Aplikasi Berbagai Bisnis Kontemporer Perspektif Islam
Aplikasi Berbagai Bisnis Kontemporer Perspektif Islam
BERBAGAI
BISNIS
KONTEMPORER
PERSPEKTIF
ISLAM
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
1. GHANILIA VIONI
NAMA 1802010175
2. NURVITA HAPSARININGSIH
ANGGOTA 1802010182
KELOMPOK
3.TANYA NAISYA SARI
1802010193
4.FAISA INEZ
1802010195
DROPSHIPPING
DALAM ISLAM
Dropshipping adalah teknik manajemen rantai pasokan di mana reseller atau
retailer (pengecer) tidak memiliki stok barang. Pihak produsen atau grosir
selaku dropshipper yang nantinya akan mengirim barang secara langsung
pada pelanggan. Keuntungan didapat dari selisih harga antara harga grosir
dan eceran. Tetapi beberapa reseller ada yang mendapatkan komisi yang
disepakati dari penjualan yang nanti dibayarkan langsung oleh pihak grosir
kepada reseller. Inilah bentuk bisnis yang banyak diminati dalam bisnis
online saat ini.
Dalam akad pinjam meminjam ini terdapat manfaat bagi pihak yang meminjamkan dalam
bentuk ia memberikan pinjaman uang dengan syarat anggota yang lain bersedia memberikan
pinjaman untuknya. Dan setiap pinjaman yang mendatangkan manfaat adalah riba. Maka arisan
termasuk riba.
Pendapat kedua
Arisan dalam islam hukumnya boleh, pendapat ini merupakan fatwa
Lembaga tetap untuk fatwa di kerajaan Arab Saudi, nomor : 164,th. 1410H.
ang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, bahkan Syaikh
Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan hukumnya sunnah, karena
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan modal dan mengumpulkan
uang yang terbebas dari riba.
Dalil dari pendapat ini bahwa hukum asal muamalat adalah boleh
kecuali bila terdapat hal-hal yang mengharamkan. Dan tidak ada yang
mengharamkan dalam akad ini, karena manfaat yang didapatkan oleh
pemberi pinjaman tidak mengurangi sedikitpun harta peminjam maka
hukumnya boleh.
Adapun cara penarikan dengan cara dikocok tidak menyebabkan akad
arisan menjadi haram. Karena kocok (qur’ah) dibolehkan jika dilakukan
untuk menentukan orang yang paling berhak di antara orang-orang yang
berhak, sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan gharar.
TRADING
DALAM ISLAM
Trading berasal dari Bahasa Inggris yang berarti perdagangan.
Dalam arti yang lain, trading adalah aktivitas melakukan
pertukaran barang atau jasa dari satu pihak ke pihak lain
dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Kegiatan trading mendasari tiap individu untuk menukarkan
barang atau jasa hasil produksi mereka dengan kebutuhan
pribadi masing-masing. Kegiatan trading paling awal dikenal
sebagai barter, bentuk pertukaran paling sederhana sebelum
standarisasi alat tukar seperti uang ditemukan. Kegiatan trading
di masa kini sudah mengalami banyak perkembangan. Selain
pertukaran barang dan jasa, trading juga bisa memunculkan
peluang dalam jual beli aset keuangan. Pasar tempat jual beli
aset keuangan antara lain adalah pasar saham, dan pasar
berjangka, termasuk Forex
Jenis-jenis Trading di Indonesia :
1. Trading saham
Trading saham adalah melakukan jual beli saham dalam waktu jangka
pendek. Sementara investasi saham bisa diartikan seperti menabung saham
dalam jangka panjang. Cara kerja trading saham sangat sederhana. Beli
saham ketika turun, kemudian jual ketika naik. Dengan begitu, seseorang
yang menjualnya ketika naik akan mendapatkan capital gain atau margin
keuntungan. Trading saham berbeda dengan investasi saham. Trading
saham berfokus pada transaksi jual beli jangka pendek, sedangkan investasi
saham bersifat jangka panjang, atau bisa dikaitkan dengan menabung dalam
bentuk saham. Investasi saham diperbolehkan asalkan unsur dan instrumen
investasi tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariat Islam. Investasi
saham juga bisa dikatakan haram jika didalamnya mengandung unsur
spekulasi dan digunakan sebagai tempat untuk memperoleh profit secara
maksimal dengan cara merugikan orang lain. Sedangkan hukum dari trading
saham adalah haram. Karena trading saham sama saja dengan main
saham, atau dalam kata lain main saham berarti judi. Selain itu trading
saham hukumnya haram karena trading saham mengandung unsur gharar
(ketidakpastian) dan spekulasi. Hal ini sangat beresiko dan dapat merugikan
si pembeli itu sendiri.
Sebagai contoh, seorang trader membeli sebuah saham untuk langsung dijual jika harganya naik,
tetapi justru nilai saham tersebut tidak kunjung meningkat sehingga jika ia jual malah akan
merugikannya. Hal inilah yang disebut gharar, nilai saham bisa saja naik atau turun tanpa ada
kepastian. Trading saham dapat disebut halal jika selama metode transaksinya dilakukan sesuai
tuntutan syar’i, tidak melakukan margin trading (pinjaman dengan bunga), dan tidak melakukan
najsy (melakukan penawaran palsu).
2. Trading emas
Trading emas adalah perdagangan emas secara online di pasar forex tanpa melibatkan
perpindahan aset emas secara fisik. Trading emas merupakan salah satu alternatif cara
untuk mengambil keuntungan dari pergerakan naik dan turunnya harga emas. Pedoman
mengenai trading emas terkandung dalam sebuah hadist Ubadah bin Shamit dimana
Rasulullah SAW bersabda : “emas dengan emas, perak dengan perak, burr dengan burr,
sya’ir dengan sya’ir, tamr dengan tamr, garam dengan garam, kadarnya harus semisal dan
sama, harus dari tangan ke tangan (kontan). Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka
kalian, selama dilakukan dari tangan ke tangan (kontan). (HR. Al Bukhari, Muslim no. 1587,
dan ini adalah lafadz Muslim).
Pimpinan Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon,
KH Yahya Zainul Ma’arif menjelaskan, perhiasan seperti emas dan perak ataupun uang
masuk dalam hukum naqdain. Yaitu apabila ada pertukaran antar emas dengan uang
atau perak dengan uang maka harus ada serah terima antara penjual dan pembeli. Jadi
barang harus nyata dan berbentuk fisik yang nantinya akan di serah terimakan secara
langsung pada saat itu juga, apabila ada penundaan pemberian barang atau
pembayaran barang tersebut maka akan masuk ke dalam riba. Riba yang sering terjadi
di media online adalah riba yad, yaitu riba yang terjadi akibat jual beli barang ribawi
maupun non ribawi yang disertai penundaan serah terima kedua barang yang
ditukarkan, atau penundaan terhadap penerimaan salah satunya. Contohnya, ada orang
yang akan membeli emas, namun si pembeli ini mengatakan kepada penjual bahwa ia
akan membayarnya kapan-kapan, tetapi emasnya sudah dibawa oleh si pembeli. Ini
tidak boleh dilakukan, karena melanggar kesepakatan bahwa si penjual dan pembeli
harus menyerahkan barang dan uangnya secara langsung dalam waktu yang
bersamaan.
3.Trading valuta asing/forex
Trading forex adalah perdagangan mata uang asing dengan
memanfaatkan kurs mata uang yang naik turun dalam kurun
waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam Bahasa Indonesia, forex dikenal dengan istilah valas
(valuta asing). Para ulama mengharamkannya karena
transaksi ini melanggar kaidah penukaran komoditi riba, yaitu
riba ba’i karena tidak terjadi serah terima fisik uang yang
ditukarkan secara tunai pada saat transaksi berlangsung.
Hukum Trading Forex :
1. Menurut DSN MUI (Dewan Syariah Nasional MUI), trading forex dikategorikan
haram karena di dalamnya mengandung unsur spekulasi karena pertukaran
itu bukan dengan menggunakan barang melainkan untuk disimpan dan
kemudian dijual kembali ketika harganya naik.
2. Pendapat Ulama
Ibnu Taymiyah, Al-Ghazali, Al-Maqrizi, Ibnu Khaldun dan lain-lain berpendapat
bahwa uang hanya sebagai alat tukar (medium of exchange), bukan sebagai
barang dagangan (komoditas) yang dapat diperjualbelikan. Faktanya, dalam
perdagangan forex, uang dijadikan sebagai barang komoditas atau barang
yang dapat diperjual belikan bukan sebagai alat tukar untuk berbelanja.
3. Hadist
Perdagangan mata uang yang sejenis itu maupun yang berbeda jenisnya
harus dari tangan ke tangan. Seperti hadist yang berbunyi “Jika berbeda
jenisnya, perjualbelikanlah sesuai kehendak kalian asalkan dari tangan ke
tangan.” (HR. Muslim, dari Ubaidah bin ash-Shamit Radhiallahu’anhu. Jadi,
trading forex dianggap haram dalam Islam karena mengandung spekulasi
atau mengandung hal yang tidak pasti, dan cara melakukannya tanpa adanya
serah terima secara langsung.
OJOL
DALAM ISLAM
Dalam point ini kelompok kami kan menjelaskan beberapa hal
yang berkaitan dengan kegiatan ojol dan di kaitkan dengan
ketentuan islam. Berikut hal yang berkaitan dengan ojol dan
penjelasannya:
Diskon
Hukum diskon berkaitan erat dengan permasalahan klasik yang di bahas
para ulama tentang hukum menjual barang di bawah harga pasar. Dalam hal
ini terdapat perbedaan penfapat ulama
Tidak boleh menjual barang dan jasa di bawah harga pasar Dalam hal ini
ulama berpendapat Ulama mashab Maliki. Pendapat ini berpegang kepada
atsar bahwa Umar Bin khattab melewati Hatib Bin Abi Balta’ah radhiyalahu
anhumayang sedang menjual anggur kering di pasar. “ maka umar berkata
kepadanya. “ naikan harganya , atau silakan meninggalkan pasar”. (HR
MALIK).
Maksud dari dalil tersebut adalah bahwa diskon yang diberikan pedangag
dapat menimbulkan ke mudhzorotan pedagang lain.
Boleh mejual barang dan jasa di bawah harga pasar. Selagi tujuan penjual tersebut bukan untuk
menghancurkan pedangang lainnya. Dalil tersebut terdapat dalam sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam :
“Allah merahmati seseorang yang menjual , membeli dan membayar utang dengan hati yang murah”.
(HR. Bukhari)
Dalam hadist tersebut menjelaskan bahwa Boleh mejual barang dan jasa di bawah harga pasar. Selagi
tujuan penjual tersebut bukan untuk menghancurkan pedangang lainnya. Karebna hum asal jual-beli
adalah boleh
THANK YOU