Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM

Oleh :
Sartika Eka Putriana Nawir Nur, S.Ked
PEMBIMBING :
dr. Hj. A. Tenrisanna, Sp.A

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
Identitas Pasien
Nama : MA
Tanggal Lahir : 29 – 11 – 2014
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Pangkabinanga
Agama : Islam
Suku Bangsa : Makassar
Ruangan : Perawatan Anak (Perawatan II)
Tanggal Masuk : 02 April 2019
IDENTITAS ORANG TUA
IBU AYAH

Nama : Ny. E Nama : Tn. N

Umur : 32 tahun Umur : 39 tahun

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian

Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Anamnesis
Pasien anak laki-laki umur 4 tahun MRS dengan keluhan
kejang (+), kejang terjadi 4 kali dalam 24 jam (2 kali dirumah
siang-sore, 2 kali malam hari sebelum ke rumah sakit ), sejak
kemarin atau 1 hari yang lalu dengan durasi kejang <10 menit
dengan jaraknya + 3 jam , kejang di dahului oleh demam yang
tinggi (+), setelah kejang pasien menangis dan segera sadar
(+), model terjadinya kejang menurut ibu pasien, pasien
matanya melihat keatas dan seluruh badannya terhentak,
seluruh badan kaku. demam (+) sejak 4 hari yang lalu,
sifatnya hilang timbul (+), keluhan disertai batuk berlendir
(+), flu (+) sejak 4 hari yang lalu , mual (+) muntah (-) nafsu
makan (kurang), nafsu minum (kurang), BAK (Lancar), BAB
(normal).
Riwayat Penyakit Sebelumnya

• Riwayat Kejang Demam (+) umur 1 tahun, frekuensi 4 kali dalam


24 jam, durasi <10 menit dengan model kejang yang sama

• Tidak terdapat Riwayat penyakit keluarga yang sama


STATUS NEONATAL
Tempat Lahir : Rumah Bidan

Ditolong Oleh : Bidan

Lahir : Spontan (BCB/SMK)

BBL : 3000 gram


STATUS TUMBUH KEMBANG
Mengamati Benda : Lupa
Meraih Benda : Lupa
Tengkurap Sendiri : Lupa
Satu Suku Kata : Lupa
Menunjuk Satu Gambar : Lupa
Gigi Pertama : Lupa

Makanan
ASI Tidak Ekslusif karena ASI tidak keluar
STATUS IMUNISASI
BOOSTER
BELUM
IMUNISASI 1 2 3 4 18 BULAN BIAS
PERNAH
– 2 TAHUN
BCG +
HEP. B + + + +
POLIO + + + +
DPT + + +
CAMPAK + +
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
BB : 14 Kg
PB/TB : 96 Cm
STATUS GIZI : Baik

Status Present
Sakit lemah
Gizi Baik
Composmentis

Tanda Vital
TD: -
Suhu : 39,7 C
Nadi : 26 x/menit
Pernapasan: 112 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala : kesan normal Hidung : Rhinorea (-)
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut Bibir : anemis (-) sianosis (-)
Ukuran : normocephal Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran
Muka : kesan normal KGB (-)
Mata : anemis (-), ikterus (-)
Telinga : Otorrhea (-)
Thorax Jantung
Inspeksi Inspeksi:
 Simetris kiri dan kanan (+)  Ictus cordis tidak tampak
 Retraksi dinding dada (-) Palpasi :
Perkusi:  Ictus cordis tidak teraba
 Sonor kiri dan kanan (+) Perkusi :
Palpasi :  Batas kiri :
Massa (-) Linea midclavicularis sinistra
Auskultasi :  Batas kanan :
 Bunyi Pernapasan : vesikuler Linea parasternalis dextra
 Bunyi tambahan: Rh +/+, Wh -/-  Batas atas : ICS III sinistra
Auskultasi :
 Bunyi Jantung I dan II regular, bising
jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Alat kelamin : Tidak dievaluasi
 Perut datar, ikut gerak napas Pembesaran KGB (-)
 Massa tumor (-) KPR : +/+
Palpasi : BPR : +/+
 Limpa : tidak teraba APR : +/+
 Hati : Hepatomegali (-) TPR : +/+
5 5
Perkusi : Kekuatan :
5 5
- Tympani (+)
Auskultasi Tonus : Baik
- Peristaltik kesan normal Refleks Patologis :tidak ada
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(03/04/2019)
WBC : 4.0 x 103 /uL
HGB : 11,0 g/dL
PLT : 154 x 103 /Ul

GDS : 106 mg/dl

Elektrolit
Na : 138 mmol
K : - mmol
C : 103 mmol
RESUME

Pasien anak laki-laki umur 4 tahun MRS dengan keluhan kejang


(+), kejang terjadi 4 kali dalam 24 jam (2 kali dirumah siang-
sore, 2 kali malam hari sebelum ke rumah sakit), sejak kemarin
atau 1 hari yang lalu dengan durasi kejang <10 menit dengan
jaraknya + 3 jam , kejang di dahului oleh demam yang tinggi (+),
setelah kejang pasien menangis dan segera sadar (+), model
terjadinya kejang menurut ibu pasien, pasien matanya melihat
keatas dan seluruh badannya terhentak, seluruh badan kaku.
demam (+) sejak 4 hari yang lalu, sifatnya hilang timbul (+),
keluhan disertai batuk berlendir (+), flu (+) sejak 4 hari yang
lalu , mual (+) muntah (-) nafsu makan (kurang), nafsu minum
(kurang), BAK (Lancar), BAB (normal). Riwayat Kejang Demam (+)
umur 1 tahun, frekuensi 4 kali dalam 24 jam, durasi <10 menit
dengan model kejang yang sama. Riwayat penyakit keluarga yang
sama (-)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umumnya
composmentis, tampak sakit sedang, gizi baik. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan Suhu 39,7 0C, Nadi 112 x/menit,
pernapasan 26 x/menit, BB 14 kg, PB 96 cm.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatakan WBC = 4,0 x
103 /uL, HGB =11,0 g/dL, PLT = 154 x 103 /uL, GDS = 106
mg/dl, Elektrolit (Na : 138 mmol, K : - , C : 103 mmol).
TERAPI
TERAPI UGD
- IVFD RL 20 tpm
- Parasetamol syr 3x1 cth
- Ambroxol syr 3 x ½ cth
- Ferriz kid syr 1 x 1 cth

INSTRUKSI DOKTER :
- Periksa GDS dan Elektrolit
- IVFD RL 20 tpm
- Parasetamol syr 3x1 cth
- Ambroxol syr 3 x ½ cth
- Ferriz kid syr 1 x 1 cth
- Diazepam 2 x 1,5 mg (puyer)
- Observasi TTV/3 jam
FOLLOW UP Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

PASIEN
Ter
02/04/2019 S : Pasien anak laki-laki umur 4 - - Observasi TTV/ 3 jam
tahun dengan keluhan kejang (-) - - LAB : GDS dan Elektrolit
- - Kompres hangat jika demam
demam (+) sifatnya hilang timbul
-
(+), keluhan disertai batuk berlendir -
(+), flu (+), mual (+), muntah(-)

Nafsu makan (kurang)


Nafsu minum (kurang)
BAB : Normal
BAK : Lancar

O : KU : lemah
T:- BB : 14 kg
S: 37,60C U : 4 tahun
N: 104 x/menit
P : 32 x/menit

A : Ispa + Kejang Demam

P:
- IVFD RL 20 tpm
- Parasetamol syr 3x1 cth
- Ambroxol syr 3 x ½ cth
- Ferriz kid syr 1 x 1 cth
- Diazepam 2 x 1,5 mg (puyer)
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

Ter
03/04/2019 S : Pasien anak laki-laki umur 4 - - Observasi TTV/ 3 jam
tahun dengan keluhan kejang (-) - - Kompres hangat jika demam
-
demam (+) sifatnya hilang timbul
-
(+), keluhan disertai batuk berlendir
(+), flu (+), mual (-), muntah(-)

Nafsu makan (Baik)


Nafsu minum (Baik)
BAB : Normal
BAK : Lancar

O : KU : Baik
T:- BB : 14 kg
S: 36,5 0C U : 4 tahun
N: 104 x/menit
P : 28 x/menit

A : Ispa + Kejang Demam

P:
- IVFD RL 20 tpm
- Parasetamol syr 3x1 cth
- Ambroxol syr 3 x ½ cth
- Ferriz kid syr 1 x 1 cth
- Diazepam 2 x 1,5 mg (puyer)
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

Ter
04/04/2019 S : Pasien anak laki-laki umur 4 - - Aff infus
tahun dengan keluhan kejang (-) - - parasetamol syr lanjut
demam (-) sifatnya hilang timbul (-), - - Ambroxol syr lanjut
keluhan disertai batuk berlendir (+), - - Bcomp / VitC 2 x 1 tab
flu (+), mual (-), muntah(-) - - Diazepam 2 x 1,5 mg (puyer)
- - Boleh pulang
Nafsu makan (Baik) - - Kontrol di poli anak hari
Nafsu minum (Baik) - Senin 08-04-2019
BAB : Normal -
BAK : Lancar

O : KU : Baik
T:- BB : 14 kg
S: 36,40C U : 4 tahun
N: 120 x/menit
P : 30 x/menit

A : Ispa + Kejang Demam

P:
- IVFD RL 20 tpm
- Parasetamol syr 3x1 cth
- Ambroxol syr 3 x ½ cth
- Ferriz kid syr 1 x 1 cth
- Diazepam 2 x 1,5 mg (puyer)
DEFENISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38 0C,
dengan metode pengukuran suhu apapun) yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial.
EPIDEMIOLOGI
Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5
tahun. Lebih dari 90% kasus kejang demam terjadi pada
anak berusia di bawah 5 tahun. Terbanyak bangkitan
kejang demam terjadi pada anak berusia antara usia 6
bulan sampai dengan 22 bulan,7 insiden bangkitan kejang
demam tertinggi terjadi pada usia 18 bulan. Di Amerika
Serikat dan Eropa prevalensi kejang demam berkisar 2%-
5%. Di Asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali
lipat bila dibandingkan di Eropa dan di Amerika. Di Jepang
kejadian kejang demam berkisar 8,3% - 9,9%. Bahkan di
Guam insiden kejang demam mencapai 14%.
ETIOLOGI
DEMAM USIA GEN
• Infeksi • Umumnya • Risiko
saluran napas terjadi pada meningkat 2-
• Infeksi usia 6 bulan-6 3x bila
saluran cerna tahun saudara
• Infeksi • Puncak kejang demam
saluran seni tertinggi pada • Risiko
usia 17-23 meningkat 5%
bulan bila orang tua
menderita
kejang demam
Klasifikasi
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure)
- Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit)
- Bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik)
- Tidak berulang dalam 24 jam.

2. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)


- Kejang lama ( kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau
kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang
anak tidak sadar
- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
- Berulang atau lebih dalam 24 jam
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemfis
• Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan LAB (Elektrolit ,Gula darah)
- Pungsi Lumbal
- Elektroensefalografi (EEG)
- CT-Scan atau MRI
PROGNOSIS
Prognosis kejang demam secara umum sangat
baik. Kejadian kecatatan sebagai komplikasi
kejang demam tidak pernah dilaporkan.
TATALAKSANA
• Apabila saat pasien datang dalam keadaan kejang, obat yang paling cepat
untuk menghentikan kejang adalah diazepam intravena. Dosis diazepam
intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2
mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg.

• Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di rumah


(prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-
0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

• Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat


diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5
menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,
dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
intravena
DIAGNOSIS BANDING
• Meningitis
• Ensefalitis
• Epilepsi
DISKUSI
Dari anamnesis pada kasus ini, pasien sedang
mengeluhkan kejang yang berusia 4 tahun disertai dengan
kenaikan suhu tubuh atau demam yang tidak disebabkan
oleh proses intracranial, ini sesuai dengan literatur dari
definisi kejang demam.
Berdasarkan faktor risiko kejang demam, pada kasus
ini pasien memiliki 2 faktor risiko kejang demam yaitu
demam dan usia. Demam diduga timbul akibat adanya
infeksi saluran pernapasan yang dimana pasien memiliki
keluhan batuk berlendir dan flu dan riwayat penyakit
sebelumnya yaitu riwayat Kejang Demam (+) umur 1
tahun, ini sesuai dengan literatur dari faktor risiko
kejang demam.
Berdasarkan klasifikasi kejang demam, pada kasus ini
pasien termasuk kedalam kejang demam kompleks
(complex febrile seizure), yaitu bahwa pasien
mengeluhkan kejang (+), kejang terjadi 4 kali dalam 24
jam, durasi kejang <10 menit. ini sesuai dengan literatur
dari kejang demam kompleks (complex febrile seizure).
Dari pemeriksaan fisik : pada kasus ini, tanda vital
didapatkan terjadi kenaikan suhu tubuh atau demam
dengan Suhu 39,70C, dan tidak didapatkan kelainan
neurologi fokal maupun kelainan nervus cranialis dan
rangsang menings yang murni terjadi karena demam yang
tidak disebakan oleh proses intracranial, ini sesuai
dengan literatur dari kejang demam.
Dari pemeriksaan penunjang pada kasus ini dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatakan WBC = 4,0 x
103 /uL, HGB = 11,0 g/dL, PLT = 154 x 103 /uL, GDS =
106 mg/dl, Elektrolit (Na : 138 mmol, K : - , C : 103
mmol)., Pada pemeriksaan laboratorium ini di dapatkan
bahwa pemeriksaan hasilnya normal tidak didapatkan
adanya tanda infeksi. Pemeriksaan laboratorium sendiri
tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,
namun hanya dilakukan untuk mengevaluasi sumber
infeksi penyebab demam. Pemeriksaan yang lain yang
dapat dilakukan yaitu berupa pungsi lumbal, EEG, dan
pencitraan, ini sesuai dengan literatur dari kejang
demam.
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pasien
dengan diangnosis kejang demam.
Prognosis pasien dengan diangnosis kejang demam
pada kasus secara umum baik, karena tidak didapatkan
kecacatan ataupun komplikasi pada pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai