Anda di halaman 1dari 22

Obat Topikal dan Parental

Bd. Handinis Sonya RKW, S.Keb.,M.Kes



Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata,
hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.

Definisi
Pemberian Obat Topikal

1. Kulit(dermatologis)
2. Irigasi dan Instilasi mata
3. Instilasi hidung
4. Irigasi dan instilasi vagina
5. Instilasi telinga
Macam  – macam pemberian obat topikal
 Pemberian obat topikal pada kulit 
Persiapan alat
1. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim,lotion, aerosol,
bubuk, spray)
2. Buku obat
3. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4. Sarung tangan
5. Lidi kapas atau tongue spatel
6. Baskom dengan air hangat
7. Waslap
8. Handuk
9. sabun basah
10.Kassa balutan
11.penutup plastic
12.Plester(sesuai kebutuhan)
Prosedur kerja
1) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama
obat,daya kerja dan tempat pemberian
2) Cuci tangan
3) Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4) Tutup gorden atau pintu ruangan
5) Identifikasi klien secara tepat
6) Posisikan klien dengan tepat dan nyaman,
7) Pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat
8) Inspeksi kondisi kulit.
9) Cuci area yang sakit, lepaskan
semua debris dan kerak pada kulit
10)Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
11)Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
12)Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
13)Oleskan agen topical
• Oleskan agen topical

(1) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh
obat di telapak tangan kemudian lunakkan
dengan menggosok lembut diantara kedua
tangan
b) Usapkan merata diatas permukaan
kulit,lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa
berminyak setelah pemberian
Obat Suppositoria
Suppositoria adalah salah satu bentuk sediaan padat
yang dimaksudkan untuk pemberian obat melalui
rektum,vagina atau uretra, yang meleleh,melunak atau
melarut pada suhu tubuh

Berdasarkan tempat pemberiannya, suppositoria


dikenal atas 3 jenis yaitu suppositoria rektal, vagina dan
uretra.
Bentuk-Bentuk Supositoria
1. Supositoria Vagina

Suppositoria vagina lebih bervariasi dalam bentuk dan biasanya globular


oval dan bentuk  kerucut . bobot sekitar 5 gr, tetapi kebanyakan
suppositoria vagina komersil menunjukkan berbagai bobot antara 3 dan
4 gram dan beberapa bobotnya sampai 8 gr

Suppositoria Vagina dimaksudkan disisipkan untuk efek lokal dan


umumnya sebagai kontrasepsi , antiseptik dalam kebersihan kewanitaan
dan sebagai bahan spesifik untuk menghadapi invasi patogen
2. Supositoria Uretra

Suppositoria uretra yang disebut inserts adalah bentuk


yang paling sering digunakan ini adalah batang silinder ,
berdiameter 3-6 mm, fleksibel cukup untuk dimasukkan.

Untuk uretra pria panjangnya 100-150 mm dan untuk


wanita 60-75 mm.

Suppositoria Uretra banyak digunakan sebagai


antibakteri dan sebagai sediaan anastetik lokal untuk
pemeriksaan uretra.
3. Supositoria Rectal

• Suppositoria rektal biasanya panjangnya sekitar 1½ inchi, bentuk


silinder dan salah satu atau keduanya runcing.

• Suppositoria rektal untuk balita dan anak-anak sekitat setengah dari 


bobot dan ukuran suppositoria dewasa dan lebih mirip bentuk pensil.

• Suppositoria rektal dimaksudkan untuk efek lokal banyak digunakan


untuk konstipasi, radiasi, gatal, dan agen inflamasi dengan hemoroid
atau dengan kondisi anorektal  lainnya.

• Suppositoria antihemoroid biasanya mengandung komponen anastetik,


vasokontriktor, astrigents, analgesik, dan agen pencegah.
Contoh Obat Supositoria Rectal

Contoh dan obat yang digunakan secara rektal dalam bentuk


suppositoria untuk efek sistemik mengandung terdiri dari :
1. Prochlorperazine dan chlropromazie untuk pengurangan rasa
mual dan muntah digunakan sebagai tranquillizer.
2. Orymorphone HCL sebagai analgesik narkotik.
3. Ergotamine tatrat , untuk mengurangi rasa syndrom migrain
4. Indometasin, sebuah analgesik    antinflamatory dan
antipiretik.
Meleleh pada suhu tubuh

Melarut dalam cairan rektum

Tidak toksik
Sifat-sifat
Obat Tidak mengiritasi mukosa rektal

supositoria
Bersifat Lunak jika diraba
Maksud utama pemberian supositoria rektal
adalah untuk pengobatan konstipasi dan wasir,
selain itu supositoria rektal juga diberikan untuk
efek sistemik misalnya analgesik,
antispasmodinamik, sedatif, obat penenang dan
zat antibakteri (Coben dan Lieberman, 1994)

Suppositoria rektal bertindak secara sistemik,


atau sebagai alternatif dari obat-obat oral
(misalnya ketika seseorang tidak mampu
mengonsumsi obat melalui mulut).
1. Keuntungan penggunaan obat dalam bentuk suppositoria dan ovula
a) Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung dan first pass effect di
hati
b) Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asam
lambung
c) Dapat digunakan untuk pengobatan lokal pada rektum, vagina ataupun
uretra, misalnya wasir, infeksi, dan lain sebagainya
d) Obat diabsorpsi oleh selaput lendir rectal langsung ke sirkulasi pembuluh
darah, sehingga berefek lebih cepat
e) Obat ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk pasien yang mudah
muntah atau tidak sadar
2. Kerugiannya:
a) Pemakaiannya tidak menyenangkan dan kurang praktis
b) Daerah absorpsinya lebih kecil dan absorpsi hanya melalui difusi pasif
c) Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rectum
Prosedur Penggunaan
1. Cuci kedua tangan sampai bersih dengan air dan sabun
2. Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa melunak,
simpan di kulkas atau rendam dalam air dingin selama beberapa saat
untuk mengeraskannya kembali
3. Buka wadah pembungkus suppositoria
4. Jika diminta untuk menggunakan hanya setengahnya, maka potong di
bagian tengah dengan rata menggunakan pisau yang tajam
5. Bagian ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan larut air supaya licin,
jika tidak ada bisa ditetesi sedikit dengan air keran
6. Diperbolehkan memakai sarung tangan bersih jika ingin
7. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki bagian bawah
diluruskan sementara kaki bagian atas ditekuk ke arah perut
Angkat bagian atas dubur untuk
menjangkau ke daerah rektal
Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari
telunjuk, sampai betul-betul masuk ke bagian otot sfinkter
rektum (sekitar ½ – 1 inci dari lubang dubur). Jika tidak
dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter, suppositoria ini
akan terdorong keluar lagi dari lubang dubur
Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki menutup selama
kurang lebih 5 menit untuk menghindari suppositoria terdorong keluar.

Buang wadah suppositoria yang sudah terpakai dan kembali cuci kedua tangan sampai
bersih.
Keberhasilan Obat
1. umur
2. pemilihan agen topikal yang tepat
3. lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang
sakit
4. stadium penyakit
5. konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum
6. metode aplikasi
7. penentuan lama pemakaian obat
8. penetrasi obat topical pada kulit.

Anda mungkin juga menyukai