H U B U N G A N P E N YA K I T K O M O R B I D
PA D A PA S I E N F R A K T U R T U L A N G
PA N J A N G L A N S I A T E R H A D A P L A M A
R AWA T I N A P P A S C A B E D A H D I R S U D
A B D U L WA H A B S J A H R A N I E S A M A R I N D A
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
. normal tulang. Jika terjadi fraktur maka kemungkinan besar jaringan lunak
dan vaskularisasi pada daerah sekitar fraktur akan mengalami kerusakan.
(Black & Hawks, 2014)
.
tulang di Indonesia. Sedangkan di Kalimantan Timur tercatat terdapat 3,50 %
kasus.
(RISKESDAS,2018)
01.
Jumlah pasien yang mengalami fraktur di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda sebanyak 657 orang dari 32.004 pasien atau sekitar 2,05% pada tahun
2016.
.
02
(Krisdiyana, 2019)
Data RISKESDAS merekam rentan usia kelompok yang mengamali cidera patah
tulang paling banyak terdapat pada usia 65 tahun keatas dengan angka sebesar
.23,8%
(RISKESDAS, 2018)
01.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemulihan kasus patah tulang antara lain
jenis, umur dan lokasi fraktur, kemudian banyaknya pecahan fraktur yang
mengalami perubahan. posisi, kondisi vaskulariasi pada tempat yang mengalami
fraktur dan ada atau tidaknya penyakit komorbid
Secara teori, fraktur pada pasien lansia memiliki penyembuhan yang lebih panjang
akibat adanya penyakit bawaan. Hipertensi dan diabetes dapat menyebabkan
(Kepel, 2019)
Diabetes mellitus merupakan syndrome metabolik yang meningkatkan
01.
kemungkinan terjadinya fraktur, mengitervensi pembentukan tulang dan
penyembuhan fraktur, diabetes tipe 1 (DM1) dan diabetes tipe 2 (DM2)
.
keduanya memliki kemampuan untuk meningkat resiko terjadinya fraktur dan
memiliki kemampuan lain untuk mempengaruhi tulang.
.sekitar dan ligamen sekitarnya penangan pada kasus seperti ini kadang akan
dipersulit jika pasien lansia memiliki penyakit komorbid
01.
inap, semakin tua pasien yang mengalami fraktur akan mengalami lama rawat
inap yang lebih lama.
.
02(Delubis, 2013)
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rozi (2021) menyatakan bahwa usia
tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap lama rawat inap pada pasien
.fraktur
Rumusan masalah
TINJAUAN
P U S TA K A
Struktur
tulang
(Setiawati, 2018)
Etio dan
Patofisiolgi
Proses terjadinya patah tulang melalui 2 mekanisme yaitu melalui trauma
langsung dan trauma tidak langsung. Kebanyakan terjadi patah tulang akibat
kegagalan tulang dalam mengkompensasi tekanan membengkok, memutar, dan
tertarik.
(Noor,2016)
Manifestasi
Klinis &
Diagnosis
• Pasien tidak dapat menggerakan bagian yang mengalami trauma
• Nyeri
• Luka dan memar
• Deformitas dapat menguatkan gambaran bahwa pasien mengalami fraktur
(Solomon et al,2018)
(Nadhifah, 2019)
• terdapat hubungan antara penyakit penyerta dengan lama rawat inap pasca bedah. Pada
pasien yang terdiagnosis penyakit penyerta, pasien tersebut akan memiliki resiko lebih
tinggi untuk menjalani masa rawat inap yang lebih panjang dibandingan dengan pasien
yang tidak terdiagnosis memiliki penyakit penyerta
KERANGKA
KONSEP
KERANGKA KONSEP
Hipotesa Penelitian
• (H0) Tidak terdapat hubungan penyakit komorbid diabetes mellitus pada pasien fraktur
lansia terhadap lama rawat inap pasca bedah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
• (H1) Terdapat hubungan penyakit komorbid diabetes mellitus pada pasien fraktur lansia
terhadap lama rawat inap pasca bedah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
• (H0) Tidak terdapat hubungan penyakit komorbid Hipertensi pada pasien fraktur lansia
terhadap lama rawat inap pasca bedah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
• (H1) Terdapat hubungan penyakit komorbid hipertensi pada pasien fraktur lansia terhadap
lama rawat inap pasca bedah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
BAB IV
METODOLOGI
PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN
● DESAIN PENELITIAN
● POPULASI
● SAMPEL
SUMBER DATA
Seluruh data yang didapatkan dari rekam Seluruh data yang disajikan akan disajikan
mediskemudian akan diolah menggunakan secara benar adanya dan jelas dalam bentuk
program computer Microsoft Word, dan SPSS tabel yang telah diolah dan penjelasan pada
Statistic25. table yang telah dilampirkan..
Analisa Data