Anda di halaman 1dari 55

ASKEP PRE DAN POST

OPERASI &
MANAJEMEN NYERI
Ns. Imelda, M. Kep., Sp. Kep. An
Pertimbangan Perioperatif pada Anak

 umur anak
 Keadaan anak yang optimal
 Pertimbangan terhadap keselamatan
pasien
Umur Anak
 Pembedahan pada bayi dan anak mempunyai 2
resiko yang harus dihadapi yakni narkose dan
risiko pembedahannya sendiri
 Kapasitas penyembuhan dan adaptasi pd umur
muda akn lebih baik dan sempurna
 Perkembangan anatomisnya sdg berlangsung
 Perkembangan fungsi organ ;c/ fungsi fonasi pd
kemampuan bicara kasus bibir sumbing
 Keadaan psikologis dan kosmetik; c/ koreksi
bedah dilakukan sebelum usia sekolah
Keadaan anak yg optimal
 Keadaan gizi anakproses penyembuhan & daya
tahan anak terhadap stres narkose dan
pembedahan
 Semua kinerja organ harus dlm kondisi
optimal utk menghadapai stres narkose &
pembedahan
 Adanya infeksi akut plg srg infeksi saluran nafas
shg sekret menganggu pembiusan & proses pulih
sadarnya
 Riwayat penyakit yg diderita PJB, asma, alergi
Pertimbangan keselamatan
pasien
 Alat-alat pembiusan, pembedahan dan
perawatan sgt spesifik kontribusi
penentuan waktu pembedahan
 Kemampuan spesialis bedah, anestesi,
anak dll yg akan menunjang kegiatan
pembedahan
Bbrp penyakit dan penentuan waktu
pembedahan
 Labiognapalatoskisis
 Kelainan daerah leher
 Kelainan pada telinga
 Kelainan umbilikus
 Kelainan pada lipat paha dan genetalia
eksterna
 Kelainan pada tangan-jari
Preoperative Care
 Prosedur pembedahan pada anak memerlukan
persiapan psikologis dan fisik.
 Persiapan psikologis : film, buku, permainan,
tour.
 6 stressor pada anak sebelum dan sesudah
operasi : 1. Admission, 2. Pemeriksaan darah, 3.
Malam hari sebelum operasi, 4. Injeksi
premedikasi, 5. sebelum dan selama
transportasi pasien ke kamar operasi, 6.
kembalinya pasien dari PACU (RR)
Preoperative Checklist
 Surat Izin Operasi yang sudah ditanda tangani
oleh orang tua dan saksi
 Lamanya status pasien puasa
 Daftar medikasi yg diberikan
 Hasil laboratorium dan tanda-tanda vital
 Persiapan khusus : Enema, Cukur daerah
operasi
 Prostese, Gigi palsu, cat kuku, kontak lensa
(yang harus dilepas saat operasi)
 Gigi yang tanggal
 BAK sebelum medikasi anestesi
 Identitas pasien sesuai dengan pasien
 Identitas pasien pd brankar
 Peran keluarga dalam menemani persiapan
operasi pasien : menemani sampai dengan di
kamar operasi (induksi) dan setelah operasi
(PACU)
 Adanya alergi, masalah kulit, gangguan pada
respirasi dan jantung, paralisis, hypertermia.
 Pemeriksaan fisik : Berat badan dan tinggi badan
Nutrisi Preoperasi
 Jam 8 malam atau tengah malam sebelum
pembedahan, stop pemberian makanan,
termasuk : makanan padat, permen, dan
permen karet, susu, orange juice.
 ASI diteruskan sampai dengan 3 jam sebelum
operasi
 Clear Fluids dapat diberikan sampai dengan 2
jam sebelum operasi. Yang termasuk clear fluids
: air putih, juice yang jernih (apple juice), plain
gelatin, pedialite.
Preoperative Sedation
Tujuan dari pemberian obat preanestasi
adalah :
1. Agar pasien aman dan sejahtera
2. Meminimalkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan.
3. Meminimalkan respon negative
psikologis
4. Kontrol perilaku
5. Untuk mengembalikan status pasien
Diagnosa Keperawatan Preoperasi
 Resiko tinggi terjadi injuri berhubungan
dengan prosedur pembedahan, anestesi.
 Cemas berhubungan dengan perpisahan
dengan support sistem, lingkungan asing,
kurang pengetahuan
 Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan prosedur pembedahan
Resiko tinggi injury
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Mengerti ttg informed 1. Keluarga menerima 1. Tanya&Jawab
consent dan informed consent pertanyaan orang tua
menandatangani SIO 2. Keluarga tentang prosedur.
menandatangani SIO
2. Cek SIO, dan
pastikan orang tua
menandatangani bila
sudah setuju
3. Pastikan adanya
tanda tangan saksi
Resiko tinggi injury
Tujuan Kriteria hasil intervensi
Pasien mendapatkan Pasien bersih 1. Mandikan dan cuci
personal hygiene yang rambut pasien
diperlukan 2. Berikan perawatan
mulut pada pasien
puasa untuk
kenyamanan
3. Bersihkan daerah
operasi sesuai order
untuk meminimalkan
resiko infeksi
Resiko tinggi injury
Tujuan Kriteria hasil intervensi
Pasien mendapatkan Anak mendapatkan 1. Lakukan prosedur
persiapan yang adekuat. khusus sesuai indikasi :
persiapan yang optimal enema
2. Berikan antibiotik sesuai
order;cek efek samping
3. Bantu pasien bila
diperlukan pemeriksaan
khusus, misalnya :
radiologi
4. Berikan pesien baju
khusus ke kamar
operasi dan berikan
label to privasi
5. Bersihkan make up, cat
kuku cek sianosis);
perhiasan dan prostesis
krn bs hilang atau
berefek ke
anestesi/bedah.
6. Cek adanya gigi yang
tanggal u/ mencegah
aspirasi selama
anestesi
Resiko tinggi injury
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Tidak adanya komplikasi 1. Pasien puasa sesuai 1. Pertahankan status NPO
(Puasa) sesuai order (2 jam
dengan waktunya sebelum operasi) to cegah
2. Pasien BAK aspirasi
2. Pastikan pasien tidak
3. Informasi penting mengalami dehidrasi saat
pasien dapat mudah puasa
3. Catat tanda-tanda vital
terlihat 4. Berikan kesempatan anak
untuk BAK sebelum ke
kamar operasi to cegah
distensi kandung kemih
slma anestesi
5. Tulis pada lembaran pre-
op, tentang riwayat alergi
pasien.
6. Cek kembali hasil
laboratorium apakah ada
yang abnormal; c/anemia,
trombositopeni
7. Untuk bayi, pertahankan
dalam lingkungan yang
hangat saat transportasi ke
kamar operasi.
Resiko tinggi injury
Tujuan Kriteria Hasil intervensi
Tidak adanya injury 1. Pasien aman 1. Cek gelang identitas
2. Identitas pasien pasien
benar 2. Pastikan gelang
identitas pasien
dengan dokter yang
akan mengoperasi
3. Pasang bedrails pada
tempat tidur atau
brankar.
4. Jangan tinggalkan
anak sendirian.
Cemas
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Kecemasan pasien Anak menunjukkan 1. Lakukan penyuluhan
berkurang ketidakamanan dan pre op
kecemasan yg minimum 2. Orientasikan anak pd
lingkungan yg asing
3. Jelaskan di mana
ortu akn berada
selama anak di ruang
op
4. Minta sso utk tgl
bersama anak
Cemas
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Ps mengerti prosedur 1. Anak & kelg 1. Siapkan prosedur
pembedahan & pwtan menunjukkan post op sesuai
post op pemahaman ttg indikasi; c/NGT, IV
kejadian yg akn dtg line, puasa, ganti
2. Reaksi perilaku kelg balutan, drain luka
diterima & didukung jika perlu
2. Jelaskan alasan
pembedahan
3. Jelaskan semua
prosedur pra op;
c/pengambilan darah
to lab
4. Pd situasi
kedaruratan, jelaskan
tindakan plg esensial
5. Terima reaksi
perilaku ortu & anak
Cemas
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Pasien tenang, relax 1. Anak & kelg Anak 1. Berikan sedasi pra op,
bila diinstruksikan
tertidur atau 2. Tempatkan alat yg tdk
berbaring dgn tenang dikenal di luar
pandangan
2. Anak tdk ditinggal 3. Tempatkan anak dlm
sendiri ruangan tenang dgn
distraksi minimum
4. Jgn meninggalkan anak
tanpa pengawasan
5. Jelaskan apa yg sdg
terjadi kecuali anak tidur
6. Dorong ortu to tgl
bersama anak selama
yg diizinkan
7. Izinkan ortu
mengendong anak
sampai tertidur
8. Biarkan objek penting
menemani anak
c/mainan
Perubahan proses keluarga
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keluarga menerima 1. Kelg menunjukkan 1. Tekankan & jelaskan
informasi yg diberikan oleh
support yang adekuat pemahaman ttg praktisi
prosedur 2. Jelaskan tes diagnostik &
prosedur yg berkaitan; c/
2. Kelg mematuhi pem.sinar x
petunjuk 3. Jelaskan jadwal anak(kpn
anak menerima pra
medikasi; waktu anak akn
pergi pembedahan; di mana
ortu menunggu; ruangan
anak akn kembali;
perawatan & rutinitas post
prosedur)
4. Gali perasaan kelg to kaji
kebutuhan terhdp intervensi
lanjut
5. Libatkan ortu dlm persiapan
anak
6. Selalu ada to kelg to beri
dukungan & ketenangan
Postoperative Care
 Pastikan persiapan alat-alat
1. Bed atau brankar
2. Alat-alat kesehatan : IVFD, suction, syringe
pumps, oksigen, flowmetri.
 Data-data Dasar :
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Inspeksi area operasi : Cek balutan luka, tandai
adanya perdarahan di kasssa atau gips, bila
ada perdarahan tambahkan kassa, jangan
dibuka atau diambil kassa dari kamar operasi
3. Kaji warna kulit dan karekteristiknya
4. Kaji level kesadaran, aktivitas
5. Catat adanya perubahan ireguler kondisi
pasien
6. Kaji adanya nyeri
7. Review instruksi bedah
8. Cek bunyi usus
9. Observasi tanda-tanda syok, distensi
abdomen, perdarahan
10. Kaji adanya distensi abdomen
11. Observasi tanda-tanda dehidrasi
12. Deteksi awal adanya infeksi :
13. Monitor tanda-tanda vital2-4 jam
14. Mengumpulkan spesimen yang dibutuhkan
15. Inspeksi tanda-tanda infeksi pada luka
Diagnosa Keperawatan
Postoperasi
 Resiko tinggi injuri berhubungan dengan
prosedur pembedahan, anestesi
 Cemas berhubungan dengan pembedahan
 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
 Resiko tinggi kurang volume cairan
berhubungan dengan puasa sebelum dan
sesudah operasi, muntah, tidak nafsu makan
 Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi
yang lemah, adanya mikroorganisme
 Perubahan proses keluarga
Resti injuri b. d prosedur
pembedahan, anestesi
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Menerima anak pd saat Anak dipindahkan ke TT 1. Tempatkan anak di
kembali dari tanpa cedera dgn stres tempat tidur dgn
pembedahan minimum tehnik tepat untuk
tipe pembedahan
2. Gantungkan alat IV &
sambungkan alat yg
diperlukan c/ traksi,
suction
3. Tempatkan posisi
nyaman & aman yg
sesuai instruksi
bedah
4. Lakukan aktv segera
Resti injuri b. d prosedur
pembedahan, anestesi
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Ps menunjukkan tanda Anak tdk menunjukkan 1. Gunakan tehnik cuci tgn
tepat & kewaspadaan
tanda penyembuhan luka tanda infeksi luka universal lainnya
tanpa bukti infeksi luka 2. Lakukan perawatan luka
dgn hati-hati; jaga luka
tetap bersih, pasang
balutan yg
meningkatkan
kelembaban, ganti
balutan bila
diindikasi,bersihkan dgn
preparat yg ditentukan,
beri larutan antimikroba,
laporkan adanya
tampilan tak umum
3. Tempatkan popok di
bawah balutan
abdomen
4. Bila anak sdh makan
per oral, beri diet bergizi
sesuai instruksi
Resti injuri b. d prosedur
pembedahan, anestesi
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Ps tdk menunjukkan Anak tdk menunjukkan 1. Ambulasi sesuai
komplikasi komplikasi ketentuan
2. Pertahankan agar anak
tetap puasa sampai ia
sadar benar
3. Dorong to berkemih
saat bangun; beri
bedpan
4. Beritahu praktisi bila tdk
dpt berkemih
5. Pertahankan
dekompresi lambung
6. Beri diet sesuai
ketentuan, tingkatkan
sesuai ketepatan
Cemas/takut b.d pembedahan, ling
asing, perpisahan dr pendukung,
ketdknyamanan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Anak tdk cemas 1. Anak istirahat dgn 1. Pertahnkn sikap yg
tenang & meyakinkan
tenang 2. Dorong ekspresi
2. Anak mendiskusikan perasaan
3. Jelaskan prosedur &
prosedur & aktv aktv lain sebelum
tanpa kecemasan memulai
4. Jwb pertanyaan & jlskan
tujuan aktv
5. Tetap
menginformasikan
kemajuan
6. Tetap bersama anak
sebanyak mgk
7. Beri dorongan & umpan
balik positif ats
kerjasama
8. Dorong keberadaan ortu
sgera
9. Bila prosedur
kedaruratan; tinjau
ingatan anak ttg
kejadian sebelumnya
Nyeri berhubungan dengan insisi
pembedahan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri berkurang atau Pasien dapat istirahat 1. Tidak usah menunggu
pasien mengalami nyeri
hilang dan nyeri berkurang hebat untuk melakukan
intervensi
2. Hindari palpasi daerah
operasi
3. Masukan rektal tube sesuai
indikasi to flatus
4. Anjurkan untuk BAK
5. Berikan perawatan mulut
6. Posisi pasien senyaman
mungkin sesuai toleransi
7. Lakukan prosedur
keperawatan setelah
pemberian analgetik
8. Berikan analgetik &
antiemetik sesuai jadwal
9. Monitor keefektifan
analgetik
Resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan
dengan puasa sebelum dan sesudah operasi,
muntah, tidak nafsu makan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Hidrasi adekuat Pasien terhindar dari 1. Monitor IVFD
dehidrasi 2. Berikan cairan
secepat mungkin
sesuai indikasi
3. Anjurkan pasien
untuk minum
Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi yang
lemah, adanya mikroorganisme
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Pernafasan normal Paru-paru bersih 1. Kaji apakah perlu
pemberian terapi
analgetik sebelum
latihan pernafasan
2. Bantu pasien untuk
nafas dalam
3. Gunakan botol atau
balon agar pasien
dapat
menghembuskan
nafas dalam
4. Lakukan perkusi dan
vibrasi
5. Hisap sekret jika
perlu
6. Kaji suara nafas
Faktor-faktor positif Pasien dalam
Kepatuhan terhadap tindakan
 Faktor Individual/Keluarga
1. Harga diri tinggi
2. Gambaran diri postif
3. Tingkat autonomi yang tinggi
4. Suport keluarga yang positif
5. Komunikasi keluarga yang efektif
6. Harapan keluarga agar sukses dalam
menyelesaikan terapi.
 FAKTOR LATAR BELAKANG PEMBERIAN ASUHAN
1. Puas terhadap pelayanan yang diberikan
2. Interaksi positif pada staf
3. Berkesinambungan dalam pemberian asuhan
4. Asuhan yang bersifat individual
5. Waktu menunggu yang minimum
6. Pelayanan yang tepat
 FAKTOR TINDAKAN
1. Regimen yang sederhana
2. Gangguan yang minimum pada gaya hidup
3. Jangka waktu yang tidak lama
4. Tidak mahal
5. Keuntungan dapat dilihat
6. Efek samping dapat ditoleri.
PENGKAJIAN
MANAJEMEN NYERI
NYERI

Menurut The International Association for


the Study of Pain (IASP), nyeri merupakan
pengalaman sensoris dan emosional tidak
menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan
aktual
KRITERIA NYERI
Kriteria Nyeri Berdasarkan
Durasi
Kriteria Nyeri Berdasarkan Tipe
Kriteria Nyeri Berdasarkan Tipe
PENGKAJIAN NYERI
QUALITATIF (KUALITAS)
• Lokasi (menjalar atau tidak, referred pain)
• Intensitas/keparahan
• Faktor yang memperburuk atau meredakan nyeri
• Deskripsi nyeri (tajam, berdenyut)
• Durasi
• Tentukan gejala penyerta atau efek samping yang
dialami pasien (seperti mual, muntah, diare, fatigue,
masalah kulit, anoceria, sesak nafas, masalh kognitif)
• Evaluasi apakah pasien ketergantungan terhadap obat
atau alkohol
• Riwayat obat yang diminum oleh pasien.
PENGKAJIAN AWAL NYERI
 P : Paliatif atau penyebab nyeri
 Q : Quality/kualitas nyeri
 R : Regio (daerah) lokasi atau penyebaran
nyeri
 S : Subjektif deskripsi oleh pasien mengenai
tingkat nyerinya
 T :Temporal atau periode/waktu yang
berkaitan dengan nyeri
PENGKAJIAN NYERI (Baker &
Wong, 1987)
 Question (tanyai) anak
 Use (gunakan) skala nyeri yg dpt dipercaya dan
valid
 Evaluate (evaluasi) perubahan dan fisiologis anak
utk menetapkan dasar & menentukan efektifitas
intervensi
 Secure (dapatkan) keterlibatan ortu
 Take (catat/kaji) penyebab nyeri ketika intervensi
 Take (lakukan) tindakan
KUANTITATIF (SKALA NYERI)
PENGKAJIAN NYERI PADA
NEONATUS
 Neonatal Infant Paint Scale (NIPS)
PENGKAJIAN NYERI PADA BAYI –
ANAK UMUR 3 TAHUN
 FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability).
Interpretasi FLACC
 Skala 1-3/ringan: tidak dilakukan
intervensi/terapi analgetik
 Skala 4-6/sedang: dilakukan terapi dengan
NSAID(aspirin, PCT, ibuprofen, asam
mefenamat)/opiod (morfin, kodein, tramadol)
 Skala 7-10/berat: bila dengan pemberian
opiod, nyeri belum teratasi, maka DPJP
akan merujuk kepada Tim Nyeri
PENGKAJIAN NYERI PADA
ANAK 3-8 TAHUN

 Wong Baker Faces Scale

Tidak Sedikit Cukup Lumayan Sangat nyeri/ Amat sangat


Nyeri/ Nyeri nyeri/Agak nyeri/ sangat nyeri/Tidak
ekpsresi Mengganggu Mengganggu Mengganggu Tertahankan
rileks Aktivitas
Interpretasi Wong Baker Faces
Pain Scale
 Skala 1-3/ringan: tidak dilakukan intervensi/terapi
analgetik bila ditemukan gambar 2 dan 4
 Skala 4-6/sedang: dilakukan terapi dengan
NSAID/opiod bila menunjukkan gbr 6
 Skala 7-10/berat: bila dengan pemberian opiod,
nyeri belum teratasi, maka DPJP akan merujuk
kepada Tim Nyeri Intervensi bila pengkajian
menunjukkan gambar 8 & 10
PENGKAJIAN NYERI PADA
ANAK > 8 TAHUN DAN DEWASA

 Visual Analogue Scale (VAS)

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri


Nyeri Ringan Sedang Berat
Interpretasi Visual Analog Scale
 Skala 0 : tidak nyeri
 Skala 1-3/ringan: tidak dilakukan
intervensi/terapi analgetik
 Skala 4-6/sedang: dilakukan terapi dengan
NSAID/opiod
 Skala 7-10/berat: bila dengan pemberian
opiod, nyeri belum teratasi, maka DPJP
akan merujuk kepada Tim Nyeri Intervensi
Strategi manajemen nyeri
nonfarmakologis
 Tujuan membantu anak dlm mengatasi
nyeri & memberikan mereka rasa
menguasai atau mengendalikan situasi
 Sbg perilaku-kognitif, meminta anak anak
fokus pd area khusus atau aspek khusus
nyeri spt relaksasi, distraksi, imajinasi,
biofeedback, thought stopping, bicara positif
pd diri sendiri atau biofisik spt kompres
panas & dingin, masase & tekanan
Intervensi farmakologis
 Melibatkan pemberian obat; plg sering
analgesia non opioid & opioid
 Pemilihan metode ditentukan obat yg
diberikan; status anak;jenis; intensitas &
lokasi nyeri & semua faktor yg bs
mempengaruhi nyeri anak
 Metode yg dipilih utk pemberian analgesik
rute oral, rektal, IV, pemberian epidural &
sedasi sedang
Intervensi farmakologis
 Analgesia nonopioid mengatasi nyeri rinan-sedang spt
asetaminofen & OAINS (ibuprofen, ketorolak, naproksen,
indiometasin, diklofenak, piroksikam)
 Morfin plg baik untuk opioid sbg pereda nyeri hebat
 Ketika pemberian pereda nyeri farmakologis perawat
harus mematuhi 8 benar (obat, dosis, rute, waktu, ps,
anak& ortu utk diedukasi, anak utk menolak medikasi,
dokumentasi) & memiliki pengetahuan dasar yg kuat
terkait medikasi yg digunakan utk peredaan nyeri &
farmakokinetik obat (absorpsi, distribusi, metabolisme &
ekskresi) & farmakodinamik (mekanisme kerja termasuk
efek samping)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai