Anda di halaman 1dari 61

ASSALAMUALAIKUM

WAROHMATULLOHI
WABAROKATUH
Biodata
DRS. MUHROJI ARIFIN, S.Ag.,M.Pd.

Widyaiswara Madya
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN
SEMARANG
• Youtube………Sendiri
• Akun
• Rendy Fyandika
• Muhroji Arifin
• Ozie
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Keberhasilan seseorang
dalam bekerja:
1.Internal
a. Kecerdasan
b. Motivasi
c. Terampil/
kompeten
d. Kepribadian PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
e. Bakat; dll.
2. Eksternal
a. Lingkungan kerja
b. Penghasilan
c. Budaya kerja
d. Network
Mengetahui tugas dan fungsinya dalam Bekerja
e. Kepemimpinan
f. Kebijakan/
peraturan
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukkan Peraturan
Perundang-Undangan.
2. UU NOMOR 43 TAHUN 2009 Tentang Kearsipan
3. PP Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Kearsipan
4. Permenpan Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Instansi Pemerintah.
5. KMA Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Kode Jabatan, Singkatan, dan
Akronim, dan KMA Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Tata Naskah
Dinas Pada Kementerian Agama.
6. PMA Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pencabutan PMA No 16 Tahun
2006 Tentang Tata Persuratan Dinas di Lingkungan Kementerian
Agama
7. Peraturan Kepala ANRI Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Tata Naskah
Dinas
Pengertian Naskah
Dinas:

Informasi Tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang


dibuat atau dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang
pada Kementerian Agama dalam rangka penyelenggaraan
tugas sesuai tugas dan fungsi Kementerian Agama
Maksud
&
Tujuan PMA No.9
Tahun 2016

Tujuannya adalah
Maksudnya adalah untuk menjadi untuk menciptakan
acuan dalam penyelengaraan tata kelancaran
naskah komunikasi tulis
yang efektif dan
efisien
Kesamaan
pengertian dan
pemahaman,
penafsiran, bhs

Tercapainya
Efektif efisien
Kelancaran
Berkomunikasi
Tulis Mengurangi
Mengurangi
tumpang
tumpang tindih
tindih &
&
Pemborosan
Pemborosan
Asas-asas tata persuratan dinas

2 4
1
Keamanan
Keamanan 6
3 5

================================================================
=====

Asas = landasan/dasar
================================================================
====
Pengertian

Naskah Dinas :

adalah informasi tulis sebagai alat komunikasi


kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang pada
Kementerian Agama dalam rangka
penyelenggaraan tugas sesuai tugas dan fungsi
Kementerian Agama
Jenis Naskah Dinas 3.
NASKAH DINAS KHUSUS
1.Surat Perjanjian
2.Surat Kuasa
3.Berita Acara
1. 2.
4.Surat Keterangan
NASKAH NASKAH DINAS
5.Surat Pengantar
DINAS KORESPONDENSI
6.Pengumuman
ARAHAN
1. Peraturan
2. Pedoman 1.Nota Dinas
Naskah Dinas 3. Juklak
Pengaturan 4. SOP
intern 2.Memorandum

5. Surat
Edaran

5.
TELAAH STAF
Naskah
Keputusan
ekstern Surat
Dinas
Penetapan dinas
6.
Formulir
1. Instruksi
2. S.Perintah
Naskah undangan Surat
3. S. Tugas
dinas undangan
7.
penugasan Naskah dinas
elektronik
1. Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani Surat Edaran pada
Kementerian Agama oleh Menteri Agama dan dapat dilimpahkan pada
Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal.
2. Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh Menteri Agama dan Pimpinan
Satuan Organisasi/Kerja sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan
tanggung jawab.
3. Nota Dinas dibuat dan ditandatangani oleh pejabat dalam satu lingkungan
internal satuan organisasi sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan
tanggung jawab.
4. Memorandum dibuat dan ditandatangani oleh atasan sesuai dengan lingkup
tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
5. Surat Dinas dan Surat Undangan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan lingkup tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung
jawab.
6. Berita Acara ditandatangani oleh para pihak dan para saksi
apabila diperlukan.
7. Surat Keterangan dan Surat Pengantar dibuat dan
ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan lingkup tugas,
wewenang, dan tanggung jawab.
8. Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh Menteri Agama dan
atau Pimpinan Satuan Organisasi/Kerja sesuai dengan lingkup
tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
9. Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
10. Telaahan Staf dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
1. Persyaratan Penyusunan
Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan
pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam
susunan yang sistematis.

