Anda di halaman 1dari 24

KEHAMILAN RISIKO

TINGGI DAN GAWAT


DARURAT OBSTETRI

MADE BAGUS DWI ARYANA


SPESIALIS KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Akan menyebabkan terjadinya bahaya


dan komplikasi yang lebih besar baik
pada ibu maupun pada janin dalam
kandungan dan dapat menyebabkan
kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidaknyamanan dan ketidakpuasan.
HAMIL

• Bersatunya spermatozoa dan ovum dan kemudian


dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

• Berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan


menurut kalender Internasional
Trimester I Sampai dengan umur kehamilan 12 minggu

Dibagi
dalam Trimester II Mulai minggu ke-13 sampai ke-27

3 Trimester

Trimester III Mulai minggu ke-28 sampai ke-40


1. TERLALU MUDA/TUA HAMIL 16 TAHUN / 35 TAHUN
2. JAUH JARAK ANAK SEBELUMNYA 10 TH
3. DEKAT JARAK ANAK SEBELUMNYA < 2 TAHUN
4. BANYAK MELAHIRKAN > 4 KALI
5. TINGGI IBU KURANG DARI 145 Cm
6. ADANYA KELAINAN MEDIS PADA IBU : Jantung, asma, hipertensi, diabetes
mellitus, anemia dll
7. Adanya kelainan letak saat hamil ini, Letak lintang, letak bujur dengan
presentasi bokong, termasuk kehamilan kembar,jumlah air ketuban berlebihan
dan kelainan letak placenta
8. Pernah dilakukan tindakan operasi yang akan mempengaruhi proses persalinan
saat ini
Sistem Rujukan
Kelompok yang dari awal sudah diketahui
adanya risiko tinggi  dengan rujukan dalam
rahim.

Kelompok yang diperkirakan bisa dilakukan


persalinan normal namun mengalami komplikasi
 dengan rujukan tepat waktu

Semua bertujuan menurunkan kematian ibu dan atau bayi


• B idan, sebagai pengantar
• A lat
• K eluarga
• S urat rujukan
• O bat
• K endaraan khusus
• U ang
• DA rah (keluarga sebagai donor)
• PO (posisi)
• NI (Nutrisi)
 
MENGAPA (AKI) MASIH TINGGI?

± 15% wanita hamil  komplikasi

Sebagian besar komplikasi obstetri  TIDAK DAPAT


diprediksi/dicegah, tetapi DAPAT diobati

Sumber : Overview of Emergency Obstetric Care, Towards Impact in Health Workhshop, Tanzania, 2011
Setiap 1 jam

ada 2 ibu meninggal

di Indonesia!
Benarkah mengurai benang
kusut?
Situasi
Bali?
HASIL DAN DISKUSI
Dalam waktu satu tahun (Januari–Desember 2019) ➡ 46 kasus kematian ibu
di Provinsi Bali dengan 66.625 KH
➡ AKI sebesar 69,04 per 100.000 kelahiran hidup.
100

90
89.6
80 84.2 83.4
80.4 78.7
70 73.4 72.1 70.5
68.63 69.04
60
57.5
50 53.02

40

30

20

10

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tren Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup di Provinsi Bali tahun 2008-2019
Perdarahan Pasca Persalinan
HEMORARGIA POST PARTUM

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN:


PERDARAHAN > 500 CC

PRIMER SEKUNDER

PERDARAHAN PERDARAHAN
< 24 JAM SSD > 24 JAM SSD
BAYI LAHIR PERSALINAN
Penyebab

Tonus Tissue

4T
Trauma Thrombin
PENANGANAN UMUM

 Selalu siapkan tindakan gawat darurat


 Manajemen aktif kala III
 Minta pertolongan pada petugas lain utk
membantu bila dimungkinkan

Bila syok , lakukan segera penanganan


Periksa kandung kemih -> kosongkan
Cari penyebab perdarahan
Sambil melakukan tindakan secara cepat
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI ( MANDIRI )

Masase fundus uteri


Segera ssdh plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

ya
Uterus kontraksi? Evaluasi rutin
tidak
Evaluasi / bersihkan bekuan darah /sel.ketuban
KBI maksimal 5 menit

Uterus kontraksi? ya Pertahankan KBI 1 – 2 mnt


Keluarkan tangan secara hati2
tidak Lakukan pengawasan kala IV
Ajarkan keluarga KBE
Keluarkan tangan secara hati2
Suntik ergometrin 0,2 im
Pasang infus + 20 IU oks , guyur
Lakukan KBI lagi
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI ( MANDIRI )

Ajarkan keluarga KBE


Keluarkan tangan secara hati2
Suntik ergometrin 0,2 im
Pasang infus + 20 IU oks , guyur
Lakukan KBI lagi

ya
Uterus kontraksi ? Pengawasan kala IV

Lakukan kompresi aorta abdominalis


Dapat diberikan misoprostol per rectal

Rujuk ke RS utk persiapan laparotomi


(bisa dilakukan pemasangan tampon kondom kateter)
Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal 500 cc / jam
Sampai tempat rujukan
TEKANAN DARAH
MENINGKAT PENILAIAN KLINIK
( 140/90 mmHg)

SEFALGIA, GANGGUAN HIPERTENSI KRONIK


PENGLIHATAN/KABUR,
HIPERREFLEKSIA HAMIL < 20 MG
PROTEINURIA, KOMA SUPERIMPOSED
PREECLAMPSIA

KEJANG + EKLAMPSIA
HIPERTENSI
HAMIL > 20 MG
GESTASIONAL
PREEKLAMPSIA
KEJANG –
RINGAN

PREEKLAMPSIA
BERAT
• Sebelum 20 minggu
• Hipertensi Kronik
Hipertensi Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap
setelah persalinan
dalam • Hipertensi Kronik dengan superimposed preeclampsia
Hipertensi Kronik yang dalam perkembangan selanjutnya timbul proteinuria
Kehamilan (terjadi pada 25% kasus Hipertensi Kronik)
• Setelah 20 minggu:
• Hipertensi Gestasional
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan
menghilang setelah persalinan
• Preeklampsia Ringan
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan protein
uria 1 + atau 2 + dimana diastolik tidak melebihi 90 mmHg dan
• Preeklampsia Berat
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu disertai protein uria  3 + dan
diastolik  110 mmHg, tidak ada/disertai gejala sentral dan/atau organ TD
lebih dari atau sama dengan 160/110
• Eklampsia
Pasien preeklampsia yang mengalami kejang terkait dengan komplikasi
hipertensi dalam kehamilan
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Dosis awal 4 G MgSO4 (10 ml konsentrasi 40% dilarutkan


menjadi 20 ml dengan aquades atau 20 ml
konsentrasi 20%) IV selama 5 - 10 menit (kecepatan
0,5 -1 G per menit).
Dosis Pemeliharaan Lanjutkan dengan 15 ml MgSO4 40% atau 30 ml
MgSO4 20% (6 G MgSO4) masukkan dalam larutan
Ringer Asetat / Ringer Laktat selama 6 jam (1 G per
Jam)
Jika terjadi kejang ulangan, berikan MgSO4 2 G IV
selama 5 menit
Infus MgSO4 1 G / jam diberikan hingga 24 jam
pascapersalinan/setelah bayi lahir
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Sebelum pemberian Frekuensi pernafasan ≥ 16 kali/menit


MgSO4 ulangan, lakukan Refleks patella (+)
pemeriksaan: Urin minimal 25 ml/jam dalam 4 jam terakhir

Hentikan pemberian Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)


MgSO4, jika: Jika terjadi henti nafas  Bantu pernafasan dengan
pernapasan buatan/ventilator
Urin ≤ 20 ml/jam
Antidotum Berikan Kalsium glukonas 1 g (10 ml dalam larutan
10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi

2D + S /3 lebih dari atau sama dengan 125


PARTOGRAF
WHO

Anda mungkin juga menyukai