Anda di halaman 1dari 19

SALURAN PERNAFASAN

KELOMPOK 5 :
MAI ANGGRAINI SAPUTRI
MESSY INDRIYANI

DOSEN PEMBIMBING :
MELATI YULIA KUSUMASTUTI, S.FARM, M.SC
DEFENISI PERNAFASAN

Menurut Price dan Wilson, pernafasan secara harfiah berarti


pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya
karbondioksida (CO2) dari sel ke udara bebas. Pemakaian O2 dan
pengeluaran CO2 diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam
tubuh, akan tetapi sebagian besar sel-sel tubuh tidak dapat melakukan
pertukaran gas-gas langsung dengan udara, hal ini disebabkan oleh sel-sel
yang letaknya sangat jauh dari tempat pertukaran gas tersebut. Dengan
demikian, sel-sel tersebut memerlukan struktur tertentu untuk menukar
maupun untuk mengangkut gas-gas tersebut.
Adanya tekanan antara udara luar dan udara dalam paru-paru menyebabkan
udara dapat masuk ataupun keluar. Perbedaan tekanan terjadi akibat perubahan
besar kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan
besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernafasan, yaitu otot antara
tulang rusuk dan otot pernafasan tersebut (Kus Irianto, 2008). Maka dari itu
pernafasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Pernafasan dada 2. Pernafasan perut


FISIOLOGI PERNAFASAN
Menurut Saifuddin (2007), fungsi paru adalah tempat pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida pada pernafasan melalui paru/pernafasan eksterna.
Tubuh melakukan usaha memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan
mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ paru dan
saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya
oksigen. Terdapat 3 tahapan dalam proses respirasi, yaitu:

Ventilasi Difusi Perfusi


MEKANISME PERNAFASAN

Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian,


teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang
terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat
pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla
oblongata). Oleh karena itu seseorang dapat menahan, memperlambat atau
mempercepat napasnya, ini berarti bahwa reflek napas juga di bawah
pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan
kadar karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah
(Saifuddin, 2007).
Menurut Kus Irianto (2008), mekanisme terjadinya pernapasan terbagi

dua yaitu :  

Inspirasi  Ekspirasi 
Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan
Infeksi saluran pernafasan disebabkan kuman patogen, seperti bakteri,
virus, jamur, atau parasit. Jika diuraikan lebih lanjut, berikut kuman patogen
yang paling sering menyebabkan infeksi saluran pernafasan, yaitu :

 Infeksi virus : rhinovirus, virus corona, adenovirus, respiratory syncytial


virus (RSV), virus influenza, virus herpes simplex.
 Infeksi bakteri : streptococcus, corynebacteroum dipphteriae,
mycoplasma
pneumoniae, E.coli, mycobacterium tuberculosis.
 Infeksi jamur: candida, histoplasma, atau aspergillus.
 Infeksi parasit : pneumocytis carinii
Faktor Risiko Infeksi Saluran Pernafasan
Selain karena bakteri atau virus, ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang menderita infeksi saluran pernapasan, yaitu :
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

 Memiliki riwayat penyakit jantung dan masalah paru-paru

 Memiliki kebiasaan merokok

 Kurang menjaga kebersihan, seperti tidak rutin mencuci tangan


sebelum makan atau setelah memegang benda
 Berada di tempat ramai, seperti di rumah sakit, sekolah, atau pusat
perbelanjaan
 Melakukan perjalanan ke daerah yang sedang banyak kasus infeksi
saluran pernapasan
Gejala Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan bisa menimbulkan gejala yang beragam. Munculnya
keluhan dan gejala biasanya bergantung pada kuman penyebab infeksi, letak infeksi,
kondisi sistem imun (kekebalan tubuh), usia, dan kondisi kesehatan penderita. Namun,
saat seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan akan muncul keluhan dan gejala
berupa :
 Batuk
 Bersin-bersin
 Hidung tersumbat
 Pilek
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala
 Tidak enak badan
 Nyeri otot
 Kedinginan
 Demam
Beberapa gejala lain yang bisa dialami oleh penderita infeksi saluran
napas adalah:
 Sesak napas
 Sulit bernapas
 Mengi atau bengek
 Keringat di malam hari
 Turunnya kemampuan indera penciumanan
 Mata gatal dan berair
Selain itu, jika infeksi saluran pernapasan terjadi pada anak-anak dan
bayi, gejala lain yang mungkin timbul adalah sulit makan, rewel, dan
gangguan tidur. Gejala-gejala bisa berlangsung selama 3–14 hari.
Pengobatan Menggunakan
Tanaman Obat Tradisional

Sirih Merah
Piper crocatum Ruiz & Pav.

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) adalah salah satu tumbuhan yang
digunakan oleh masyarakat sebagai obat alternatif. Oleh masyarakat, sirih
merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) sering dimanfaatkan untuk mengobati
diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah
stroke, asam urat, hipertensi, jantung koroner, kanker rahim, kanker
payudara, ambeien, TBC, obat sakit gigi, sariawan, bau badan, penyakit
kelamin, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag,
kelelahan, nyeri sendi, memperhalus kulit, radang pada telinga, obat batuk,
radang pada paru, radang pada tenggorok, radang pada gusi, radang pada
payudara, hidung berdarah, dan batuk darah. Selain itu sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) juga bermanfaat sebagai antibakteri (Manoi, 2007;
Sudewo, 2009).
Kandungan Kimia :
Kandungan pada sirih merah (Piper crocatum
Ruiz & Pav) yang diduga berperan sebagai antibakteri adalah
flavonoid, minyak atsiri, tanin, dan alkaloid (Juliantina,
2008; Sunartyo, 2000).

Pembuatan Secara Empiris :


Dengan merebus 5-7 lembar sirih merah hingga mendidih, kemudian
minum selagi hangat secara teratur setiap hari
Jeruk nipis
Citrus aurantifolia

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah salah satu tanaman herbal yang
banyak mengandung vitamin c , dimana sebagai obat herbal alami jeruk nipis
berkhasiat sebagai obat batuk, peluru dahak (mukolitik), peluru kencing
(diuretik) dan keringat, membantu proses pencernaan serta sebagai antipiretik
dan antibakteri. Bagian tanaman yang sering dipakai sebagai antibakteri adalah
ekstrak kulit buah,ekstrak daun,ekstrak biji,serta air perasannya (Sarwono,2021).
Kandungan Kimia :
Buah jeruk nipis sebaai obat herbal karena mengandung unsur-unsur senyawa
kimia antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan saponin yang bersifat
antimikroba. Selain itu terdapat senyawa kimia yang sama pada
akar,batang,daun dan kulit buah nya yang mengandung minyak atsiri,asam
sitrat,calsium,posfor,besi ,vitamin A, vitamin B1, dan Vitamin C.

Penggunaan Secara Empiris :


Tiga buah jeruk nipis yang sudah dicuci lalu dibelah dan
diperas, kemudian air perasannya diseduh dengan setengah cangkir
air panas.
Jahe Merah
Zingiber offcinale Linn. Var. rubrum

Jahe merah merupakan tanaman herbal yang mudah didapatkan, murah, dan mempunyai efek
samping yang sedikit. Jahe juga merupakan rempah-rempah yang banyak digunakan oleh masyarakat di
seluruh dunia. Tanaman ini selain digunakan sebagai bumbu dapur juga berkhasiat sebagai obat.
Menurut WHO, jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia. Jahe yang
sering digunakan sebagai obat herbal adalah jahe merah (Zingiber officinale Linn. Var. rubrum), karena
kandungan minyak atsirinya yang tinggi (Khushtar, 2009).
Pada jaman dahulu di Cina, jahe merah sudah digunakan untuk mengurangi rasa mual, gastritis
maupun ulkus gaster, nyeri perut diare, batuk, dan rematik. Selain itu di India, jahe merah digunakan
untuk mengurangi mual, mengobati asma, batuk, dan mengurangi rasa nyeri yang hebat dan mendadak,
mengatasi jantung berdebar-debar, mengatasi gangguan pencernaan, dan rematik. Kebanyakan orang
Eropa juga mengonsumsi teh jahe untuk mengatasi gangguan pencernaan (Kathi, 1999).
Kandungan Kimia : Jahe merah mengandung komponen minyak
menguap (volatile oil) dan minyak tak menguap (non-volatile oil) dan
pati. Minyak menguap disebut minyak atsiri merupakan komponen
pemberi aroma khas, sedangkan minyak yang tak menguap disebut
oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit.
Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan kandungan jahe merah
yang meliputi fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol dan resin
(Herlina et al dalam Arobi 2010).
Penggunaan Secara Empiris :
menyiapkan jahe merah dengan berat 250 gram .Cuci jahe merah hingga
bersih dari kotoran berupa tanah dan debu yang menempel tanpa dikupas. Potong
jahe merah yang telah dibersihkan dengan bentuk tipis – tipis dan rebus dalam
500 ml air.Rebusan air jahe merah ini dapat ditambah dengan gula merah atau
gula aren untuk menambahkan rasa manis agar rasa pedas larutan tersebut sedikit
berkurang. Minum 2 hingga 3 kali sehari dengan volume penyajian sebanyak 1
gelas setiap kali minum. Hangatkan setiap kali ramuan obat herbal tersebut akan
dikonsumsi
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus. (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Irianto, Kus. (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Arobi, I. 2010. Pengaruh Ektsrak Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc) Terhadap Perubahan
Pelebaran Alveolus Paru-paru Tikus (Rattus norvegicus) Yang Terpapar Alletthrin. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Khushtar M, Kumar V, Javed K, Bhandari, U. Protective Effect of Ginger oil on Aspirin and Pylorus
Ligation-Induced Gastric Ulcer model in Rats. Indian J Pharm Sci. 2009 Sep;71(5):554-8.
Sarwono, B. Khasiat dan manffat jeruk nipis. Jakarta: Agro Media Pustaka; 2021
Manoi, 2007, Sirih Merah Sebagai Tanaman Multifungsi, Warta Puslitbangbun Vol.13
Juliantina, Farida, 2008, Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap
Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif [online], cited 29 Novem-ber 2009, available from:
http://journal.uii.ac.id/ index.php/JKKI/article/viewFile/543/467.

Anda mungkin juga menyukai