Anda di halaman 1dari 60

Kelompok 2

Skrining General
(Validitas, Reliabilitas,
Sensitivitas)
2
Nama anggota kelompok :

Arini Hidayah
Oktavia Bintari Dwi
(202110102029)
Anggraini (202110102004)
Fitriyah Tuhfatul Aulia
Devika Nurmalasari
(202110102030)
(202110102007)
Iffa Salsabila
Wulan Paluvi
(202110102041)
(202110102009)
Amelia Puspitasari
Ananda Nur Arifah
(202110102046)
Kusuma Sari
Shintya Awalia Putri
(202110102010)
(202110102064)
Milin Qurratul Aini
(202110102012)
3

Apa itu skrining ??


➜ Skrining adalah penerapan tes pada seseorang yang
tidak menunjukkan gejala dengan tujuan
mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang
mungkin menderita penyakit tertentu.
➜ Tujuannya ialah mendapatkan keadaan penyakit dalam
keadaan dini untuk kelanjutan memperbaiki prognosis,
karena pengobatan dilakukan sebelum penyakit
mempunyai manifestasi klinik penyakit tertentu.
4

Jenis Skrining :

➜ Penyaringan Massal (Mass Screening)


➜ Selective Screening
➜ Single Disease Screening
➜ Multiphase Screening
5

Terdapat 3 kriteria evaluasi atau menilai


screening, yaitu :
Validitas

Reabilitas Sensitivitas
VALIDITAS
7

validitas

Validitas berasal dari bahasa Latin validus yang


berarti kuat, “strong”, “robust”. Validitas dibedakan
menjadi dua buah konsep yaitu

➜ Validitas penelitian
➜ Validitas pengukuran
8


Dalam Validitas pengukuran,
pengukuran yang valid adalah
pengukuran dari alat ukur yang
dibuat dengan metodologi yang
benar dan implementasi
pengukuran yang benar pula.
9


Validitas pengukuran mencakup 4
aspek yaitu Validitas isi, Validitas
muka, Validitas konstruk dan
Validitas kriteria
VALIDITAS ISI
Validitas isi (content validity) merujuk kepada
derajat kesesuaian hasil pengukuran variabel
yang diteliti oleh sebuah alat ukur dengan isi
(content) dari variabel tersebut sebagaimana
yang dimaksudkan oleh peneliti.
12
Validitas isi

Relevansi isi (content


relevance) merujuk kepada
kesesuaian antara masing-
masing item pengukuran
Validitas isi mencakup dua
dengan isi variabel yang
aspek relevansi isi dan
diukur. Cakupan isi (content
liputan isi (Messick, 1980,
coverage) merujuk kepada
dikutip oleh Streiner dan
lingkup item pengukuran
Norman, 2000).
dalam meliput segala aspek isi
variabel yang diukur.
Contoh
Jika sebuah kuesioner dirancang untuk
mengukur sikap anggota masyarakat terhadap
orang dengan HIV/AIDS, maka validitas isi alat
ukur tersebut merujuk kepada sejauh mana isi
kuesioner memang mengukur sikap, bukan
mengukur variabel lainnya.
VALIDITAS MUKA
15
-Validitas Muka-

Prinsip
Pengertian
Prinsipnya, untuk memastikan
Validitas muka (face validitas muka, perancang
validity) merujuk kepada kuesioner hendaknya
derajat kesesuaian antara menggunakan bahasa yang
penampilan luar alat ukur baik, benar, tepat, tidak multi-
dan atribut-atribut variabel interpretatif.
yang ingin diukur. Sering
berupa kuisioer, atau Tanya
jawab.
16


Contoh
Dalam Studi Kasus faktor risiko
perilaku tentang diare.
“apakah anda sering memakan
jajanan yang dijual di pinggir
jalan?”
VALIDITAS KONSTRUK
18
-Validitas Konstruk-

Validitas konstruk dinilai


Pengertian secara kualitatif (“validity
Validitas konstruk by assumption”), maupun
(construct validity) merujuk kuantitatif dengan
kepada kesesuaian antara mengujicobakan alat ukur
hasil pengukuran alat ukur kepada sejumlah subjek
dengan konsep (konstruk) penelitian.
teoretis tentang variabel
yang diteliti.
19

