Anda di halaman 1dari 22

OBAT

ATORVASTATIN KALSIUM
KELOMPOK 2
CINDY RORA RIZKY SF19018
DIAH DESY FITRIATIN SF19022
FITRI ESNAENI SF19030
HELWYANA RAKHMASF19035
M.DIFA RAMADHANI SF19059
NORANNISA FITRI MAULIDA SF19080
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Penggolongan Zat Aktif

• Farmakologi kalsium atorvastatin kalsium sebagai inhibitor enzim HMG-CoA yang


menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah. Enzim HMG-CoA
(3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A) bekerja di hepar, dengan mengkatalisis
konversi HMG-CoA menjadi mevalonate.
• Indikasi obat atorvastatin kalsium dalam sediaan oral (Tablet salut selaput) dapat
diindikasikan terhadap beberapa pengobatan yaitu sebagai hiperlipidemia/antikolesterol
dan kardiovaskular.
• Artovastatin yang merupakan obat antikolesterol golongan statin ini memiliki
kontraindikasi terhadap beberapa hal berikut yaitu pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif terhadap artovastatin atau obat golongan statin lainnya, pasien ibu yang
sedang hamil karena dapat berpengaruh buruk bagi janin, ibu yang menyusui, karena
Artovastatin di distribusikan ke kelenjar susu dan pasien yang memiliki masalah dengan
organ hati contohnya kolestatis, hepatitis, dll
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Mekanisme Kerja Obat

● Mekanisme kerja obat atorvastatin termasuk kedalam obat antikolesterol golongan


statin adapun mekanisme kerja dari obat golongan statin adalah sebagai berikut,
Atorvastatin menghambat HMG-CoA reduktase berfungsi menghambat sintesis
kolesterol dihati dan mengakibatkan penurunan kadar LDL plasma.
● Penghambat reduktase menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan baik kecepatan katabolisme fraksional LDL
maupun ekstraksi prekursor LDL oleh hati (VLDL sisa), sehingga mengurangi
simpanan LDL plasma.
● Penurunan yang sedikit dalam trigliserida plasma dan sedikit peningkatan dalam kadar
kolesterol HDL terjadi pula selama pengobatan. Obat ini mengakibatkan penurunan
kolesterol dengan cara meningkatkan jumlah reseptor LDL, sehingga akanterjadi
penurunan kadar kolesterol (LDL)
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Nasib obat didalam tubuh
A. Absorpsi
Atorvastatin diabsorpsi cepat per konsumsi oral. Konsumsi obat bersama makanan akan menurunkan
kecepatan absorpsi obat, tetapi tidak mempengaruhi efek terapi obat.Konsentrasi plasma maksimum
terjadi antara 1‒2 jam. Onset atorvastatin 3-5 hari dengan durasi kerja 48-72 jam. Efek maksimum
akan tercapai dalam 2 minggu. Konsentrasi plasma atorvastatin lebih rendah, apabila dikonsumsi
malam hari, dibandingkan konsumsi pagi hari. Bioavailabilitas absolut adalah sekitar 14%.
Kemampuan untuk menghambat enzim reduktase HMG-CoA secara sistemik adalah sekitar 30%.

B. Distribusi
Volume rata-rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan dengan protein plasma sekitar 98%.
Observasi pada hewan percobaan, obat ini diekskresikan ke dalam air susu, dan juga melewati sawar
plasenta.
Lanjutan….

C. Metabolisme
Metabolisme primer atorvastatin terjadi di hepar. Metabolit yang terbentuk adalah derivat ortohidroksi
dan parahidroksi, serta berbagai produk betaoksidasi. Sekitar 70% dari aktivitas inhibisi terhadap
enzim reduktase HMG-CoA dilakukan oleh metabolit-metabolit aktif ini.

D. Eliminasi
Secara primer, obat dan metabolitnya dieliminasi ke dalam cairan empedu, setelah terjadi proses
metabolisme di hepar dan ekstra hepatik. Namun, obat diperkirakan tidak menjalani resirkulasi
enterohepatik. Kurang dari 2% dari dosis atorvastatin ditemukan dalam urin. Waktu paruh atorvastatin
sekitar 14 jam. Namun, waktu paruh aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-CoA adalah
20‒30 menit.
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Efek Samping dan Toksisitas obat

● Efek samping yang muncul pada obat atorvastatin kalsium antara lain berupa
myopathy/myalgia (gangguan otot) hepatotoksik dengan adanya peningkatan enzim
alanin aminotransferase, adanya gangguan renal yang mengakibatkan proteinurinaria
dan hematuria, disfungsi ereksi, arttritis, gangguan saraf seperti penurunan daya ingat
dan fungsi kognitif, serta gangguan tidur.
● Toksisitas obat atorvastatin kalsium yaitu hepatotoksik terapi atorvastatin kalsium
dikaitkan dengan peningkatan aminotransferase serum, asimtomatik dan biasanya
transien serum pada 1% hingga 3% pasien tetapi tingkat di atas 3 kali ULN kurang
dari 1%. Dalam ringkasan analisis studi skala besar dengan pemantauan prospektif,
peningkatan ALT di atas 3 kali batas atas normal (ULN) terjadi pada 0,7% dari
atorvastatin yang diobati dibandingkan 0,3% dari penerima plasebo. Peningkatan ini
lebih umum dengan dosis atorvastatin yang lebih tinggi, menjadi 2,3% dengan 80 mg
setiap hari.
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat) 07 01 21

Interaksi Obat Atorvastatin Kalsium

1 2 3

Meningkatkan risiko gangguan Menurunkan kadar atorvastatin


otot (miopati) dan rhabdomyolysis dalam tubuh jika digunakan dengan Meningkatkan kadar obat
jika digunakan dengan ciclosporin rifampicin, efavirenz, phenytoin, digoxin dan kontrasepsi
, itraconazole, ketoconazole, antasida, atau colestiol oral, seperti norethindrone
clarithromycin, erythromycin, serta ethinyl estradiol
verapamil, diltiazem, fenofibrate, dalam darah
gemfibrozil, ezetimibe, niacin,
colchicine, asam fusidat, atau
ritonavir
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
Peringatan dan perhatian pada saat mengonsumsi obat atorvastatin kalsium

 Hindari jika memiliki alergi terhadap obat ini.


 Beri tahu dokter jika menderita atau memiliki riwayat gangguan hati, gangguan
ginjal, diabetes, gangguan otot, serta gangguan kelenjar tiroid.
 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat meningkatkan kadar
trigliserida dan meningkatkan risiko kerusakan pada organ hati.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi atorvastatin, segera
temui dokter.
A. PRAFORMULASI (Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia
Bahan Obat)
Atorvastatin Kalsium (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi : Atorvastatin
Nama Lain : Lipovastatinklonal
Berat Molekul : 558,64 g/mol
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat sedikit larut dalam air suling, sedikit larut pada dapar phosphat pH 7,4 atau

asetonitril, sedikit larut pada etanol, mudah larut pada metanol


Inkompatibilitas : Studi kelayakan obat dan eksipien dapat dilihat bahwa atorvastatin kompatibilitas dengan
semua eksipien. Eksipien asam seperti asam stearat dan eksipien ion atau garam seperti
natrium croscametose, kalsium kurbida dan pati natrium glikolat tidak sesuai dengan kalsium
atorvastatin.
Titik Lebur : 159,4 °C (∆H= 35,9 J/g)
Stabilitas : Atorvastatin adalah zat yang tidak stabil dan peka terhadap panas, kelembapan, pH
rendah dan cahaya.
A. PRAFORMULASI (BENTUK SEDIAAN,
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN)
● Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Farmakope
Indonsia edisi IV 1995).
● Pada sediaan obat atorvastatin kalsium menggunakan macam macam tablet selaput yaitu menggunakan
tablet salut selaput merupakan tablet yang disalut dengan selaput tipis polimer yang larut atau tidak larut
dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.
● Alasan memilih sediaan tablet salut selaput yaitu karena tablet atorvastatin kalsium memiliki
bioavailabilitas sebesar 12% (British Pharmacopeia, 2007). Bioavailabilitas yang kecil dapat mempunyai
laju disolusi yang rendah, untuk meningkatkan laju disolusi adalah dengan mengurangi ukuran partikel yang
akan meningkatkan total luas permukaan, sehingga obat akan mudah melarut (Varshosaz J., et al, 2008).
Untuk meningkatkan kelarutan obat yaitu dengan teknik dispersi padat. Dispersi padat yaitu suatu keadaan
dimana bahan aktif terdispersi dalam polimer pembawa pada keadaan padat. Obat yang sukar larut apabila
didispersikan dalam polimer yang mudah larut akan membentuk ukuran partikel yang lebih kecil, sehingga
akan meningkatkan kelarutannya (Chiou, WL, Riegelman S. 1971).
Lanjutan….

● Atorvastatin kalsium digunakan pada dosis rendah yaitu 10 mg dosis tunggal


● Alasan memilih dosis atorvastatin kalsum 10 mg karena diketahui lebih efektif menurunkan kadar kolestrol
dalam darah (Wierzbicki, et al., 1999).
● Cara pemberian atorvastatin kalsium yaitu diberikan melalui mulut (oral), dengan diminum 1 kali sehari.
B. FORMULASI (Bentuk dan formula yang
dibuat)
● Pada sediaan obat atorvastatin kalsium menggunakan macam macam tablet selaput yaitu tablet
salut selaput merupakan tablet yang disalut dengan selaput tipis polimer yang larut atau tidak larut
dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet (Arifayu, 2015).
● Alasan memilih sediaan tablet salut selaput yaitu karena tablet atorvastatin kalsium memiliki
bioavailabilitas sebesar 12% (British Pharmacopeia, 2007).
● Bioavailabilitas yang kecil dapat mempunyai laju disolusi yang rendah, untuk meningkatkan laju
disolusi adalah dengan mengurangi ukuran partikel yang akan meningkatkan total luas
permukaan, sehingga obat akan mudah melarut (Varshosaz J., et al, 2008).
● Untuk meningkatkan kelarutan obat yaitu dengan teknik dispersi padat yang dimana bahan aktif
terdispersi dalam polimer pembawa pada keadaan padat.
B. FORMULASI (Permasalahan)

Kecacatan tablet terkait dengan proses pengempaan tablet:


● Capping : pemisahan sebagian atau seluruh mahkota atas atau bawah tablet dari badan utama
tablet karenaadanya udara yang terjebak dalam massa cetak.
● Lamination : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih, lapisan terpisah secara horizontal
karenaadanya udara yang terjebak dalam massa cetak.
● Cracking : Retak kecil dan halus yang diamati pada permukaan tengah atas dan bawah tablet, atau
sangatjarang pada dinding samping tablet (Leon dkk, 1986) (Aultonn, 2002)

● Kecacatan tablet yang dipengaruhi oleh eksipien:


● Chipping : rusaknya bagian tepi tablet, karena butiran tepi yang sangat kering.
● Sticking : bahan massa cetak tablet menempel pada dinding cetakan die. Karena massa cetak
lengket dansebagian besar disebabkan oleh kelembapan berlebih pada tahap granulasi.
● Picking : perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan pun
● Binding : massa cetak yang akan dikempa melekat pada dinding ruang cetak pada saat proses
ejection karena massa cetak yang tidak kering atau kurangnya pemberian lubrikan
Lanjutan

Kecacatan tablet yang dipergaruhi oleh lebih dari satu faktor :


● Mottling : keadaan dimana distribusi warna yang tidak merata pada tablet, dengan terdapatnya
bagian bintik-bintik terang atau gelap menonjol pada permukaan yang seragam
 
Tablet terkait dengan pengaruh mesin :
● Double Impression : merupakan suatu kesan ganda pada permukaan tablet yang dibuat dengan
punch yang berlogo, hal ini terjadi karena adanya gerakan punch yang tidak terkontrol setelah
pengempaan (Bhowmik dkk, 2016), (Rana dkk, 2006), (Bhowmik dkk, 2014).
B. FORMULASI (Pencegahan Masalah)

● Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat
aktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan
yang diinginkan, dan lain sebagainya.
● Keuntungan dan kerugian eksipien
● Keuntungan :Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan terbukti
sangat menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil dapat mengatasi lengketnya
partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi gesekan antar partikel. Selain itu aerosil mampu
mengikat lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk
masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik (Voigt, 1984). Penambahan aerosil pada
tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat (Lachman,1994).
● Kerugian :Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat
voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur
lebih lama (Parrott, 1971).
B. FORMULASI (Macam-macam Formulasi)

● Bahan Pengisi (Pengisi)


Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet, yang berfungsi untuk
meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa campuran sehingga dapat
dikompresi/dicetak, dan untuk menetapkan berat sediaan yang akan diproduksi, dan memperbaiki
laju alir massa sehingga mudah dikempa. Selain itu, bahan pengisi pada kapsul bekerja untuk
mengisi kapsul yang digunakan.
● Bahan Pengikat (Binder)
Bahan pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet yang memberikan gaya kohesif yang
cukup pada serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan
kuat setelah pencetakan.
● Bahan Penghancur (Disintegrant)
Disintegran merupakan eksipien yang berfungsi untuk membuat hancurnya tablet ketika terjadi
kontak dalam saluran tertentu. Disintegran bekerja dengan menarik air ke dalam tablet,
mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil.
Lanjutan

● Bahan Pelincir (Lubrikan)


Suatu pelincir diharapkan dapat menarik perhatian antara dinding tablet dengan dinding die pada
saat tablet akan ditekan ke luar.
● Antilekat (Anti lekat )
Antilekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul pada permukaan
punch atau dinding die . Antilekat yang efisien untuk permukaan punch namun tidak larut air
adalah DL-leusin.
● Bahan Pelicin (Glidant)
Pelicin bertujuan untuk memacu aliran atau granul dengan jalan mengurangi hambatan di antara
partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi adhesivitas, sehingga mengurangi antar partikulat
dari sistem secara menyeluruh.
C. PRAFORMULASI (Tinjauan Farmakologi
Bahan Obat)
7 Zat Aktif

• Farmakologi kalsium atorvastatin kalsium sebagai inhibitor enzim HMG-CoA yang


menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah. Enzim HMG-CoA
(3-hydroxyl-3-methylglutaryl-coenzyme A) bekerja di hepar, dengan mengkatalisis
konversi HMG-CoA menjadi mevalonate.
• Indikasi obat atorvastatin kalsium dalam sediaan oral (Tablet salut selaput) dapat
diindikasikan terhadap beberapa pengobatan yaitu sebagai hiperlipidemia/antikolesterol
dan kardiovaskular.
• Artovastatin yang merupakan obat antikolesterol golongan statin ini memiliki
kontraindikasi terhadap beberapa hal berikut yaitu pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif terhadap artovastatin atau obat golongan statin lainnya, pasien ibu yang
sedang hamil karena dapat berpengaruh buruk bagi janin, ibu yang menyusui, karena
Artovastatin di distribusikan ke kelenjar susu dan pasien yang memiliki masalah dengan
organ hati contohnya kolestatis, hepatitis, dll U
C. PRAFORMULASI (BENTUK SEDIAAN,
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN)
Cara Kerja
● Disiapkan alat dan bahan
● Ditimbang masing masing bahan
● Dibersihkan alt menggunakan alkohol 70 %
● Digerus paracetamol, laktosa, dan pengikat dalam lumpang
● Dicampurkan serbuk yang sudah dihaluskan
● Preparasi Larutan pengikat HMPC
● Dicampurkan larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk membentuk
● masa kepal
● Diayakan menggunakan ayakan berukuran mesh 6-12 9. dilakukan
● Pengeringan granul basah
● Diayak granul kering melalui ayakan berukuran 14-20
● Dicampur granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran
● Penyalutan menggunakan aerosil 200
● Ditimbang 2 gr granul.
● Dilakukan Pencetakan tablet dengan mesin cetak single punch
( Evaluasi Granul )
Jenis
Prinsip Syarat Hasil Kesimpulan

Evaluasi
Dengan menghitung waktu yang dibutuhkan
sejumlah granul untuk dapat habis melewati 0,5 g/49 Waktu alir dari sediaan effervescent
Waktu Alir corong
>10 g/detik detik tidak memenuhi syarat

α 25-35° (sangat mudah


Suatu zat berupa serbuk mengalir bebas dari sebuah corong mengalir)
berbentuk kerucut. Adapun untuk mengukur sudut henti
Sudut diam adalah dengan mengukur tinggi dan diameter kerucut yang α 30-38° (mudah mengalir)
35° Sudut diam darigranuldikatakanbaik
dihasilkan
α > 38° (kurang mengalir)
Dilakukan dengan cara menimbang

Cawan porselin yang kosong kemudian cawan porselin diisi


BJ Sejati dengan serbuk dan
 
0.97  

ditimbang kembali
Dimasukkan serbuk ke dalam gelas ukur kemudian di catat
BJ Nyata volume awal. Berat serbuk dibagi dengan volume awal  
0,476  

serbuk
Dimasukkan serbuk ke dalam gelas ukur kemudian
dilakukan penentuan kerapatan nyata di atas kemudian
BJ Mampat ketuk-ketukan gelas ukur tersebut dengan menggunakan alat
 
0,588  

uji kompresibilitas hingga volume serbuk konstan


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai