Anda di halaman 1dari 16

ETIKA DAN KODE

ETIK PENULISAN
KARYA TULIS
ILMIAH
KELOMPOK :

 Fransisca puteri (192114115)


 Cahya Chandra (192114106)
 Bernike Aldora Frederica (192114090)
 Aquila Azevedo (192114100)
ETIKA DAN ILMIAH

 Etika adalah ilmu yang membahas  ilmiah yaitu bersifat ilmu; secara ilmu
perbuatan baik dan perbuatan manusia pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah)
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran ilmu pengetahuan. Dalam kamus ilmiah
manusia. popular, ilmiah berarti keilmuan; ilmu
pengetahuan; sains.
KODE ETIK PENULIS

 Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan  Dalam kaitan dengan berkala ilmiah,
menjadi kewajiban bagi penulis
 Menjaga kebenaran dan manfaat serta
makna informasi yang  untuk mengikuti gaya selingkung yang
ditetapkan berkala yang dituju
 disebarkan sehingga tidak menyesatkan
 Menerima saran-saran perbaikan dari
 Menulis secara cermat, teliti, dan tepat
editor berkala yang dituju
 Bertanggung jawab secara akademis atas  Menjunjung tinggi hak, pendapat atau
tulisannya
temuan orang lain
 Memberi manfaat kepada masyarakat  Menyadari sepenuhnya untuk tidak
pengguna
melakukan pelanggaran ilmiah
 (Falsifikasi; Fabrikasi; Plagiat)
PELANGGARAN ETIKA ILMIAH

 Pemalsuan hasil penelitian (fabrication)  Pemalsuan data penelitian (falsification)


 yaitu mengarang, mencatat, dan/atau  yaitu emmanipulasi bahan penelitian,
mengumumkan hasil penelitian tanpa peralatan, atau proses, mengubah atau
pembuktian telah melakukan proses tidak mencantumkan data atau hasil
penelitian; sedemikian rupa, sehingga penelitian itu
tidak disajikan secara akurat dalam
catatan penelitian;
 Pencurian proses dan/atau hasil (plagiat)  Pemerasan tenaga peneliti dan pembantu
peneliti (exploitation)
 Pencurian proses dan/atau hasil (plagiat)
dalam mengajukan usul penelitian,  seperti peneliti senior memeras tenaga
melaksanakannya, menilainya dan dalam peneliti yunior dan membantu penelitian
melaporkan hasil-hasil suatu penelitian, untuk mencari keuntungan, kepentingan
seperti pencurian gagasan, pemikiran, pribadi, mencari, dan/atau memperoleh
proses dan hasil penelitian, baik dalam pengakuan atas hasil kerja pihak lain;
bentuk data atau kata-kata, termasuk
bahan yang diperoleh melalui penelitian
terbatas (bersifat rahasia), usulan rencana
penelitian dan naskah orang lain tanpa
menyatakan penghargaan;
 Perbuatan tidak adil (injustice)  Kecerobohan yang disengaja (intended
careless)
 sesama peneliti dalam pemberian hak
kepengarangan dengan cara tidak  dengan tidak menyimpan data penting
mencantumkan nama pengarang dan/atau selama jangka waktu sewajarnya,
salah mencantumkan urutan nama mengunakan data tanpa izin pemiliknya,
pengarang sesuai sumbangan intelektual atau tidak mempublikasikan data penting
seorang peneliti. Peneliti juga melakukan atau penyembunyian data tanpa penyebab
perbuatan tidak adil dengan mempublikasi yang dapat diterima;
data dan.atau hasil penelitian tanpa izin
lemabaga penyandangan dana penelitian
atau menyimpang dari konvensi yang
disepakati dengan lembaga penyandang
dana tentang hak milik karya intelektual
(HAKI) hasil penelitian;
 Penduplikasian (duplication)
 temuan-temuan sebagai asli dalam lebih
dari satusal uran, tanpa adanya
penyempurnaan, pembaruan isi, data dan
tidak merujuk publikasi sebelumnya.
PLAGIAT

 Plagiarisme didefinisikan dalam buku “Kode Etika Peneliti” (MPR LIPI, 2007)
sebagai mengambil alih gagasan, atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa
pengakuan pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari
karya keilmuan yang mengambil. Kemudian menurut IEEE, plagiarisme adalah
penggunaan ulang ide seseorang, proses, hasil, atau kata-kata tanpa memberikan
pengakuran kepada pengarang dan sumber aslinya
 lima (5) tingkat plagiarisme berdasaran petunjuk IEEE:
 1. Tingkat 1, menyalin (tanpa memberikan pengakuan) kata-perkata dari seluruh
tulisan, atau sebagai besar tulisan (>50%), atau menyalin kata-perkata dalam lebih dari satu
tulisan oleh pengarang yang sama.
 2. Tingkat 2, menyalin (tanpa memberikan pengakuan) kata-perkata sebagian tulisan
(antara 20%-50%), atau menyalin kata-perkata lebih dari satu tulisan oleh pengarang yang sama.
 3. Tingkat 3, menyalin (tanpa memberikan pengakuan) kata-perkata elemen-elemen
tulisan (paragraf, kalimat, ilustasi, dll.) yang memberikan bagian penting (hingga 20%) dalam
sebuah tulisan.
 4. Tingkat 4, menyalin dengan memparafrasekan secara tidak benar paragraf atau
halaman tanpa memberikan pengakuan.
 5. Tingkat 5, menyalin (dengan memberikan pengakuan) kata-perkata sebagian besar
tulisan tanpa memberikan delineation (quote atau indent) yang jelas.
Sanksi plagiarisme

 Berdasarkan UU No.20/2003, sanksi atas tindakan plagiarisme adalah sebagai


berikut:
 1. Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh
gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya
(pasal 25 ayat 2).
 2. Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2)
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
  
 Hukuman di atas merupakan hukuman riil/nyata yang akan diterima oleh pelaku
plagiarsime berdasarkan norma hukum. Padahal tindakan plagiarisme tidak hanya
melanggar nilai-nilai hukum, melainkan juga nilai sosial masyrakat. Pelaku yang
ketahuan melakukan tindakan plagiarisme juga akan mendapatkan hukuman dari
llingkungan sekitarnya, misalnya dicap negatif buruk sebagai penjiplak oleh
dosen/guru/atasannya karena hasil karyanya bukan murni buah hasil
pemikirannya sendiri.
Cara Menghindari Plagiarisme

 Membuat kutipan langsung,


 yaitu dengan cara menyalin kalimat, frase, atau salah stu bagian dari teks secara
langsung dengan kata-kata yang sama persis disertai dengan tanda petik. Akan
tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa kalimat yang kita salin tidak boleh
terlalu banyak, cukup berupa ringkasannya saja, untuk kemudian dijelaskan
dengan menggunakan kalimat sendiri.
 Membuat Parafrase Teks
 yaitu menuliskan kembali bagian dari teks dari sumber yang akan kita masukan
dalam karya tulis kita, namun ditulis dengan kata-kata sendiri, selanjutnya
cantumkan nama pengarang/pemilik ide yang kita gunakan. Yang perlu
diperhatikan dalam prafrase ini adalah tidak boleh adanya sedikitpun persamaan
kata antara sumber dengan tulisan kita, namun apa yang kita tuliskan harus tetap
memiliki makan yang sama dengan sumber aslinya. Untuk itu perlu dilakukan
pemahaman terhadap sumber yang akan disitasi dengan cara membaca sumber
tersebut berulang-ulang sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat
menuliskannya dengan kalimat/kata kita sendiri.
 Sitasi dalam Teks
 Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain langsung dalam teks
yang kita tulis dimana buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun teori orang lain
tersebut kita gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam cara seprti
menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta halamannya, ataupun
dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta
halamannya saja. Apabila sitasi yang yang kita lakukan berasal dari sumber di
dunia maya (website ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama
pencipta jika ada, disertai dengan alamt lengkap (link) dari sumber tersebut
 Daftar Pustaka
 Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat dilakukan di akhir
karya tulis berupa daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail sumber yang
kita gunakan dalam sitasi. Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama dengan
sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan lebih detail, meliputi
nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi
penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out).

Anda mungkin juga menyukai