-Jenis Validitas Konstruk-


Validitas konvergen Validitas diskriminan
Validitas konvergen (convergent Validitas diskriminan (discriminant
validity) merujuk kepada derajat validity) merujuk kepada derajat
kesesuaian antara atribut hasil ketidaksesuaian antara atribut-
pengukuran alat ukur dan konsep- atribut yang seharusnya tidak
konsep teoretis yang menjelaskan diukur oleh alat ukur dan konsep-
keberadaan atribut-atribut dari konsep teoretis tentang variabel
variabel tersebut. tersebut.
20
-Contoh-
Validitas konvergen
jika teori (misalnya, patofisiologi)
menyatakan bahwa kecemasan
jika berdasarkan teori, kecemasan
tidak dimanifestasikan dalam
ditandai oleh bukti-bukti adanya
bentuk tingkat kebotakan kepala
telapak tangan berkeringat,
(dalam bahasa kedokteran disebut
takhikardia, gerakan mondar-
“alopecia”), maka pengukuran
mandir, dan kesulitan memusatkan
yang memiliki validitas
perhatian, maka sebuah alat ukur
diskriminan seharusnya tidak
kecemasan dikatakan memiliki
berkorelasi dengan tingkat
validitas konvergen apabila
kebotakan kepala.
berkorelasi dengan bukti-bukti
tersebut di atas.

Validitas diskriminan
VALIDITAS KRITERIA
22
Validitas Kriteria

Penilaian validitas
Pengertian
kriteria dapat dilakukan
Validitas kriteria merujuk dengan
kepada kesesuaian antara membandingkannya
hasil pengukuran sebuah secara kuantitatif
alat ukur dengan alat ukur dengan alat ukur
ideal (standar emas), standar emas.
tentang variabel yang
diteliti.
23

Validitas Kriteria

Ukuran hubungan yang digunakan dalam validitas kriteria perlu


disesuaikan dengan skala pengukuran variabel.

Jika variabel terukur dalam skala dikotomi, maka validitas


kriteria dapat dinilai dengan menggunakan koefisien Kappa,
atau ukuran-ukuran hubungan yang sesuai.
Jika variabel terukur dalam skala ordinal, validitas kriteria
dapat dinilai dengan korelasi Spearman.
24
Validitas Kriteria

Validitas Prediktif
Validitas Sewaktu Validitas prediktif
Validitas sewaktu merujuk merujuk kepada
kepada kesesuaian hasil kesesuaian antara hasil
pengukuran antara suatu pengukuran alat ukur
alat ukur dan alat ukur sekarang dan hasil
ideal pada waktu yang pengukuran standar
sama. emas di masa
mendatang.
25

Contoh validitas kriteria


Angiografi merupakan Positron Emissions
prosedur diagnostik defintif Tomography (PET) scanner
untuk stroke, tetapi invasif mendiagnosis stroke dengan
dan mengandung risiko mengukur aliran darah otak
kematian sebesar 1% secara non-invasif dan lebih
aman.

Penilaian derajat kesesuaian antara hasil pengukuan


PET scanner dan pengukuran angiogram
merupakan penilaian validitas kriteria.
2.
RELIABILITAS
27

Definisi
➜ Reliabilitas berasal dari kata reliability dalam
Bahasa inggris.
➜ Reliabilitas merupakan serangkaian
pengukuran yang memiliki konsistensi bila
pengukuran dilakukan berulang-ulang.
28

➜ Secara empiris, tinggi atau rendahnya


reliabilitas ditunjukkan oleh angka yang biasa
disebut koefisien reliabilitas.
➜ Reliabilitas tertinggi ditunjukkan dengan nilai
rxx mendekati angka 1.
29


Tujuan Reliabilitas
Untuk menunjukkan
konsistensi skor satu dengan
skor yang lainnya.
30

aspek reliabilitas alat ukur yaitu ;

aspek reliabilitas alat


ukur

Konsistensi Internal Stabilitas

Pengukuran
korelasi person Intraclass Correlation
Korelasi item-total Coefficient
Reliabilitas belah-
paroh Kesepakatan
Kappa
Cohen
31

1. Konsistensi Internal
Jika tujuan pengukuran adalah mendeskripsikan
variabel seperti persepsi, keyakinan, sikap, perilaku,
sindroma dan sebagainya pada subjek penelitian,
maka item-item tersebut seharusnya menunjukkan
konsistensi internal (homogenitas). Contohnya, jika
sebuah penelitian berminat mengukur variabel
komposit yang disebut modal sosial (social capital),
maka masing-masing item hendaknya berkorelasi
dengan modal sosial.
32

Korelasi item-total

Korelasi item-total
(item-total correlation)
menilai konsistensi
internal alat ukur
Rumus korelasi dengan mengolerasikan
masing-masing item
item-total
dan total pengukuran,
minus item yang
bersangkutan. Rumus
korelasi item-total
33

Reliabilitas belah-paroh
Reliabilitas belah-paroh (split-
Rumus reliabilitas belah- hafl reliability) menilai
paroh Spearman-Brown konsistensi internal
(homogenitas) alat ukur dengan
cara membagi item-item secara
random ke dalam dua bagian
alat ukur, lalu mengorelasikan
kedua bagian tersebut.
34

2. Stabilitas
Stabilitas disebut juga reprodusibilitas alat ukur yang mencakup
yaitu :
➜ pengukuran pada dua kesempatan yang dipisahkan oleh
interval waktu yang berbeda (test-retest reliablitiy)
➜ pengukuran yang dilakukan oleh pengukur yang sama pada
dua kesempatan yang berbeda (intra-observer reliability)
➜ pengukuran yang dilakukan oleh dua atau lebih pengukur
yang berbeda (intra-observer reliability) pada kesempatan
yang sama.
35

➜ Korelasi (r) Person


digunakan untuk Pengukuran
menilai reliabilitas, jika korelasi
variabel terukur salam person
skala kontinu dan
dilakukan pengukuran
variabel dua kali.
36

Intraclass Correlation
Coefficient
Koefisien korelasi intra-
kelas (intraclass
Jika variasi pengamat correlation coefficient,
diasumsikan random, maka ICC) digunakan untuk
rumus ICC: menilai reliabilitas antar
dia atau lebih
pengamat, maupun
test-retest reliability.
37

Kesepakatan Kappa Cohen

➜ Kesepakatan Kappa (K) Cohen menilai reliabilitas


pengukuran variabel berskala kategorikal, khususnya
dikotomi. Kappa Colen dihitung dengan menggunakan
tabel kontigensi 2x2.
38

Kesepakatan Kappa Cohen

➜ Proporsi frekuensi kesepakatan teramati

➜ Proporsi frekuensi kesepakatan harapan

➜ Dengan Tabel 2x2, dapat dihitung E11 dan E22


Pengujian reliabilitas
Hasil uji reliabilitas instrumen B-IPQ
versi Indonesia pada pasien diabetes
melitus di RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
40

rumus untuk mengestimasi reliabilitas dengan


metode belah dua

1 2 3
Rumus Spearman- Rumus Flanagan Rumus Rulon
Brown
41

rumus spearman-brown
42

rumus flanagan
43

rumus rulon rumus rulon


digunakan untuk
mengestimasi
reliabilitas belah
dua tanpa perlu
berasumsi bahwa
kedua belahan
memiliki varian
yang sama
44

rumus untuk mengestimasi reliabilitas komposit

1 2 3
Rumus Alpha dari Rumus Kuder- Rumus Kuder-
Cronbach Richardson-20 Richardson-21
45
untuk mengestimasi
rumus alpha dari cronbach reliabilitas instrumen
yang skornya bukan
hanya 1 dan 0, namun
juga skala politomus,
misalnya angket (skal
Likert 1-2-3-4-5)
46

rumus kuder-richardson-20
untuk analisis
butir dikotomi,
misal 1-0, ya-
tidak, hidup-mati
47

rumus kuder-richardson-21 untuk instrumen


dengan skor tiap
butirnya 1 dan 0,
dan juga skala
politomus atau soal
bentuk uraian
48
Indikator validitas hasil tes

Spesifisitas
Sensitivitas Spesifisitas adalah
kemampuan dari suatu tes
kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi
untuk mengidentifikasi secara secara benar orang-orang
benar orang-orang yang yang tidak mengidap
mengidap penyakit diantara penyakit diantara mereka
mereka yang benar sakit. yang memang tidak sakit.
Rumus
Sensitivitas
Interpretasi hasil sensitivitas
1. Semakin besar Persentase Sensitivitas maka semakin baik.
➜ mengurangi Risiko Penularan atau Kematian yang disebabkan
oleh Penyakit tersebut

2. Semakin kecil Persentase Sensitivitas maka semakin berbahaya.


➜ semakin banyak orang yang sebenarnya sakit tapi Tidak Merasa
Sakit. sehingga Tidak Berobat /diobati.
➜ akan dapat Menularkan Penyakitnya ke Orang lain. (jika
Screeningnya pada Penyakit Menular).
Rumus
Spesifisitas
52

Interpretasi hasil Spesifisitas


1. Semakin besar presentase Spesifisitas maka semakin baik.

➜ Mengurangi kesalahan pengobatan atau perawatan.

2. Semakin kecil Persentase Spesifisitas maka semakin merugikan

➜ Dapat menyebabkan pemberian pelayanan kesehatan/pengobatan yang


salah, karena kemungkinan pemberian yankes/pengobatan kepada orang
yang tidak sakit.
Contoh Screening test dilakukan pada 1000 ibu hamil. Data

soal yang diperoleh adalah terdapat 200 ibu hamil yang


menderita Penyakit X dan 800 ibu hamil lainnya Tidak
memiliki Penyakit X. Setelah dilakukan pemeriksaan
Laboratorium (kadar Hb) pada 200 ibu yang menderita
Penyakit X tersebut didapatkan 150 ibu hamil
POSITIF menderita Penyakit X, sedangkan yang 50
ibu hamil NEGATIF. Adapun dari 800 ibu hamil yang
di screening Tidak memiliki Penyakit X, setelah
dilakukan Pemeriksaan Laboratorium ternyata 40
orang diantaranya POSITIF menderita Penyakit X
tersebut. Tentukan berapa sensitivitas dan
spesifisitasnya !
54
Sensitivitas

Spesifisitas
56
KESIMPULAN
Terdapat 3 kriteria evaluasi atau menilai
screening yaitu validitas adalah
kemampuan tes atau screening untuk
Screening adalah suatu strategi yang menentukan individu mana yg benar sakit
digunakan dalam suatu populasi untuk dan mana yang tidak sakit. Indikator untuk
mendeteksi penyakit pada individu tanpa menilai validitas hasil Screening adalah
tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau Sensitivitas dan Spesifisitas. Reliabilitas
suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi adalah saat tes yang dilakukan berulang
atau mencari penderita penyakit tertentu ulang menunjukan hasil yang konsisten,
yang tampak gejala atau tidak tampak Hasil dari suatu tes atau uji yaitu jumlah
dalam suatu masyarakat atau kelompok penyakit, yang terdiagnosis dan terobati
tertentu melalui suatu tes atau sebagai hasil dari uji tapis yg sebelumnya
pemeriksaan yang secara singkat dan tidak diketahui. Sentivitas adalah Proporsi
sederhana dapat memisahkan mereka dari orang-orang yang benar-benar sakit
yang sehat terhadap mereka yang yang ada di dalam populasi yang disaring,
kemungkinan besar menderita, yang yang diidentifikasi dengan menggunakan
selanjutnya diproses melalui diagnosis dan uji penyaringan sebagai penderita sakit.
pengobatan.
57

SARAN

Instrumen yang mengukur Dalam menentukan validitas


variabel manifes digunakan butir dan reliabilitas instrumen,
instrumen yang valid, baik disarankan menggunakan
melalui validitas isi maupun rumus yang tepat dengan
validitas internal. memperhatikan apakah butir
tersebut diskor dikotomi atau
diskor politomi.

Bila instrumen yang akan digunakan Koefisien reliabilitas yang telah


adalah instrumen yang mengukur diperoleh, baik instrumen yang
variabel laten, disarankan agar diskor dikotomi maupun yang
instrumen yang akan digunakan diskor politomi, disarankan
dalam penelitian adalah instrumen agar menginterpretasi koefisien
yang valid berdasarkan konstruk reliabilitasnya.
dan valid berdasarkan kriteria.
SARAN Penting untuk memilih responden yang
mewakili dengan kemampuan rendah,
Semakin banyak pakar yang menelaah sedang dan tinggi dalam uji coba
instrumen maka akan semakin baik kualitas empiris sebagai upaya untuk
instrumen dalam aspek validitas isi mendapatkan validitas yang baik.
1
1

Penting untuk mempersiapkan lebih dari satu untuk tiap


indikator agar dapat menghindari ketidakterwakilan suatu
indikator jika butir tertentu gugur dalam proses validasi
Daftar pustaka 59

Amala, C. R. (2018) ‘The Assessment of Validity Test on Hypertension Screening Instrument’, Jurnal Berkala
Epidemiologi, 6(1), p. 95. doi: 10.20473/jbe.v6i12018.95-102.
Hayati, S. and Lailatussaadah (2016) ‘Validitas dan Reliabilitas Instrumen’, Jurnal Ilmiah DIDAKTA, 16(2), pp. 169–
179.
Murti, Bhisma. (2011). Validitas Dan Reliabilitas Pengukuran. Semarang : Universitas Sebelas Maret
Murti, Bhisma. 2011. VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGUKURAN. Matrikulasi Program Studi Doktoral,
Fakultas Kedokteran, UNS. 8-16.
Bangga, Rachmad Dwi, dkk. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN BRIEF ILLNESS PERCEPTION
QUESTIONNAIRE (B-IPQ) VERSI INDONESIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD
SULTAN SYARIF MOHAMMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK. 4-7.
Khumaedi, Muhammad. 2012. Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol.1,
No. 2, Hal. 25-30
Ratnawati, Heri. 2017. Reliabilitas Instrumen Penelitian. FMIPA Pendidikan Matematika UNY. 6-9.
60

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai