ATORVASTATIN KALSIUM
KELOMPOK 2
CINDY RORA RIZKY SF19018
DIAH DESY FITRIATIN SF19022
FITRI ESNAENI SF19030
HELWYANA RAKHMASF19035
M.DIFA RAMADHANI SF19059
NORANNISA FITRI MAULIDA SF19080
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Penggolongan Zat Aktif
B. Distribusi
Volume rata-rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan dengan protein plasma sekitar 98%.
Observasi pada hewan percobaan, obat ini diekskresikan ke dalam air susu, dan juga melewati sawar
plasenta.
Lanjutan….
C. Metabolisme
Metabolisme primer atorvastatin terjadi di hepar. Metabolit yang terbentuk adalah derivat ortohidroksi
dan parahidroksi, serta berbagai produk betaoksidasi. Sekitar 70% dari aktivitas inhibisi terhadap
enzim reduktase HMG-CoA dilakukan oleh metabolit-metabolit aktif ini.
D. Eliminasi
Secara primer, obat dan metabolitnya dieliminasi ke dalam cairan empedu, setelah terjadi proses
metabolisme di hepar dan ekstra hepatik. Namun, obat diperkirakan tidak menjalani resirkulasi
enterohepatik. Kurang dari 2% dari dosis atorvastatin ditemukan dalam urin. Waktu paruh atorvastatin
sekitar 14 jam. Namun, waktu paruh aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-CoA adalah
20‒30 menit.
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Efek Samping dan Toksisitas obat
● Efek samping yang muncul pada obat atorvastatin kalsium antara lain berupa
myopathy/myalgia (gangguan otot) hepatotoksik dengan adanya peningkatan enzim
alanin aminotransferase, adanya gangguan renal yang mengakibatkan proteinurinaria
dan hematuria, disfungsi ereksi, arttritis, gangguan saraf seperti penurunan daya ingat
dan fungsi kognitif, serta gangguan tidur.
● Toksisitas obat atorvastatin kalsium yaitu hepatotoksik terapi atorvastatin kalsium
dikaitkan dengan peningkatan aminotransferase serum, asimtomatik dan biasanya
transien serum pada 1% hingga 3% pasien tetapi tingkat di atas 3 kali ULN kurang
dari 1%. Dalam ringkasan analisis studi skala besar dengan pemantauan prospektif,
peningkatan ALT di atas 3 kali batas atas normal (ULN) terjadi pada 0,7% dari
atorvastatin yang diobati dibandingkan 0,3% dari penerima plasebo. Peningkatan ini
lebih umum dengan dosis atorvastatin yang lebih tinggi, menjadi 2,3% dengan 80 mg
setiap hari.
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat) 07 01 21
1 2 3
Kelarutan : Sangat sedikit larut dalam air suling, sedikit larut pada dapar phosphat pH 7,4 atau
● Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat
aktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan
yang diinginkan, dan lain sebagainya.
● Keuntungan dan kerugian eksipien
● Keuntungan :Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan terbukti
sangat menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil dapat mengatasi lengketnya
partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi gesekan antar partikel. Selain itu aerosil mampu
mengikat lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk
masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik (Voigt, 1984). Penambahan aerosil pada
tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat (Lachman,1994).
● Kerugian :Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat
voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur
lebih lama (Parrott, 1971).
B. FORMULASI (Macam-macam Formulasi)
Evaluasi
Dengan menghitung waktu yang dibutuhkan
sejumlah granul untuk dapat habis melewati 0,5 g/49 Waktu alir dari sediaan effervescent
Waktu Alir corong
>10 g/detik detik tidak memenuhi syarat
ditimbang kembali
Dimasukkan serbuk ke dalam gelas ukur kemudian di catat
BJ Nyata volume awal. Berat serbuk dibagi dengan volume awal
0,476
serbuk
Dimasukkan serbuk ke dalam gelas ukur kemudian
dilakukan penentuan kerapatan nyata di atas kemudian
BJ Mampat ketuk-ketukan gelas ukur tersebut dengan menggunakan alat
0,588