Anda di halaman 1dari 12

LANDASAN

RELIGIUS
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

NAILUL FAUZIYAH, DAN MAULIDA AULIA RAHMAN


PEMBAHASAN

1 Hakikat Manusia menurut Agama

2 Peranan Agama dalam Kehidupan

3 Persyaratan Konselor
HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDAN
GAN AGAMA
Hakikat Manusia

Makhluk Tuhan
Mahluk yang homoreligius
Mahluk yang mempunyai fitrah untuk
memahami dan menerima nilai-nilai
kebenaran yang bersumber dari agama serta
sekaligus menjadikan kebenaran agama
sebagai rujukan sikap dan perilakunya.

Your Text Here


Makhluk Makhluk
Individual Sosial
Sebagai makhluk yang Manusia membutuhkan orang
berhak atas milik pribadinya lain dan lingkungan sosialnya
sendiri dan bisa disesuaikan
dengan lingkungan sekitar.
Hakikat Manusia menurut Agama
Manusia sebagai Makhluk Tuhan, Manusia sebagai Makhluk Homoreligius

Manusia diciptakan dengan fitrah beragama.


Allah membekali manusia dengan kemampuan, potensi serta akal
untuk menjalankan kehidupan di dunia ini, baik hubungan yang
berkaitan dengan Allah ataupun dengan mahluk-Nya (lingkungan
dan dunia). Manusia sebagai mahluk Allah, adalah peranan yang
mengarahkan pada ketaatan dan ketakwaan manusia pada sang
pencipta (Prayitno dan Erman Amti, 2004, hlm. 147).

Dalil yang menunjukkan bahwa manusia mempunyai fitrah


beragama adalah QS. Al’Araf: 172, yang berbunyi :

Artinya : “Bukankah aku ini Tuhanmu?Mereka menjawab, ya kami


bersaksi bahwa engkau Tuhan kami.
Hakikat Manusia menurut Agama
Manusia sebagai Makhluk Tuhan, Manusia sebagai Makhluk Homoreligius

Keberadaan manusia di dunia bukan semata-mata ada. Ada yang


mengadakan keberadaan manusia di dunia ini yaitu Allah. Melawan
keberadaan teori evolusi manusia. Dalam kacamata agama,
dijelaskan bahwa manusia teripta dari tanah. Serta Allah telah
menciptakan manusia dengan baik-baik bentuk (sempurna). Dengan
kata lain, manusia adalah mahluk terbaik yang diciptakan Allah,
dibanding dengan mahluk lain. Perbedaan ini terletak pada manusia
yang dibekali akal. Serta sesuai dengan fitrah-Nya, manusia
diciptakan untuk beribadah pada Allah. Hal ini sesuai dengan Firman
Allah SWT

artinya:“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk


beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56).
Hakikat Manusia menurut Agama
Manusia dibekali Potensi Akal, & Hawa Nafsu ...

Hawa nafsu (naluri atau instink) ini Hawa nafsu (naluri atau instink) ini
dapat cenderung pada hal yang positif bisa juga cenderung pada yang
manusia bisa berpotensi sebagai negatif berpotensi sebagai mahluk
mahluk yang takwa (beriman dan yang fujur (musyrik, kufur dan
beramal shaleh) berbuat dzalim, maksiat, jahat dan
buruk).

Kedua hal tersebut dianalogikan seperti dua kutub yang berlawanan. Kutub positif mendorong
manusia pada norma-norma serta nilai-nilai kehidupan yang benar sedangkan kutub negatif
mendorong manusia pada kehidupan yang dijalani atas dasar nafsu/naluri/instink. Hal ini
merujuk pada firman Allah SWT,

“Maka Allah meengilhamkan kepada jiwa manusia sifat jujur dan takwa.”
Peranan Agama dalam Kehidupan

1 Memelihara Fitrah

2 Memelihara Jiwa

3 Memelihara Akal

4 Memelihara Keturunan
Persyaratan Konselor
Sesuai dengan Landasan Religius

Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa konselor sebagai
“helper”, pemberi bantuan dituntut untuk memiliki pemahaman akan nilai-nilai agama, dan
komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, khususnya
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau peserta didik.
Maka Persyaratan yang hendaknya dimiliki Konselor, ialah :

Konselor hendaklah orang yang Konselor sedapat-dapatnya mampu


beragama dan mengamalkan dengan mentransfer kaidah-kaidah agama
baik keimanan dan ketakwaannya secara garis besar yang relevan
sesuai dengan agama yang dianutnya. dengan masalah klien.
Persyaratan Konselor

1 Yang berkaitan dengan pendidikan

2 Yang berkaiatan dengan kepribadian

3 Yang berkenaan dengan keterampilan

4 yang berkenaan dengan kepemimpinan


Pedoman Kepribadian Konselor
Seorang konselor harus menjadi cermin bagi konseli

Kemampuan bersimpati dan berempati yang melampaui dimensi duniawi

Sikap menerima penghormatan: sopan santun, menghargai eksistensi

Keberhasilan konseling aadalah suatu yang baru dikehendaki

Motivasi konselor: konseling suatu bentuk ibadah

Konselor harus menepati moralitas agama, kode etik, sumpah jabatan dan janji konselor

Memiliki pikiran positif


Thank you 
WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai