Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EVIDENCE BASED PRACTICE TREND & ISSUE KEPERAWATAN

MATERNITAS
MATERI BANK DARAH TALI PUSAT

EIDHIL MUTHI( 11202073 )


EVELYN LOSUNG( 11202079 )
HESTI ARUM WAHYUNI( 11202089 )
MUHAMMAD ANDRI WAHYUDI( 11202101 )
PRAMESTI WIDYA NINGTYAS( 11202110 )
RETAIN MONALISA HUTABARAT( 11202112 )
SISWANTO( 11202116 )

UTAMI PUTU WIJAYANTI( 11202127 )


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peneliti di dunia kedokteran telah menemukan bahwa darah tali pusat sangat kaya akan sel induk pembentuk darah
atau haemeatopoietik stem cells yang mampu memproduksi sel-sel darah merah, sel darah putih maupun keping
darah. Oleh karena itu sel induk ini dapat mengganti sel-sel darah yang telah rusak karena suatu penyakit, terapi, atau
obat. Sejak tahun 1988 transplantasi darah tali pusat menjadi alternatif pengganti transplantasi sumsum tulang yang
biasa dilakukan pada penderita penyakit leukemia, talasemia, atau penyakit kelainan darah lainnya.

Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat, maka sekarang ini di banyak Negara
sudah ada bank khusus yang menyediakan jasa penyimpanan sel induk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti,
akhirnya Indonesia memiliki bank darah tali pusat sendiri. Kehadiran bank darah tali pusat di Indonesia memenuhi
harapan banyak kalangan yang peduli akan masa depan kesehatan anak-anak mereka.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum

Mengetahui Trend & Issue yang berkaitan dengan bank darah tali pusat.
b) Tujuan Khusus

1) Mengetahui sejarah adanya bank darah tali pusat.

2) Mengetahui manfaat pengguanaan bank darah tali pusat.

3) Mengetahui proses pengambilan dan penyimpanan bank darah tali pusat.

4) Mengetahui efek samping dari penggunaan bank darah tali pusat.


KONSEP TEORI

A. Sejarah Bank Darah Tali Pusat (CORD BLOOD)


 Dari zaman dahulu sudah tersebar mitos bahwa sisa tali pusat bayi yang dikeringkan, bisa dipergunakan untuk
mengobati pemiliknya bila sedang sakit parah
 Baru 1963, lewat penelitian kedokteran terungkap, yang bisa dipergunakan untuk mengobati penyakit bukan tali
pusatnya, tetapi darah yang diambil dari tali pusat itu beberapa saat setelah bayi dilahirkan.
 Darah tali pusat (umbilical cord blood ) bisa digunakan untuk terapi, karena mengandung stem cell (sel induk) yang
mampu memproduksi sel-sel darah baru seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Stem cell juga
mampu memperbaiki sistem kekebalan tubuh sampai menggantikan jaringan yang rusak.
 Sebenarnya, stem cell bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu stem cell embrionik (embryonic stem cell) dan stem cell
dewasa ( haemopoietic stem cell).
 Sebelum bank darah tali pusat ini hadir di Indonesia, kebanyakan masyarakat Indonesia menyimpan darah tali
pusatnya di Singapura dan Malaysia. Di tahun 2006, sudah ada sekitar 100 orang Indonesia yang menyimpan tali
pusatnya di Cordlife Singapura.
 Bank penyimpanan darah tali pusat pertama di Indonesia diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI periode 2004-2009,
Siti Fadilah Supari pada tanggal 14 Oktober 2006.
B. Manfaat Bank Darah Tali Pusat

 Menurut National Marrow Donor Program (NMDP) USA, sampai saat ini stem cell yang
terkandung di darah tali pusat, sudah bisa mengobati 72 penyakit seperti kanker,
kerusakan pada sumsum tulang belakang, kelainan pada darah, dan penyakit yang
berhubungan dengan metabolisme tubuh.
 Selain itu, yang memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya pemiliknya, tetapi juga
bisa digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan mempunyai kecocokan
dalam struktur gen dan golongan darah tingkat kecocokan darah tali pusat akan
berbeda untuk setiap anggota keluarga.
 Metode pengobatan ini dilakukan dengan mentransplantasikan stem cell ke organ
yang rusak.
C. Proses Pengambilan dan Penyimpanan Bank Darah Tali Pusat

 Darah tali pusat diambil setelah tali pusat dipotong dan diekstraksi dari ujung tali pusat plasenta. Jumlah yang

diambil bervariasi, antara 50-100 mL, dengan asumsi dalam 50-65 mL terdapat lebih dari 800 juta stem sel.

 ada 2 metode pada pengambilan darah tali pusat yaitu dengan menggunakan kantung darah (system tertutup) dan

jarum suntik (system terbuka).

 Untuk mencegah terjadinya pembekuan pada darah tali pusat, anti koagulan harus di tambahkan sewaktu

pengambilan.

 Guna memastikan ada cukup sel untuk transplantasi, jumlah darah yang diambil dari tali pusat minimal 75 mL.

Setelah pengambilan, darah tali pusat dibawa ke laboratorium, diproses, dan disimpan dalam bentuk cryo

 unit darah tali pusat pelan-pelan didinginkan sampai -90 derajat Celcius lalu dimasukan ke tank nitrogen cair yang

akan menjaga unit tali pusat beku pada suhu -196 derajat Celcius.
D. Tranplantasi sel Induk darah tali pusat
 saat transplantasi factor terpenting yang menentukan keberhasilan adalah jumlah sel
bukan pada volume
 Pada saat transplantasi, sel induk darah tali pusat di cairkan terlebih dahulu dari suhu
-1960⁰C dan di transfusikan melalui vena si penderita.

E. Efek Samping
 Pengobatan yang menggunakan darah plasenta memiliki efek samping yang lebih sedikit
dan lebih murah daripada transplantasi sumsum tulang.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat, maka sekarang ini di banyak Negara sudah
ada bank khusus yang menyediakan jasa penyimpanan sel induk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti, akhirnya
Indonesia memiliki bank darah tali pusat sendiri. Kehadiran bank darah tali pusat di Indonesia memenuhi harapan
banyak kalangan yang peduli akan masa depan kesehatan anak- anak mereka.

B . Saran
Mengadakan seminar, workshop atau pelatihan atau kursus terutama untuk perawat tentang bank darah tali pusat ini
yang bertujuan untuk meningkatkan manfaat dari bank darah tali pusat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai