Anda di halaman 1dari 16

TONISITAS

P-6 Perbekalan Steril


Liza Pratiwi, S.Far, M.Sc., Apt
HUKUM RAOULT DAN HENDRI
SEBAGAI DASAR SIFAT
KOLIGATIF
• Menyatakan bahwa pada suatu larutan
ideal, tekanan uap parsial dari setiap
konstituen yang menguap (volatile) adalah
sama dengan tekanan uap dari komponen
murni dikalikan dengan fraksi molekulnya
didalam larutan.Jadi untuk 2 konstituen A
dan B dlm larutan :
PB = p⁰ B x B
PA = p⁰ A x A
PB = p⁰B XB
PA = p⁰A XA
Dimana :
PA, PB : tekanan uap parsial dari
konstituen A dan B diatas larutan
XA,XB : Konsentrasi molar
p⁰ B, p⁰ A : Tekanan uap komponen murni
• Jd dpt diperkirakan bahwa tekanan uap dari
konsstituen B diatas larutan relatif berkurang
(menurun) thd tekanan uapnya dlm keadaan
murni akibat pengenceran oleh konstituen A,
dan begitu pula sebaliknya untuk A.
• Penurunan kecenderungan penguapan dari
setiap komponen menyebabkan penurunan
kecepatan penguapan molekul A dan B dari
permukaan larutan
• Hukum ini hanya berlaku untuk larutan ideal
dimana tidak terjadi interaksi antara kedua
komponen A dan B .
SIFAT KOLIGATIF
• Hukum Raoult --- dasar untuk sifat koligatif
• Hukum henry --- menetapkan batas dari
keterpakaian hukum Raoult thd sifat
koligatif dari suatu larutan, apabila jumlah
solut yg ditambahkan kedalam larutan
meningkat.
4 sifat koligatif
1. Penurunan tekanan uap
• Penambahan solut tidak menguap pada
suatu pelarut akan menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan uap dari
pelarut akibat penurunan aktifitas
termodinamikanya, jg karena solut tidak
menguap dimana tekanan uap pelarut
merupakan tekanan uap dari larutan.
2. Peningkatan suhu didih
• Suhu didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uap dari cairan mjd sama dengan
tekanan eksternal yg bekerja pada cairan yaitu >
760 mmHg pada tekanan satu atmosfer.
• Suhu didih dari suatu larutan solut non menguap
akan lebih tinggi dari pelarut murni karena solut
menurunkan tekanan uap dari pelarut diatas
(permukaan) larutan mnrt hukum Raoult.
• Larutan harus dipanaskan hingga suhu lebih tinggi
untuk mencapai tekanan uap yg sama untuk
mendidihkan pelarut.
3. Penurunan titik beku
• Suhu beku suatu cairan atau suhu lebur
suatu fasa padat senyaw murni adalah
suhu dimana fasa padat dan cair berada
dlm kesetimbangan pada tekanan satu
atmosfer.
4. Tekanan osmotik
• Adalah proses difusi suatu pelarut dari
larutan dengan konsentrasi rendah
menuju larutan yg lebih pekat (konsentrasi
tinggi) dengan melewati membran
semipermeabel.
Alat ukur tonisitas
• Instrumen yg biasa dan luas digunakan
adl osmometer dg alasan sederhana,
handal dan mudah digunakan.
• Kadar osmolar ( m osmolar/liter) = m OsM
= bobot zat ( g/liter) X jumlah spesies X
1000
Bobot molekul (g)
Ex. Osmolaritas ideal injeksi natrium
khlorida 0,9 % = 9/58,4 X 2 X 1000 = 308
miliosmol per liter
METODE PENGATURAN TONISITAS
1. METODE PENURUNAN SUHU BEKU (METODE KRIOSKOPIK)
Bbrp zat inert ex Nacl atau dektrosa ditambahkan kedlm larutan untuk
menurunkan suhu bekunya sesuai dg penurunan titik beku darah
( -0,52 ⁰C) lalu dibuat isotonis dengan penambahan eksepien inert
Contoh
1. Hitunglah jumlah natrium khlorida yg dibutuhkan untuk membuat 100 ml larutan
2 % Physostigmin salisilat isotonis diketahui larutan 0,9 % natrium khlorida
adalah isotonis dan membeku pd suhu -0,52 ⁰C
Penyelesaian :
Penurunan suhu beku larutan 2 % Physostigmin salisilat
= 2 X 0,08 ⁰C = 0,16⁰C

Penurunan suhu beku yg harus dicapai dg penambahan natrium khlorida adalah


0,52 ⁰C – 0,16 ⁰C = 0,36 ⁰C

Persentase natrium khlorida yg dibutuhkan adalah


0,36 /0,52 X 0,9 % = 0,62 % gram / 100 ml.
Metode ekivalensi (E) natrium Klorida
Physostigmin salisilat (2 g/100 ml) adalah
ekivalen dg 2 x 0,13 (E) = 0,26 /100 ml
NaCl.
0,9 – 0,26 = 0,64 gram / 100 ml .
• Hitunglah jumlah natrium khlorida yg dibutuhkan untuk
membuat 100 ml larutan injeksi ISDN 900 mg yang
mengandung 1 mg/10 ml jika larutan tsb menunjukkan
osmolaritas 140 mili osmol. Bahan baku ISDN untuk injeksi
diencerkan dg NaCL dan dekstrosa
• Penyelesaian :
Larutan injeksi 1 mg / 10 ml menunjukkan 140 mili osmol
perliter.

Larutan isotonis menunjukkan 286 miliosmol perliter.

Kekurangan tonisitas adalah 286 mili osmol perliter -140 mili


osmol perliter = 146 mili osmol perliter

Ekivalensi terhadap NaCl adalah 146 / 286 X 900 mg =


459,44 mg per 100 ml larutan injeksi ISDN 1 mg/10 ml
Metode White-vincent
• Melibatkan perhitungan kuantitas air yang
dibutuhkan untuk membuat suatu larutan
isotonik untuk sejumlah tertentu obat
diikuti dengan pengenceran menggunakan
larutan isotonik sampai tercapai volume
yang dibutuhkan. Metode ini memudahkan
pembuatan sediaan parenteral dan obat
mata dengan cara sederhana.
• Buatlah 100 ml larutan 2% physostigmin
salisilat isotonik dengan darah. Dg E
physostigmin salisilat = 0,13, volume air
yang dibutuhkan untuk membuat larutan
isotonik adalah
• V = WE 100/0,9 = 111,1 WE
• V = 2 gram x 0,13 x 111,1 ml/g = 28,886
ml.
• Larutan ini dpt diencerkan dg 71,114 ml
larutan isotonik untuk dpt menghasilkan
100 ml larutan 2 % phytostimin salisilat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai