Anda di halaman 1dari 37

SISTEM SARAF

KELOMPOK ISS 8
TUTOR: Ns. NOVA FAJRI
PENGERTIAN SISTEM SARAF
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang
kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari
jaringan saraf. (Sloane, 2003)
Sistem saraf adalah pusat kontrol tubuh, pengaturan dan
jaringan komunikasi. Pusat dari semua aktivitas mental,
meliputi pemikiran, pembelajaran, dan memori.
Sistem saraf mempunyai fungsi mengumpulkan informasi-
informasi, baik dari dalam maupun dari luar tubuh dan
kemudian diteruskan ke otak (sistem aferen) untuk
dianalisis, selanjutnya mengirimkan impuls melalui sistem
eferen untuk direspon sesuai yang diinginkan.

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
JARINGAN SISTEM SARAF

Neuron

Neuroglia (Sel Glia)

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
1. Neuron Neuron atau sel saraf adalah unit struktural
dan fungsional dari sistem saraf. Mereka
adalah sel halus yang khusus untuk
menghasilkan dan mengirimkan impuls saraf.
Neuron dapat bervariasi dalam ukuran dan
bentuk. Neuron bersifat amitotic, yang
berarti jika neuron mengalami kerusakan,
tidak dapat digantikan karena neuron tidak
mengalami mitosis.
Sel saraf atau neuron terbagi menjadi 3
bagian:
• Badan sel
• Dendrit
• Axon (sel saraf).

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sinaps
Sinaps merupakan hubungan penyampaian
impuls dari satu neuron ke neuron yang lain.
Peristiwa ini terjadi dari ujung percabangan
akson dengan ujung dendrit neuron yang lain.
Celah antara satu neuron dengan neuron yang
lain disebut dengan celah sinapsis. Loncatan-
loncatan listrik yang bermuatan ion terjadi dalam
celah sinapsis, baik ion positif dan ion negatif.

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pembagian neuron berdasarkan
jumlah dendrit:
• Neuron multipolar
• Neuron bipolar
• Neuron unipolar

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sel saraf sensorik (aferen)
Klasifikasi Neuron Berdasarkan Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar
Fungsi Neuron impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensephalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis).
Sel saraf motorik (eferen)
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls
dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan.
Sel saraf penghubung (interneuron)
Berfungsi menghubungkan sel saraf motorik
dengan sel saraf sensorik atau dengan sel
saraf lainnya di dalam sistem saraf pusat. Sel
saraf penghubung menerima impuls dari reseptor
sensorik. Terletak seluruhnya di dalam
SSP dan berjumlah > 99 % dari semua neuron.
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
https://youtu.be/E_gPIg0a9lU
2. Neuroglia (Sel Glia)
Neuroglia adalah sel yang tidak
menkonduksikan impuls, sehingga juga
disebut sel non-saraf (sel glial). Neuroglia
mendukung, memelihara, dan melindungi
neuron. Jumlahnya jauh lebih banyak (10-
15 kali) daripada neuron, sel neuroglia
dapat bermitosis. Sel neuroglia memainkan
peran penting dalam reaksi saraf selama
infeksi. Umumnya, sel-sel neuroglia
merupakan lokasi tumor pada sistem saraf.

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Ada empat macam neuroglia dalam sistem saraf pusat :
• Astrosit (membentuk jaringan pendukung di otak
dan sumsum tulang belakang)
• Oligodendrosit (menghasilkan selubung mielin di
SSP)
• Mikroglia (melindungi SSP, berperan untuk menelan
dan menghancurkan mikroba seperti bakteri dan
kotoran selular)
• Sel ependimal (melapisi ventrikel otak yang berisi
cairan)

Ada dua macam neuroglia dalam sistem saraf tepi :


• Sel schwann (membentuk selubung mielin yang
mengelilingi serat saraf di SST)
• Sel satelit (mensuppport ganglia dan berada di
dekat badan sel)
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Anatomisaraf.pdf
SISTEM SARAF

Sistem Saraf Pusat (SSP)


Terdiri dari otak, medula spinalis dan struktur
aksesoris.