2. Lambang Negara dan Lambang Kementerian


Agama pada Naskah Dinas
Untuk mengidentifikasi Naskah Dinas, pada halaman
pertama menggunakan Lambang Negara atau
Lambang Kementerian Agama.
a. Lambang Negara digunakan untuk Naskah Dinas yang
ditandatangani sendiri oleh Menteri Agama
b. Lambang Kementerian Agama digunakan untuk Naskah Dinas
yg ditandatangani Pejabat Struktural yang berwenang pada
Kementerian Agama
3.Kode Jabatan dan Penomoran pada Naskah Dinas:
1. Kode Jabatan pada Naskah Dinas
a. Kode Jabatan pada
- Kementerian Agama Pusat,
- Kanwil Kemenag Provinsi,
- PTKN,
- BDK,
- Balai Penelitian dan Pengembangan Agama,
- Asrama Haji Embarkasi,
- Kantor Misi Haji Indonesia,
- Lajnah Pentashihan Mushaf Alqur’an,
- Unit Percetakan AlQur’an, dan
- UPT yang mengalami perubahan atau penyempurnaan organisasi
dan Tata Kerja perlu diikuti dengan penyempurnaan dan penetapan
Kode Jabatan yang ditetapkan oleh Menteri Agama.
b. Penyusunan Kode Jabatan satuan kerja pada
- Kantor Kementerian Agama Provinsi,
- Kankemenag Kab/Kota,
- dan KUA kecamatan,
- Madrasah Negeri
ditetapkan dengan Keputusan Kepala kantor Kementerian Agama Wilayah
Provinsi/Kakanwil Prov.
c. Penyusunan kode Jabatan satuan kerja pada Perguruan Tinggi Keagamaan
Negeri di Tetapkan dengan Keputusan Rektor.
2. Penomoran Naskah Dinas
a. Susunan Penomoran naskah Dinas Khusus sebagai berikut:
1) Nomor Naskah Dinas Khusus (nomor urut dalam satu tahun takwin)
2) Kode Jabatan
3) Bulan (ditulis dalam 2 digit)
4) Tahun terbit
Kw: Kode Jabatan Kanwil
07 : Bulan Ke Tujuh (Juli)
2021 : Tahun 2021
b. Susunan Penomoran Surat Dinas, mencangkup
Hal-hal:
1. Kode derajat Pengamanan Surat Dinas
2. Nomor Surat Dinas
3. Kode Jabatan
4. Kode Klasifikasi Arsip (KKA)
5. Bulan
6. Tahun Terbit
Contoh Surat Dinas yang ditandatangani oleh Kakanwil

