Gugus amino
terikat pada C
C
(karbon khiral)
Rantai samping
(menentukan sifat asam amino)
Penamaan asam amino
Sifat asam amino 1
• Rantai samping alifatik (Gly, Ala, Val, Leu,
Ile, dan Pro) bersifat non polar, dan lebih
suka menempati bagian interior molekul
protein
Hidrofobisitas :
Gly < Ala < Val < Leu < Ile
• Cincin aromatik
menyerap di serapan di
daerah UV, dan sering
digunakan untuk deteksi
protein (A280)
Sifat asam amino 3
• Rantai samping gugus hidroksil (Ser,
Thr) dan gugus sulfur (Cys, Met)
bersifat polar lemah kecuali Met (agak
hidrofob)
+1 0 –1 –2 +2 +1 0 –1
Ringkasan asam amino
• Jumlah asam amino banyak: 20 jenis asam amino
pembentuk struktur protein, ada asam amino tidak
ditemukan dalam protein, ada asam amino yang
dimodifikasi setelah membentuk protein (O-
fosfoserin, 4-hidroksiprolin, -hidroksilisin, tiroksin,
asam -karboksiglutamat)
• Asam L-amino adalah molekul pembentuk struktur
protein; dikelompokkan berdasar rantai samping
(alifatik/siklik, aromatik, hidroksil/sulfur, basa, asam
dan amidanya)
• Dalam pangan, asam amino diklasifikasikan sebagai
asam amino esensial (tidak dapat disintesis dalam
tubuh; F, H, I, K, L, M, R, T, W, dan V) dan asam
amino non esensial.
Degradasi Asam Amino
• Leusin dan lisin: asam amino ketogenik
• Isoleusin, fenilalanin, treonin, triptofan dan
tirosin: asam amino glukogenik dan
ketogenik
• Alanin, sistein, glisin, serin, asparagin,
aspartat, metionin, valin, glutamat, arginin,
glutamin, histidin, prolin: asam amino
glukogenik
Degradasi Alanin, Sistein, Glisin,
Serin dan Treonin Menjadi Piruvat
Sistem Pemutusan Glisin: Kompleks
Multienzim
• Konversi glisin menjadi serin
• Melibatkan enzim-enzim: PLP-dependent glycine
decarboxylase; lipoamida-containing protein;
THF-requiring enzyme; NAD+-dependent, FAD-
requiring dihydrolipoyl dehydrogenase
• C2 dan C3 serin berasal dari glisin
• Kerusakan pada kompleks multienzim dapat
menyebabkan penyakit nonketotic
hyperglycinemia (mental retardation and
akumulasi glisin)
Degradasi Asparagin dan Aspartat
Menjadi Oksaloasetat
• Transaminasi aspartat menjadi oksaloasetat
• Hidrolisis asparagin menjadi aspartat oleh
asparaginase
• Asparaginase digunakan dalam terapi
kanker. Kadar asparginase dalam sel kanker
rendah
Degradasi Arginin, Glutamat, Glutamin,
Histidin dan Prolin menjadi -Ketoglutarat
• Konversi glutamin menjadi glutamat: glutaminase
• Konversi histidin menjadi glutamt melibatkan
deaminasi nonoksidatif, hidrasi, dan merubahan
cincin imidazol menjadi N-formiminoglutamat,
transfer gugus formimino ke tetrahidrofolat
membentuk glutamat dan N5-
formiminotetrahydrofolate
• Arginin dan prolin dikonversi menjadi glutamat
melalui pembentukan glutamat-5-semialdehyde
Degradasi Isoleusin, Metionin, dan
Valin menjadi Succinyl-CoA
• Isoleusin, metionin dan valin mempunyai
jalur degradasi kompleks, menghasilkan
propionil-CoA
• Propionyl-CoA dikonversi menjadi
succinyl-CoA melalui serangkaian reaksi
yang melibatkan biotin dan coenzim B12
• Degradasi metionin menghasilkan S-
Adenosylmethionin (SAM/AdoMet) yang berperan
penting dalam metilasi
• Jika produksi homosistein dan degradasi metionin
(baik melalui remetilasi membentuk metionin atau
reaksi dengan serin membentuk cystathionine)
maka dapat terjadi peningkatan kadar homosistein
di dalam plasma dan urin. Hiperhomosisteinemia
dapat menyebabkan penyakit jantung, kerusakan
kognitif, dan neural tube defect.
Degradasi Asam Amino Bercabang
• Degradasi isoleusin, leusin dan valin terjadi melalui tiga tahap
reaksi yang sama, yaitu transaminasi menjadi asam -keto,
dekarbosilasi oksidatif dan dehidrogenasi oleh FAD
membentuk ikatan rangkap.
• Untuk isoleusin dan leusin, reaksi degradasi selanjutnya
menyerupai oksidasi asm lemak: hidrasi ikatan rangkap,
dehidrogenasi oleh NAD+ dan pemutusan thiol menghasilkan
asetil-CoA dan propionil-CoA.
• Untuk valin, reaksi diikuti oleh hidrasi ikatan rangkap,
hidrolisis ikatan CoA tioester, reaksi dehidrogenasi kedua dan
dekarboksilasi yang diikuti dengan regenerasi tioester
menghasilkan propionil-CoA.
• Kerusakan sistem degradasi asam amino bercabang dapat
menyebabkan penyakit Maple Syrup Urine Disease
Degradasi Leusin dan Lisin Menjadi
Asetoasetat dan/atau Asetil-CoA
• Leusin: didegradasi menjadi asetoasetat dan asetil-
CoA
• Lisin: ada beberapa jalur degradasi. Jalur pembentukan
saccharopine dominan pada liver mamalia. Lisin
didegradasi menjadi asetoasetat dan dua CO2
• Kerusakan pada enzim pembentuk saccharopine
(saccharopine dehydrogenase) dapat menyebabkan
hiperlisinemia dan hiperlisinuria. Peningkatan kadar
lisin dalam darah/urin menyebabkan cacat fisik dan
mental.
Degradasi Triptofan Menjadi Alanin
dan Asetoasetat
Degradasi Fenilalanin dan Tirosin
menjadi Fumarat dan Asetoasetat
• Fenilalanin mengalami hidroksilasi menjadi tirosin oleh
fenilalanin hidroksilase (PAH)
• Produk akhir degradasi adalah fumarat dan asetoasetat
• PAH diaktivasi oleh substrat fenilalanin dan fosforilasi
oleh cAMP-dependent protein kinase, sedangkan substrat
kedua, BH4, menginhibisi enzim secara alosterik.
• Defisiensi PAH menyebabkan fenilketonuria
(hiperfenilalaninemia). Dapat menyebabkan cacat mental.
• Defisiensi enzim homogentisate dioxygenase
menyebabkan alkaptonuria (peningkatan level
homogentisic acid)
Siklus Urea
Biosintesa Asam Amino
• Asam amino esensial:
disintasa oleh tanaman,
hewan dan mikroorganisme
• Asam amino nonesensial
dapat disintesa oleh
mamalia melalui
intermediet
• Jalur biosintesa asam amino
bervariasi, sedangkan
metabolisme karbohidrat
dan lipid bersifat universal
Biosintesa asam amino nonesensial