan sesuai batas waktu berakhirnya kegiatan belajar dari rumah yang telah
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan.
PENILAIAN BDR/LFH
PENILAIAN BDR OLEH GURU TIDAK SEMATA –
MATA KUANTITATIF, TETAPI LEBIH KE KUALITATIF
ATAU PENGALAMAN HIDUP/KECAKAPAN HIDUP.
UNTUK SELANJUTNYA JIKA KOMPETENSI BELUM
TERCAPAI, PEMERINTAH AKAN MENINDAK
LANJUTI SETELAH PASCA WABAH COVID 19
DINYATAKAN BERAKHIR
Penilaian Akhir Tahun (PAT) :
Untuk kenaikan kelas di tengah wabah pandemi Covid-19 harus
mengutamakan prinsip :
•fleksibilitas,
•berkeadilan,
•non-diskriminatif,
•dan tak merugikan siswa.
•mempertimbangkan akses siswa terhadap internet dan kepemilikan
gawai
•tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum
•bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor / nilai kuantitatif
Unsur Penilaian :
BAHAN
SEDERHANA TDK
MENYENAN TDK KONTEKTU
TERSEDIA TERLALU
GKAN MEMBANI DEKAT AL
BANYAK
RUMAH
Pengawasan
Alternatif:
•E-supervision
•Virtual visitation
Aktivitas yang
• Pembimbingan dan penilaian guru dapat
induksi. dilakukan
• Pembinaan KS.
• Pembinaan guru mapel.
• Pembinaan waka kurikulum
• Workshop pengembangan KTSP
• Pembinaan guru BK (dalam
proses)
Pembimbingan Induksi Guru Pemula
PERENCANAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu menganalisis karakteristik, klasifikasi dan peyakit
oleh Virus
2. Siswa mampu mengevaluasi tentang virus Corona
3. Siswa mampu merancang media informasi sederhana tentang
tahapan menerapkan protokol penanganan virus Corona
4. Siswa mampu merancang media informasi sederhana tentang
mengimplementasikan cara hidup sehat
5. Siswa mampu mendeskripsikan cara mempraktekan bersosialisasi di
masyarakat
B. PROSES PEMBELAJARAN :
1. Pendahuluan :
a. Apersepsi :
Wabah yang disebabkan oleh virus Corona sedang menjadi
perbincangan dan perhatian dunia karena penyakit yang
ditimbulkannya pada kondisi tertentu dapat menyebabkan
kematian, mempengaruhi berbagai aktifitas dalam berbagai
bidang baik kesehatan, ekonomi, pariwisata, pendidikan, politik
dan sebagainya.
b. Motivasi :
Setiap individu masyarakat dapat berperan serta dalam upaya
pencegahan terhadap serangan virus Corona menjadi “Agen
Informasi” Virus Corona atau Covid-19. Untuk dapat berperan
sebagai “ Agen Informasi “ diperlukan pembelajaran tentang Virus
khusunya Virus Corona.
a. Prasarat pengetahuan :
Makhluk hidup ada yang berukuran sangat kecil ( mikroskopis)
ada pula yang berukuran besar ( makroskopis), ada yang
menguntungkan ada pula yang merugikan.
1. Kegiatan Inti :
A. PROSES PENILAIAN :
1. Penilaian aspek kognitif :
a. pemberian nilai pada pengisian Lembar Kerja Siswa untuk
kegiatan pembelajaran 2 dan 3
b. Penetapan rentang skor ditentukan oleh guru
Nama Pengawas :
Jenjang :
Wilayah Kecamatan :
Hari/Tanggal :
Membuat
Model
Video/Portofolio/D
Aplikasi
Jumlah keaktifan Membuat Surat Jumlah Guru Membuat/ Tidak okumentasi
Jumlah Yang
siswa Tugas Membuat Pembelajaran Di Masalah /
Digunaka
Rumah (Home Kendala
No Nama Sekolah n Pada Solusi
Learning) yang
Model
Tidak Tidak dihadapi
Membu Membu Pembelaja
KLS KLS Guru Pegawa Membu Membu
KLS X Guru Pegawai Ya Tidak at Mata at Ya Tidak ran Jarak
XI XII Piket i Piket at Mata at
Ajar Laporan Jauh
Ajar Laporan
SMAN 1 Tanjung
1
Palas
SMAN 1 Terpadu
2 Unggulan Tana
Tidung
SMAN 1 Tanjung
3
Palas Timur
SLBN Tanjung
4
Selor
SMAS Agape Tg.
5
Selor
SMAS Integral
6
Hidayatullah
SMAS Al Anshar
7
Tg. Selor
PENILAIAN HASIL KEGIATAN
BELAJAR DARI RUMAH (BDR) DARING DAN LURING
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kompetensi :
Tujuan Pembelajaran :
Hari/Tanggal :
Jumlah Jam Pelajaran :
Bentuk Tugas/Produk :
Kegiatan Pembelajaran Daring/Luring :
Jenis Daring :
Jenis Luring :
TERIMAKASIH