Anda di halaman 1dari 13

Pengobatan islami

kontroversi pengobatan dengan menggunakan

bahan dasar TOKE (Gecko Gecko)


Kelompok 3 Kelas 2A :
• Abdul Haris (1904277001)
• Faizal Akbar (1904277010)
• Iis widayati (1904277015)
• Muhammad iqbal (1904277019)
• Nabila Putri P (1904277021)
• Pelita Rahman (1904277024)
• Rifki M Firdaus (1904277026)
• Riki Martin (1904277027)
• Santi Agustina (1904277030)
• Silva Nurfadilah (1904277031)
Toke dan khasiat yang dimilikinya
Toke merupakan salah satu reptile yang digunakan sebagai obat tradisional
China yang diketahui mempunyai kemampuan sebagai antitumor. Serbuk toke
dan kemampuannya dalam menghambat prolierasi serat memacu apoptosis sel
WiDR. Toke yang digunakan dalam bentuk sediaan kering yang telah melalui
proses penghalusan dam menghasilkan serbuk tokek yang halus. Serbuk tokek
dapat menghambat proliferasi dan memacu apoptosis sel tumor esophagus
secara in vitromenggunakan serum tikus yang telah diperlakukan dengan
bubuk tokek per oral.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek
sitotoksik serbuk tokek dari bagian tubuh yang berbeda dan kemampuannya
dalam menghambat proliferasi serta memacu apoptosis sel kanker kolon
WiDr.
Selain digunakan sebagai obat oral. Tokekk juga dipakai untuk sediaan salep, dengan cara
di ektraksi dan diambil sari dari tokek. Air tokek atau sari tokek mengandung 11 jenis
senyawa kimia yaitu sebelas macam senyawa asam amino, yaitu asam aspartam, asam
glutamat, serin, glisin, arginin, alanin, valin, phenylalanin, isoleusin, leusin,dan lisin. Asam
amino merupakan “building blocks” dalam pembentukan protein. Sistem limfosit, leukosit,
fagosit, monosit, makrofag dan sel imun terdiri dari protein yang diperlukan untuk
memulai respon inflamasi dalam proses penyembuhan. Pasokan protein yang cukup
berperan dalam sintesis kolagen, sehingga meningkatkan produksi fibroblast, proliferasi
sel epidermal, dan integritas kulit
Daging toke yang telah dibuatkan serbuk juga
sering dijadikan sediaan kapsul dan bahkan telah
dikembangkan sebagai obat gatal gatal atau ruam
kulit dan penyakit asma bahkan sebagai
penambahan vitalitas pada laki laki. Tetapi masih
jadi bahan riset karena belum ada penelitian yang
pasti akan kebenaran khasiat dari tokek tersebut.
Pengobatan menggunakan media
tokek menurut pandangan islam
Menurut kaidah Fiqhiyyah, status hukum mengonsumsi tokek itu
termasuk masalah Khilafiyah. Para ulama berbeda pendapat. Ada
ulama yang menghalalkan, namun ada pula yang
mengharamkannya. Bagi yang menghalalkannya, mereka
mengemukakan argumen/ alasan bahwa segala sesuatu yang
diharamkan oleh Allah maupun Rasul-Nya itu sudah dijelaskan
semuanya di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Dan selebihnya
dari itu masuk dalam pengertian bahwa semua yang diciptakan
Allah adalah untuk kepentingan dan kemanfaatan manusia.
DALAM QS AL BAQARAH AYAT 29 :

Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di


bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu
Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu
Berdasarkan Qs Al-Baqarah ayat 29, penggunaan tokek sebagai konsumsi atau pengobatan
sepanjang tak ada dalil yang melarang maka diperbolehkan.
Tapi ada sebagian yang berpendapat tokek itu tidak boleh dikonsumsi. Mereka beralasan,
binatang ini termasuk kelompok “Khobaits”, yang menjijikkan atau kotor. Juga
apakah ia termasuk binatang yang bertaring dan memangsa. Sebab, kalau bertaring,
maka ia termasuk hewan yang dilarang untuk dikonsumsi. Berkenaan dengan
pertanyaan ini, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut oleh para ahli/ilmuwan
bidang kehewanan
penggunaan atau memakannya untuk obat, pertama harus dipahami sebagai kasus
yang bersifat individual. Yang bersangkutan benar-benar telah berusaha
mencari dan menggunakan obat yang memungkinkan, namun ternyata belum
juga berhasil. Dikhawatirkan penyakitnya akan menjadi lebih parah, sehingga
menggunakan atau mengonsumsi tokek sebagai obat. Itu bisa disebut sebagai
kondisi “Dhorurot”, atau “Haajiyaat”, sangat dibutuhkan. Sesuai dengan kaidah
Fiqhiyyah, “Adh-dhoruratu tubiihul-mahdzurot”.
 
Kondisi dhorurot itu berlaku, kalau hal/obat yang halal benar-benar tidak dapat ditemukan.
Pertanyaannya sekarang, apakah para ahli farmasi telah berusaha mencari, meneliti, dan
mengkaji bahan-bahan untuk obat yang akan digunakan benar-benar terjamin kehalalannya
menurut kaidah syariah. Kalau belum, maka tentu menjadi kewajiban para ahli yang Muslim
untuk melakukannya, guna memenuhi kebutuhan umat akan obat yang sangat penting ini. Dan
kalaupun bersifat dhorurot, maka kebolehan untuk mengonsumsinya hanya bersifat sementara,
sekedar buat obat. Tidak boleh menjadi konsumsi yang lazim, seperti dibuat-diolah jadi Sate
Tokek dan dimakan harian.
 
Terkait dengan hal ini, perlu dipahami, ada perbedaan pendapat (khilafiyah) di kalangan ulama
mengenai hukum berobat (at-tadaawi/al-mudaawah) dengan benda najis dan haram. Ada ulama
yang mengharamkannya, seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Disebutkan dalam hadits
Rasulullah saw: “Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat bagimu pada apa-apa yang
diharamkankan Allah atasmu.” (HR. Bukhari dan Baihaqi).
 
Dalam hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda pula, “Sesungguhnya Allah menurunkan
penyakit dan obat, dan menjadikan setiap penyakit ada obatnya. Hendaklah kalian
berobat, dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Abu
Dawud). Namun ada pula pendapat yang membolehkan sementara, penggunaan obat
dari bahan yang haram. Tapi kebolehan ini terbatas hanya dalam keadaan darurat,
seperti pendapat Yusuf Al-Qaradhawi. Sebagaimana telah pula dijelaskan di atas.
 
Bagaimanapun juga, secara sederhana, kita patut mengingatkan dan menyarankan, agar
mengonsumsi atau menggunakan obat yang telah jelas kehalalannya. Jangan berbuat
yang menyerempet-nyerempet resiko bahaya, atau yang tidak jelas (dianggap
meragukan) status kehalalannya. Karena mengonsumsi yang halal itu merupakan
perintah agama yang harus/wajib diikuti.
 
Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah bahwa aspek bahaya dan/atau manfaat ini
harus didasarkan pada bukti hasil penelitian ilmiah kedokteran yang dapat
dipertanggung-jawabkan secara medis-klinis
kesimpulan
• Toke dapat digunakan sebagai obat kulit, tumor, asma dan vitalitas

• Dari segi agama masih terjadi perbedaan ada yang memperbolehkan ada juga yang tidak
memperbolehkan.

• Tetapi apabila tak dalil yang berkaitan dengan tokek maka diperbolehkan
Terima kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai