0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan teknik kloning gen untuk memproduksi protein yang bermanfaat bagi penelitian kesehatan dan pengobatan. Teknik ini melibatkan isolasi, pemotongan, dan penyisipan gen tertentu ke dalam sel inang untuk diekspresikan menjadi protein yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan teknik kloning gen untuk memproduksi protein yang bermanfaat bagi penelitian kesehatan dan pengobatan. Teknik ini melibatkan isolasi, pemotongan, dan penyisipan gen tertentu ke dalam sel inang untuk diekspresikan menjadi protein yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan teknik kloning gen untuk memproduksi protein yang bermanfaat bagi penelitian kesehatan dan pengobatan. Teknik ini melibatkan isolasi, pemotongan, dan penyisipan gen tertentu ke dalam sel inang untuk diekspresikan menjadi protein yang diinginkan.
Pokok Pembahasan 1. Protein dan Gen Dalam Penelitian Kesehatan
2. Pembuatan Klon Gen dan Identifikasi Klon Gen yang Diinginkan
3. Rekayasa Genetika untuk Memproduksi Protein
Protein dan Gen Dalam Penelitian Kesehatan Protein Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang terbentuk dari beberapa unsur, yaitu karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N) juga terbentuk dari tambahan zat seperti belerang dan fosfor. Protein adalah pecahan protein susu yang terjadi secara alami, yang diperlihatkan dalam penelitian yang mempromosikan kekebalan yang kuat. Pemulihan otot yang efisien dan memperpanjang manfaat secara keseluruhan atas aktivitas fisik. Gen Gen adalah sebuah unit penurunan sifat untuk organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang akan mengkode protein. Dengan begitu, DNA yang mempunyai tugas untuk organisme yang memilikinya. Beberapa pendapat terbaru mendefinisikan gen sebagai sebuah lokasi tertentu pada genom yang akan berkaitan dengan pewarisan sifat dan bisa dihubungkan dengan tugas sebagai regulator ataupun peran-peran fungsional. Kemajuan dalam penelitian genom dan kompleksnya masalah kesehatan telah menuntut penelitian bidang kesehatan masyarakat untuk lebih responsif dan antisipatif. Pengembangan penelitian di bidang toksikogenomik dan nutrigenomik dapat menjadi salah satu jawaban terhadap permasalahan kesehatan masyarakat dewasa ini. Untuk mengubah susunan gen, terlebih dahulu dibentuk DNA (deoxyribonucleic acid) sebagai molekul dasar gen dengan mengisolasi dan menyalin materi genetik dari induk menggunakan metode DNA rekombinan atau sintesa DNA buatan. Sebuah vektor biasanya diciptakan dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang. Molekul DNA rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada tahun 1972 dengan menggabungkan DNA virus monyet SV40 dengan virus lambda. Selain memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk menghapus gen. DNA baru dapat dimasukkan secara acak, atau ditargetkan ke bagian tertentu dari genom (keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme). Dalam catatan Dawkins (1976), molekul DNA disebut dengan replikator. Mereka bereplikasi dan memproduksi protein, bahan pembangun dasar kehidupan seperti yang kita ketahui. Molekul DNA ini ketika mereproduksi atau mereplikasi akan bersaing satu sama lain untuk bertahan hidup. Seleksi alam akan menentukan mana yang bertahan dan mana yang mati. Rekayasa Genetika Rekayasa genetik adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan modifikasi langsung atau perubahan susunan genetik dari suatu organisme hidup untuk mengekspresikan sifat-sifat yang tidak alami namun diinginkan. Memodifikasi genetika ini dilakukan dengan menggunakan bioteknologi. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. DNA baru dapat dimasukkan secara acak atau ditargetkan ke bagian tertentu dari genom. Selain memasukan gen, proses ini dapat digunakan untuk menghapus gen. Pembuatan Klon Gen dan Identifikasi Klon Gen yang Diinginkan Isolasi DNA • Diawali dengan mempersiapkan dua jenis DNA, yaitu plasmid bakteri yang akan digunakan sebagai vektor dan DNA yang mengandung gen yang diinginkan. • Kemudian, dilakukan perusakan atau pembuangan dinding sel. • Selanjutnya, lisis sel, setelah sel mengalami lisis, remukan- remukan sel harus dibuang. Biasanya pembuangan remukan sel dilakukan dengan sentrifugasi. Pemotongan Molekul DNA
• Pemotongan molekul DNA, baik genomik maupun
plasmid. Perkembangan teknik pemotongan DNA berawal dari saat ditemukannya enzim restriksi dan modifikasi DNA pada bakteri E. coli, yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteriofag yang akan menghasilkan fragmen-fragmen dengan ujung 5’ yang runcing karena masing-masing untai tunggalnya menjadi tidak sama panjang. Dua fragmen DNA dengan ujung yang runing akan mudah disambungkan atau sama lain sehingga ujung runcing sering pula disebut ujung lengket (sticky end) atau ujung kohesif. Ligasi • Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi harus menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya, fragmen-fragmen DNA genomik nantinya harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier. Transformasi Sel Inang • Tahap berikutnya, menggunakan teknik elektroforesis untuk menganalisis hasil pemotongan DNA genomik dan DNA vektor. Jika hasil elektroforesis menujukkan bahwa fragmen- fragmen DNA genomik telah terligasi dengan baik pada DNA vektor sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan, selain terdapat molekul DNA, selain itu juga terdapat sejumlah fragmen DNA genomik dan DNA plasmid yang tidak terligasi satu sama lain. Tahap memasukkan campuran reaksi ligasi ke dalam sel inang ini dinamakan transformasi karena sel inang diharapkan akan mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul DNA rekombinan. Pengklonan Sel dan Gen Asing
• Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada
medium nutrient padat yang mengandung amphisilin dan gula yang disebut X-gal. Amphisilin dalam medium yang akan memastikan bahwa hanya bakteri yang mengandung plasmid yang dapat tumbuh. Sedangkan X-gal akan memudahkan identifikasi koloni bakteri yang mengandung gen asing yang disisipkan. Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen yang Diinginkan • Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi menggunakan metode hibridisasi asam nukleat. Untuk mengkarakterisasi atau mengidentifikasi DNA target, maka pada membran ditambahkan molekul DNA dan RNA untai tunggal yang disebut probe dan didalam larutan buffer. Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian ditumbuhkan dalam kultur cair dalam tangki besar dan selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut dalam jumlah besar. Rekayasa Genetika untuk Memproduksi Protein • Di dalam bidang farmasi, rekayasa genetika ini dimanfaatkan di dalam usaha pembuatan protein yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Protein ini ialah suatu gen hasil pengkloningan bakteri yang memiliki peran di dalam mengontrol sintesis obat-obatan yang apabila diproduksi dengan secara alami akan membutuhkan biaya yang mahal. • Salah satu contoh klasik kontrubusi genetika di bidang kesehatan adalah diagnosis dan perawatan penyakit fenilketonurani (PKU). Penyakit ini merupakan penyakit menurun yang disebabkan oleh mutasi gen pengatur katabolisme fenilalanin sehingga timbunan kelebihan fenilalanin akan dijumpai di dalam aliran darah sebagai derivat-derivat yang meracuni sistem syaraf pusat. Dengan diet fenilalanin yang sangat ketat, dapat terhindar dari penyakit PKU. TERIMAKASIH