Evaluasi Tablet Kel 3
Evaluasi Tablet Kel 3
KEL 3
Standar: bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara satu dengan yang lainnya (Depkes, 1995)
Standar: tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
tabletnya lebih besar 5%, dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih
dari 10% (Anonim 1, 1979)
3. Uji keseragaman bentuk dan ukuran
Pada pengukuran diameter dan
ketebalan tablet digunakan Ukur diameter, tebal, dan
tablet sebanyak 20 tablet bobot masing-masing
dengan menggunakan alat tablet kemudaian rata-
pengukur berupa jangka sorong ratanya dihitung
dengan ketelitian 0,05 mm.
Standar: kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3x dan tidak kurang dari empat per
tiga tebal tablet (Depkes, 1979)
Standar: Bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 % (Shet, dkk., 1980).
6. Uji waktu hancur tablet
Standar: waktu yang diperbolehkan untuk tablet tidak bersalut enterik adalah tidak lebih dari 15
menit (Depkes RI, 1979)
Referensi
1. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
2. Ansel,H.C., 2005. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta. Halaman 96,147.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.Departemen Kesehatan RI :
Jakarta
4. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta:
Universitas Indonesia. Halaman 651- 662,1077.
6. Parrot, L. 1971. Pharmaceutical Technology. United States of America: Burges Publishing Company. Halaman 82.
7. Sheth, B. B., Bandelin F. J., and Shangraw R. F. 1980. Compressed Tablet, In Lachman L., Lieberman H. A., Kanig
J. L. Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Volume I. New York: Marcel Dekker Inc.
8. Soekemi, R.A,Yuanita,T, Fat Aminah, Salim Usman. 1987. Tablet. Mayang Kencana. Halaman 18-19.