KELOMPOK 6 :
ANGGI SURYATI
Pembimbing:
FAZA ADITYA KENCANA
dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl.DK DYAH SRI KUSUMANINGAYU
GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
3. Kuratif (pengobatan).
• Rawat jalan.
• Pelayanan gawat darurat.
• Pelayanan satu hari (one day care).
Upaya • Home care.
kesehatan • Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
masyarakat pelayanan kesehatan.
pengembangan
PERAN PUSKESMAS
Misi
Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten
secara berkelanjutan.
Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang
berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman, dan
berkualitas.
Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis.
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas
sektoral.
TENAGA
KERJA
NO INDIKATOR TARGET 2019 (%)
1 Persentase balita underweight <17
2 Persentase balita stunting <28
3 Persentase balita wasting 9,5
KINERJA
5 8
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
TARGET 6
7 Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
50
50
KEGIATAN 8
Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama masa kehamilan 98
PEMBINAA
N GIZI
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan
9 95
tambahan
Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan
10 95
11 Persentase remaja putri mendapat TTD 30
12 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 50
13 Persentase balita yang ditimbang berat badannya 80
14 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS 80
15 Persentase balita yang naik berat badannya (N) 76
Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T)
16 ≤4
Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
17 90
18 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 98
Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
19 90
Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
20 100
PROGRAM GIZI
Kegiatan Gizi ada 2 bagian yaitu Pelayanan di dalam gedung (Ruangan Gizi) dan
kegiatan Program Gizi Masyarakat. Pelayanan di Ruangan gizi meliputi pelayanan
konseling diit untuk pasien rujukan dokter dari Ruangan MTBS, Ruangan KIA,
Ruangan Umum dan Ruangan Lansia. Untuk pelayanan di Ruangan gizi kami
melakukan antropometri, menetukan status gizi/IMT, anamnesa diit, food recall 24
jam, penghitungan kebutuhan kalori dan konseling diit.
Pencapaian Target Program Gizi Berdasarkan Wilayah Kelurahan Tahun
2019
TABEL 1. 16 PRESENTASE BALITA UNDERWEIGHT WILAYAH
KECAMATAN CEMPAKA PUTIH BULAN JULI-DESEMBER TAHUN 2019
28
3. Kel.Cempaka Putih Timur 44,82
4. Kel. Rawasari 22,63
TABEL 1.20 PERSENTASE BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH WILAYAH KECAMATAN CEMPAKA PUTIH BULAN
JULI-DESEMBER TAHUN 2019
8
3. Kel.Cempaka Putih Timur 0
4. Kel. Rawasari 0
TABEL 1.21 PERSENTASE BAYI USIA KURANG DARI 6
BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF WILAYAH KECAMATAN
CEMPAKA PUTIH BULAN JULI-DESEMBER TAHUN 2019
95
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
30
3. Kel.Cempaka Putih Timur 74,22
MCUA EMERGENCY
Interval Selisih (%) Skor
1 – 5,5 1
5,6 –11 2
11,1 –16,5 3
16,6 – 22 4
22,1 – 27,5 5
27,6 – 33 6
33,1 – 38,5 7
38,6 – 44 8
44,1 – 49,5 9
49,6 – 55 10
55,1 – 61 11
61,1 – 66,5 12
MCUA GREATEST
MEMBER
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain,
maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
MCUA GREATEST MEMBER
Greatest Member menunjukan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukan dengan jumlah penduduk.
TABEL 2.4 HASIL PENILAIAN GREATEST MEMBER TERHADAP PROGRAM GIZI PUSKESMAS
PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH PERIODE JULI – DESEMBER 2019
MCUA EXPANDING SCOPE
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
Untuk keterpaduan lintas program dan lintas sektor diberikan nilai 4 karena masalah
pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak
sektor lainnya yang berhubungan langsung, keterpaduan lintas sektoral saja
diberikan nilai 3 karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk
menimbulkan masalah pada beberapa sektor lainnya yang berhubungan langsung,
keterpaduan lintas program saja diberikan nilai 2, sedangkan yang tidak ada kaitan
dengan sektor dan program lain diberikan nilai 1.
MCUA EXPANDING SCOPE
MCUA FEASIBILITY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin
suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria
kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian
terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
MCUA FEASIBILITY
MCUA FINAL SCORE
PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan perhitungan dengan metode MCUA dari total 21 masalah ditetapkan
dua prioritas masalah yang akan dibahas, yaitu:
1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 dengan final score 137
2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se- Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 dengan final score 123
MENENTUKAN KEMUNG-KINAN
PENYEBAB MASALAH
MENENTUKAN KEMUNG-KINAN
PENYEBAB MASALAH
BAB 3
MENETAPKAN ALTERNATIF PENYEBAB
MASALAH
Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih dari
target 30%
Dari tiga akar penyebab masalah, maka dipilih dua akar penyebab masalah yang paling dominan dan ditetapkan
alternatif pemecahan masalahnya, sebagai berikut:
Kurangnya pengawasan dari pihak gizi (controlling)
Alternatif:
Memberikan pengarahan kepada pihak gizi untuk meningkatkan pengawasan selama pencatatan dan perhitungan.