Kelompok 7 Kelas B
Adinda Ayu Rafika A. 1506722065 Sulastri Dachi 1506796196
Fransisca 1506725653 Yunita Sari 1506677351
Ilham Kurniawan Gumilang 1306479904 Zakiah Rahmayanti 1506721913
Reza Nur Fahmi 1506677566
PENDAHULUAN
Efek Makanan
• Penundaan pengosongan
lambung (waktu transit
gastrointestinal)
• Merangsang aliran empedu
• Mengubah pH gastrointestinal
• Berinteraksi dengan obat
Cmax, Tmax, dan first-pass effect
PELAKSANAAN UJI BE
SECARA FASTING DAN FED
Resolving the physiological conditions
JURNAL 1
in bioavailability and bioequivalence
studies: Comparison of fasted and fed
state
WAKTU TRANSIT
GASTROINTESTI Waktu transit GI yang diperoleh setelah kondisi puasa dan
NAL (GI) konsumsi SmartPill
Keterangan: GET – gastric emptying time, SBTT – small bowel transit time, CTT
– colon transit time. n = 9.
Schneider, F. et al. (2016). European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics Resolving the physiological conditions in bioavailability and bioequivalence
studies : Comparison of fasted and fed state. European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 108, 214–219. https://doi.org/10.1016/j.ejpb.2016.09.009
PH VALUE RESULT
Ilham Kurniawan Gumilang
PADA LAMBUNG • Nilai median pH awal selama 5
menit pertama setelah konsumsi
SmartPill bersama dengan 240 mL
air identik untuk kedua kelompok
penelitian (4,6)
• Nilai pH yang tinggi pada kondisi
puasa dapat terjadi karena ada
campuran air yang tertelan bersama
dengan cairan asam residu yang
hanya sekitar 30-50 mL di perut.
PADA LAMBUNG
• Obat terpapar pada kondisi yang
semakin asam untuk periode yang
lebih lama dalam keadaan fed.
• Pada konsumsi obat dalam keadaan
fasted, pengosongan lambung yang
terkadang cepat, mencegah obat
dari kontak dengan cairan asam
yang sangat pekat tetapi dengan
sekresi asam lambung yang
diencerkan oleh sisa air yang
tertelan.
PADA USUS HALUS• Peningkatan pH saat masuk ke
duodenum teramati.
• Untuk kedua kondisi, median nilai
pH selama 10% pertama dari transit
usus kecil adalah sekitar 1,5 unit pH
lebih rendah daripada yang diukur
selama 10% terakhir.
PADA USUS BESAR
• Pada kedua kelompok penelitian,
nilai pH di usus besar berfluktuasi
dari waktu ke waktu.
• Nilai pH maksimum 8,0 dan lebih
tinggi dapat diamati, sedangkan pH
juga menurun ke nilai sekitar 5,5
dalam periode waktu yang singkat.
HASIL TEKANAN
Pengukuran tekanan di sepanjang saluran GI menunjukkan
aktivitas tekanan yang tinggi terutama di dalam perut.
Tekanan tertinggi selama saluran usus kecil mencapai 103 mbar ± 65 mbar dalam
kondisi puasa.
Tekanan yang sesuai di usus besar sedikit lebih tinggi dan sebesar 140 mbar ± 75
mbar. Nilai yang sebanding diukur setelah pemberian makan SmartPill selama di
usus kecil (95 mbar ± 76 mbar) dan transit kolon (164 mbar ± 29 mbar).
HASIL NILAI TEMPERATUR
Dalam keadaan puasa, masa tinggal di lambung yang lebih pendek menghasilkan kenaikan
suhu yang lebih cepat, dengan demikian, suhu tubuh tercapai lebih awal.
Namun, dalam empat subjek suhu tubuh tercapai di dalam perut setelah puasa. Dengan
demikian, diperoleh profil suhu intragastrik setelah konsumsi 240 mL air pada suhu kamar.
Profil rata-rata yang dihasilkan mengikuti fungsi eksponensial dari 21,9 0C hingga 36,0 C
selama sekitar 20 menit (r2 = 0,991).
Profil suhu intragastrik dalam kondisi makan ditemukan lebih tidak konsisten dengan waktu
keseluruhan yang lebih pendek untuk mencapai suhu tubuh.
JURNAL 2
PENDAHULUAN
Bosentan adalah antagonis reseptor endotelin ganda (ERA) dengan afinitas untuk reseptor endotelin
A dan B (ETA dan ETB)
• Mengurangi resistensi pembuluh darah paru-paru dan sistemik, dan mengarah pada
peningkatan curah jantung tanpa meningkatkan denyut jantung
Digunakan pada pasien:
• Hipertensi Arteri Pulmonal Idiopatik (Pulmonary Arterial Hypertension)
• Penyakit Jaringan Konektif
• Hipertensi Pulmonal Tromboemboli Kronik (Chronic Thromboembolic Pulmonary
Hypertension)
• Penyakitobat
Merupakan Jantung Bawaanpada pasien dengan Hipertensi Arteri Pulmonal Idiopatik bergejala
lini pertama
sedang, Kelas Fungsional II dan III.
Tujuan
• Menetapkan Bioekivalensi dengan membandingkan bioavailabilitas dari dua formulasi tablet
BAHAN DAN
METODE
STUDI FORMULASI
Obat uji: Tablet Bosentan 125 mg, diproduksi dan
didistribusikan di Kolombia oleh Laboratorios Tecnoquímicas
S.A. Lot: EX4E01.
Obat pembanding: Tablet Tracleer® Bosentan 125 mg,
diproduksi dan didistribusikan oleh Actelion Pharmaceuticals &
Biotoscana. Lot: EP100P0104.
Sebelum melakukan penelitian in vivo Uji sifat fisikokimia
seperti penampilan, identifikasi zat aktif, keragaman bobot,
disolusi, dan penetapan kadar dilakukan untuk menyatakan
Pharmaceutical Equivalence dari produk obat ini
SUBJEK
Untuk studi kondisi puasa dan makan, terdiri dari 30 dan 29 sukarelawan sehat
Sebelumnya Dilakukan pemeriksaan medis dan uji laboratorium pada relawan
3 hari sebelum dan selama seluruh periode pengambilan sampel relawan tidak
boleh mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, dan semua makanan atau minuman yang
mengandung methylxanthine (Teh, Kopi, Coklat).
PEMBERIAN OBAT
Selama dirawat di
Studi fasting Studi fed
rumah sakit
• Puasa 10 jam • Sarapan dan 30 • 3x makanan
sebelum menit kemudian lengkap (sarapan,
pemberian 125 obat diberikan makan siang dan
mg dosis tunggal dalam dosis makan malam)
Bosentan dengan tunggal 125 mg • 2x makanan
200 mL air Bosentan dengan ringan (satu di
• 2 jam kemudian 200 mL air. pagi hari dan satu
diberi makanan. di sore hari)
Sampel darah venipuncture di tungkai superior dengan Vacutainer®
8 hari pencucian
Pemberian diulangi menyelesaikan empat periode studi untuk studi fasting dan fed.
METODE ANALISIS VALIDASI
Sesuai prosedur validasi metodologi bioanalitik yang dibuat oleh QUASFAR
M&F S.A. (PL-021)
kandungan bahan aktif, keseragaman unit dosis dan uji disolusi memenuhi spesifikasi
yang diperlukan untuk Pharmaceutical Equivalence
Metode analitik terbukti spesifik tidak ada gangguan yang muncul dari
komponen matriks yang ditemukan dalam identifikasi dan kuantifikasi dari
Bosentan.
Presisi
Koefisien variasi < 20% untuk kadar rendah (25 ng / mL)
< 15% untuk medium (100 ng / mL) dan kadar yang tinggi (500 ng / mL)
Akurasi
penyimpangan < 20% untuk kurva konsentrasi terendah,
< 15% untuk konsentrasi lainnya
Batas kuantifikasi : 25 ng / ml
Batas deteksi : 0,1 ng / mL.
DEMOGRAFI
29 volunteer orang Kolombia yang sehat yang menyelesaikan empat periode studi fasting
dan fed, termasuk dalam analisis farmakokinetik dan statistik.
PARAMETER FARMAKOKINETIK DARI PRODUK
UJI DAN PRODUK REFERENSI BOSENTAN
DENGAN DOSIS TUNGGAL ORAL 125 MG
UNTUK STUDI FASTING
PARAMETER FARMAKOKINETIK DARI PRODUK
UJI DAN PRODUK REFERENSI BOSENTAN
DENGAN DOSIS TUNGGAL ORAL 125 MG
UNTUK STUDI FED
Interval Kepercayaan 90% transformasi log parameter farmakokinetik dari
produk uji dan produk referensi Bosentan untuk studi fasting
Uji BE in
vivo (WHO)
Masalah Kebutuhan Pengujian
• Harga obat • Produk dengan • UJI
khasiat sama BIOEKIVAL
namun harga ENSI Kondisi Kondisi
lebih murah puasa makan
(Fasting) (Fed)
Desain Studi Metode Analitik
• Menyilang • Selektif
• 4 Periode • Presisi
• 2 Sekuens • Akurat
• Dosis tunggal • Tangguh
• 29 dari 30 sukarelawan melakukan uji hingga selesai dan tidak ada efek samping
yang parah.
• Periode washout dilakukan lebih dari yang direkomendasikan, yaitu 7x waktu
paruh eliminasi terjamin tidak ada zat sisa antar periode.
• Kurva kedua formulasi pada kedua kondisi mirip
• Terjadi peningkatan penyerapan obat pada kondisi makan pada kedua formulasi
• Parameter biofarmasetik berada dalam rentang persyaratan FDA dan EMA (80,00 – 125,00%)
KESIMPULAN
Interval kepercayaan untuk AUC dan rasio Cmaks antara formulasi obat
uji dan produk referensi Bosentan berada dalam rentang Bioekivalen.