Sistem Saraf Tepi (SST)


Terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom.

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia
Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi, Fisiologi, Biokimia,
Fisika, Biologi). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem Saraf Pusat (SSP)

1.OTAK
Otak (ensephalon) adalah massa besar jaringan
saraf yang terletak di dalam kranium (tengkorak).
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan
yang memiliki volume sekitar 1.350 cc dan terdiri
atas 100 juta neuron. Otak manusia mencapai
2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi
25% oksigen dan menerima 1,5% curah jantung
atau sekitar 750 cc per menit. Sel otak selalu
memerlukan glukosa untuk metabolisme energi
dan memproduksi ATP.
Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Bagian-Bagian Otak
 Otak Besar (Cerebrum)

Merupakan bagian otak yang memenuhi


sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari
otak.
Fungsinya sebagai pusat untuk menerima
informasi sensorik (aferens) dan untuk
menyalurkan respons motorik (eferens).
Cerebrum dibagi menjadi dua lapisan dan dua
belahan (hemisfer), yaitu:
• Otak kanan
• Otak kiri

Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi, Fisiologi,


Biokimia, Fisika, Biologi). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Fisura (celah longitudinal) terdapat dari bagian depan otak sampai
belakang sehingga membentuk dua belahan. Corpus Callosum adalah
seikat serabut saraf yang terdapat di antara belahan otak kiri dan kanan.
Serabut saraf ini menghubungkan dan memungkinkan komunikasi
antarkedua belahan otak tersebut.

Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi,


Fisiologi, Biokimia, Fisika, Biologi). Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Fisura longitudinal membagi otak menjadi
belahan kanan dan kiri, menghubungkan
hemisfer secara internal. Dua hemisfer otak
memproses informasi secara berbeda sebelah
kanan berkaitan dengan persepsi spasial,
gambar, seni dll. Hemisfer kiri dikaitkan dengan
kemampuan analitik dan verbal.
Otak besar (cerebrum), dibagi 2 yaitu:
• Otak kanan: mengontrol pergerakan di sisi
kiri tubuh.
• Otak kiri: mengontrol pergerakan di sisi
kanan tubuh.

Sistem persarafan. pdf


Permukaan luar cerebrum disebut kortkes
serebral. Bagian ini merupakan area otak dimana
sel saraf membuat koneksi yang disebut sinaps.
Otak besar dibagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu:
• Lobus frontal (bagian depan), berfungsi
sebagai pusat penciuman dan indra peraba.
• Lobus parietal (atas), berfungsi sebagai pusat
ingatan, kecerdasan, memori kemauan, nalar,
sikap dan mengontrol adanya sensasi pada
kulit dan otot.
• Lobus temporal (samping), berfungsi sebagai
pusat pendengaran.
• Lobus oksipital (belakang), berfungsi sebagai
pusat penglihatan.

Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi, Fisiologi, Biokimia,
Fisika, Biologi). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
 Otak Kecil (Serebellum)

Otak kecil terletak di bawah otak besar pada bagian


belakang otak, tepatnya di bawah lobus oksipital. Sama
seperti otak besar, otak kecil juga memiliki 2 belahan.
Serebellum mempunyai beberapa fungsi :
• Keseimbangan batang tubuh
• Tegangan otot, refleks-refleks spinal, sikap (posture)
dan keseimbangan anggota gerak (lengan, tungkai)
• Mengontrol gerak motorik
• Berkontribusi terhadap perencanaan, pemrograman
• Mengatur tingkat gerakan yang disengaja

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem persarafan. Pdf
 Batang Otak (brainstem)

Batang otak adalah seikat jaringan saraf di dasar otak.


Fungsinya sebagai stasiun pemancar yang
menghubungkan otak besar ke saraf tulang belakang,
serta mengirim dan menerima pesan antara berbagai
bagian tubuh dan otak. Batang otak terdiri dari 3
struktur utama, yakni:
• Otak tengah, sebagai pusat pengatur gerakan otot
mata, kepala, dan leher dalam menanggapi
rangsangan visual dan pendengaran.
• Pons, terlibat dalam koordinasi gerakan mata dan
otot wajah. Menyampaikan informasi dari otak
besar ke otak kecil. Membantu medula mengontrol
pernapasan.
• Medulla oblongata, terlibat dalam pendengaran
dan keseimbangan. Pusat untuk beberapa refleks
penting (misalnya, denyut jantung, pernapasan,
menelan, muntah, batuk, bersin, dan cegukan). Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Struktur Aksesori
 Diensefalon, menghubungkan batang otak ke otak
besar, memiliki banyak fungsi pengiriman impuls dan
homeostasis.

 Talamus adalah pusat pengiriman impuls sensorik


utama. Menerima dan menyampaikan impuls saraf
sensorik (kecuali bau) ke otak dan impuls saraf
motorik ke pusat otak yang lebih rendah.

 Hipotalamus berfungsi memberikan kesadaran


penuh terhadap nyeri, sentuhan, tekanan, dan suhu.
Mengatur suhu tubuh (termoregulator), asupan
makanan, keseimbangan air dan mineral, denyut
jantung dan tekanan darah, rasa haus, lapar,
pengeluaran urin, dan respon seksual.
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 Kelenjar Pineal, umumnya memproduksi
hormon melatonin yang merupakan derivat
triptofan. Hormon melatonin dihasilkan dalam
suasana gelap atau malam hari dan meningkat
bila seseorang tidur dalam keadaan lampu
padam. Bekerja selaras dengan hipotalamus
yang mengarahkan haus, lapar, hasrat seksual
tubuh, dan jam biologis yang menentukan
proses penuaan manusia.

 Kelenjar Pitiutari (hipofisis), organ kecil


seukuran kacang polong yang terletak di dasar
otak. Kelenjar kompleks yang mensekresi
hormon peptida yang memengaruhi hampir
seluruh fungsi tubuh yang dikontrol oleh
hipotalamus. Pattton dan Thibodeau. 2010; 546; Young, et al. 2006: 328
Wirata, Gede. 2017. Sel Pinealosit Dalam Kelenjar Pineal.
Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
 Sistem limbik adalah jaringan neuron yang
membentang di atas berbagai daerah otak. Respon
otonom terhadap bau, motivasi, emosi, mood,
memori, dan fungsi lainnya.

 Hipokampus adalah bagian yang berperan dalam


.
proses belajar dan pembentukan memori jangka
panjang.

 Amigdala adalah pusat emosi.

 Ventrikel adalah ruangan berisi cairan di dalam otak.


Ada 4 ventrikel otak, yakni 2 ventrikel samping di
belahan otak besar, di tengah otak, dan di belakang
otak. Ventrikel saling terhubung satu sama lain oleh
serangkaian tabung. Cairan di dalam ventrikel inilah
yang disebut cairan serebrospinal.
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi, Fisiologi, Biokimia, Fisika, Biologi).
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Anatomisaraf.pdf
 Cairan serebrospinal (CSS)

Cairan serebrospinal (CSS) berupa bening, cairan


berair yang mengelilingi dan mengisi sejumlah
rongga yang terletak dalam otak dan sumsum
tulang belakang (SSP), membentuk bantal cair
yang memberikan daya apung untuk struktur SSP,
sehingga tidak bersandar langsung pada
permukaan tengkorak (dura mater). Dihasilkan di
bagian ventrikel otak. Banyaknya dikendalikan oleh
jaringan otak.
Fungsi CSS:
• Melindungi otak dan sumsum tulang belakang
dari pukulan dan trauma lainnya
• Melindungi otak terhadap guncangan gerakan
kepala yang cepat.
• Membawa nutrisi melalui darah ke otak
• Menghilangkan produk limbah metabolisme
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
otak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 Meningen (Selaput Otak)

Terdiri dari 3 lapisan:


1. Duramater (Lapisan sebelah luar)
Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan
ikat
tebal dan kuat.

2. Arakhnoid (Lapisan Tengah)


Merupakan selaput halus yang memisahkan duramater dengan
piamater membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan
otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral.

3. Piamater (Lapisan Sebelah Dalam)


Merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan
jaringan otak, piamater berhubungan dengan arakhnoid melalui
struktur-struktur jaringan ikat yang disebut trabekel.
Koesoemah, Hetty Anggrawati dan Sagung Agung Putri Dwiastuti. 2017. Histologi Dan Anatomi
Fisiologi Manusia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 Substnasi gracia (kelabu)
Substansi kelabu ini terdiri dari soma sel yang berisi neurit
atau axon yang tidak dilapisi oleh selaput myelin. Inilah
mengapa lapisan ini berwarna kelabu.
(a) Terdapat di bagian dalam (medula) yang berisi badan sel
saraf dan dendrit, berbentuk kupu-kupu
(b) Terdapat di bagian luar (korteks), banyak mengandung
badan sel saraf

 Substansi alba (putih)


Terdapat akson-akson atau serabut saraf asosiasi yang
dibungkus oleh selaput myelin. Lapisan selaput myelin ini
yang membuat substansi alba berwarna putih. Serabut- (a) Sumsum Tulang Belakang, (b) Otak
serabut saraf yang ada di dalam substansi alba merupakan
perpanjangan dari soma sel yang ada di dalam substansi
gracia.
(a) Terdapat di bagian luar (korteks)
(b) Terdapat di bagian dalam (medula) yang mengandung Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
miliyaran sinaps Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. SUMSUM TULANG BELAKANG
Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam
rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang
leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.
Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan
dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum
tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik,
dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai
penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai
pusat pengatur gerak. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapis, yaitu:
• lapisan luar berwana putih
• lapisan dalam berwarna kelabu
(Pearce, 2007).

Darmanto, Bangun Asmo dan Yuni Kusmiyati. 2017. Anatomi


Fisiologi. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Fungsi Sumsum Tulang Belakang:

1. Mengumpulkan dan mengirim informasi ke otak


2. Menerima pesan dari otak
3. Mendistribusikan perintah ke saraf motorik
4. Menjadi jalan pintas bagi gerak refleks
Kondisi di mana mekanisme sistem saraf dituntut
membutuhkan respon cepat.

Contoh: Ketika tangan terkena percikan api atau jari


tertusuk jarum. Kondisi tersebut memerlukan mekanisme
perjalanan impuls saraf yang lebih singkat. Perjalanan
impuls saraf pada gerak refleks tidak melalui otak
melainkan ke sumsum tulang belakang. Gerak refleks
tidak mengalami proses pengolahan informasi di otak
sebagaimana gerak sadar. Inilah yang membuat
tubuh cepat memberikan respon terhadap rangsangan
sensorik pada kondisi-kondisi mengejutkan.
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem saraf tepi (SST) dibagi menjadi beberapa
unit yang lebih kecil. Kategori kedua ini terdiri
dari semua saraf yang menghubungkan otak
dan sumsum tulang belakang dengan reseptor
sensorik, otot, dan kelenjar.

SST membawa impuls saraf yang dibentuk oleh


reseptor sensorik, seperti reseptor nyeri dan
suara, ke SSP. Ia juga membawa impuls saraf
dari SSP ke efektor, yaitu: otot, kelenjar, dan
jaringan adiposa.

Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem Saraf Somatik
Disebut juga saraf sadar (volunter). Sistem saraf yang
kerjanya berlangsung di bawah kendali perintah otak
atau di bawah kendali kehendak manusia. Saraf ini
mengirim impuls dari otak dan sumsum tulang belakang
ke otot rangka, sehingga menyebabkan kita untuk
merespon atau bereaksi terhadap perubahan lingkungan
eksternal kita.

Terdiri dari:
• 12 pasang saraf kranial
• 31 pasang saraf spinal

Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Saraf Kranial (Tengkorak)

Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi,


Fisiologi, Biokimia, Fisika, Biologi). Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Saraf Spinal (Tulang Belakang)

Irmawati dan Elise Garmelia. 2018. Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait
Kesehatan Serta Tindakan II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem Saraf Otonom
Disebut juga saraf tak sadar (involunter). Merupakan sistem
saraf yang bekerja secara tidak sadar/diluar kehendak/tanpa
perintah oleh otak. Saraf ini melakukan impuls dari otak dan
sumsum tulang belakang ke jaringan otot polos, otot
jantung, kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Sistem saraf otonom mempertahankan homeostasis tubuh
dengan mengatur berbagai aktivitas, meliputi laju jantung,
laju pernapasan, suhu tubuh, proses pencernaan, dan fungsi
urinari. Bayangkanlah berbagai perubahan yang dialami oleh
tubuhmu sepanjang hari, mulai dari bangun hingga tidur lagi.

Terdiri dari:
• Sistem Saraf Simpatik
• Sistem Saraf Parasimpatik
Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem Saraf Simpatik

Terdapat di medulal spinalis berada di tanduk lateral


dari subtansi abu-abu sumsum tulang belakang.
Disebut juga dengan sistem saraf thorakolumbar,
karena saraf ini keluar antara segmen toraks
pertama (T1) sampai segmen lumbar kedua (L2).
Memiliki 25 pasang simpul saraf (ganglion) .

Fungsi dari sistem saraf simpatik ini pada umumnya


adalah dapat memacu kerja organ tubuh, tetapi
ada pula beberapa yang dapat menghambat kerja
dari organ tubuh tersebut.

Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sistem Saraf Parasimpatik
Terletak di dalam bagian lateral dari substansi abu-abu di
daerah sakral sumsum tulang belakang dari S2 ke S4.
Disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral karena
saraf ini keluar dari daerah kranial dan juga daerah sakral.

Terdiri dari 4 saraf otak, yaitu saraf nomor III


(okulomotorik)nomor VII (Facial), nomor IX (glosofaring),
dan nomor X (vagus).

Fungsi dari saraf parasimpatik umumnya memperlambat


kerja organ-organ tubuh. Fungsi saraf ini berlawanan
dengan saraf simpatik yang mempercepat kerja organ
tubuh.

Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Chalik, Raimandus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta:
. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Aktivitas Simpatik Dan Parasimpatik
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem simpatis dan parasimpatis memperlihatkan fungsi
yang antagonistik. Bila yang satu menghambat suatu fungsi, maka yang lain memacu fungsi
tersebut. Namun, tidak terjadi pada semua organ, kadang-kadang efeknya sama.

Contoh: Sekresi liur dirangsang oleh keduanya, tetapi sekresi yang dihasilkan berbeda kualitas
• saraf simpatis: liur kental
• saraf parasimpatis: liur encer

Fungsi dua sistem tersebut dapat juga saling melengkapi, misalnya pada fungsi seksual, ereksi
merupakan fungsi parasimpatis sedangkan ejakulasi efek simpatis.

Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem simpatis berfungsi mempertahankan diri
terhadap tantangan dari luar tubuh dengan reaksi berupa perlawanan atau pertahanan diri.
Sedangkan sistem parasimpatis berperan dalam fungsi konservasi dan reservasi tubuh yang
dikenal dengan fight or flight reaction.

Indra, Imai. 2012. Aktivitas Otonom. Banda Aceh: Jurnal Kedokteran


Syiah Kuala Volume 12
Berikut perbedaan dari fungsi parasimpatik dan simpatik:
https://youtu.be/NOGCcEsKQE8
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai