Anda di halaman 1dari 13

penelitian

Cross-
sectional
Nurulfuadi
pengertian
• Penelitian cross-sectional penelitian non-eksperimental, mempelajari
dinamika korelasi antara factor resiko dengan efek
• Mempalajari prevalensi, distribusi, hubungan dari suatu populasi
• Dilakukan dalam satu kurun waktu tertentu dengan satu fokus
• Tidak dapat dilakukan untuk penelitian mengenai perubahan atau
dampak sosial
• Digunakan untuk tujuan eksplorasi atau deskripsi
• Menghasilkan data yang bersifat cross-sectional (satu waktu)
2
Tujuan
• Mencari prevalensi dan insidensi satu atau beberapa penyakit tertentu
• Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit tertentu
dengan perubahan yang jelas
• Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan resiko
atribut

3
Kelebihan
• Dapat dilakukan pada suatu saat saja
• Apabila >2 variabel pengumpulan data dapat dilakukan secara
bersamaan dan tidak perlu dilakukan follow up
• Murah
• Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
• Tenaga yang dibutuhkan efisien

4
kelemahan
• Sulit untuk menentukan sebab akibat
• Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak
• Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insiden, prognosis
• Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
• Dapat terjadi bias prevalens atau insidens
• Kesimpulan korelasinya paling lemah dibandingkan rancangan case
control atau cohort
5
Mengantisipasi kelemahan
• Memilih variabel yang diduga memiliki hubungan atau pengaruh
• Mengumpulkan hasil penelitian terdahulu
• Sampel harus diambil secara representatif

6
Cara pelaksanaan riset
Variabel-variabel (faktor risiko dan efek)
diobservasi sekaligus pada saat yang sama

Tiap subjek hanya diobsevasi satu kali saja

Faktor risiko dan efek diukur menurut keadaan


atau status waktu diobservasi

7
Langkah-langkah
Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian. Faktor
risiko yang tidak dipelajari efeknya (harus dikendalikan)

Menetapkan subjek penelitian

Melakukan observasi atau pengukuran faktor risiko dan


efek sekaligus pada saat yang sama
Melakukan analisis korelasi atau perbedaan proporsi
antar kelompok-kelompok hasil observasi
8
Desain studi
• Data diambil secara bersamaan  tidak diketahui mana yang lebih
dahulu antara pajanan dan akibat Keterangan:
E (factor
E = terpapar faktor
resiko)
D (efek) risiko
E- (factor
E- = tidk terpapar
resiko)
E (factor factor risiko
resiko) D = mengalami
D- (efek-)
E- (factor penyakit
resiko) D- = tidak
mengalami
penyakit 9
Menilai hubungan faktor rersiko dan
efek (1)
• Risiko absolut (RA) nilai 0-1:
• RA=0  tidak ada kasus
• RA=1  semua subjek menjadi sakit
• Risiko Relatif (RR) nilai 0 – ̴ :
• RR< 1 = Faktor risiko, bahkan merupakan faktor yang menguntungkan 
mencegah terjadinya penyakit
• RR=1 = Faktor risiko, tidak ada pengaruhnya atau netral  tidak ada hubungan.
• RR>1 = Benar-benar sebagai faktor risiko  Ada hubungan antara faktor risiko
dan penyakit
10
Menilai hubungan faktor rersiko dan
efek (2)
• Rasio Prevalensi (RP) adalah subjek dengan efek positif (prevalensi penyakit)
pada semua subjek dengan faktor risiko dibagi jumlah subjek dengan efek
positif pada semua subjek dengan faktor risiko negative.
D (efek) D- (efek)
E (factor resiko) a b
E - (factor c d
resiko-)

• RP = a/a+b : c/c+d
11
Uji kemaknaan statistik atbel 2x2
Status Sakit (D) Tidak Sakit Jumlah
Keterpaparan (D-)
Terpapar (E) a b H1
Tidak terpapar c d H2
(E-)
Jumlah V1 V2 T

12
13

Anda mungkin juga menyukai