Anda di halaman 1dari 16

Pola Makan

Camelia Putri D P21341118009


Djasmine Fadhilla P21341118017
Elisha Lorenza P21341118019
Inge Julianti P21341118026
Nurafifa Maswarani P21341118045
01
Tinjauan Pustaka
Kualitatif
Menurut seorang ahli mengatakan bahwa pola makan di definisikan sebagai
karateristik dari kagiatan yang berulang kali makan individu atau sikap orang
makan dalam memenuhi kebutuhan makan (Sulistyoningsih, 2011).
Pola makan merupakan kesesuaian jumlah, jenis makanan dan frekuensi yang
dikonsumsi setiap hari atau setiap kali makan oleh responden yang terdiri dari
jenis makanan pokok, lauk pauk (lauk hewani dan nabati serta sayur dan buah
(Khairiyah, 2016)
Pola makan yang tidak sehat dapat menjadi factor resiko munculnya berbagai
penyakit, terutama penyakit kronis (Depkes, 2017).
Pola makan yang baik beriringan dengan keadaan gizi yang baik, atau
apabila konsumsi makannya baik maka akan memunculkan status gizi yang
baik pula selama tidak ada faktor-faktor lain yang menyertainya seperti
misalnya penyakit infeksi (Suhardjo, 1986 dalam Nuzrina, 2016).
Pola makan dikatakan seimbang jika terjadi keteraturan jadwal makan
dan konsumsi makanan yang berkualitas.Pola makan mempengaruhi status
gizi seseorang.Status gizi lebih dapat menimbulkan gangguan psikososial,
gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernapasan, gangguan endokrin,
obesitas, dan penyakit tidak menular.Sedangkan status gizi kurang dapat
meningkatkan resiko penyakit infeksi (Khusniyati, 2015).
Kuantitatif

Pola makan merupakan kesesuaian jumlah, jenis makanan dan frekuensi


yang dikonsumsi setiap hari atau setiap kali makan oleh responden yang
terdiri dari jenis makanan pokok, lauk pauk (lauk hewani dan nabati serta
sayur dan buah (Khairiyah, 2016).
Frekuensi makan berkaitan dengan seberapa sering individu
mengonsumsi suatu bahan makanan. Frekuensi ini dikategorikan dalam
pemakaian harian, mingguan, bulanan, tahunan, jarang/tiak pernah.Frekuensi
yang didapat kemudiandikonversikan dalam penggunaan sehari, dan
frekuensi yang berulang-ulang setiap hari dijumahkan menjadi konsumsi per
hari (Supariasa, 2016).
Untuk mendapat jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh responden
digunakan formulir Semi Kuantitatif FFQ, karena biasanya saat dilakukan recall 24
jam, terkadang responden tidak mengingat bahan makanan yang mereka konsumsi
(Briawan, 2015).
Pola makan dapat diartikan suatu pola menetap dalam hubungan dengan
konsumsi makanan yaitu berdasarkan jenis bahan makanan: makanan pokok, sumber
protein, sayur, buah, dan berdasarkan frekuensi: harian, mingguan, pernah, dan tidak
pernah sama sekali (Kotecha et al,. 2013)
Pola makan menunjukkan budaya dan kebiasaan serta kepercayaan suatu
kelompok masyarakat tertentu. Hal ini menyebabkan satu kelompok dapat berbeda
dengan kelompok lainnya. Dari pola makan dapat ditemukan bagaimana cara suatu
kelompok memperoleh makanan, jenis-jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah
yang dipakai saat menghidang dan beberapa banyak konsumsi terhadap bahan
makanan tersebut (Putri, 2017)
02
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Pola Jumlah Form Rasio Kurang, bila konsumsi
makan konsumsi recall 24 <80% AKG

Kuantitatif karbohidrat,
protein, protein,
lemak.
jam  
Cukup, bila konsumsi
80-100% AKG
 
Lebih, bila konsumsi
>100% AKG

Variabel Definisi Alat Skala Skor


Operasional Ukur

Kualitatif
Frekuesi Frekuensi FFQ Ordinal Sering (≥ 2x /minggu)
makan kegiatan makan  
bahan makanan Jarang (< 2x/minggu)
tertentu  
Tidak pernah
03
Kuisioner
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai