Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

RHINITIS VASOMOTOR

Bagiah Ilmu Kesehatan THT-KL


Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
Palu

Siti Ranisa Fatirahma 14 18 777 14 286

Pembimbing : dr. Christin Nayoan, Sp. THT - KL

Bagiah Ilmu Kesehatan THT - KL


Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

 Nama : Tn. S
 Umur : 32 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status Pernikahan : Menikah
 Tanggal Pemeriksaan : 26 Juni 2021
Anamnesis
 Keluhan Utama : Hidung tersumbat
 Riwayat Penyakit Sekarang :

Seorang pasien laki-laki datang berobat ke Poliklinik THT dengan keluhan adanya hidung tersumbat yang
dirasakan sejak 2 tahun, dan memberat 1 minggu terakhir dan bergantian antara hidung kiri dan kanan. Pasien
mengatakan sering merasakan hidungnya tersumbat tetapi membaik lagi selama 1-2 hari kemudian tersumbat
lagi, hidung pasien juga mengeluarkan cairan berwarna bening. Menurut pasien saat ia tidur berbaring ke
arah kiri maka lubang hidung kiri yang tersumbat dan sebaliknya dengan hidung kanan. Saat udara dingin
atau pasien berada diruang ber AC maka keluhan bertambah berat, pasien juga terkadang bersin tetapi hanya
sesekali dan hidung tidak terasa gatal dan mata tidak berair. Pasien tidak mengalami gangguan penghidu.
Pasien menyangkal adanya keluhan nyeri tenggorokan, nyeri saat menelan, susah menelan, nyeri telinga,
sesak nafas, suara serak, batuk, demam, tidak ada sakit kepala, dan tidak ada pusing. BAB dan BAK lancar.
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Sebelumnya

Sebelum menderita keluhan ini, pasien pernah mengalami beberapa kali keluhan yang sama. Riwayat Asma
(+) sejak pasien kecil, Pasien riwayat PPOK sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat DM dan hipertensi disangkal.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat gejala dan keluhan yang sama.

 Riwayat Pengobatan

Pasien sebelumnya meminum obat-obatan yang ia beli sendiri di apotik, tetapi pasien lupa nama obat yang
ia konsumsi.
Pemeriksaan Fisik

 Status Generalisata
 Keadaan Umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Status Gizi: Baik

 Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
 Nadi : 72 x / menit
 Respirasi : 20 x / menit
 Suhu : 36,60 C
Pemeriksaan Telinga

- Daun Telinga
Kanan Kiri
Bentuk Normotia Normotia
Ukuran Normal Normal
Sikatrix Tidak Ada Tidak Ada
Infeksi Tidak Ada Tidak Ada
Tumor Tidak Ada Tidak Ada

- Depan Telinga
Kanan Kiri
Abses / Fistel Tidak Ada Tidak Ada
Sikatriks Tidak Ada Tidak Ada
Nyeri Tekan Tidak Ada Tidak Ada
Pemeriksaan Telinga

- Belakang Telinga
Kanan Kiri
Abses / Fistel Tidak Ada Tidak Ada
Nyeri Tekan Tidak Ada Tidak Ada
Tumor Tidak Ada Tidak Ada

- Liang Telinga Luar


Kanan Kiri
Warna Sama dengan daerah Sama dengan daerah
sekitar sekitar
Edem Tidak Ada Tidak Ada
Sekret (sifat) Tidak Ada Tidak Ada
Cerumen Minimal Minimal
Pemeriksaan Telinga

- Selaput Gendang
Kanan Kiri
Permukaan Intak Intak
Warna Putih Mengkilat Putih Mengkilat
Perforasi Tidak Ada Tidak Ada
Cahaya Ada, arah jam 5 Ada arah jam 7

- Telinga Tengah (bila Ada perforasi)

Kanan Kiri
Mukosa Tidak Dievaluasi Tidak Dievaluasi
Promontorium Tidak Dievaluasi Tidak Dievaluasi
Sekret (sifat) Tidak Dievaluasi Tidak Dievaluasi
Pemeriksaan Hidung
- Bagian Luar Hidung
Kanan Kiri
Bentuk Mesorine Mesorine
Kelainan Kulit Tidak Ada Tidak Ada
Kolumella Normal Normal
Nares Anterior Normal Normal
Fossa Kanina Normal Normal
Dinding Media Normal Normal
- Bagian Dalam Hidung

Kanan Kiri
Vestibulum Normal Normal
Dasar Rongga Hidung
Sekret Tidak Ada Ada (Serosa)
Edema Tidak Ada Tidak Ada
Pemeriksaan Hidung
- Dinding Lateral

Kanan Kiri
Meatus Nasi inferior
Massa Tidak Ada Tidak Ada
Polip Tidak Ada Tidak Ada
Edema Tidak Ada Tidak Ada
Sekret Tidak Ada Ada

Kanan Kiri
Konka Inferior
Warna Merah tua Merah tua
Sekret (Sifat) Tidak Ada Ada (serosa)
Permukaan Licin Licin
Ukuran Hipertrofi Hipertrofi
Pemeriksaan Hidung

Kanan Kiri
Meatus Nasi Media
Edema Tidak Ada Tidak Ada
Sekret (Sifat) Tidak Ada Tidak Ada
Polip Tidak Ada Tidak ada

Kanan Kiri
Konka Media
Permukaan Normal Normal
Merah tua, Hiperemis Merah tua, Hiperemis
Warna
(+) (+)
Sekret Tidak ada Ada (Minimal)
Ukuran Hipertrofi Hipertrofi
Pemeriksaan Hidung

- Dinding Media Rongga Hidung

Hasil
Warna Merah tua, Hiperemis (+/+)
Permukaan (Deviasi) Tidak Ada
Edema (Hipertrofi) Ada
Ekskoriasis Tidak Ada
Perforasi Tidak Ada
Pemeriksaan Hidung

- Dinding Belakang (Rinoskopi Posterior)

Hasil
Koana Tidak Dievaluasi
Palatum Molle Tidak Dievaluasi
Ujung Post. Konka Inferior Tidak Dievaluasi
Ujung Post. Konka Media Tidak Dievaluasi
Meatus Nasi Media Tidak Dievaluasi
Ostium Tubae Tidak Dievaluasi
Torus Tubarius Tidak Dievaluasi
Fossa Rosenmuler Tidak Dievaluasi
Tonsil Tubaria Tidak Dievaluasi
Adenoid Tidak Dievaluasi
Pemeriksaan Hidung

- Sinus Paranasalis
Kanan Kiri
 Nyeri Tekan : Tidak Ada Tidak Ada
 Transiluminasi : Tidak Dievaluasi Tidak Dievaluasi
Pemeriksaan Gigi, Mulut,
Kerongkongan, dan Tenggorokan

 Pemeriksaan Gigi
 Karies : Tidak Ada
 Abses : Tidak Ada
 Gusi : Normal

 Pemeriksaan Mulut
 Abses / Fistel : Tidak Ada
 Sikatriks : Tidak Ada
 Nyeri Tekan : Tidak Ada
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Kerongkongan
Orofaring Kanan Kiri
Dinding Dorsal
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Granula Tidak Ada Tidak Ada
Deformitas Tidak Ada Tidak Ada
Post Nasal Drips Tidak Ada Tidak Ada

Kanan Kiri
Dinding Lateral
Lateral Band Normal Normal
Deformitas Tidak Ada Tidak Ada
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Kerongkongan
Kanan Kiri
Isthmus Faucium Normal Normal
Arcus Anterior Normal Normal
Arcus Posterior Normal Normal

Tonsil Kanan Kiri


Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Pembesaran Tidak Ada (T1) Tidak Ada (T1)
Detritus Tidak Ada Tidak Ada
Kripte Tidak Ada Tidak Ada
Perlengketan Tidak Ada Tidak Ada
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Tenggorokan
Hipofaring Hasil
Fossa Piriformis Tidak Dievaluasi
Vallekula Tidak Dievaluasi
Radiks Lingua Tidak Dievaluasi

Hasil
Epiglotis Tidak Dievaluasi
Aritenoid Tidak Dievaluasi
Plika Vocalis Tidak Dievaluasi
Subglotis Tidak Dievaluasi
Trakea Tidak Dievaluasi
Kelainan Motorik Tidak Dievaluasi
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Lanjutan…

 Kelenjar Limfe Regional : Tidak Ada Pembesaran


 Kelainan Lain : Tidak Ada
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
Urine Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Bakteriologis Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Dan Lain-lain Tidak Dilakukan Pemeriksaan

 Pemeriksaan Radiologi
Head-x-ray Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Chest X-ray Tidak Dilakukan Pemeriksaan
USG Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Resume

Seorang pasien laki-laki datang berobat ke Poliklinik THT dengan keluhan adanya kongesti nasal yang
dirasakan sejak 2 tahun, dan memberat 1 minggu terakhir dan bergantian antara nasal sinsitra dan dextra. Pasien
mengatakan sering merasakan keluhan tetapi membaik lagi selama 1-2 hari kemudian tersumbat lagi, keluhan
juga disertai adanya rinore dengan sekret serosa. Menurut pasien saat ia tidur berbaring ke arah sinistra maka
lubang nasal sinistra yang tersumbat dan sebaliknya dengan nasal dextra. Saat udara dingin atau pasien berada
diruang ber AC maka keluhan bertambah berat, pasien juga terkadang bersin tetapi hanya sesekali dan nasal tidak
terasa gatal dan mata tidak berair. Pasien mempunyai riwayat penyakit asma sejak kecil dan PPOK sejak 6 bulan.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien sakit sedang, kesadaran compos mentis, dan status gizi baik.

Pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan tekanan darah 120 / 80 mmHg, nadi 72 x / menit, pernapasan 20 x / menit, dan

suhu 36,60 C. Pada pemeriksaan dinding lateral nasal, didapatkan konka inferior dextra dan sinistra berwarna merah tua,

didapatkan sekret serosa pada konka inferior sinistra, permukaan licin, dengan ukuran hipertrofi pada dextra dan sinistra.

Pada bagian konka media didapatkan berwarna merah tua, hiperemis pada konka media dextra dan sinistra, didapatkan

sekret minimal pada konka media sinistra, dengan ukuran hipertrofi pada dextra dan sinistra .
Diagnosis

Rhinitis Vasomotor
Penatalaksanaan

• Penatalaksanaan pada rhinitis vasomotorbervariasi,


tergantung pada faktor penyebab dan gejala yang menonjol.
• Menghindari faktor pencetus
• Trifed (Triprolidine Hcl 2,5mg , Pseudoephedrine Hcl 60mg)
2 dd 1
• Azithromycin 500mg 1 dd 1
Prognosis

- Quo ad vitam : Dubia ad bonam

- Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam


RHINITIS VASOMOTOR
DEFINISI
 Rinitis vasomotor adalah gangguan pada mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang

persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik. Kelainan

ini merupakan keadaan yang non-infektif dan non-alergi. Rinitis vasomotor disebut juga dengan

vasomotor catarrh, vasomotor rinorrhea, nasal vasomotor instability, non spesific allergic rhinitis,

non - Ig E mediated rhinitis atau intrinsic rhinitis.


ETIOLOGI
Etiologi pasti rinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan
keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu. Beberapa
faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor :
 Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti
ergotamin, chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor
topikal.
 Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara
yang tinggi dan bau yang merangsang.
 Faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil
dan hipotiroidisme.
 Faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue.
PATOFISIOLOGI
1. Neurogenik (disfungsi sistem otonom)
 ketidak-seimbangan impuls saraf otonom di mukosa hidung , berupa
bertambahnya aktivitas system parasimpatis
2. Neuropeptida
 pelepasan neuropeptide menyebabkan peningkatan permeabilitas
vascular dan sekresi kelenjar
3. Nitrit Oksida ↑
 menyebabkan kerusakan / nekrosis epitel sehingga terjadi peningkatan
reaktifitas serabut trigeminal dan recruitment reflex vascular dan kelenjar
mukosa hidung
4. Trauma
GEJALA KLINIS
 Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous

 Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu

perubahan posisi.

 Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di

hidung dan mata.

 Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim,

udara lembab, dan juga oleh karena asap rokok dan sebagainya.

 Selain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang jatuh ke tenggorok ( post nasal drip ).
Berdasarkan gejala yang menonjol, rinitis vasomotor dibedakan dalam 3 golongan :

 Golongan bersin (Sneezer), memberikan respon yang baik dengan terapi antihistamin

dan glukokortikostreroid topikal

 Golongan rinore ( runners), diatasi dengan pemberian anti kolinergik topikal

 Golongan obstruksi/tersumbat ( blockers ), memberikan respon baik dengan terapi

glukokortikostreroid topikal dan vasokonstriktor oral


DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSA
PEMERIKSA
AN
AN FISIK
PENUNJANG
Anamnesis
 Dalam anamnesis dicari faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor
dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi. Biasanya penderita tidak
mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada usia
dewasa. Beberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon terhadap
paparan zat iritan tertentu tetapi tidak mempunyai keluhan apabila tidak
terpapar.
PEMERIKSAAN FISIK

Rinoskopi Anterior :
 Gambaran khas : edema mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua,
tetapi dapat pula pucat.
 Permukaan konka dapat licin atau berbenjol-benjol (hipertrofi).
 Sekret mukoid, biasanya sedikit (pada golongan rinore sekret  serosa dan banyak
jumlahnya)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi. Test kulit

( skin test ) biasanya negatif, demikian pula test RAST, serta kadar Ig E total dalam batas

normal. Kadang- kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah

yang sedikit. Infeksi sering menyertai yang ditandai dengan adanya sel neutrofil dalam sekret.

 Pemeriksaan radiologik sinus memperlihatkan mukosa yang edema dan mungkin tampak

gambaran cairan dalam sinus apabila sinus telah terlibat.


Rhinitis Alergi Rhinitis Vasomotor

1. Mulai Serangan Usia belasan tahun Dekade ke 3-4

2. Alergen Terpapar (+) Terpapar (-)

3. Etiologi Reaksi Ag-Ab terhadap rangsangan Reaksi neovaskular terhadap beberapa


spesifik rangsangan mekanis/ kimia, juga
faktos psikis

4. Gatal & Bersin Menonjol Tidak menonjol

5. Gatal di Mata Sering dijumpai Tidak dijumpai

6. Tes Kulit Positif Negatif

7. Sekret Hidung Eosinofil meningkat Eosinofil tidak meningkat

8. Eosinofil Darah Meningkat Normal

9. IgE Darah Meningkat Tidak meningkat

10. Neurektomi N. Vidianus Tidak membantu Membantu


TATALAKSANA

 Penatalaksanaan bervariasi, tergantung faktor penyebab dan gejala yang


menonjol.
1. Menghindari stimulus/ faktor pencetus
2. Pengobatan simtomatis
 Dekongestan oral, cuci hidung dengan larutan garam fisiologis, kauterisasi konka hipertrofi dengan
larutan AgNo3 25% atau triklor-asetat pekat.
 Kortikosteroid topikal 100-200 mikrogram. Dosis dapat ditingkatkan sampai 400 mikrogram sehari.
 Kortikosteroid topikal dalam larutan aqua seperti flutikason propionat dan mometason furoat  satu
kali sehari dengan dosis 20mcg.
 Rinore berat + antikolinergik topikal (ipatropium bromida).
3. Operasi
 bedah-beku, elektrokauter, atau konkotomi parsial konka inferior
4. Neurektomi N. Vidianus
 pemotongan pada N. Vidianus
5. Blocking ganglion sfenopalatina.
DIAGNOSA BANDING
 Rinitis alergi
 Rinitis infeksi
PROGNOSIS

 Prognosis dari rinitis vasomotor bervariasi. Penyakit kadang-kadang

dapat membaik dengan tiba –tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap

pengobatan yang diberikan.


TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai