E2e95 Perhitungan Kebutuhan Biaya Rehabilitasi
E2e95 Perhitungan Kebutuhan Biaya Rehabilitasi
B A D A N P E N G E M B A N G A N S U M B E R D AYA M A N U S I A
P U S AT P E N D I D I K A N D A N P E L AT I H A N J A L A N , P E R U M A H A N
PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
BIAYA REHABILITASI
| PROFIL PENGAJAR
DAFTAR
ISI
01 02
STANDAR KOMPETENSI
KOMPENTENSI LULUSAN DASAR
03 04
INDIKATOR OUTLINE
KEBERHASILAN MATERI
PART 01
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
5
KOMPETENSI
DASAR
7
INDIKATOR
KEBERHASILAN
9
Kompetensi Dasar 1
Peserta mampu menjelaskan Pembiayaan
pembangunan bangunan gedung
Kompetensi Dasar 2
Kompetensi Dasar 3
OUTLINE
MATERI
1 Dasar Hukum dan Pengertian
pekerjaan struktur
pekerjaan arsitektur
Biaya Standar
(berdasarkan Standar
harga satuan, koefisien, pekerjaan perampungan
luas bangunan)
pekerjaan utitiltas
BIAYA
KONSTRUKSI perizinan selain IMB
FISIK
penyiapan dan pematangan
Biaya lahan
Nonstandar peningkatan arsitektur-
(berdasarkan kebutuhan struktur
nyata & harga pasar
wajar dgn MAKS. total
150% biaya standar) green building
Kelengkapan BG (pekerjaan
ME)
KOMPONEN BIAYA STANDAR
Plafon 6% 8% 8% 10% 6% 8%
Utilitas 5% 8% 8% 10% 5% 8%
Sederhana: BGN • BG Kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai sd. 2
lantai
dengan teknologi- • BG Kantor dan BGN lainnya dengan luas sd. 500m2
spesifikasi • Rumah Negara Tipe C,D, dan E
sederhana
PAGAR PAGAR
GEDUNG RUMAH GEDUNG RUMAH
NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA
TIDAK
SEDERHANA
TIPE C/D/E BELAKANG BELAKANG
KOEFISIEN PENGALI FUNGSI BANGUNAN ATAU RUANG
1 Menteri/ Ketua Lembaga 28,00 40,00 40,00 60,00 20,00 15,00 24,00 14,00 6,00 247,00 8
2 Wakil Menteri K/L 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 2
3 Eselon IA/ Anggota Dewan 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 5
R.Staf pada setiap
4 Eselon IB 16,00 14,00 20,00 9,00 5,00 7,00 4,40 5,00 3,00 83,40 2 jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah
5 Eselon IIA 14,00 12,00 14,00 12,00 5,00 7,00 4,40 3,00 3,00 74,40 2
personel @ 2,2 - 3 m2/
6 Eselon IIB 14,00 12,00 10,00 6,00 5,00 5,00 4,40 3,00 3,00 62,40 2 personel, sesuai
dengan tingkat jabatan
7 Eselon IIIA 12,00 6,00 3,00 3,00 24,00 0
R. Toilet
8 Eselon IIIB 12,00 6,00 3,00 bersama
21,00 0
B. RUANG PENUNJANG
JENIS RUANG LUAS KETERANGAN
1 2 3
2
1 Ruang Rapat Utama Kementrian 140 m Kapasitas 100 orang
2 Ruang Rapat Utama Es. I 90 2 Kapasitas 75 orang
m
2
3 Ruang Rapat Utama Es. II 40 m Kapasitas 30 orang
2
4 Ruang Studio 4 m / orang Pemakai 10% dari staf
2
5 Ruang Arsip 0,4 m / orang Pemakai seluruh staf
2
6 WC/ Toilet 2 m / 25 orang Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf
7 Musholla 0,8 m2/ orang Pemakai 20% dari jumlah personel
1 2 3 4
- Menteri
KHUSUS 400 1000
- Kepala Lembaga Tinggi/ Tertinggi Negara
Keterangan :
1. Untuk :
- Untuk Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus.
- Untuk Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A.
Untuk Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu
Besar/Pendopo
2. Sepanjang tidakyang dihitung sesuai
bertentangan dengankebutuhan dan kewajaran.
luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan luas
-tanah yang diijinkan,
DKI Jakarta untuk:
: 20%
- Ibukota Provinsi : 30%
- Ibukota Kab/ Kota: 40%
- Perdesaan : 50%
STANDAR JUMLAH LANTAI
Bangunan Gedung Negara
JUMLAH LANTAI
Bangunan Gedung Negara sepanjang tidak harus mendapat
bertentangan dengan peraturan daerah persetujuan
setempat, ditetapkan paling banyak 8 terlebih dahulu dari
(DELAPAN) LANTAI Menteri
BIAYA PERENCANAAN
TEKNIS
BIAYA
PEMBANGUNAN
BIAYA PENGAWASAN
TEKNIS
BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN
BIAYA PERENCANAAN
TEKNIS
tahap konsepsi perancangan : 10%
perjalanan dinas;
rapat;
penyusunan laporan;
Data
Penentuan Bangunan
Persentase (Luas, Perhitungan
Pemeriksaan
Kerusakan Jumlah Biaya
Lapangan
Komponen Lantai, Pembangunan
Bangunan Fungsi,
Lokasi)
Cek Data
Ketentuan Bangunan
Perhitungan Rencana (Luas, Perhitungan
Kebutuhan Kota (KDB, Jumlah Biaya
Ruang KLB, KDH, Lantai, Pembangunan
KTB, KB, Fungsi,
GSB) Lokasi)
P1
P2
B1
Biaya Perencanaan (Px) saat
P1 biaya = (Bx), adalah:
B2
P2
PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN SEDERHANA
PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN TIDAK SEDERHANA
PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN KHUSUS
TERIMA KASIH
STUDI KASUS I