SR-12/Kw/KP.07.1/07/2021
Kode Derajat Pengamanan Surat Dinas
Besifat Sangat Rahasia
Nomor Surat Dinas
Kode Jabatan Menteri Agama
Kode Klasifikasi Arsip
Bulan Ke-7 (Juli)
Tahun Terbit 2021
a. Atas Nama atau (a.n.)
digunakan jika pejabat yg menandatangani telah
diberi kuasa oleh pejabat yg bertanggung jawab,
berdasarkan bidang tugas dan tanggung awab
ybs. Pejabat penanda tangan bertanggung
jawabatas isi surat kepada penanggung jawab,
sedangkan tanggung jawab tetap pada yg memberi
kuasa.
b. Untuk Beliau ( u.b.)
Dipergunakan jika yg diberi kuasa, memberi kuasa lagi
kpd pejabat satu tingkat dibwahnya ( u.b.) digunakan
setelah ada (a.n.) pelimpahan wewenang penandatangan
surat (u.b.) hanya sampai pada pejabat dua tingkat
esselon dibawahnya dg syarat:
> pelimpahan hrs mengikuti urutan sampai dengan dua
tingkat struktural dibawahnya
> Materi yg ditandatangani merupakan tugas dan tanggung
jawabnya
> dapat digunakan o/ pejabat yg ditunjuk sbg pemangku
jabatan sementara atau yg mewakili
> tanggung awab berada pada pejabat yg telah diberikuasa
Untuk Perhatian (u.p.)
Digunakan untuk
 mempercepat penyampaian surat kepada penerima
surat/pejabat yang dituju.
 mempercepat penyelesaian surat.
Contoh:
Yth. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
Jalan Jenderal Sudirman, Kav 69
Jakarta Selatan 12190
u.p.
Deputi Menteri PAN dan RB Bidang Tata Laksana
24
 Digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah
dinas belum ditetapkan karena menunggu ketentuan bidang
kepegawaian lebih lanjut

 Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang


definitif ditetapkan

Contoh:
Plt. Kepala Biro Umum,

Tanda Tangan

Nama lengkap

25
 Digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah
dinas tidak berada di tempat, sehingga untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari perlu ada pejabat sementara yang
menggantikannya

 Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat


yang definitif kembali di tempat

Contoh:
Plh. Kepala Biro Umum,

Tanda Tangan

Nama Lengkap

26
 Pejabat Ganti Sementara (Pgs.)

Digunakan apabila Pejabat yg berwenang menandatangani Naskah


Dinas pensiun, berhenti, sementara belum ada gantinya, dan
diangkat Pgs. dengan maksud dapat menandatangani dokumen-
dokumen keuangan tetapi tidak dapat mengambil keputusan yang
strategis.
Pelimpahan wewenang bersifat sementara sampai dengan pejabat
definitif dilantik oleh yg berwenang.
Contoh:
Pgs. Kepala Biro Umum,

Tanda tangan
Nama Lengkap

(blm ada di KMA 9 thn 2016 akan di revisi)


 Kewenangan untuk melaksanakan dan
menandatangani surat dinas yang bersifat
kebijakan/ keputusan/arahan berada pada pejabat
pimpinan tertinggi instansi.

 Kewenangan untuk melaksanakan dan


menandatangani surat dinas yang tidak bersifat
kebijakan/ keputusan/arahan dapat
diserahkan/dilimpahkan kepada pimpinan
organisasi di setiap tingkat eselon atau pejabat
lain yang diberi kewenangan untuk
menandatanganinya. 28
A. Penggunaan Cap Dinas. terdiri dari :
1. Pejabat yang berwenang menggunakan cap jabatan
dengan Lambang Negara adalah pejabat negara yaitu
Menteri Agama; dan
2. Pejabat yang berwenang menggunakan cap Lambang
Kementerian Agama adalah pejabat berwenang pada
Kementerian Agama Pusat, Daerah, dan Pendidikan
Tinggi Keagamaan Negeri.
B. Penggunaan Lambang Negara
1. Ketentuan penggunaan Lambang Negara
sebagai berikut:
a) Lambang Negara merupakan lambang garuda
yang digunakan dalam Tata Naskah Dinas sebagai
tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat
tetap dan resmi.
b) Pejabat yang berwenang menggunakan kop
naskah dinas jabatan dan cap jabatan dengan
Lambang Negara adalah pejabat Negara dalam hal
ini Menteri Agama.
2. Kop Naskah Dinas Jabatan dengan Lambang
Negara Bentuk dan spesifikasi kop naskah dinas
jabatan dengan lambang negara sebagai berikut:
a) Bentuk kop naskah dinas jabatan menggunakan lambang
Garuda berwarna kuning emas, dengan ukuran tinggi 21,50
mm dan lebar 20,24 mm sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. Lambang Garuda terletak simetris di
tengah kertas yang berjarak 20 mm dari tepi atas kertas dan
berada di tengah tulisan nama Menteri Agama. Tulisan
nama Menteri Agama dicetak tebal dengan huruf kapital
yang terletak 5 mm di bawah lambang garuda.
b) Contoh bentuk dan spesifikasi kop naskah dinas
jabatan dengan lambang garuda dapat dilihat pada
Gambar 1.
Bentuk dan spesifikasi cap Menteri Agama dengan
lambang garuda adalah sebagai berikut.
1) Cap Menteri Agama berbentuk bundar, terdiri dari
tiga lingkaran dengan jari-jari R1 = 18,5 mm, R2 =
17,5 mm, dan R3 = 13,5 mm. Tebal garis lingkaran R1
= ± 0,8 mm, R2 = R3 = ± 0,2 mm.
2) Lingkaran pertama adalah lingkaran paling luar.
Pada lingkaran kedua, di bagian atas tercantum tulisan
nama jabatan Menteri Agama yang ditulis dengan
huruf kapital; sedangkan di bagian bawah tercantum
tulisan Republik Indonesia. Pada lingkaran ketiga,
terdapat lambang garuda dengan ukuran 18 X 19 mm.
Di antara kedua tulisan tersebut diberi tanda berupa
bintang segi lima dengan ukuran sesuai huruf.
3) Cap Menteri Agama menggunakan tinta berwarna
ungu.
4) Penggunaan cap dinas terletak di sebelah kiri tanda
tangan naskah dinas dan mengenai sedikit tanda
tangan pejabat yang berwenang.
5) Contoh bentuk dan spesifikasi cap jabatan dengan
lambang negara dapat dilihat sebagai berikut:
1. Ketentuan Penggunaan Lambang Kementerian
Agama
2. Penggunaan Lambang Kementerian Agama pada
Kop Naskah Dinas
3. Penggunaan Lambang Kementerian Agama dan
Lambang Pendidikan Tinggi Keagamaan Negeri
pada Cap Kementerian Agama
Bentuk Lambang Kementerian Agama
A. BENTUK DAN FORMAT NASKAH DINAS ARAHAN

1) Susunan Surat Edaran, meliputi: (Kepala, Batang


Tubuh, dan Kaki).
2) Bentuk surat edaran yang ditandatangani oleh:
a. Menteri Agama
Bentuk surat edaran yang ditandatangani oleh Menteri Agama
3) Susunan Surat Tugas, meliputi:
a. Kepala terdiri dari: (kop naskah dinas; kata
SURAT TUGAS yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris; dan, NOMOR, yang berada di
bawah tulisan Surat Tugas dengan huruf kapital. )
b. Batang Tubuh terdiri dari:
 Konsiderans (Menimbang)
 Diktum (Memutuskan)

c. Kaki terdiri dari (Nama Tempat,Nama


Jabatan,Tandatangan,dan Cap)
B. BENTUK DAN FORMAT NASKAH DINAS
KORESPONDENSI

1. INTERN
a. Susunan Nota Dinas Korespondensi Intern terdiri dari:
- Kepala Nota Dinas (Kop Naskah, Kata NOTA DINAS,
Kata NOMOR, Kata YTH. Dst)
- Batang Tubuh (Alinea Pembuka, Isi, Penutup)
- dan Kaki (TTd, Nama Pejabat, dan Tembusan)

b. Susunan Memorandum
- Kepala Memorandum (Kop Naskah Dinas, Kata
MEMORANDUM, Kata NOMOR, dst)
- Batang Tubuh (Alinea Pembuka, Alinea Isi, Alinea Penutup)
- Kaki (TTd, Nama Pejabat, Tembusan bila perlu)
c. Bentuk Nota Dinas
2. EKSTERN

Susunan Surat Dinas Korespondensi Ekstern terdiri dari:

- Kepala Surat Dinas (Kop Naskah, Nomor, Sifat,


Lampiran dan Hal)
- Batang Tubuh (Alinea Pembuka, Isi dan Penutup)
- dan Kaki (Nama Jabatan, TTd, Stempel, Tembusan)
Bentuk Surat Dinas
3. Susunan dan Bentuk Surat Undangan
Susunan Surat Undangan :
- Kepala (Kop Naskah, Nomor, Sifat, Lampiran, Hal dst)
- Batang Tubuh (Alinea Pembuka, Isi Undangan, Alinea Penutup)
SUSUNAN NASKAH DINAS KHUSUS
a. Susunan dan Bentuk Berita Acara
- Kepala Berita Acara (Kop Naskah Dinas, Kata BERITA
ACARA,
kata NOMOR)
- Batang Tubuh (tulisan HARI, TANGGAL, TAHUN, dan Substansi
berita)
- Dan Kaki (TTD, Para Pihak, dan Saksi)
b. Susunan dan Bentuk Surat Keterangan
- Kepala Surat Keterangan (Kop Naskah Dinas, Kata “Surat
Keterangan”, Kata “Nomor”)
- Batang Tubuh (Menerangkan maksud dan Tujuan Surat Undangan)
- Kaki (Tempat, Tanggal, Tahun, Nama Pejabat, TTD)
c. Susunan dan Bentuk Surat Pengantar
- Kepala, Kop Naskah Dinas, Kata NOMOR,
tanggal, Yth, nama
jabatan dan Nama alamat yang dituju, dn kata
SURAT
PENGANTAR
- Batang Tubuh (Nomor Urut, Jenis yang dikirim,
Banyaknya Naskah,
Keterangan)
- Dan Kaki
(Pengirim yang berada di sebelah kanan dan
Penerima yang berada di sebelah kiri)
Bentuk Surat Pengantar
Bentuk Berita Acara
Bentuk Surat Keterangan
d. Susunan dan Bentuk Laporan
- Kepala, terdiri dari: (Kop Naskah Dinas,
Kata “LAPORAN”, Kata
“TENTANG”, Judul Laporan)
- Batang Tubuh Laporan, terdiri dari:
(Pendahuluan, Materi Laporan, Kesimpulan dan
Saran,
Penutup)
- Kaki Laporan, terdiri dari:
(Tempat dan Tanggal Pembuatan Laporan, Nama
Jabatan
Pembuat Laporan, Tandatangan, Nama Lengkap)
Bentuk Laporan
e. Susunan dan Bentuk Telaahan Staf
Susunan dan Bentuk Naskah Dinas Telaahan Staf, terdiri
dari:
- Kepala Naskah Dinas Telaahan Staf, terdiri dari:
(Kop Naskah Dinas, Kata “Telaahan Staf”, Kata
“Tentang”,
Judul)
- Batang Tubuh, terdiri dari:
(Persoalan, Peranggapan, Fakta yang mempengaruhi,
Analisis, Kesimpulan, Tindakan)
- Kaki Telaahan Staf, terdiri dari:
(Nama Jabatan Pembuat Telaahan Staf, Tandatangan,
Nama
Lengkap, Daftar Lampiran)
Bentuk Telaahan Staf
2
1 Membuat surat undangan
Membuat Nota Dinas dari pimpinan paling kepada Bagian
atas dalam satuan kerja kepada pimpinan di kepagawaian, kepala seksi,
bawahnya yang memiliki pegawai (staf) kasubag untuk koordinasi dan
disinyalir melanggar Surat Edaran Menpan RB pembahasan terkait pegawai
No.08 tahun 2021 untuk klarifikasi ketidak yang melanggar surat Edaran
hadiran ke Kantor hari pertama dan ke dua Menpan RB no. 08 tahun 2021
setelah lebaran

3
Membuat Beruta Acara Pemeriksaan pegawai 4
yang melanggar surat Edarab Menpan RB Membuat Laporan Hasil pemeriksaan
No.08 tahun 2021 pegawai yang melanggar surat
Edaran Menpan No. 08 tahyun 2021

5
Membuat Telaah staf untuk mengambil keputusan
pimpinan terhadap pegawai yang melanggar surat
edaran Menpan RB No. 08 tahun 2021
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai