Anda di halaman 1dari 29

Asam Amino dan Protein

Ni Made Ayu R, M.Farm, Apt


ASAM AMINO
Pembentuk

PROTEIN
Struktur Asam Amino
• Struktur umum asam
amino, terdiri dari:
- gugus karboksil, dan
COOH
- gugus amina
terikat pada atom karbon
NH2 Cα H yang sama (Cα).
R • Asam amino berbeda
pada gugus samping (R)
 perbedaan struktur,
ukuran, muatan listrik dan
kelarutan dalam air.
Sifat Asam Amino

• Sifat kimia dan fisika asam amino dipengaruhi


oleh rantai samping (R), dapat dibedakan
menjadi:
– Nonpolar -> Rantai karbon alifatik dan aromatik
– Polar -> Rantai Karbon dapat terion (asam atau
basa), tidak terion (ikatan hidrogen)
Asam Amino  Non Polar
Asam Amino  Non Polar
Asam Amino  Polar
Asam Amino Basa

Asam Amino Asam


Asam Amino  Polar
Klasifikasi Asam Amino

• Asam Amino Esensial


– Asam amino yang tidak dapat disintesis dalam
tubuh  didapat dari makanan sehari-hari.
• Asam Amino Non Esensial
– Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh
Klasifikasi Asam Amino
Asam Amino Esensial Asam Amino Non Esensial
1. Phenylalanine 1. Glycine
2. Alanine
2. Valine
3. Serine
3. Threonine 4. Tyrosine
4. Tryptophan 5. Cysteine
5. Methionine 6. Aspartic Acid
6. Leucine 7. Asparagine
8. Glutamic Acide
7. Isoleucine
9. Glutamine
8. Lysine 10. Argine
9. Histidine 11. Proline
Identifikasi Atom Karbon Asam Amino

• Terdapat dua konvensi :


1. Atom karbon pada group R yang terikat pada atom
karbon α diberi nomor β, γ, δ, ε dst.
2. Penomoran dengan angka (1,2,3, dst)  atom
karbon C1 adalah atom karbon yang mengikat atom
dengan berat atom yang paling tinggi. Asam amino
C1 pada gugus karboksil  Cα pada C2
Stereoisomer Asam Amino
• Semua asam amino kecuali
glysin  Cα adalah atom kiral
• Cα mengikat 4 gugus yang
berbeda  gugus karboksil,
gugus amina, gugus R, dan
atom hidrogen.
• Atom kiral  aktivitas optik,
memutar bidang cahaya
terpolarisasi
• Atom kiral  enatiomer D
(Dexter) dan L (Levo)
Residu asam amino umumnya dijumpai
dalam bentuk L-stereoisomer.
Molekul Kiral dan Akiral
Perilaku Asam Amino
• Asam amino ketika larut
dalam air membentuk
dipolar ion  “Zwitterion”
 ion negatif (COO-) dan ion
positif (NH3+).
• Zwitterion dapat bersifat
asam sekaligus basa 
Asam amfoter
• Muatan netto zwiterion = 0

Basa
Kurva Titrasi Asam Amino
• Titrasi asam basa  gradual
pelepasan proton
• Nilai pH dimana molekul tidak
mempunyai muatan netto
(molekul muatan positif = molekul
muatan negatif)  titik isoelektrik
(pI)
• pH < titik isoelektrik  gugus
COO- akan terprotonisasi (pK1) 
muatan netto = +1
• pH > titik isoelektrik  NH3+ akan
terdeprotonisasi (pK2) muatan
netto = -1
Titik Isoelektrik
• pKa COO- = 2,34
• pKa NH3+ = 9,60

1
𝑝𝐼 = ( 𝑝 𝐾 1 +𝑝 𝐾 2 )
2
1
𝑝𝐼= ( 2 ,34 +9 ,60 )=5 , 97
2
IKATAN PEPTIDA
• Gugus karboksil α pada
asam amino terhubung
pada gugus amino α pada
asam amino berikutnya
melalui ikatan amida
khusus  Ikatan Peptida.
• Ikatan peptida terbentuk
melalui reaksi kondensasi
• Ikatan peptida terputus
Ikatan Peptida melalui reaksi hidrolisis.
JEMBATAN DISULFIDA
• Rantai samping
Cysteine dapat
teroksidasi
+ ½ O2
+ H2O membentuk asam
- ½ O2
amino dengan
jembatan disulfida
(ikatan disulfida)

Ikatan disulfida
Peptida
• Residu asam amino dengan gugus amino α tepi amina
terminal (N-terminal) dan di sisi yang lain gugus karboksil 
karboksil terminal (C-terminal).
Peptida

Dipeptida 2 asam amino

Tripeptida 3 asam amino

Oligopeptida Beberapa asam amino

Polipeptida Jumlah besar asam amino

Polipeptida > 100 asam


Protein amino  Makromolekul
PROTEIN
PROTEIN
• Protein  Polimer asam amino. Struktur dan sifat
protein tergantung pada sekuen asam amino dalam
polipeptida.
• Protein dapat mengandung senyawa lain yang
terpisah dari asam amino  Protein terkonjugasi
– Bagian non asam amino  gugus prostetik
– Bagian asam amino  apoprotein
• Contoh :
– Lipoprotein  lipid sebagai gugus prostetik
– Glikoprotein dan proteoglikan  karbohidrat sebagai
gugus prostetik
FUNGSI PROTEIN
• Struktur tubuh  kolagen pada kulit dan tulang
• Katalisator  enzim
• Pergerakan  aktin dan miosin pada otot
• Transport  hemoglobin sebagai trasport oksigen
• Hormon  hormon
• Perlindungan  antibodi
• Penyimpanan  Ferritin menyimpan zat besi di
hepar
• Pengaturan  Rhodopsin mrpk mediator respon sel
dalam proses penglihatan pada mata
TIPE PROTEIN

Fibrous Globular
• Molekul berbentuk • Molekul berbentuk
fiber/serat yang panjang bulat/lonjong, rantai
yang terikat satu sama lain. polipeptida lipatan dan
• Banyak terdapat pada berbelit.
protein hewan, tidak larut • Mudah larut dalam air,
dalam air dan tahan pada larutan garam, asam, basa
enzim proteolitik. dan alkohol.
• Pembentuk struktur  Cth. • Transporter dan Enzim spt
kolagen, elastin, keratin Albumin, Globulin,
Hemoglobin
STRUKTUR PROTEIN
• Menunjukan sekuen residu-residu asam amino dalam
Primer rantai polipeptida yang terikat pada ikatan peptida atau
ikatan disulfida

• Menunjukan ikatan berulang yang teratur distabilkan


Sekunder oleh ikatan hidrogen antara gugus-gugus peptida dalam
sekuennya.

• Menunjukan segmen-segmen protein yang melipat


Tresier secara 3 dimensi yang distabilkan oleh interaksi antara
sekuen sekuen yang berjauhan

• Interaksi antara rantai-rantai polipeptida yang berbeda


Kuartener menghasilkan struktur oligometrik yang distabilkan oleh
ikatan non kovalen
Struktur Protein
Struktur β helix
Perubahan Struktur Protein 
Konsekuensi Patologi

• Lipatan yang salah pada protein otak  β-amyloid


Alzheimer meningkat dari transformasi bentuk α helix
• Bentuk β meningkatkan agregasi sel otak

• Pada proses pembentukan hemoglobin, memerlukan


α-hemoglobin-stabilizing protein (AHSP) yang mengikat
β- hemoglobin α-subunits bebas.
Thalasemia • Ketiadaan AHSP mengakibatkan agregasi dari
hemoglobin α-subunits  sitotoksik sel darah merah

Anda mungkin juga menyukai