Anda di halaman 1dari 19

katarak

Kelompok 9
1.Marthatio Lenta Nauli Simbolo
2.Panji Sonjaya
3.Putri Amelia Sampurno
4.Wawat Kusumawari
PENGERTIAN K A T A R A
K

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya


jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat
timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital) Dapat juga
berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit
sistemis, pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari yang
lama, atau kelainan mata yang lain (seperti uveitis anterior)
(Smeltzer, 2001) Hal 1996.
Jenis-Jenik Katarak

K ATA R A K
K ATA R A K
TERKAIT USIA ( K ATA R A
K K O M P L I K ATA
S E NIL I S)

K ATA R A K AKIBAT
K ATA R A K PEN YA K I T SI STEM I
ANAK- ANAK. K

K ATA R A K
TRA U M ATI
K
Etiologi
Penyebab utama katarak adalah penuaan, Katarak dimulai
dari nukleus, korteks, dan subkapsularis lensa. Dengan menjadi
tuanya seseorang maka lensa mata akan
kekurangan air dan menjadi lebih padat, Lensa akan menjadi
keras pada bagian
tengahnya, sehingga kemampuannya memfokuskan
benda dekat berkurang. Hal ini
mulai terlihat pada usia 45 tahun dimana mulai timbul
kesukaran melihat dekat (presbiopia).
Pada usia 6 0 tahun hampir 60% mulai mengalami
katarak atau lensa keruh.
Berbagai
lanjutan
faktor dapat mengakibatkan
tumbuhnyakatarak lebih cepat

1.Diabetes melitus
2. obat tertentu
3. sinar ultra violet B dari cahay
matahari
4. efek racun dari merokok
5. alkohol
6. kurang vitamin E
7. radang menahun di dalam bola mata
Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,


transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan
refraksi yang besar.Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan,dan mengalami
Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,
sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya
cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein
lensa normal terjadi disertai influks air kedalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.
Manifestasi KATARAK
DIDIAGNOSIS TERUTAMADENGAN GEJALA
Klini SUBJEKTIF. BIASANYA, PASIEN
MELAPORKAN PENURUNAN
k KETAJAMAN FUNGSI PENGLIHATAN, SILAU,
DAN GANGGUAN FUNGSIONALSAMPAI
DERAJAT TERTENTU YANGDIAKIBATKAN
KARENA
KEHILANGAN PENGLIHATAN TADI,
TEMUAN OBJEKTIF
BIASANYAMELIPUTI PENGEMBUNAN
SEPERTI MUTIARAKEABUANPADAPUPIL
SEHINGGA
RETINATAKAKANTAMPAK DENGAN
OFTALMOSKOP
Penatalaksanaa
n

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak,Beberapa
penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah keruhnya lensa
untuk menjadi katarak,Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah
ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Tajam penglihatan dikaitkandengan tugas sehari-hari penderita. Digunakan nama
insipien, imatur, matur,dan
hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat
terjadi,Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensadan
penggantian
lensa dengan implantplastik,Operasi
dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau sklera
anterior,diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata)
katarakekatrakapsular
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN
KATARAK
Kasus:
Seorang perempuan Ny. Y berusia 35 tahun mengeluh
penglihatannya kabur, dan pada siang hari penglihatannya
serasa silau. Sebelum terjadinya keluhan seperti ini,
pasien aktivitasnya aktif, sering jalan keluar walaupun
kondisi matahari masih terik, sedangkan sudah adanya
kejadian seperti ini pasien jarang terlihat keluar rumah,
pasien lebih banyak berdiam diri diluar. Hasil
pemeriksaan fisik: TD: 110/90mmHg, N:100x/menit,
RR:24x/menit, S: 37˚ C.
ANALISA DATA
Tanda Dan Gejala Etiologi Masalah
DS:
1.Pasien mengatakan Mata tanpa Katarak
penglihatannya kabur/tidak jelas pelindung terkena
2.Pasien merasakan rasa tidak sinar matahari dalam
nyaman saat melihat, kesulitan waktu yang cukup
menfokuskan penglihatan. lama.
DO:
1.Pada daerah pupil terdapat
pengembunan seperti mutiara
keabuan.
2. Keadaan umum pasien:
-TD:110/90 mmHg
-N: 100x/menit,
-RR: 24x/menit
-Suhu: 37˚C
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 12 maret 2015 b.Riwayat kesehatan
pada pukul 08:00 WIB dirumah sakit dengan Perawat menghubungkan riwayat katarak dengan kategori berikut:
metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik a.Aktivitas/ istirahat
dan catatan medis pasien. Gejala: perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
A.Pengumpulan data: gangguan penglihatan.
a.Identitas pasien b.Makanan/cairan
1.Nama : Ny. Y Gejala: muntah/mual
: 35 Tahun c.Neuronsensori
2.Umur : Perempuan Gejala: gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang
3.Jenis kelamin : Menikah menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
4.Status : Jawa kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap
5.Suku bangsa : Islam (katarak), pengliahatan kabur, tampak lingkar cahaya, kehilangan
6.Agama : SMK penglihatan perifer, fotopobia. Perubahan kacamata/pengobatan tidak
7.Pendidikan : Wiraswasta memperbaiki penglihatan.
8.Pekerjaan : Jl.Hj, saikin No.202 Tanda: tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil(katarak). Pupil
9.Alamat
10.Nomor telepon : menyempit dan merah dengan kornea berawan, peningkatan air
02193795640 11.Nomor reg: mata.
12345678 d.Nyeri
Gejala: ketidaknyamanan ringan/mata berair.
e.Penyuluhan/pembelajaran
Lanjutan
B.Pemeriksaan fisik Rambut:
A.Kedaan umum: baik a.Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata
B.Tanda - tanda vital b.Bau : khas
Suhu tubuh: 37 C c.Warna kulit wajah : sawo matang
TD: 110/90 mmHg d.Warna kulit : sawo matang
TB: 160 cm tubuh e.Struktur : simetris
N: 100x/mnt wajah b.Mata
RR: a.Kelengkapan dan simetris: lengkap dan simetris
24x/mnt b.Palpebra: palpebra sebelah kanan oedema
BB: 60 Kg c.Konjungtiva dan sclera: konjungtiva tidak simetris dan sclera tidak
C.Pemeriksaan kepala dan leher ikterik
a.Kepala dan rambut d.Pupil: kontriksi terhadap cahaya
Kepala:
a.Bentuk : lonjong e.Cornea dan iris: -
b.Ubun ubun : tertutup oleh rambut f.Visus: 6/6
c.Kulit kepala : tidak ada lesi g.Tekanan bola mata: -
Diagnosa keperawatan post operasi
1.Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan intraokuler
2.Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif
(bedah pengangkatan katarak)
Intervensi Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan 1. Diskusikan apa yang terjadi pada pascaoperasi 1. Membantu mengurangi rasa takut dan
meningkatkan kerjasama dalam pembatasan
asuhan keperawatan tentang nyeri, pembatasan aktivitas,
yang diperlukan
selama 3x24 jam penampilan, balutan mata. 2. Menurunkan stress pada area
diharapkan rasa nyeri 2. Batasi aktivitas seperti menggerakan kepala tiba operasi/menurunkan tekanan
membaik. tiba, menggaruk mata, membongkok intraokuler
KH: 3. Anjurkan menggunakan tehnik manajemen 3. Meningkatkan relaksasi dan
Skala nyeri: 1/10 stress, contoh: bimbingan imajinasi, visualisasi, koping, menurunkan TIO.
4. Digunakan melindungi dari cedera
Raut wajah: nafas dalam dan latihan relaksasi
kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
ceria 4. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi 5. Ketidak nyamanan mungkin karena
5. Minta pasien untuk membedakan antara ketidak prosedur pembedahan: nyeri akut
nyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba. menunjukan TIO dan atau pendarahan
Observasi hifema (pendarahan pada mata) Mualterjadi
muntahkarena
dapatperegangan
meningkatkan TIO
Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi: Menurunkan TIO bila terjadi peningkatan
Melumpuhkan otot siliar untuk di latasi dan
Antiemetik,contoh:proklorperazin(compazine),aset
istirahat iris setelah pembedahan
azolamid (diamox), sikloplegis. Analgesik, 6.Untuk ketidak nyamanan ringan
contoh:kodein, asetaminofen (tyenol). meningkatkan istirahat/mencegah gelisah,yang
dapat mempengaruhi TIO
Lanjutan
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2. Setelah dilakukan Diskusikan penting nya mencuci tangan 1. Menurunkan jumlah bakteri pada
1. asuhan keperawatan sebelum menyentuh atau mengobati mata tangan,mencegah kontaminasi area
diharapkan infeksi hilang 2. Gunakan tehnik yang tepat untuk operasi
dengan kriteria hasil: membersihkan mata dari dalam keluar dari tisu 2. Tehnik aseptik menurunkan resiko
basah untuk tiap usapan,ganti balutan dan penyebaran bakteri dan kontaminasi
masukan lensa kontak bila menggunakan silang
3. Tekankan penting nya tidak menyentuh atau 3. Mencegah kontaminasi dan kerusakan
menggaruk mata yang di operasi sisi operasi
4. Observasi diskusikan tanda terjadinya infeksi 4. Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah
misal nya: kemerahan prosedur dan memerlukan upaya
intervensi
Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi: 5. Sediaaan topikal di gunakan secara
1.Antibiotik (topikal,parenteral atau profilaksi,dimana trapi lebih agresif
subkonjungtiva) di perlukan bila terjadi inveksi
2.steroid 6. Di gunakan untuk menurunkan
inflamasi
Implementasi Dan Evaluasi
Keperawatan
Lanjutan

Anda mungkin juga menyukai