Anda di halaman 1dari 30

CHAPTER 18

Managing Retailing, Wholesaling, and Logistics

Kelompok 4: Maria Fransiska Santoso (201880061)


Aiga Silva A. (201880072)
Stefanny Indah R. (201880055)
Farhan Putra G. (201880193)
Egi Anjani (201880178)
Aufara Khairu (201780096)
Managing Retailing

Retail adalah suatu kegiatan pemasaran produk, baik barang maupun jasa,


yang dilakukan secara eceran atau satuan langsung kepada konsumen akhir
untuk penggunaan rumah tangga atau pribadi, bukan untuk dijual kembali.
Fungsi Bisnis Retail
• Membeli dan menyimpan barang, yaitu membeli barang dari produsen dalam jumlah besar dan kemudia
n menyimpannya.
• Memindahkan hak milik barang kepada konsumen akhir. Dalam hal ini target market retailer adalah
• konsumen akhir yang akan memakai suatu barang atau jasa.
• Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan cara penggunaan suatu barang. Retailer berhubungan
• langsung dengan konsumen akhir (pengguna), maka informasi mengenai suatu produk harus dijelaskan
• oleh retailer kepada konsumen.
• Memudahkan konsumen untuk membeli barang karena perusahaan retail beroperasi di lokasi yang
• mudah terjangkau dan nyaman.
• Memudahkan konsumen memilih produk yang diinginkan karena terdapat beragam produk pada
• pengecer.
Jenis-Jenis Retail

 Berdasarkan Kepemilikan

• Independent Retail Firm,


yaitu pengecer yang beroperasi secara independen dan tanpa adanya
afiliasi (penggabungan)
Misalnya warung, toko kelontong, pasar inpres, ruko, dan lain-lain.
• Franchising/ Waralaba,
yaitu sistem pemasaran dimana suatu perusahaan (franchisor)
memberikan hak kepada pengusaha lain
(franchisee) untuk melakukan sistem usaha dengan cara yang telah
ditentukan.
• Corporat Chain,
yaitu kelompok usaha yang saling terkait dalam satu manajemen dan
dimiliki oleh beberapa pemegang saham. Contohnya Department Store,
Superstore, Spacialty Store, Pasar Swalayan.
Jenis-Jenis Retail

Berdasarkan Produk yang Dijual

Product Retailing

• Department Store (Toserba),
yaitu perusahaan pengecer yang memiliki pegawai setidaknya 25 orang dan menjual
pakaian dan peralatan rumah tangga sebanyak 20% atau lebih dari total penjualan.
• Specialty Store,
yaitu perusahaan pengecer yang fokus menjual jenis produk tertentu.
Misalnya toko komputer, toko mainan anak, toko sepatu olah raga.
• Catalog Showroom,
yaitu pengecer yang menjual merek lokal dengan harga rendah dimana area
perbelanjaannya kecil dan berdekatan dengan tempat pajangan ecerannya.
• Food and Drug Retailer,
yaitu pengecer yang menjual produk makanan / minuman dan juga obat-obatan dalam
jumlah besar dengan harga rendah.
Jenis-Jenis Retail

Berdasarkan Produk yang Dijual

Service Retailing

• Rented Goods Service,


yaitu pengecer yang menyewakan produk-produk tertentu kepada konsumen dimana
kepemilikan produk tetap ada pada retailer. Misalnya penyewaan apartemen, mobil,
carpet cleaner, dan lainnya.
• Owned Goods Service,
yaitu pengecer yang menjual jasa reparasi/ perbaikan dan perawatan barang-barang
tertentu. Misalnya jasa perbaikan (jam tangan, mobil, sepeda motor, komputer, dan
lainnya), jasa perawatan taman, cuci mobil, dry cleaning, dan lainnya.
• Non Goods Service,
yaitu pengecer yang menjual jasa personal yang sifatnya intangible (tidak berbentuk
produk fisik). Misalnya supir, tour guide, baby sitter, dan lainnya.
Jenis-Jenis Retail

Non Store Retailing

• Telephone & Media Retailer,


yaitu pengecer yang menggunakan kontak melalui telepon (telemarketing) dan media
periklanan seperti surat kabar, radio, televisi, dalam memberikan informasi dan membujuk
konsumen untuk membeli produknya.
• Mail Order,
yaitu pengecer yang menawarkan produk-produknya melalui pos surat.
• Vending Machines,
yaitu alat yang digunakan untuk menjual produk tertentu. Misalnya mesin penjual minuman
yang banyak terdapat di pasar swalayan, hotel, dan kantor-kantor.
• Electronic Shopping,
yaitu penjualan yang dilakukan pengecer dengan menggunakan perangkat TV, Komputer,
dan jaringan internet.
• Direct Selling,
yaitu metode penjualan yang dilakukan pengecer secara langsung ke orang-orang tertentu
melalui transaksi yang diawali dan diakhiri oleh tenaga penjual.
Jenis-Jenis Retail

Berdasarkan Strategi Penetapan Harga

Masing-masing retailer menawarkan produknya dengan harga yang bervariasi,


mulai dari
yang murah hingga yang mahal. Untuk setiap merek barang yang sama, setiap
retailer bisa saja menawarkan harga yang berbeda.
Beberapa pengecer menawarkan suatu produk dengan harga tinggi dan disertai
pelayanan khusus yang menarik. Umumnya Specialty dan Department Store
menerapkan cara seperti ini dalam memasarkan produknya.
Namun, beberapa pengecer lebih memilih menjual produk yang sama dengan
harga yang lebih murah. Umumnya Discount Store menerapkan metode
pemasaran seperti ini, yaitu menjual barang-barang rumah tangga dengan
harga
diskon.
Jenis-Jenis Retail

Berdasarkan Lokasi

Retailer juga dapat dibedakan berdasarkan lokasinya. Beberapa diantaranya


adalah;
• Strip development (mal strip),
yaitu lahan komersial yang dikembangkan sehingga semua orang memiliki
akses langsung ke jalan dan area parkir.
• Downtown central business districts,
yaitu pusat bisnis dan komersial di suatu kota. Di kota-kota besar, kawasan ini
biasanya identik dengan “distrik keuangan” (atau “kawasan finansial”) di kota
tersebut.
• Shopping center, 
suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan eceran atau retail
yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.
Wholesaling
Wholesaling adalah segala kegiatan menjual produk dalam kuantitas
besar kepada pembeli non-konsumen akhir untuk tujuan dijual kembali
atau untuk pemakaian bisnis. Perusahaan yang melakukan kegiatan
wholesaling ini disebut wholesaler (distributor, jobber). Meskipun
demikian produsen yang melakukan kegiatan wholesaling tidak dapat
disebut wholesaler.
Fungsi Wholesaling
1.    Selling and Promotion, yaitu pedagang grosir menyediakan wiraniaga bagi konsumen untuk mencapai dan
melayani pelanggan dengan biaya rendah.
2.    Buying and Assortment Builing, yaitu pedagang grosir memilih dan menentukan keanekaragaman item
produk yang dibutuhkan pelanggan.
3.    Bulk Breaking, yaitu pedagang grosir membeli produk dari produsen dalam partai besar dan kemudian
memecahnya dalam unit-unit yang lebih kecil.
4.    Warehousing, yaitu pedagang grosir menyimpan persediaan sehingga mengurangi biaya persediaan dan
resiko pemasok serta pelanggan.
5.    Transportation, yaitu pedagang grosir dapat menyalurkan barang lebih cepat dari pada produsen karena
mereka lebih dekat dengan pelanggan.
6.    Financing, yaitu pedagang grosir membantu keuangan pelanggan dan pemasok dengan menjual secara kredi
t, memesan barang lebih awal dan membayar tepat waktu.
Jenis-jenis Wholesaling
1.   Merchant wholesaler, yaitu perusahaan independen yang mempunyai hak kepemilikan atas barang dagangan
yang mereka jual dan hampir melakukan semua fungsi dari wholesaling. Merchant wholesaler dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu:
a.    Full service wholesaler, yaitu merchant wholesaler yang memberikan jasa penyimpanan, memiliki armada
penjual, menjual secara kredit, mengirimkan barang, dan bantuan manajemen. Pada tipe ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu General merchandising wholesaler, General line wholesaler, Speciality wholesaler.
b.    Industrial distributor yaitu merchant wholesaler yang menjual terutama kepada pemanufaktur.
2.   Limited service wholesale, yaitu merchant wholesaler yang hanya menawarkan beberapa jasa kepada pemasok
dan pelanggannya. Pada bagian ini dapat dikelompokkan menjadi enam bagian diantaranya:
a.    Truck wholesaler, yaitu pedagang grosir yang kegiatan utamanya pada fungsi penjualan dan pengiriman baran
g. Umumnya mereka menjual produk-produk tertentu (seperti roti dan tembakau) ke supermarket, rumah sakit, hote
l,
restoran, kafetaria dan lain-lain.
b.    Cash and carry wholesaler, yaitu pedagang grosir yang menjual barang-barang yang cepat laku secara tunai,
tidak mengantarkan barang yang telah dibeli pelanggan, dan hanya melayani pesanan-pesanan dari pembeli.
Logistics

 Manajemen Logistik adalah suatu penerapan prinsip-prinsip manaje


men dalam kegiatan logistik dengan tujuan agar pergerakan personil
dan barang dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Perencanaan dan Pemenuhan
Kebutuhan

Logistics management berfungsi sebagai perancang dan penentu


kebutuhan dari setiap program organisasi. Hal ini mencakup kegiatan
analisis terkait produk yang akan dipakai, ketersediaan, dan skala prioritas.
Kegiatan perencanaan ini harus memperhatikan budget yang dimiliki oleh
organisasi, aspek ketersediaan, dan juga kemudahan akses untuk
mendapatkan barang.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Penganggaran

Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa keperluan pengadaan


barang sesuai dengan budget yang dimiliki. Jika biaya penganggaran
logistikternyata tidak sesuai dengan budget, maka diperlukan perubahan
pada perencanaan.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Pengadaan

Pada dasarnya logistics management lebih fokus pada pengadaan barang


dan merupakan hal yang wajib. Ketika terjadi terjadi ketidakcocokan
anggaran dan sulit mengubah perencanaan maka manajer logistik harus
melakukan improvisasi untuk mengelola kegiatan logistik dengan anggaran
terbatas.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Penyimpanan
dan Penyaluran

Ini merupakan proses dimana barang yang telah didapatkan disimpan


ditempat yang seharusnya. Selanjutnya, barang tersebut kemudian
disalurkan kepada pihak lain yang berkepentingan sesuai dengan
standar operasional prosedur.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Pemeliharaan

Di dalam proses manajemen logistik juga mencakup pemeliharaan barang.


Secara umum, tujuan pemeliharaan barang logistik adalah untuk
memastikan barang yang disimpan tidak cepat rusak.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Penghapusan

Di dalam kegiatan logistics management juga terdapat kegiatan


penghapusan. Dalam hal ini fungsi penghapusan adalah untuk memisahkan
barang yang rusak, memperbaiki barang yang rusak, dan mengganti barang
yang rusak dengan yang sesuai.
Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian dilakukan oleh seorang manajer logistik dengan


tahapan sesuai dengan fungsi yang disebutkan di atas.
Tujuan pengendalian ini adalah untuk memastikan setiap fungsi manajemen
logistik dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tujuan Manajemen Logistik
Tujuan Umum

Pada dasarnya tujuan khusus dari kegiatan logistics management adalah


fokus pada pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen Logistik
Tujuan Khusus

Tujuan Operasional Tujuan Keuangan Tujuan Pengamanan

yaitu agar yaitu agar yaitu untuk


persediaan barang pengeluaran untuk menjaga dan
dapat dilakukan pengadaan barang mendukung efisiensi
dengan jumlah dan dapat dilakukan dan efektifitas dalam
kualitas yang tepat. secara efisien. upaya pencapaian
tujuan organisasi
Tugas Manajemen Logistik
1. Menentukan sistem logistics management yang dipakai.
2. Menentukan pemakaian logistik secara privat atau agen.
3. Menentukan moda transportasi yang akan dipakai.
4. Membuat rancangan organisasi logistik.
5. Menentukan lokasi pergudangan pada lokasi terbaik.
6. Menentukan kegiatan operasional gudang.
7. Membuat rancangan bauran logistik.
Manfaat Manajemen Logistik
Persediaan

Dengan adanya logistics managament yang baik maka ketersediaan barang


akan dapat dijamin sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat
berjalan dengan lancar.
Manfaat Manajemen Logistik
Transportasi

Kegiatan logistik tentunya membutuhkan alat transportasi sehingga


organisasi yang memiliki logistics management yang baik akan memastikan
ketersediaan transportasi untuk distribusi barang.
Manfaat Manajemen Logistik
Fasilitas

Selain alat transportasi, ada berbagai fasilitas logistik yang dibutuhkan agar
kegiatan logistik dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya logstics
management maka organisasi dapat mengetahui fasilitas yang dibutuhkan
untuk mendukung kegiatannya.
Manfaat Manajemen Logistik
Layanan

Memberikan layanan yang baik kepada pelanggan merupakan hal yang


sangat penting bagi setiap perusahaan. Pelayanan tersebut tidak hanya
kepada konsumen tapi juga pada stakeholder lainnya, misalnya supplier.
Manfaat Manajemen Logistik
Manajemen dan Administrasi

Setiap proses manajemen selalu didukung oleh kegiatan administrasi.


Tujuannya adalah untuk memastikan setiap kegiatan tercatat
dengan baik dan teratur sehingga informasi kegiatan logistik dapat ditemukan
dengan mudah ketika diperlukan
Manfaat Manajemen Logistik
Pemecahan Masalah

Di dalam proses penyediaan barang pasti akan ada masalah yang mungkin
terjadi. Dengan adanya manajemen logistik yang baik maka permasalahan
dapat diantisipasi dan diatasi dengan tepat, cepat, dan akurat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai