Anda di halaman 1dari 2

4.

Patofisiologi BPH

Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya BPH adalah :

1. Laki-laki yang memiliki usia ≥ 50 tahun memiliki risiko sebesar dibanding dengan laki-laki yang
berusia < 50 tahun. Perubahan karena pengaruh usia tua menurunkan kemampuan buli-buli
dalam mempertahankan aliran urine pada proses adaptasi oleh adanya obstruksi karena
pembesaran prostat
2. Kebiasaan merokok menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan merokok
mempunyai risiko BPH lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan merokok.
Nikotin dan konitin (produk pemecahan nikotin) pada rokok meningkatkan aktifitas enzim perusak
androgen, sehingga menyebabkan penurunan kadar testosteron.
3. Frekuensi yang rendah dalam mengkonsumsi makanan berserat memiliki risiko yang lebih besar
untuk terkena BPH. Mekanisme pencegahan dengan diet makanan berserat terjadi akibat dari
waktu transit makanan yang dicernakan cukup lama di usus besar sehingga akan mencegah
proses inisiasi atau mutasi materi genetik di dalam inti sel. .
4. Patofisiologi BPH

BPH terjadi pada zona transisi prostat, dimana sel stroma dan sel epitel berinteraksi. Sel sel ini
pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seks dan respon sitokin. Di dalam prostat, testosteron
diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT), DHT merupakan androgen dianggap sebagai mediator
utama munculnya BPH ini. Pada penderita ini hormon DHT sangat tinggi dalam jaringan prostat.
Sitokin berpengaruh pada pembesaran prostat dengan memicu respon inflamasi dengan menginduksi
epitel. Prostat membesar karena hyperplasia sehingga terjadi penyempitan uretra yang
mengakibatkan aliran urin melemah dan gejala obstruktif yaitu : hiperaktif kandung kemih, inflamasi,
pancaran miksi lemah (Skinder et al, 2016). Penyebab BPH masih belum jelas, namun mekanisme
patofisiologinya diduga kuat terkait aktivitas hormon Dihidrotestosteron (DHT).
DHT merupakan suatu androgen yang berasal dari testosteron melaui kerja enzim 5α-reductase
dan metabolitnya, 5α- androstanediol merupakan pemicu utama terjadinyaa poliferase kelenjar pada
pasien BPH. Pengubahan testosteron menjadi DHT diperantai oleh enzim 5αreductase. Ada dua tipe
enzim 5α-reductase, tipe pertama terdapat pada 10 folikel rambut, kulit kepala bagian depan, liver
dan kulit. Tipe kedua terdapat pada prostat, jaringan genital, dan kulit kepala. Pada jaringanjaringan
target DHT menyebaabkan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar prostat (Mc Vary et al, 2010).

Anda mungkin juga menyukai