Anda di halaman 1dari 12

MENCIPTAKAN

KELUARGA YANG
BERKARAKTER
AZKIYA SITI LATIFAH
WIDA AULIA SILVIANA
YUSELA
PENGERTIAN
Secara etimologis keluarga berasal dari bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti “anggota” adalah
kelompok manusia yang terdiri dari anggota-anggota keluarga, anggota tersebut dapat pula banyak atau berasal dari
lingkungan keluarga terdekat yang masih memiliki hubungan darah.

Keluarga dalam bahasa Arab disebut ahlun, selain kata ahlun kata yang memiliki arti keluarga aali, asyirah, dan qurbaa. Kata
ahlun berasal dari kata ahila yang berarti senang, suka, atau ramah. Menurut pendapat lain, kata ahlun berasal dari ahala yang
berarti menikah (Ahmad Mukhtar Umar, 2008: 135)
Menurut konsep Islam, keluarga adalah satu kesatuan hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui akad nikah menurut
ajaran Islam. Dengan adanya ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan yang dihasilkan menjadi sah
secara hukum agama (Aunur Rahim Faqih, 2001: 70)
FUNGSI KELUARGA

FUNGSI FUNGSI CINTA


FUNGSI DAN KASIH
PERLINDUNGA
AGAMA SAYANG
N

FUNGSI FUNGSI
SOSIAL FUNGSI SOSIALISASI
BUDAYA REPRODUKSI DAN
PENDIDIKAN

FUNGSI
FUNGSI
PEMBINAAN
EKONOMI
LINGKUNGAN
Peran pendidikan keluarga dalam membentuk
kepribadian anak yang berkarakter
Penentuan cara dalam mendidik karakter ini pun berbedabeda dari setiap orangtua berdasar
dari apa yang menurut merekasekiranya tepat jika diterapkan untuk mendidik karakter anak-
anak mereka. Tetapi meski terlihat berbeda, prinsip mereka cenderung sama, yaitu dengan
menggunakan cara memahami anak terlebih dulu sebelum menciptakan sauatu cara dalam
mendidik karakter anak-anak mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat dasar
anak mereka karena mereka beranggapan dengan mengetahui sifat anak maka mereka bisa
menyesuaikan diri dalam mendidik anak tersebut dengan cara didik yang tepat
STRATEGI MENDIDIK ANAK
BERKARAKTER DI SEKOLAH
 Ketika komponen sekolah tersebut sepenuhya melaksanakan nilai-nilai (karakter) tertentu (prioritas), maka setiap nilai
yang akan di tanamkan atau di praktikkan terebut harus senantiasa di sampaikan oleh guru melalui pembelajaran secara
langsung atau mengintegrasikannya kedalam setiap mata pelajaran.

 Nilai-nilai prioritas tersebut selanjutnya di modelkan atau melalui di teladankan secara teratur dan berkesinambungan
oleh semua warga sekolah
 Selanjutnya nilai-nilaiitu harus di perkuat oleh penataan lingkungan dan kegiatan-kegiatan di lingkungan sekolah .
 Pembiasaan, pembiasaan ini dapat di lakukan sekolah dengan berbagai cara dan menyangkut disiplin waktu,etika
berpakaian,etika social,pergaulan, perlakuan siswa terhadap lingkungan dan begitupun pada guru sebaliknya. Adanya
disiplin dalam suatu Lembaga Pendidikan merupakan langah yang strategis dalam membentuk karakter Bersama.
Membangun Kemitraan Sekolah dan Orangtua dalam Pengembangan
Karakter Anak.

Orang tua sebagai guru yang sukarela dan bersedia tanpa biaya atau tanpa batas melakukan program
kampanye seperti tiap bulan pendidik melakukan kunjungan kepada orang tua untuk memberikan
tugas ringan untuk dilakukan anak-anak seperti bermain puzzle. Orang tua mengamati anak bermain
dan membantu mereka untuk belajar. Selain itu, program kampanye melakukan pertemuan sharing
antar orang tua anak dengan orang tua anak sebayanya

TUJUAN KEMITRAAN

1. Mendidik para guru tentang peranan mereka dalam mempromosikan keterlibatan orang tua secara lebih besar.
2. Berbagi informasi dengan sekolah mengenai bagaimana mereka dapat meningkatkan komunikasi antara rumah dan
sekolah.

3. Mendapatka informasi secara langsung dri orang tua mengenai peran mereka dalam pendidikan anak mereka .
beberapa peran sekolah dan orang tua diantaranya sebagai berikut:

 Sebuah kampanye nasional yang menyoroti semua cara dimana orang tua adalah agen penting bagi anak-anak

 Kebijakan pemerintah, seperti cuti orang tua yang mendukung ikatan antara orang tua dan kehidupan keluarga

 Menyajikan survei nilai dari ornag tua untuk mengidentifikasi kualitas karakter yang mereka ingin kembangkan dalam anak
mereka

 Mengadakan loka karya berbasis sekolah bagi keahlian menjadi orang tua (mengajarkan orang tua begaimana membantu anak
meraka melakukan lebih baik dari sekedar yang dilakukan di sekolah)

 Adanya materi pembahasan nilai berbasis rumah, diberikan pada orang tua yang membangun pelajaran di kelas

 Sekolah membantu jaringan orang tua untuk membahas urusan-urusan umum


Strategi pemberdayaan keluarga bagi pendidikan karakter
anak
1. KARAKTER DENGAN ORANGTUA

Al-Quran menggambarkan penderitaan orang tua yang sangat berat ketika melakukan pengasuhan terhadap anak-anaknya (QS.
Luqman [31]: 14). Di antara bentuk penghormatan kepada orang tua adalah:

a. Memanggil orang tua dengan panggilan yang menunjukkan rasa hormat, seperti bapak, ayah, papa, dan lain sebagainya

b. Berbicara dengan orang tua dengan lemah lembut (baik bahasanya maupun suaranya)

c. tidak mengucapkan kata-kata kasar atau kata-kata lain yang menyakitkan hati orang tua

d. Membantu kedua orang tua secara fisik dan material

e. Selalu mendoakan kedua orang tua


2.KARAKTER DENGAN ORANG YANG LEBIH TUA
Dalam rangka pembinaan hubungan baik (berkarakter) dengan orang yang lebih tua, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, di antaranya adalah:

a. Jika orang-orang yang lebih tua itu adalah saudara kita, maka kita harus memberikan penghormatan yang
sebaik-baiknya menaati perintahnya (yang tidak melanggar ajaran agama), membantunya, menjenguknya jika
sakit, dan sebagainya

b. Jika orang-orang yang lebih tua itu bukan saudara kita, maka kita tetap harus menghormatinya.
3. KARAKTER DENGAN ORANG YANG LEBIH MUDA
Yang harus kita lakukan dalam rangka berhubungan dengan orang-orang yang lebih muda adalah sebagai
berikut:

a. Jika mereka itu saudara kita, maka kita harus memberikan kasih sayang kita yang sepenuhnya dengan ikut
merawatnya, membimbingnya, mendidiknya, dan membantunya jika mereka membutuhkan bantuan kita. Tentu
saja apa yang kita lakukan ini dalam rangka membantu orang tua dalam mengasuh dan membesarkan mereka.

b. Jika mereka bukan saudara kita, kita tetap harus menyayangi mereka dengan menunjukkan kasih sayang kita
kepada mereka. Jangan sekali-kali kita menyakiti mereka dan melakukan sesuatu yang mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan mereka, baik dari segi fisik maupun mental atau kejiwaan mereka.
4.KARAKTER DENGAN TEMAN SEBAYA
Teman sebaya adalah orang-orang yang memiliki usia yang hampir sama dengan usia kita dan menjadi teman
atau sahabat kita. Kepada mereka ini kita harus dapat bergaul dengan sebaik-baiknya. Mereka ini adalah orang-
orang yang sehari-harinya bergaul dengan kita dan menemani kita baik di kala suka maupun di kala duka.
Beberapa contoh sikap terhadap teman sebaya:

Saling menyambung tali silaturrahim dengan merekadengan mempererat persahabatan dengan mereka.

Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga segala
macam bentuk kesalahfahaman dapat dihindari

Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang memiliki kelebihan menolong yang memiliki
kekurangan.

Bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada temanteman sebaya kita
Pentingnya keteladanan guru dan orang tua dalam pembentukan karakter anak

Peran keteladanan merupakan jantung dan jiwa dari sebuah program pembinaan karakter. Karakter yang baik perlu
diajarkan dari perspektif "lakukan seperti yang kulakukan" bukan "lakukan seperti saya katakan". Keteladanan
merupakan strategi yang biasa digunakan dalam pendidikan karakter. Ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk
menggunakan strategi ini, yaitu:
(1) guru atau orang tua harus berperan sebagai model yang baik bagi peserta didiknya atau anakanaknya, dan
(2) anak-anak harus meneladani orang terkenal yang berakhlak mulia misalnya Nabi Muhammad Saw (Titik Sunarti,
Zamroni & Darmiyati Zuchdi, 2014: 184-185).
Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik dan membina karakter. Keteladanan lebih
mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk tindakan nyata daripada sekedar berbicara menyampaikan materi
pelajaran tanpa aksi. Faktor penting dalam mendidik terletak pada keteladanan, tentunya keteladanan yang bersifat
multidimensi, yaitu keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan. Keteladanan bukan hanya sekedar memberikan
contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi juga menyangkut berbagai hal yang dapat diteladani. Keteladanan tersebut
termasuk kebiasaan-kebiasaan baik. Terdapat tiga unsur supaya seseorang dapat diteladani atau menjadi teladan, yaitu
kesiapan untuk dinilai, memiliki kompetensi, dan memiliki integritas moral yang baik (Dwi Yuni, 2014: 54).

Anda mungkin juga menyukai