Anda di halaman 1dari 19

Mengklon Gen Membuka

Bidang Baru dalam


Kesehatan
ARMIADI
NIM 1901012003
 
Pokok Pembahasan
1. Protein dan Gen Dalam Penelitian Kesehatan

2. Pembuatan Klon Gen dan Identifikasi Klon Gen yang Diinginkan

3. Rekayasa Genetika untuk Memproduksi Protein


Protein dan Gen Dalam
Penelitian Kesehatan
Protein
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang terbentuk dari
beberapa unsur, yaitu karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen
(N) juga terbentuk dari tambahan zat seperti belerang dan fosfor. 
Protein adalah pecahan protein susu yang terjadi secara alami, yang
diperlihatkan dalam penelitian yang mempromosikan kekebalan yang kuat.
Pemulihan otot yang efisien dan memperpanjang manfaat secara
keseluruhan atas aktivitas fisik.
Gen
Gen adalah sebuah unit penurunan sifat untuk organisme hidup. Bentuk fisiknya
adalah urutan DNA yang akan mengkode protein. Dengan begitu, DNA yang
mempunyai tugas untuk organisme yang memilikinya.
Beberapa pendapat terbaru mendefinisikan gen sebagai sebuah lokasi tertentu pada
genom yang akan berkaitan dengan pewarisan sifat dan bisa dihubungkan dengan tugas
sebagai regulator ataupun peran-peran fungsional.
Kemajuan dalam penelitian genom dan kompleksnya masalah kesehatan telah
menuntut penelitian bidang kesehatan masyarakat untuk lebih responsif dan antisipatif.
Pengembangan penelitian di bidang toksikogenomik dan nutrigenomik dapat menjadi
salah satu jawaban terhadap permasalahan kesehatan masyarakat dewasa ini.
Untuk mengubah susunan gen, terlebih dahulu dibentuk DNA (deoxyribonucleic
acid) sebagai molekul dasar gen dengan mengisolasi dan menyalin materi genetik dari
induk menggunakan metode DNA rekombinan atau sintesa DNA buatan. Sebuah vektor
biasanya diciptakan dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang.
Molekul DNA rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada tahun 1972 dengan
menggabungkan DNA virus monyet SV40 dengan virus lambda. Selain memasukkan
gen, proses ini dapat digunakan untuk menghapus gen. DNA baru dapat dimasukkan
secara acak, atau ditargetkan ke bagian tertentu dari genom (keseluruhan informasi
genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme).
Dalam catatan Dawkins (1976), molekul DNA disebut dengan replikator. Mereka
bereplikasi dan memproduksi protein, bahan pembangun dasar kehidupan seperti yang
kita ketahui. Molekul DNA ini ketika mereproduksi atau mereplikasi akan bersaing satu
sama lain untuk bertahan hidup. Seleksi alam akan menentukan mana yang bertahan dan
mana yang mati.
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetik adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan modifikasi
langsung atau perubahan susunan genetik dari suatu organisme hidup untuk
mengekspresikan sifat-sifat yang tidak alami namun diinginkan.
Memodifikasi genetika ini dilakukan dengan menggunakan bioteknologi. Prinsip
dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan
susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur
DNA organisme penerima. DNA baru dapat dimasukkan secara acak atau ditargetkan ke
bagian tertentu dari genom. Selain memasukan gen, proses ini dapat digunakan untuk
menghapus gen.
Pembuatan Klon Gen dan
Identifikasi Klon Gen yang
Diinginkan
Isolasi DNA
• Diawali dengan mempersiapkan dua jenis DNA, yaitu plasmid
bakteri yang akan digunakan sebagai vektor dan DNA yang
mengandung gen yang diinginkan.
• Kemudian, dilakukan perusakan atau pembuangan dinding sel.
• Selanjutnya, lisis sel, setelah sel mengalami lisis, remukan-
remukan sel harus dibuang. Biasanya pembuangan remukan sel
dilakukan dengan sentrifugasi.
Pemotongan Molekul DNA

• Pemotongan molekul DNA, baik genomik maupun


plasmid. Perkembangan teknik pemotongan DNA
berawal dari saat ditemukannya enzim restriksi dan
modifikasi DNA pada bakteri E. coli, yang berkaitan
dengan infeksi virus atau bakteriofag yang akan
menghasilkan fragmen-fragmen dengan ujung 5’ yang
runcing karena masing-masing untai tunggalnya
menjadi tidak sama panjang. Dua fragmen DNA
dengan ujung yang runing akan mudah disambungkan
atau sama lain sehingga ujung runcing sering pula
disebut ujung lengket (sticky end) atau ujung kohesif.
Ligasi
• Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor
menggunakan enzim restriksi harus
menghasilkan ujung-ujung potongan yang
kompatibel. Artinya, fragmen-fragmen DNA
genomik nantinya harus dapat disambungkan
(diligasi) dengan DNA vektor yang sudah
berbentuk linier.
Transformasi Sel Inang
• Tahap berikutnya, menggunakan teknik elektroforesis untuk
menganalisis hasil pemotongan DNA genomik dan DNA
vektor. Jika hasil elektroforesis menujukkan bahwa fragmen-
fragmen DNA genomik telah terligasi dengan baik pada DNA
vektor sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan, selain
terdapat molekul DNA, selain itu juga terdapat sejumlah
fragmen DNA genomik dan DNA plasmid yang tidak terligasi
satu sama lain. Tahap memasukkan campuran reaksi ligasi ke
dalam sel inang ini dinamakan transformasi karena sel inang
diharapkan akan mengalami perubahan sifat tertentu setelah
dimasuki molekul DNA rekombinan.
Pengklonan Sel dan Gen Asing

• Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada


medium nutrient padat yang mengandung
amphisilin dan gula yang disebut X-gal.
Amphisilin dalam medium yang akan
memastikan bahwa hanya bakteri yang
mengandung plasmid yang dapat tumbuh.
Sedangkan X-gal akan memudahkan
identifikasi koloni bakteri yang
mengandung gen asing yang disisipkan.
Identifikasi Klon Sel yang
Membawa Gen yang
Diinginkan
• Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung
DNA rekombinan diidentifikasi menggunakan metode
hibridisasi asam nukleat. Untuk mengkarakterisasi atau
mengidentifikasi DNA target, maka pada membran
ditambahkan molekul DNA dan RNA untai tunggal yang
disebut probe dan didalam larutan buffer. Setelah
mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian
ditumbuhkan dalam kultur cair dalam tangki besar dan
selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut dalam
jumlah besar.
Rekayasa Genetika untuk
Memproduksi Protein
• Di dalam bidang farmasi, rekayasa genetika ini
dimanfaatkan di dalam usaha pembuatan protein yang
sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Protein ini ialah suatu
gen hasil pengkloningan bakteri yang memiliki peran di
dalam mengontrol sintesis obat-obatan yang apabila
diproduksi dengan secara alami akan membutuhkan biaya
yang mahal.
• Salah satu contoh klasik kontrubusi genetika di bidang
kesehatan adalah diagnosis dan perawatan penyakit
fenilketonurani (PKU). Penyakit ini merupakan penyakit
menurun yang disebabkan oleh mutasi gen pengatur
katabolisme fenilalanin sehingga timbunan kelebihan
fenilalanin akan dijumpai di dalam aliran darah sebagai
derivat-derivat yang meracuni sistem syaraf pusat. Dengan
diet fenilalanin yang sangat ketat, dapat terhindar dari
penyakit PKU.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai