MATERNITAS
MATERI BANK DARAH TALI PUSAT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peneliti di dunia kedokteran telah menemukan bahwa darah tali pusat sangat kaya akan sel induk pembentuk darah
atau haemeatopoietik stem cells yang mampu memproduksi sel-sel darah merah, sel darah putih maupun keping
darah. Oleh karena itu sel induk ini dapat mengganti sel-sel darah yang telah rusak karena suatu penyakit, terapi, atau
obat. Sejak tahun 1988 transplantasi darah tali pusat menjadi alternatif pengganti transplantasi sumsum tulang yang
biasa dilakukan pada penderita penyakit leukemia, talasemia, atau penyakit kelainan darah lainnya.
Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat, maka sekarang ini di banyak Negara
sudah ada bank khusus yang menyediakan jasa penyimpanan sel induk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti,
akhirnya Indonesia memiliki bank darah tali pusat sendiri. Kehadiran bank darah tali pusat di Indonesia memenuhi
harapan banyak kalangan yang peduli akan masa depan kesehatan anak-anak mereka.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mengetahui Trend & Issue yang berkaitan dengan bank darah tali pusat.
b) Tujuan Khusus
Menurut National Marrow Donor Program (NMDP) USA, sampai saat ini stem cell yang
terkandung di darah tali pusat, sudah bisa mengobati 72 penyakit seperti kanker,
kerusakan pada sumsum tulang belakang, kelainan pada darah, dan penyakit yang
berhubungan dengan metabolisme tubuh.
Selain itu, yang memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya pemiliknya, tetapi juga
bisa digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan mempunyai kecocokan
dalam struktur gen dan golongan darah tingkat kecocokan darah tali pusat akan
berbeda untuk setiap anggota keluarga.
Metode pengobatan ini dilakukan dengan mentransplantasikan stem cell ke organ
yang rusak.
C. Proses Pengambilan dan Penyimpanan Bank Darah Tali Pusat
Darah tali pusat diambil setelah tali pusat dipotong dan diekstraksi dari ujung tali pusat plasenta. Jumlah yang
diambil bervariasi, antara 50-100 mL, dengan asumsi dalam 50-65 mL terdapat lebih dari 800 juta stem sel.
ada 2 metode pada pengambilan darah tali pusat yaitu dengan menggunakan kantung darah (system tertutup) dan
Untuk mencegah terjadinya pembekuan pada darah tali pusat, anti koagulan harus di tambahkan sewaktu
pengambilan.
Guna memastikan ada cukup sel untuk transplantasi, jumlah darah yang diambil dari tali pusat minimal 75 mL.
Setelah pengambilan, darah tali pusat dibawa ke laboratorium, diproses, dan disimpan dalam bentuk cryo
unit darah tali pusat pelan-pelan didinginkan sampai -90 derajat Celcius lalu dimasukan ke tank nitrogen cair yang
akan menjaga unit tali pusat beku pada suhu -196 derajat Celcius.
D. Tranplantasi sel Induk darah tali pusat
saat transplantasi factor terpenting yang menentukan keberhasilan adalah jumlah sel
bukan pada volume
Pada saat transplantasi, sel induk darah tali pusat di cairkan terlebih dahulu dari suhu
-1960⁰C dan di transfusikan melalui vena si penderita.
E. Efek Samping
Pengobatan yang menggunakan darah plasenta memiliki efek samping yang lebih sedikit
dan lebih murah daripada transplantasi sumsum tulang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat, maka sekarang ini di banyak Negara sudah
ada bank khusus yang menyediakan jasa penyimpanan sel induk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti, akhirnya
Indonesia memiliki bank darah tali pusat sendiri. Kehadiran bank darah tali pusat di Indonesia memenuhi harapan
banyak kalangan yang peduli akan masa depan kesehatan anak- anak mereka.
B . Saran
Mengadakan seminar, workshop atau pelatihan atau kursus terutama untuk perawat tentang bank darah tali pusat ini
yang bertujuan untuk meningkatkan manfaat dari bank darah tali pusat.
Terimakasih