Muhammadiyah yang terinspirasi oleh Al-Quran surat Al-Ma’un, yang esensinya adalah: 1. Keberagamaan yang benar adalah keberagamaan yang diaktualisasikan dalam sikap dan perbuatan kemanusiaan (humanis). 2. Tauhid adalah jalan untuk pembebasan kemanusiaan. 3. setiap ritual ibadah haruslah memiliki misi kemanusiaan. 4. Oang Islam yang rajin beribadah mahdlah (ritual) tetapi tidak mau melakukan aktivitas kemanusiaan termasuk pendusta agama. KHA.DAHLAN & Q.S.AL-MA’UN {sebuah refleksi sejarah} Q.S. Al-MA’UN merupakan salah satu unsur yang menggoncangkan hati KHA.Dahlan kemudian menjadikannya sebagai pandangan keagamaannya dan membangkitkan gerakan kemanusiaan dalam persyarikatan Muhammadiyah yang didirikannya. Pandangan keagamaan yang telah dibangun oleh KHA.Dahlan inilah kemudian menjadi teologi Al-Ma’un yang merupakan salah satu pilar utama tegak berdirinya Muhammadiyah. Adalah tugas generasi penerus utk merevitalisasi teologi al-Ma’un agar pilar persyarikatan tetap kokoh dan Muhammadiyah tetap menyinari negeri PENDALAMAN DAN PENGAMALAN TEOLOGI AL- MA’UN
DASAR AMAL AL-MA’UN : (1) DASAR
TEOLOGI (2) DASAR PEMAKNAAN AMAL AL-MA’UN
( referensi: Hamim Ilyas, Fikih al-Ma’un ,
Pengajian Ramadlan PP Muhammadiyah Ramadlan 1433 H/2012) DASAR AMAL AL-MA’UN (DASAR TEOLOGI) Allah Maha Rahman dan Rahim (Q.S. al-An’am (6) : 12) “Katakanlah (Muhammad) : milik siapa segala yang di langit dan di bumi . Katakanlah : “Milik Allah”. Dia telah menetapkan “sifat kasih sayang (Rahmah) pada diri Nya” Nabi diutus utk menjadi rahmat ( H.R. Muslim dan Abu Hurairah) “ beliau menegaskan : “Aku tidak diutus utk membawa laknat, tetapi aku diutus utk menjadi rahmat “ Islam agama Rahmat ( Q.S. al-Anbiya’(21): 107 ) “Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad ) melainkan utk menjadi rahmat bagi seluruh alam “ DASAR AMAL AL-MA’UN (DASAR PEMAKNAAN Q.S AL-MA’UN)
1. Yukazzibu biddin : orang yang tidak melaksanakan
amal-amal al-Ma’un adalah pendusta agama 2. Yadu’ul yatim: bersikap kasar, tanpa kasih sayang, meremehkan, menghina anak yatim. 3. Yatim adalah representasi orang yang lemah (mustadz’afin), jadi bukan terbatas hanya anak yang kehilangan ayah –ibunya, tetapi semua yang terlantar baik ekonominya, pendidikannya, kesehatannya, dan pembinaan akhlaknya. Lanjutan 4. Yahudldlu ala tha’amil miskin: mendorong dan menganjurkan orang lain utk memberi makan ( menyantuni) orang miskin setelah dia sendiri melakukannya. (gerakan penyantunan) 5. Saahun: melalaikan shalat yakni tidak menegakkan shalat dengan segala dimensinya. 6. Yuraun : Riya’, pamer = tidak ikhlas, tidak tulus dalam melakukan sesuatu, karena motif-motif tertentu. 7. al-ma’un: sumber daya yang bermanfaat , tolong menolong atau kerjasama dgn harta (mal) dan jasa (manfaat) (ibnu Katsir, IV: 556 ) . Yamna’un al-ma’un = menolak , tidak mau, enggan memberikan pertolongan dan bantuan pada orang yang membutuhkan , dan tidak mau kerjasama dgn orang lain dlm kebaikan AMAL AL-MA’UN A. BERHIDMAT KEPADA ANAK YATIM DAN ORANG MISKIN ( tidak sekedar mengantarkan mereka hidup layak (dgn memberikan makan dan pakaian) , tetapi juga supaya mereka dapat memuliakan dan mengembangkan hidup bermakna dgn cara cara : (1) memperhatikan masa depan, (2) menjauhkan dari ketidak adilan (3) menhindarkan dari perlakuan kasar B. MENEGAKKAN SHALAT DAN TIDAK RIYA’ Menegakkan shalat yang sungguh-sungguh adalah shalat yang mencakup tiga dimensi : Spiritual (dzikir), moral (cegah fahsya’ wal munkar) , dan sosial (menebarkan salam-kedamaian ). Tidak riya’ menjadikan seluruh amal kebajikannya dilakukan dgn tulus ikhlas (mukhlishin) , sebagai kepuasan batin , dan semata-mata mengharap ridla Allah. C. MEMBANGUN KERJASAMA. Dengan lafadz Yahuzzu dlm surat al-ma’un menyiratkan bahwa kerja besar al-Ma’un tidak cukup hanya dikerjakan sendiri-sendiri ttp harus dengan kerjasama, sehingga menjadi sebuah gerakan. STRATEGI PENDIDIKAN AL-MA’UN
KEMBANGKAN PARADIGMA ADA KEPUASAN BATIN KETIKA DAPAT BERBUAT BAIK UTK ORANG LAIN ADA KEPUASAN BATIN KETIKA DAPAT MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN