Anda di halaman 1dari 17

Titrasi

Redoks
NAMA ANGGOTA

1. ABIDATUR ROHMANIYAH (180331616069)


2. AMNA UTYTA (180331616109)
3. ARINI SETYANINGRUM (180331616090)
4. KEN REGAR RIDLO TAFSIROH(180331616023)
Tujuan
 Melakukan standarisasi kalium permanganat dengan
titrasi permaganometri
 Melakukan standarisasi natrium tiosulfat dengan titrasi
iodometri
 Menentukan kadar nitrit dengan titrasi
permanganometri
 Menentukan kadar tembaga dengan titrasi iodometri
 Menentukan kadar klor altif dengan titrasi iodometri
Alat dan Bahan
Alat
1. Neraca Analitik Bahan
2. Termometer 1. Kalium permanganat 0,1 N
3. Spatula 2. Natrium oksalat
4. Kaca arloji 3. KI 0,1N
5. Gelas kimia 100 mL
4. Asam sulfat pekat
6. Pipet tetes
5. Natrium tiosulfat
7. Batang pengaduk
6. Kalium bikromat 0,1N
8. Corong gelas
9. Labu takar 50 mL 7. Tembaga sulfat

10. Botol semptot 8. Indikator amilum


11. Buret 9. Sampel kalium nitrit
12. Erlenmeyer 10. Sampel kaporit/ sampel
13. Pipet volime 10 mL larutan pemutih
14. Statif dan Klem
Langkah Kerja
1. Standarisasi kalium
permanganat dengan 2. Penetapan Kadar nitrit
natrium oksalat
Kalium nitrit (aq)

Natrium Oskalat (aq) -diambil, disisihkan dalam


buret
-diambil 10 mL, dimasukan
-diambil 10 mL larutan
erlemneyer kalium permanganat
-ditambahkan 1 mL asam sulfat
-ditambah 5 tetes asam sulfat
pekat, dikocok pekat
-dipanaskan hingga 70⁰C
-dipanaskan hingga 40⁰C
-dititrasi dengan larutan kalium
Dititrasi dengan KNO2
permanganat
-dicatat volume -dicatat volume
-diulangi sekali lagi -diulangi sekali lagi

Hasil Hasil
Titrasi Iodometri

1. Standarisasi natrium tiosulfat 2. Penetapan kadar tembaga dalam


dengan kalium bikromat larutan CuSO 4

Kalium bikromat(aq) CuSO 4(aq)


-diambil 10 mL -diambil 10 mL, dimasukan
-ditambah 2 mL HCl pekat erlenmeyer
-ditambah 15 mL KI 0,1N -ditambahkan 10 mL larutan KI
-didiamkan 5 menit ditempat 0,1N
gelap, ditutup dengan kaca -dilakukan titrasi dengan larutan
-dititrasi dengan larutan tiosulfat tiosulfat
-ditambah indikator amilum 2-3 -ditambahkan 2-3 tetes indikator
tetes amilum
-dilanjutkan titrasi -dilanjutkan titrasi
-dicatat volume -dicatat volume
-diulangi sekali lagi
Hasil

Hasil
Pembahasan
1. Standarisasi kalium permanganat dengan natrium oksalat
 Natrium oksalat ditambah
dengan asam sulfat
menghasilkan larutan tidak
berwarna
 Larutan ini dipanaskan hingga
mencapai suhu 70⁰C, setelah
mencapai suhu tersebut harus
langsung dilakukan titrasi dalam
keadaan panas
 Larutan dititrasi dengan kalium
permanganat menghasilkan
warna merah muda pada titik
akhir titrasi
2. Penentuan kadar nitrit
 Penentuan kadar nitrit
dilakukan dengan
menggunakan titrasi terbalik
atau permanganometri karena
nitrti mudah teroksidasi
menjadi nitrat
 Kalium permanganat ditambah
H2SO4 menghasilkan karutan
tidak berwarna, dipanaskan
kemudian dititrasi dengan
kalium nitrit menghasilkan
larutan tidak berwarna
 Pemanasan dilakukan karena
perbedaan karakteristik
natrium oksalat dengan nitrit
Titrasi Iodometri
1. Standarisasi natrium tiosulfat dengan kalium bikarbonat
 HCl ditambah KI
menghasilkan larutan warna
hitam
 Larutan didiamkan 5 menit
kemudian dititrasi dengan
larutan tisulfat
menghasilakan warna kuning
 Ditambah 2 tetes indikator
amilum, larutan berwarna
hitam. Penambahan indikator
amilum dilakukan ditengah
bukan diawal karena amilum
tidak dapat bereaksi dengan
I- , melainkan dengan I2
 titrasi
dilanjutkan
hingga warna hitam
amilum hilang
menjadi larutan
berwarna hijau
Kesimpulan
 Standarisasi KMnO4 dengan titrasi
pemanganometri diperoleh konsentrasi KMnO 4
0,047 M
 Standarisasi Na2S2O3 dengan titrasi iodometri
diperoleh konsentrasi Na2S2O3 yaitu 0,049M
 Kadar nitrit dengan titrasi permanganometri
yaitu 90%
 Kadar tembaga dengan titrasi iodometri yaotu
40%

Anda mungkin juga menyukai