Anda di halaman 1dari 27

TERAPI MARITAL

Masalah pernikahan :
• komunikasi pernikahan
• kepuasan hubungan
sexual suami-istri
• hubungan menantu
dengan mertua
• masalah keuangan
keluarga
Ditimbulkan oleh perbedaan latar belakang • masalah keturunan
perbedaan pandangan, pemikiran, sikap, • Masalah orangtua
budaya, pendidikan maupun keinginan dengan anak
masing-masing individu

PSIKOTERAPI
PENDAHULUAN
PSIKOTERAPI
• Psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy. Kata psyche berarti jiwa,
sedangkan therapy yang berarti penyembuhan.
• Psikoterapi  cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik
psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
• Berdasarkan setting-nya : psikoterapi individual dan kelompok (terdiri atas
terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok).
• Terapi marital atau pasangan diindikasikan bila ada problem di antara
pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll
TINJAUAN PUSTAKA
PERNIKAHAN

• Undang-undang Pernikahan no. 1 tahun 1974 pasal 1  pernikahan adalah ikatan


lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
• Tujuan dari pernikahan  untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan bahagia
selamanya.
• Kepuasan pernikahan adalah salah satu konsep umum yang digunakan untuk
menilai kebahagiaan dan stabilitas dalam sebuah pernikahan.
• Hawkins mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai rasa bahagia, puas, dan
gembira yang dialami oleh suami atau istri jika mereka mempertimbangkan semua
aspek pernikahannya (Tavakol, 2017)
Pernikahan
Kepuasan pernikahan muncul dari kebahagiaan untuk saling
mencintai.
Cinta, menurut Sternberg (1986), dapat dikategorikan menjadi
tiga komponen yang saling berinteraksi menghasilkan perbedaan
jenis cinta dan ekspresi dalam tindakan mencintai orang
lain  Konsep ini dikenal dan digambarkan sebagai teori
cinta segitiga (triangular theory of love).
Pernikahan
Lebih lanjut Sternberg menguraikan tiga komponen cinta
menjadi tujuh jenis cinta yang berbeda.
Premarital Counseling

• Menikah  memiliki kematangan dan kesiapan diri untuk menghadapi


dinamika dirinya bersama individu lain dalam jangka waktu yang panjang
• Program persiapan pernikahan memfasilitasi individu maupun pasangan
menyiapkan aspek-aspek kesiapan menikah secara personal yaitu
konseling pranikah (premarital counseling).
• Konseling pranikah bertujuan untuk membekali pasangan yang akan
menikah dengan berbagai informasi dan pengetahuan yang dapat
meningkatkan kualitas hubungan pasangan tersebut sesudah menikah
• Program pranikah untuk pasangan memberikan alternatif, pendekatan
pencegahan untuk mengantisipasi dan mengatasi faktor risiko yang
terkait dengan penderitaan dan perceraian pasangan.
Premarital Counseling
• Salah satu program pemberdayaan intervensi dalam hubungan pasangan
dalam rangka mencegah ketidakpuasan perkawinan dan meningkatkan k
eakraban dan komitmen pernikahan adalah program Practical Application of
Intimate Relationship Skills (PAIRS).
Prinsip utama PAIRS :
Keintiman berkelajutan

Ketika keintiman, pengalaman emosional yang mendalam dari


hubungan cinta terputus  dasar pernikahan menjadi goyah

Niat baik kemudian hilang dan keinginan serta kemampuan untuk


memecahkan masalah, mengatasi rintangan, dan bertahan dalam
menghadapi ketakutan dan ketidakpastian  dengan cepat terkikis

Saat pasangan belajar untuk menciptakan kembali, dan mempertahankan


keintiman, banyak masalah pranikah dan perkawinan, seperti komitmen,
kerja sama, kesetiaan, dan perbedaan jauh lebih cepat diselesaikan.
Premarital Counseling
PAIRS dirancang untuk
(1) Menyelaraskan kembali sikap dan keyakinan tentang cinta dan
hubungan dan tentang pernikahan dan kehidupan keluarga;
(2) Melatih dan mengembangkan pengetahuan diri, literasi
emosional, dan kemanjuran emosional setiap pasangan;
(3) Mengubah perilaku tidak efektif yang mengurangi keintiman
dengan mengajarkan perilaku dan keterampilan yang meningk
atkan keintiman dan peningkatan hubungan

 Jika kedua individu yang terikat dalam pernikahan tidak dapat


menyelesaikan dan mengatasi masalahnya, biasanya berakhir d
engan  PERCERAIAN
Perceraian
Fenomena perceraian saat ini semakin
meningkat. Angka tersebut mengalami
peningkatan setiap tahun sejak tahun 2015 Agustus
2020

2018
306.688
2017
444.358
2016
415.510
2015
401.717 Berdasarkan data dari Badan Peradilan
394.246 Agama Mahkamah Agung
Perceraian
Dr. Gary Chapman Ph.D, dalam bukunya Desperate Marriage menulis
banyak sekali factor yang dapat memicu perceraian. Diantara faktor
pemicu tersebut adalah (Nurwijaya, 2011) :
1. Pasangan yang tidak bertanggung jawab (faktor ekonomi)
2. Pasangan yang gila kerja (workaholic)
3. Pasangan yang suka mengontrol (mendominasi)
4. Pasangan yang kurang komunikasi
5. Pasangan yang senang mencela dan mengejek ( verbal abusive)
6. Pasangan yang sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga
7. Pasangan yang tidak setia dan sering selingkuh
8. Pasangan yang kecanduan narkoba dan alkohol.
Terapi Marital
DEFINISI
• Terapi pasangan, perawatan hubungan pasangan — mengacu pada berb
agai modalitas pengobatan yang mencoba mengubah hubungan
perkawinan dengan tujuan meningkatkan kepuasan pernikahan atau
memperbaiki disfungsi perkawinan. Disfungsi perkawinan dapat berupa
perkawinan yang terlalu konfliktual, disfungsional, atau mungkin
terselubung tetapi mengakibatkan gejala atau disfungsi pada salah satu
atau kedua pasangan atau anak-anak mereka (Sholevar, 2003)

• Terapi marital (terapi pasangan) adalah bentuk psikoterapi yang


dirancang untuk memodifikasi secara psikologis interaksi antara dua
orang yang berada dalam konflik dalam satu atau lebih parameter (sosia
l, emosional, seksual, ekonomi).
Terapi Marital
SEJARAH

• Konseling pernikahan profesional muncul pada 1920-an dan 1930-a


n. Pusat Konsultasi Pernikahan didirikan di New York City pada tahu
n 1929, Dewan Pernikahan Philadelphia didirikan pada tahun 1932,
dan Institut Hubungan Keluarga Amerika didirikan di California pada
tahun 1939 untuk menawarkan konseling khusus untuk masalah p
ernikahan
• C. P. Oberndorf (1938) menerbitkan sebuah makalah klasik berjudul
“Folie à Deux,”
• 1950-an  Konsep homeostasis, komunikasi, dan konflik keluarga
dulu diterapkan pada hubungan pernikahan
• 1960 Fondasi empiris terapi pernikahan didirikan ketika teknik peril
aku diterapkan pada gangguan pernikahan
Terapi Marital
TUJUAN
• Peningkatan hubungan perkawinan dan pengobatan gangguan
emosional yang mendasarinya di salah satu atau kedua pasangan

• Nathan Ackerman : tujuan terapi adalah untuk menghilangkan


penderitaan dan ketidakmampuan emosional serta untuk
meningkatkan kesejahteraan pada kedua pasangan bersamasama
dan masing-masingnya sebagai individu

• Terapis menuju tujuan tersebut dengan memperkuat kemampuan


bersama untuk memecahkan masalah, meningkatkan pertumbuhan
hubungan dari masing-masing pasangan, membuat masing-masing
pasangan dalam pasangan memikul tanggung jawab dalam m
engerti susunan psikodinamika dari kepribadiannya.
Terapi Marital
INDIKASI

• Indikasi primer ; permasalahan komunikasi antara individu.


• Aspek kehidupan seksual
• Kesulitan dalam membangun hubungan sosial
• Masalah ekonomi
• Masalah dengan orangtua
• Peran emosional
Terapi Marital
METODE
1. Terapi Individu
• Pasangan akan mengikuti terapi pada terapis yang berbeda dan
bukan pada terapis yang sama.
• Tujuannya adalah untuk menguatkan dan meningkatkan ikatan
dan kapasitas tiap individu
• Individu yang mengikuti terapi akan memberi data tentang
pasangannya dan terapis akan mengevaluasi data tersebut untuk
mengenali pasti permasalahan pasangan tersebut.
• Data tersebut juga bisa dinilai untuk mengenali jika ada unsur
irasional dari individu tersebut terhadap pasangannya
Terapi Marital
Lanjutan… METODE

2. Terapi “Conjoint”
• Mode terapi pasangan yang paling umum digunakan
• Kedua pasangan beserta satu atau dua terapis akan akan
bergabung di dalam satu sesi yang sama terapi yang sama
dengan metode ini, individu akan merasa nyaman dan lebih
tenang untuk menyampaikan permasalahan mereka.
• Keuntungan dari terapi konjoin adalah bahwa terapi ini
memfokuskan upaya terapeutik secara langsung pada interaksi
pasangan dimana masalah muncul.
• Kadang-kadang, Terapi Conjoint dapat digunakan secara destruktif
oleh pasangan untuk tujuan saling menyalahkan dan perebutan
kekuasaan
Terapi Marital
Lanjutan… METODE

3. Terapi “Four-Way”
 Di dalam terapi “four-way”, setiap pasangan akan bertemu
terapis yang berbeda dan berdiskusi bersama-sama dengan tiap
individu ditemani oleh satu terapis. Ini berarti, setiap individu
akan membawa satu terapis dan jumlahnya menjadi empat
orang (2 pasien dan 2 terapis).
Terapi Marital
Lanjutan… METODE

4. Terapi Kelompok
• Terapi kelompok melibatkan beberapa pasangan, dan biasanya
3 atau 4 pasangan terlibat.
• Setiap pasangan akan diberi peluang untuk mengenal pasangan
lain dan berbagi permasalahan mereka.
• Ini dapat memberi semangat dan empati kepada mereka dan
membuktikan bahwa mereka tidak sendiri dalam menyelesaikan
permasalahan ini.
• Tiap pasangan akan diberi peluang untuk memperoleh informasi
baru dari pasangan lain dan memperoleh umpan balik tentang
diri mereka.
Terapi Marital
MODEL
Berdasarkan buku Alan Gorman yang berjudul Clinical Handboo
k of Couple Therapy, terapi marital terdiri dari (Gurman, 2018) :
• Behavioral Approaches
• Humanistic–Existential Approaches
• Psychodynamic and Transgenerational Approaches
• Contents Social Constructionist Approaches
• Systemic Approaches
• Integrative Approaches
Terapi Marital

KONSEP
• Biasanya dilakukan di kantor terapis, dan ditawarkan sekali
per minggu dengan setiap sesi yang berlangsung antara
60 dan 90 menit. Satu atau dua terapis mungkin hadir
dalam sesi.
• Jumlah sesi terapi akan bervariasi sesuai dengan tingkat
keparahan masalah yang disajikan, pelatihan terapis dan
teknik  perubahan yang signifikan dapat terjadi dalam
sesi  pertama atau ke dua, tetapi biasanya diperlukan 8
hingga 12 sesi sebelum perubahan signifikan dan
menetap secara realistis terjadi.
Terapi Marital
Lanjutan… KONSEP

• Terapi yang sudah berlangsung selama satu tahun atau lebih


tanpa ada hasil, mungkin terapi tidak berhasil  pasangan yang
bermasalah mungkin bisa mempertimbangkan bekerja dengan
terapis yang berbeda, dengan pendekatan yang berbeda
• Pasangan yang memiliki kesempatan terbaik untuk pemulihan
adalah mereka yang sama-sama termotivasi untuk mempertahan
kan pernikahan mereka.
• Pasangan yang diterapi akan ditanya apakah akan tetap berkom
itmen untuk menikah atau tidak. Pasangan yang tidak mau atau
tidak bisa berkompromi, cenderung tidak berhasil
Terapi Marital
PERSPEKTIF
• Terapi marital tidak sempurna dan tidak selalu berhasil dalam
membantu pasangan untuk mempertahankan pernikahan mereka
 hasilnya kadang-kadang bisa sederhana, dengan
ketidaksetujuan dan konflik yang belum terselesaikan
• Hubungan antara pasangan dan terapis mereka juga penting.
Terapi yang efektif membutuhkan kepercayaan dari semua pihak.
Terapi Marital
Lanjutan…
PERSPEKTIF
• Jika satu atau lebih pasangan gagal untuk melihat terapis mereka
sebagai terapis yang adil dan tidak memihak, terapi ini mungkin di
kompromikan  untuk alasan ini, sebaiknya tidak merekrut terapis
yang sebelumnya pernah bekerja dengan salah satu anggota
pasangan tersebut.
• Terapis dan pasangan juga harus memperhatikan dan berbicara
tentang bagaimana hubungan mereka terasa dari waktu ke waktu
sehingga persepsi setiap pasangan dapat diminimalkan
• Pasangan yang pernah memperoleh manfaat dari terapi marital,
dan yang kemudian muncul kembali masalahnya, mungkin ada
gunanya mendapatkan kembali terapi untuk sesi 'booster'.
Terapi Marital
PROSES
• Terapi marital sering dimulai dengan meminta klien untuk berpart
isipasi dalam tahap pengumpulan informasi penilaian di mana
mereka berusaha untuk memahami sifat dari masalah mereka,
• Proses penilaian bisa formal maupun informal, tergantung pada
terapis.
• Informal terdiri dari satu atau lebih sesi untuk proses wawancara
dimana terapis meminta pasangan untuk menjelaskan masalah
mereka.
• Kadang-kadang pengumpulan informasi awal sesi melibatkan
kedua pasangan hadir; tetapi pada waktu lain bisa diwawancarai
secara individual.
Terapi Marital
Lanjutan…
PROSES
• Penilaian yang lebih formal dilakukan, wawancara dilengkapi
dengan satu atau lebih latihan kuesioner untuk mengumpulkan
informasi yang lebih objektif .
• Terapis sering meminta masing-masing pasangan untuk
menyelesaikan sebuah genogram yang merupakan semacam
pohon keluarga informasi psikologis
• Pasangan juga diminta untuk mengisi 'dyadic adjustment scale‘
 Terapis kemudian akan membandingkan jawaban masing-
masing pasangan pada kuesioner ini untuk mempelajari pandang
an hubungan pasangan tersebut
Terapi Marital
Lanjutan…
PROSES
Umumnya fase penilaian akan menjadi satu hingga tiga sesi dalam
durasi dan akan berakhir dalam sesi di mana terapis menyajikan
pemahamannya tentang masalah kepada pasangan bersama
dengan rencana perawatan dan tujuan yang diusulkan.
RANGKUMAN
• Terapi marital (terapi pasangan) merupakan bentuk psikoterapi yang
dirancang untuk secara psikologis memodifikasi interaksi dua orang yan
g berkonflik satu sama lain karena dari masalah yang terlibat dari berba
gai parameter yaitu sosial, emosional, seksual, atau ekonomi.
• Jenis dari Terapi marital (terapi pasangan) yang biasa digunakan untuk
ketidakharmonisan pernikahan adalah terapi individu ( individual therapy),
terapi pasangan individu ( individual couples therapy), terapi gabungan
(conjoint therapy), sesi empat arah (four-way Session), kelompok psi
koterapi (group psychotherapy), terapi gabungan yang menjadi dasar ter
api psikologis
• Tujuan terapi marital dapat mencakup peningkatan hubungan perkawinan
dan pengobatan gangguan emosional yang mendasarinya di salah satu at
au kedua pasangan.
• Jumlah sesi terapi akan bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan
masalah yang disajikan, pelatihan terapis dan teknik.

Anda mungkin juga menyukai