Anda di halaman 1dari 13

Review Jurnal CN

Anggota Kelompok:
1. Evrita Teny A (3191012)
2. Farah Aulia N (3191013)
3. Hutami Putri R (3191014)
4. Imanuela Olive (3191016)
5. Indah Dwi A (3191017)
Judul jurnal : Sianida: Klasifikasi, Toksisitas,
Degradasi, Analisis (Studi
Pustaka).
Tahun : 2015
Penulis : M. M. Pitoi
Publikasi : JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE
4 (1) 1-4
Pendahuluan
Sianida adalah kelompok senyawa yang mengandung gugus
siano yang umumnya diklasifikasikan sebagai sianida bebas,
sianida sederhana dan kompleks sianida. Ketoksikan sianida
ditentukan oleh jenis dan konsentrasinya yang umumnya dilihat
dari kemampuannya melepaskan ion CN‒ yang berada yang
berada dalam kesetimbangan dengan HCN yang toksik. Sianida
dapat terdegradasi secara anorganik maupun biodegradasi.
Beberapa metode dapat digunakan untuk menganalisis sianida
sebagai sianida bebas (free cyanide), amenable cyanide, CN
WAD, dan total sianida.
Sianida dan Klasifikasinya
Sianida di alam dapat diklasifikasikan sebagai sianida bebas, sianida
sederhana, kompleks sianida dan senyawa turunan sianida (Smith and
Mudder 1991).
1. Sianida bebas adalah penentu ketoksikan senyawa sianida yang dapat
didefinisikan sebagai bentuk molekul (HCN) dan ion (CN‒) dari sianida
yang dibebaskan melalui proses pelarutan dan disosiasi senyawa
sianida (Smith and Mudder 1991).
2. Sianida sederhana dapat didefinisikan sebagai garam-garam
anorganik sebagai hasil persenyawaan sianida dengan natrium,
kalium, kalsium, dan magnesium (Kjeldsen 1999, Kyle 1988).
3. Kompleks sianida termasuk kompleks dengan logam kadmium,
tembaga, nikel, perak, dan seng (Smith and Mudder 1991).
4. Yang tergolong senyawa turunan sianida adalah SCN‒ (tiosianat),
CNO‒ , dan NH3 (amonia) yang biasanya dihasilkan dari sianidasi,
degradasi alami dan pengolahan limbah mengandung sianida
Ketoksikan Sianida
Tingkat ketoksikan sianida ditentukan jenis, konsentrasi dan
pengaruhnya terhadap organisme hidup. Ketoksikan sianida umumnya
berhubungan dengan pembentukan kompleks dengan logam yang
berperan sebagai kofaktor enzim. Sebagai contoh, sianida berikatan
dengan enzim yang mengandung logam yang berperan dalam respirasi
sehingga proses respirasi terganggu. Sianida dalam bentuk hidrogen
sianida (HCN) dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat jika
dihirup dalam konsentrasi tertentu. Selain itu, sistem saraf juga menjadi
sasaran utama sianida. Garam sianida dan larutan sianida memiliki tingkat
ketoksikan yang lebih rendah dibandingkan HCN karena masuk ke tubuh
hanya melalui mulut . Kompleks sianida kurang toksik bila dibandingkan
dengan sianida bebas.
Degradasi Sianida
1. Kompleksasi. 28 logam dapat membentuk 72 kemungkinan kompleks
dengan sianida. Kompleks sianida biasanya adalah zat antara dalam
pembentukan senyawa yang lebih stabil yang mengeluarkan sianida
bebas dari lingkungan tetapi kompleks ini bisa juga terdisosiasi dan
kembali menghasilkan sianida bebas.
2. Pengendapan kompleks sianida. Ion-ion tertentu seperti besi,
tembaga, nikel, mangan, timbal, seng, kadmium, timah, dan perak
dapat bereaksi dengan kompleks sianida seperti [Fe(CN)6]4‒
(ferosianida) dan [Fe(CN)6]3‒ (ferisianida) membentuk garam yang
sukar larut (mengendap).
3. Adsorpsi. Adsorpsi adalah salah satu mekanisme atenuasi yang dapat
mengurangi konsentrasi senyawa dari larutan di dalam tanah. Alesii
dan Fuller (1976) yang dikutip Smith dan Mudder (1991)
mengemukakan bahwa tanah dengan kapasitas penukar anion yang
tinggi dapat mengadsorpsi sianida.
4. Oksidasi menjadi sianat (CNO‒). HCN dapat dioksidasi menjadi
diubah menjadi CNO‒ yang kurang toksik bila dibandingkan dengan
HCN.
5. Volatilisasi. Sianida dari larutan dapat lepas sebagai HCN yang adalah
gas yang tidak berwarna. Gas HCN dapat terjadi karena hidrolisis
CN‒.
6. Pembentukan SCN‒. Sianida dapat bereaksi dengan belerang
membentuk tiosianat. Proses ini banyak terjadi pada saat leaching bijih
emas yang banyak mengandung mineral sulfida.
7. Hidrolisis. Hidrolisis dapat mengelurkan HCN sebagai NH4COOH
(ammonium format) atau HCOOH (asam format) menurut reaksi:
HCN + 2 H2O → NH4COOH
HCN + 2 H2O → NH3 + HCOOH
Analisis Sianida
Dalam analisis sianida dikenal beberapa jenis analisis yang masing-
masing mengukur kelompok sianida yang berbeda, yaitu :
a) CN Free atau sianida bebas yang meliputi spesies CN‒ dan HCN
b) Amenable CN atau sianida yang mudah bereaksi dengan klorida, yang
meliputi CN total kecuali kompleks sianida-besi
c) CN WAD (weak acid dissociable cyanide) yang meliputi CN bebas dan
kompleks-kompleks sianida dengan tembaga, kadmium, nikel, seng,
perak, dan logam-logam lain yang mudah terurai menjadi CN bebas
dengan penambahan asam
d) CN total (sianida total) yang meliputi CN bebas, CN WAD, dan semua
kompleks sianida kuat (memiliki tetapan disosiasi yang sangat rendah)
seperti kompleks sianida dengan besi, emas, kobalt, dan platina
Ada berbagai metode yang dikenal dalam analisis sianida yang spesifik
menganalis kelompok sianida tertentu.
a) Metode pengukuran CN total dengan destilasi. Sampel mengandung
sianida ditambahkan asam kuat (pH<2) dan didestilasi reflux selama 1
jam sehingga sianida lepas sebagai HCN yang ditampung pada
larutan NaOH. Sianida yang tertampung kemudian diukur dengan
titrimeti, kolorimetri atau elektroda ion selektif.
b) Metode pengukuran Amenable CN. Metode ini umum digunakan disaat
metode analisis CN WAD belum dikenal. Metode ini melibatkan
pengukuran CN total sebelum dan sesudah klorinasi.
c) Metode pengukuran CN WAD dengan destilasi. Metode ini melibatkan
destilasi refluks selama satu jam untuk menguapkan sianida dari
sampel yang telah diatur pH-nya menjadi pH 3 dengan larutan
penyangga. Hasil HCN yang teruapkan diukur dengan titrimetri,
kolorimetri atau dengan elektroda ion spesifik.
d) Metode penentuan CN WAD dengan asam pikrat. Metode ini
melibatkan pembentukan senyawa berwarna dengan asam pikrat
dengan kehadiran nikel yang diikuti dengan pemanasan menggunakan
water bath selama 20 menit sebelum kemudian diukur dengan
spektrofotometer vis.
e) Metode penentuan CN free dengan perak nitrat. Metode ini melibatkan
titrasi sampel dengan larutan perak nitrat standard dengan
menggunakan indikator dimetilaminobenzal-rodamine.
f) Metode penentuan CN free dengan elektroda ion selektif. Metode ini
melibatkan pengukuran langsung sampel menggunakan voltameter
yang kemudian dibandingkan dengan elektroda referensi.
g) Metode ion kromatografi.
h) Metode penentuan sianida reaktif dengan USEPA test. Metode ini
melibatkan penempatan sampel dalam massa yang sedikit kedalam
asam sulfat dan melewatkan nitrogen secara terus-menerus kedalam
sampel selama 30 menit. HCN kemudian dikumpulkan dari gas
nitrogen di dalam wadah berisi NaOH dan kemudian diukur.
Selain metode yang dijelaskan diatas, ada juga beberapa metode
yang digunakan untuk menganalisis sianida yang melibatkan penggunaan
instrumen. Contohnya analisis sianida dengan spektrofotometer
berdasarkan pembentukan warna dengan menggunakan asam pikrat
fenolftalin (Cacace et al. 2007), reagen klorin-o-tolidin dan asam
barbiturat-piridin analisis sianida dengan mengukur radioaktivitas dari
isotop sianida tertentu dan analisis sianida dengan menggunakan ion
kromatografi dengan detektor elektro kimia
Metode lain yang sekarang ini dikembangkan oleh Skalar adalah
analisis CN total dan CN WAD secara otomatis menggunakan instrumen
Skalar San+ system yang dikembangkan berdasarkan metode Kelada-01.
Metode Kelada-01 (Kelada 1999) telah dipatenkan dan melibatkan
penggunaan radiasi UV dan destilasi.
Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan:
Penulis telah menjelaskan tentang klasifikasi sianida, ketoksikan
dari berbagai jenis sianida secara terperinci, serta bermacam-
macam metode yang dapat digunakan dalam penetapan
sianida. Penulis juga menggunakan bahasa yang mudah
dipahami.

Kekurangan:
Analisis sianida hanya memaparkan prinsip serta sianida jenis apa
yang diperiksa, tidak memberikan penjelasan tentang cara
kerja yang lebih spesifik. Selain itu untuk pemeriksaan sianida
metode ion kromatografi tidak dijelaskan mengenai prinsip
pemeriksaannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai